Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Makna Kita Ada
Di usiaku yang sudah mencapai kepala 3 ini,
Sesekali kurasa, hampir-hampir tak ada rasa menjalani semua
Kalau saja aku tak punya iman,
Kalau saja aku tak punya figur panutan,
Yakin ku pasti,
tersesat dalam pencarian makna
------------------------------------
Masih teringat gadis kecil itu
Menjalankan rutinitasnya
Bangun, bergegas sekolah, menanti kapan dewasa dan tak perlu menjalani rutinitas yang sama
Ketika ia mulai suka membaca
Mulai mengenal yang namanya idola
Hari-harinya diisi dengan tokoh fiktif yang tidak nyata
Lalu kembali sekolah, belajar, ujian, meraih nilai yang baik agar mudah meraih cita - cita, kata orang
Menjalani kehidupan bahagia bersama ayah, ibu, dan saudaranya
Pernah terpikir saat itu, hidupnya sudah sangat sempurna
Namun ia sadar, tidak ada yang selamanya
Bagaimana rasanya kehilangan, ia tak berani membayangkan
"Kamu jadi dokter ya, agar bisa menghidupi diri sendiri, dan tidak serta merta bergantung pada suami", ujar Ayahnya suatu waktu, panutan hidupnya
"Kamu kuliah di Malang saja ya"
Gadis itu selalu mengikuti dan mempercayai kata Ayahnya
Ia belajar demi 1 tujuan saja, masuk fakultas kedokteran universitas negeri di kotanya
Ketika teman-temannya berondong mendaftar di berbagai jurusan dan universitas ternama, ia tidak bergeming
Atas izin Allah, singkat cerita, ia sudah meraih mimpinya.
Lalu ia berpikir, apa tujuanku setelah ini?
Menikah, hanya itu yang terbersit di pikirannya
Ia ingin melanjutkan sekolah, tapi ia ingin lebih dulu menikah agar sempurna agamanya, dan merancang mimpinya lagi nanti
Pencarian, memang tidak selalu mudah
Tapi jika sudah memang suratannya, seseorang pasti akan menemukan jalannya
Sang gadis meninggalkan keluarganya, membangun mimpi barunya bersama pemuda yang belum lama dikenalnya, namun ia tahu, visi misi mereka sama
Putri yang cantik dan cerdas melengkapi kebahagiaan keluarga kecil itu
Hingga suatu ketika,
Dunia wanita yang dulunya merupakan gadis kecil ayah itu seakan runtuh
Kebanggaannya, panutan, pelindungnya, mendahuluinya meninggalkan dunia
Ia tahu, Allah SWT tidak memberikan ujian melebihi kemampuan hambaNya
Hampir-hampir dia tidak bisa bernapas, jika suaminya tidak di sisinya menenangkannya
Ya,tujuan kita hidup pada akhirnya, mempersiapkan diri untuk menghadapNya
Apakah kita pantas mendapatkan tempat terbaik di sisiNya?
Ia yakin Allah mencintai Ayahnya, dan saat ini Ayahnya tengah berada di tempat yang baik
Sehingga cita-citanya kini, agar dapat bertemu kembali dengan Ayahnya di tempat yang baik itu
Kini wanita yang dulunya gadis kecil ayah itu, melanjutkan meraih mimpinya
Ketika ia lelah, ketika ia mengeluh, ketika ia ingin mengucap sumpah serapah, ia akan memaksa dirinya untuk meluruskan lagi niatnya
Karena seperti selalu yang dicontohkan Ayahnya, alasan semua perbuatan dilakukan, hendaklah hanya untuk mencapai ridhaNya
Bekasi, 5 Desember 2024
Dalam momen rindu Ayah
0 notes
Text
Menikah: Jangan Kau Cari Cinta, Carilah yang Dengan Bersamanya Surga Terasa Dekat
Bismillahirrahmaanirrahim
Kali ini, saya memasuki rotasi Psikosomatik dan Paliatif
Dalam 1 minggu ini, dua kali saya mendapatkan pasien Psikosomatik
Perempuan yang tidak bahagia hidup dengan pasangannya.
Perempuan pertama,
Mengatakan bahwa menikah tanpa dasar cinta
Ini adalah pernikahan keduanya, ia katakan, ia menikah agar ada yang merawatnya karena ia akan menjalani tindakan operasi yang membuatnya sulit berjalan dan beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
Saat ini, ia mengaku menyesal menikahi suami keduanya. Ia mengaku masih mencintai suami pertamanya yang kala itu meninggal mendadak yang dicurigai serangan jantung.
