Text
terkadang, ada sesuatu yang membuat suatu nasihat sulit masuk ke hati kita. Apa itu?
Rasa tinggi hati. alias sombong
Yang kemudian penting untuk terpatri dalam hati, jangan pernah punya pikiran merasa "yang lebih" dan "yang paling" karna mereka adalah bibit dari kerasnya hati
Merasa lebih pintar, merasa lebih berpengalaman, merasa yang paling berkorban. dan si paling lainnya
Maka dalam nasihat itu, kita tau ada kaidah "Undzur maa qoola, walaa tandzur man qoola"
Lihatlah apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan
Semoga hati kita senantiasa Allah lembutkan untuk mau menerima nasihat. karna manusia akan selalu butuh pengingat
Mudahkanlah diri untuk menerima nasihat, agar hati tidak menjadi keras, agar pikiran tidak menjadi bebal, dan merasa diri paling benar.
nemu di sebuah halaman buku...
807 notes
·
View notes
Text
Muslimah Underrated : Barakah Binti Tsa'labah
Aku seperti baru berkenalan dengan muslimah yang satu ini, namanya sudah familiar terdengar. Tapi baru benar-benar mengenal saat aku dapat permintaan untuk mengisi salah satu konten Departemen Perempuan di Shahabiyah Talks mereka. Akhirnya, aku banyak mencari tahu tentang kehidupan beliau.
Nama panggungnya Ummu Aiman, tapi nama asli beliau adalah Barakah binti Tsa'labah. Kenapa di bilang underrated? karna bagiku, nama ini gak se-famous shahabiyah idola para muslimah lainnya. Padahal kisah keimanannya gak kalah menarik dengan shahabiyah sholihah yang sering kita dengar kisahnya. Bahkan beliau termasuk manusia ahli surga yang Rasulullah pernah sampaikan.
Ummu Aiman bukan berasal dari kalangan terpandang, atau keluarga yang punya harta melimpah. tapi beruntungnya beliau, adalah salah satu orang pertama yang melihat, memegang dan menggendong Nabi Muhammad kecil, bahkan sejak lahir. Ummu Aiman adalah budak yang dibeli ayah Rasulullah SAW. saat di Mekkah. Beruntungnya Ummu Aiman karena dibeli oleh keluarga yang memperlakukannya dengan sangat baik dan sopan. Setelah Abdullah menikah dengan Bunda Aminah, Ummu Aiman juga ikut dengan keluarga mereka. Ummu Aiman pun menjadi budak warisan yg diberikan ayah Rasulullah untuk mengurus Bunda Aminah sepeninggal Abdullah bin Abdul Muthalib wafat.
Dalam suatu perjalanan, Bunda Aminah bersama Nabi Muhammad SAW. kecil dan Ummu Aiman hendak mengunjungi kerabat keluarga Ayah Muhammad. tapi dalam perjalanan di daerah Abwa', Bunda Aminah terkena sakit, dan akhirnya wafat. Sebelum wafatnya Bunda Aminah, Ummu Aiman berjanji untuk mewakafkan dirinya untuk mengurus dan merawat Nabi Muhammad SAW.
Ibu Kedua Rasulullah SAW.
Keterikatan Ummu Aiman dengan Rasulullah semakin dekat, setelah kakek Rasulullah wafat. Seperti yang kita tahu, selepas wafatnya Abdul Muthalib, Rasulullah diasuh oleh pamannya. Dan disaat ini pulalah Ummu Aiman dan Rasulullah lebih dekat.
Rasulullah SAW. tidak pernah kehilangan sosok seorang ibu dan ayah
karena peran-peran itu selalu diisi oleh kakek dan pamannya sebagai seorang ayah, dan Ummu Aiman sebagai seorang ibu. Yapp, Ummu Aiman benar-benar memperlakukan Rasulullah seperti anaknya sendiri. begitu pula Rasulullah menganggap Ummu Aiman seperti ibunya. Dalam salah satu sabdanya Rasulullah pernah berkata
"Ummu Aiman Ummi ba'da Ummi" (Ummu Aiman adalah Ibuku setelah Ibuku"
See? Rasulullah sendiri menganggap bahwa wanita sholihah yang tulus dan setia ini adalah ibu keduanya. Gak ada perlakuan seperti majikan-budak dalam relationship Rasulullah SAW. dengan Ummu Aiman
Ummu Aiman selalu menyiapkan kebutuhan dan keperluan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana janjinya kepada mendiang Bunda Aminah. Sampai akhirnya Rasulullah SAW. menikah dengan Siti Khadijah RA. akhirnya Rasul membebaskan Ummu Aiman sebagai budak dan memintanya untuk hidup sendiri. Rasul menganjurkan beliau untuk menikah.
