Tumgik
krisanyuanita · 6 months
Text
Jika ditanya apakah aku sudah mampu melepaskan, aku akan menjawab mungkin sudah. Namun, jauh di hati terdalam tahu bahwa aku tidak pernah sepenuhnya melepaskan. Tidak pernah rela melepaskan.
Tidak ada gunanya keengganan ini memang, karena sebuah ikatan harus digenggam dari dua arah. Nyatanya sejak awal, hanya aku yang bersikeras menggenggam. Dan di akhir, hanya aku yang harus tetap bersikeras melepaskan.
Baiknya memang tidak menggenggam sejak awal, agar tak perlu melepaskan di pungkasan.
22 notes · View notes
krisanyuanita · 8 months
Text
Tumblr media
by fruitfulgirl
9K notes · View notes
krisanyuanita · 8 months
Text
Jika ditanya apa beda dahulu dan sekarang, akan kujawab.
"Dulu, aku ingin hidup bahagia bersamamu. Sekarang, aku ingin hidup dengan baik bersama diriku sendiri."
92 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Aku hanya wanita biasa yang tak punya banyak hal untuk dibanggakan. Namun, setidaknya aku tak memaksa orang yang ingin pergi untuk tinggal. Aku tak meminta orang yang telah pergi untuk kembali.
23 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Memudar
Wujudmu lama-lama seperti warna baju kesayanganku yang berulangkali terpanggang terik matahari
24 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Masa lalu seperti negeri antah berantah yang jauh. Selalu dirindu, tetapi sekeras apapun usaha tercurah tetap tak mampu dikunjungi kembali.
Masa lalu seperti kampung halaman yang kita tinggali di masa kanak-kanak. Di mana kerabat dan teman sepermainan terasa begitu rekat, tak berjarak oleh perbedaan pandangan dan pemikiran.
Masa lalu, seperti sungai jernih tempat kita bercermin bahwa apa yang dimiliki harus dihargai di saat itu juga. Agar tak timbul penyesalan kemudian. Agar tak timbul penyesalan-penyesalan.
11 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Di dalam mimpi dan kenyataan, tetap saja kau pergi meninggalkan.
16 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Tumblr media
164 notes · View notes
krisanyuanita · 1 year
Text
Aku ingin bersamamu dalam waktu yang sangat lama. Dalam bilangan yang tak mampu dijangkau satuan waktu. Namun jika permintaan itu terlalu banyak, aku ingin bersamamu sebanyak yang aku mampu, sebanyak yang kau mau.
46 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
A Masochist Fairy Tale
Di suatu pagi berhujan, hari libur, entah Minggu atau tanggal merah lainnya kita berdua tidur saja sampai siang. Saling berpelukan di dalam selimut tebal yang hangat. Gemericik di luar jadi semacam lagu nina bobo yang makin melelapkan pejam. Rasa lelah yang kita tumpuk seminggu penuh cukup menjadi dalih untuk bermalas-malasan. Rasa laparlah yang akhirnya membuat kita terjaga, tetapi aku terlalu enggan memasak makanan. Lagipula, tak tersisa stok bahan di kulkas. Kau lalu mengajakku bersiap-siap untuk bersantap di luar. Bukan restoran mewah, cukup kedai yang menyediakan sup hangat dan secangkir kopi panas.
Setelahnya kita pergi ke toko buku karena beberapa waktu sebelumnya aku pernah berkata kepadamu, “Aku ingin membaca buku-buku baru.”
Hujan yang mulai reda kembali turun hingga sore. Cukup menambah alasan bagi kita untuk tinggal di sana lebih lama; membaca buku tanpa membayar. Kutahu kau tak terlalu suka membaca, Sayang, tetapi kau tetap berpura-pura larut dalam buku yang kaugenggam.
Kita bergegas pulang saat matahari tak lagi tampak di cakrawala. Kau mengajakku mampir ke kedai jajanan terdekat karena baik aku maupun engkau tak terlalu berselera untuk makan malam. Di beranda rumah, kita duduk dengan segelas cokelat hangat sambil menatap hujan dan bercerita tentang apa saja; betapa banyaknya orang di luar sana yang membutuhkan bantuan, tetapi sepertinya pemerintah terlalu sibuk membagi-bagi kekayaan bangsa ini ke tangan negara lain, sedang lembaga sosial yang kaukelola terasa amat kecil untuk merangkul semua. Atau tentang buku yang tak selesai-selesai kutulis dan entah kapan diterbitkan.
Kita tertidur di sana, aku bersandar di pundakmu dan kau bersandar di kepalaku…
Tak ada bintang atau bulan, tetapi ada kau dan aku. Kita berdua saja.
.
.
Kita
.
.
Sebuah dongeng yang kubangun di dalam kepala
.
.
Ah, iya hanya dongeng. Tak nyata.
.
.
Aku suka sekali menyakiti diri sendiri ya, Sayang?
21 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Photo
Tumblr media
2K notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
Beberapa orang terbiasa menunggu, beberapa orang membiasakan berhenti menunggu.
Aku menunggumu lama sekali, sejak belia hingga menua. Namun, pada akhirnya aku sadar benar, kau tak akan datang dan memilihku. Secara perlahan, aku belajar mematikan harap, juga rindu, juga debar. Saat sewaktu-waktu kau benar-benar menganggapku hilang, setidaknya aku tak lagi memar, tak lagi menunggumu datang.
16 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
Tumblr media
248 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
“Remembering is easy for those who have memory. Forgetting is hard for those who have a heart.”
— Gabriel Garcia Marquez
357 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
Hal tersulit untuk dilakukan saat terpuruk, menurutku, bukanlah kembali bangkit. Tapi percaya bahwa harapan untuk sekadar bangkit masih tersisa.
7 notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
Tumblr media
We seldom admit the seductive comfort of hopelessness.
It saves us from ambiguity.
It has an answer for every question:
"There's just no point."
Hope, on the other hand, is messy.
If it might all work out, then we have things to do.
We must weather the possibility of happiness.
10K notes · View notes
krisanyuanita · 2 years
Text
Kau tak pernah ada di saat aku sangat membutuhkanmu. Saat di mana kehidupan terasa sangat berat dijalani dan aku ingin bersandar sebentar.
9 notes · View notes