Meskipun, suami keduanya ini telah sabar dan telaten dan merawatnya pasca operasi di rumah sakit
Meskipun ia katakan, suaminya saat ini tampak berubah menjadi lebih baik
Rajin shalatnya, termasuk shalat malamnya
Suaminya juga tidak pernah menyakitinya, ataupun berkata-kata kasar padanya
Perempuan kedua,
Mengatakan bahwa menikah karena faktor usia
Ia malu tidak kunjung menikah, sehingga ia menikah dengan seseorang dengan pendidikan terakhir yang tidak sepadan dengannya, begitupun dengan pekerjaan dan gaji yang diterima
Saat menjalani pernikahan, ia rasakan berat
Menurutnya, suaminya tidak nyambung diajak berkomunikasi olehnya.
Meskipun ia menyangkal suaminya bertindak jahat padanya, ia tidak bahagia bersama suaminya
Kawan,
Jangan terlena dengan kata Cinta
Cinta bukan alasan kau boleh atau tidak boleh menikah
Cinta bukan alasan kau bahagia atau tidak bahagia menjalani hidup dengan pasanganmu
Atas nama cinta,
Penyimpangan seksual dihalalkan
Seorang suami menceraikan istrinya untuk menikah dengan cinta pertamanya yang ditemuinya lagi saat reuni
Seorang istri menceraikan suaminya karena cinta lokasi dengan teman kerjanya
Menikahlah karena dengan menikah dengannya akan mendekatkanmu kepada Allah SWT
Menikahlah dengan orang yang kamu yakin bersamanya surga terasa dekat
Menikahlah dengan orang yang memiliki tujuan hidup yang sama denganmu, yaitu untuk meraih ridhaNya
Ketahuilah,
cinta, rasa berdebar, itu hanya sementara
Jika rasa berdebar itu hilang, yang tersisa adalah sifatnya, wataknya, perilakunya, yang didasari oleh bagaimana keimanannya
Lelaki yang beriman, akan memuliakan istrinya, meski ia tidak cinta
Lelaki yang beriman, meski memiliki sifat dan watak yang keras, akan berusaha menahan amarahnya dan berusaha bersikap lembut terhadapmu, karena Rasulullah SAW teladannya
Lelaki yang beriman, akan senantiasa menundukkan pandangannya, hingga ia tidak akan mudah tergoda wanita di luar sana
Lelaki yang beriman, semakin kau mendekat padaNya, akan semakin tumbuh rasa sayangnya padamu
Lelaki yang kurang imannya,
Jika luntur cintanya padamu, mudah ia terpikat cinta di luar sana
Lelaki yang kurang imannya,
Jika luntur cintanya padamu, akan muncul keegoisannya, hilang sikap lembutnya
Jika kau menikah karena Allah SWT,
Semakin masing-masing kalian mendekat padaNya, semakin erat kasih sayang yang dianugerahkan olehNya
Ketahuilah, tidak ada manusia yang sempurna
Jika suami kita banyak kurangnya, begitupun kita,
Selagi suamimu beriman, bertanggung jawab, berlaku baik padamu, maafkanlah kekurangannya..
Berdoalah kepada Zat yang maha membolak balikkan hati, agar senantiasa ditumbuhkan rasa kasih sayang itu di antara kalian..
#menikah#cinta#menikahtanpacinta#pelajaranhidup#kehidupan#renungan#atasnamacinta#tulisan#catatan#cerita#marriage#marriage counseling
3 notes
·
View notes
Text
Feel So Blessed
Feel so blessed of what I've become
So blessed that I was born to parents that encourage their children to have purpose of life
For all the merit their children did, they deserve the rewards more
For they sculpted us to become strong, purposeful,and ikhlaas individual
For He always taught us that everything we do, we have to do it because of Allah
0 notes
Text
Geriatric Medicine
Currently I'm in Geriatric Medicine Rotation. At first I feel like it would be boring thing, that I have to extra patient and extra pay for attention for the patients, as we know, the elderly patients would need extra care.
But as I went through, I realize that I learn many things that I should. The geriatric population and their complex problem, who would care if we wont.
Those joint and muscle pain problems,
Those hear and sight impairment,
That instability,
That forgetfullness,
That behavioural and psychological symptoms of Dementia,
Every us will definitely enter that phase too, only if we are given a long life of course.
O Allah, please give me patient to keep studying, and to deal with the complaint of the elderly
0 notes
Text
Kehidupan Berumah Tangga
Berumah tangga itu, nano-nano rasanya.
