Tumgik
kielohirvela · 1 month
Text
Eka
Kau adalah yang pertama meruntuhkan segala pertahananku.
Bagai perawan yang menunggu malam pengantin, aku gemetar di hadapanmu. Aku menantikanmu dan membayangkan setiap jengkal sentuhanmu.
Di hadapanmu, seluruh pertahananku runtuh. Seluruh dinding dan batas yang kucipta, seluruh nilai dan hormat yang kusematkan pada diriku. Seutuh-utuhnya aku berikan kepadamu.
Bagai perawan yang ketakutan, aku kehilangan nafas di hadapanmu. Aku kesakitan dan terluka dengan setiap sentuhmu, menahan semuanya seakan kamu adalah kewajiban di pundakku.
Di hidupku yang tak lagi suci, di waktuku yang kian jenuh, kau menjelma menjadi api yang membara dan membakar seluruh pelanggaranku. Di depanmu aku telanjang, bercela, bercacat, kau menjadi pengampunanku.
Bagai perawan yang selamanya mengingat malam pertamanya, aku mencintai setiap jejak tubuhmu. Mendoakannya agar senantiasa abadi, berharap selamanya adalah padamu.
Di hadapanmu aku rela kian hancur hingga tak bersisa. Aku ikhlas runtuh bagai pasir, terbang dan berhenti di hamparan padang dan laut yang hampa.
Tak apa, jika kau bahkan tak mampu memberi sedikit sisa kasihmu. Tak apa, jika aku tak berhak atas kebebasanku.
Bagai perawan yang kehilangan segala, aku lebur di hadapanmu.
2 notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media
05.07-22 (setting test.)
Misc. 
- Vivera Rossi
1K notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Text
di dalam diri setiap kita, berjaga-jaga seekor serigala. tapi bahkan di dalam setiap serigala, ada bunga yang menunggu mekar; menunggu sungai air mata datang.
0 notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media
119K notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media
05.07-22 (setting test.)
Misc. 
- Vivera Rossi
1K notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media
All rights reserved  by paul_whyman_photography
2K notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Still life photography by @90377
Instagram | Etsy shop
986 notes · View notes
kielohirvela · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Roan Highlands by BlueRidgeKitties
9K notes · View notes
kielohirvela · 3 years
Photo
Tumblr media
15K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Quote
You just need to be alone for a while. Untill you feel…yourself again.
(via amortizing)
48K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Photo
Tumblr media
20K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Photo
Tumblr media
15K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Text
bukankah indah selalu hadir dalam kejutan? aku tahu apa yang kau mau dan aku menunggumu. menunggu kau meminta, menunggu kau memelas. tapi kita begitu larut dalam tawa, hingga lupa, hingga bahagia
begitu bahagia hingga kau tak perlu meminta. hingga kau tahu bahwa aku akan melakukan dan melepaskan segalanya.
ah, sayang, sayang, sayang
tidakkah begitu nyata, begitu indah, malam malam kita?
0 notes
kielohirvela · 4 years
Text
malam kesah
malam itu kita berkeluh kesah
wajahmu menatap kelam
namun bibirmu tak henti bercerita
aku tersenyum dan tertawa,
menahan heran, menahan debar
ah, untunglah wajahmu menatap kelam
kupikir malam kita akan panjang
penuh celoteh duka dan rindu dan kisah yang tak usai-usai
kucari tempat yang paling nyaman,
menunggumu kembali berkisah, berkeluh kesah
namun sedetik kau terdiam
ketika aku mulai ikut menatap kelam
dan kau tak lagi berkeluh kesah
ah, sayang, apa begini kisah yang ingin kita cipta?
0 notes
kielohirvela · 4 years
Photo
Tumblr media
59K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Photo
Tumblr media
348K notes · View notes
kielohirvela · 4 years
Text
malam itu kau datang tiba-tiba. dengan peluh yang masih basah di leher dan kepala. seperti ada ombak di dadaku, namun tetap kupersilahkan kau duduk di hadapanku.
tidak, tidak, tidak. aku sengaja memintamu datang lebih awal karena ada sesuatu yang ingin kucuri darimu. mereka akan datang segera, dan kau dan aku sama-sama tau apa yang kita perlu.
tapi, oh, lidahku begitu kelu. ternyata kita lebih pandai mencuri di tengah keramaian daripada saat berdua saja.
oh, kita buang-buang waktu kataku. namun ombak di dadaku, kabut di matamu, aku tak lagi bisa berpikir apapun juga.
kuambil kamera tua di sebelahmu, melihat wajahmu dari balik lensa, ah kau tampak menjadi manusia. ah, aku mulai tenang. namun ternyata ombakmu baru datang, besar dan menghantam batu-batu. menenggelamkan, hingga palung paling kelam.
malam itu, kita curi waktu
malam itu, aku berlayar di lautmu
0 notes