Hm, mngkin tergantung juga kau menikahi siapa, ya.
Aku menikahi seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya.
Seseorang yang kulihat dia baik agamanya, dan memiiliki cukup kesamaan dalam pandangan hidup.
Tahu tidak, sebelumnya, aku berdoa kepada Allah agar diberi jodoh yang terbaik, dan yang cocok serta sesuai dengan kriteriaku.
Aku memiliki gambaran kira2 sosok suami seperti apa yang aku butuhkan, bukan sekedar kuinginkan.
Dalam hati, aku berharap mendapat jodoh yang baik agamanya tentunya, anak Teknik atau Dokter (aku merasa akan lebih cocok dengan profesi itu, karena pola pikirku 'IPA' banget), dan memiliki kepribadian ENTJ. Kepribadian ENTJ ini aku rasa akan bisa mengimbangi kepribadian INTP ku yang introvert, sering prokrastinasi, dan bisa nyambung dengan obrolanku karena sama2 'intuitif'. Mungkin dengan karakter yang tegas (sedikit pemarah masih acceptable) tapi tetap sayang. Terbesit juga kalau bisa dapat jodoh yang tidak gemuk, tinggi, dan berkulit cokelat lebih gelap dari kulitku (agar aku tidak kalah bening ceritanya hahaha). Dan, wajib tidak merokok, karena menurutku orang merokok itu egois (membiarkan orang lain menghirup asap beracunnya), tidak berpikir jauh ke depan (karena merokok merusak tubuhnya), dan buang-buang uang untuk hal yang tidak berguna.
Dan, apa yang terjadi?
Setelah beberapa waktu banyak berdoa dan meminta jodoh yang terbaik pada Allah SWT, sahabatku mengenalkanku dengan seseorang yang akan menjadi suamiku ini. Dia tinggi, tidak gemuk, berkulit cokelat sedikit lebih gelap dari kulitku,tidak merokok, dan dia ENTJ. Setelah beberapa kali diskusi singkat, aku bisa menangkap pandangannya terkait agama tidak bertolak belakang denganku, dan pemikirannya sejalan dengan pemikiranku. Singkat cerita, kami menikah.
Setelah menikah, meski di awal dirasa cocok, ternyata kecocokan itu tidak terjadi begitu saja. Menikah itu ibarat puzzle yang tidak 100% klop, harus ada usaha untuk mengisi kekosongan di antara puzzle, jika ingin mendapatkan pernikahan yang sempurna. Bagaimana tidak, 2 orang berangkat dari keluarga dan latar belakang berbeda, masing-masing memiliki kebiasaan yang berbeda, tentu ada banyak sekali perbedaaan yang tidak jarang harus dikompromikan agar tidak menimbulkan pertengkaran yang berkepanjangan.
Di awal menikah, suamiku sering marah karena hal yang menurutku cukup sepele. Mungkin ini gara-gara dulu pernah terbesit dalam pikiranku dapat jodoh yang sedikit pemarah tidak apa-apa asal sayang hahaha, ya sudahlah. Tapi, cukup kaget juga dengan kondisi seperti itu, karena selama ini melihat Bapakku bukan orang yang seperti itu, tidak pernah yang namanya marah karena hal sepele. Kalaupun marah, ibaratnya cuma ngomel 5 menit kemudian lupa. Alhamdulillah, semakin ke sini suamiku makin sabar, walaupun kadang-kadang masih ada marah karena hal sepele, dan semakin sayang istrinya (aamiin).
Saat mulai menulis postingan ini pun sebenarnya tadi si suami sedang ngambek dari kemarin karena.... kemarin istrinya tak segera pulang sedangkan pekerjaan di rumah sakit sudah selesai. Sempat terhenti menulis karena kami ada perjanjian dengan dokter gigi, dan setelah ada satu lain aktivitas akhirnya suami sudah normal kembali. Dan malam ini ditutup dengan si bocah kecil minta keluar sehingga kami ke kafe dekat rumah. Kalau sudah mode normal begini, istrinya minta dijajanin gampang diturutin, hahaha.
0 notes
Text
Perkenalan
Assalamualaikum wr wb.
Hallo, aku seorang ibu muda berusia kepala 3 dengan 1 anak. Saat ini aku sedang mengambil residensi (program pendidikan dokter spesialis). Tujuan blog ini kubuat untuk menuangkan segala isi pikiran, keluh kesah, serta pelajaran hidup yang kutemukan sehari-hari. Terimakasih sudah membaca, semoga tidak semakin membuat hidupmu menjadi ruwet ya :)
0 notes