Wanita Ahli Surga
Semasa hidupnya, Ummu Aiman dikisahkan menikah dua kali. Suami pertamanya adalah Ubaid bin Zaid. Dan kemudian dari pernikahan dengan Ubaid mereka dikarunai seorang anak bernama Aiman bin Ubaid. Yang kemudian kita kenal beliau dengan nama panggung atau nama kunyahnya Ummu Aiman (Ibu Aiman). Namun tidak lama setelah itu, Ubaid wafat terlebih dahulu.
Ummu Aiman termasuk generasi awal yang masuk islam pada masa kenabian. Beliau adalah syahidah yang juga ikut memperjuangkan islam ketika banyak siksaan dari kaum kafir quraisy. atas dedikasinya melayani sang nabi terakhir dan perjuangannya menegakkan bendera islam, maka Rasulullah menyebutnya sebagai wanita ahli surga.
"Barangsiapa yang senang menikah dengan wanita ahli surga, maka menikahlah dengan Ummu Aiman" Kata Rasulullah
Ummu Aiman akhirnya dipinang oleh anak asuh Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Disini bisa dilihat, bahwa luar biasanya sahabat-sahabat jaman Rasul tuh, gak memperdulikan jarak umur Zaid dan Ummu Aiman terpaut cukup jauh, tidak peduli Ummu Aiman sudah tua, dan janda. Karena yang ingin diraih adalah sebagaimana sabda Nabi. Menikahi wanita ahli surga.
Dan dari pernikahan Ummu Aiman dengan Zaid bin Haritsah ini lahirlah seorang panglima perang yang kelak kita ketahui kisahnya menjadi panglima perang termuda. yang kisahnya kita teladani hingga hari ini. panglima muda itu adalah, Usamah bin Zaid
Dibalik Anak yang hebat, terdapat Ibu yang tak kalah hebatnya
Pernahkah kita merenung, para pahlawan islam yang kisahnya selalu kita jadikan teladan hari ini adalah buah manis dari hasil didikan orangtua yang tak kalah hebatnya. Karena pasti, dibalik kesuksesan seorang pahlawan ada kasih seorang ibu yang mendidik dan mendoakan anaknya. Termasuk hasil didikan Ummu Aiman kepada Usamah bin Zaid. Ummu Aiman telah memanen buah-buah unggul. Tidak akan ada Usamah dan Aiman yang berani dengan gagahnya maju di medan perang Khaibar, perang Hunain, jika tidak atas kecerdasan dan kelembutan didikan seorang ibu.
Dalam kisahnya pula, Ummu Aiman salah satu wanita yang pernah ikut dalam peperangan. Ketika Perang Uhud, beliau berperan sebagai pembagi air minum dan mengobati para pasukan yang terluka.
Betapa cerdas, berani, dan tangguhnya sosok seorang Ummu Aiman ini. Semoga kita sebagai muslimah, bisa meneladani kecerdasan didikan beliau, seperti halnya beliau merasakan manisnya buah dari anak-anak sholihnya.
Semoga kita selalu bisa mengingat kemuliaan, kesetiaan, dan ketulusan Ummu Aiman seperti kita mengingat kisah-kisah shahabiyah lainnya yang sudah hapal diluar kepala kita mengenalnyaa.
10 notes
·
View notes
Text
Sabar dan Segala Keindahannya
"Apakah sabar ada batasnya?"
Pertanyaan itu kudapat saat berkesempatan sharing di salah satu rohis fakultas dikampusku. Sebenarnya jawabannya sudah ada di kepala. Tapi kali ini aku harus bisa mengolah kata-kata yang ada di kepala untuk disampaikan lewat lisan dan bisa diterima oleh teman-teman peserta kajian pada saat itu
Pertanyaan yang klise kedengerannya. Tapi ternyata sabar maknanya sangat luas. Tentu ajaa Allah udah kasih "guide"nya dalam Quran. Dan kali ini kutemukan di QS Ali Imron : 200
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
Sabar dalam ujian,
Sabar dalam ketaatan,
See? dalam taat aja kita diminta buat bersabar! karna taat aja ternyata ga cukup, Allah tau kalo stay dalam ketaqwaan dan ketaatan tuh berat. Allah tau, kalo berteman dengan orang-orang soleh itu capek dan berat.
Dalam kesempatan lain setelah dapat pertanyaan di kajian itu, dalam forum ngajiku, akhirnya aku dapat ikhtisar tentang sabar. what a moment! ayat yang keluarpun juga sama. kalo di highlight dari Ali Imron ayat 200 kurang lebih ini yang kudapat:
اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا
"Ishbiru, wa Shoobaru, wa Roobitu"
disitu sampe 3x di mention "Ishbir" artinya, bersabarlah
Ishbir: bersabarlah
Wa Shoobaru : Dan bersabarlah lagi
Nah disini yang menarikk, ternyata setelah sabar kita masih diminta untuk sabar lagi. kalo stocknya habis, yaa diisi lagi bestiee!
Kalo Allah yang Maha Sabar aja selalu membuka pintu maaf untuk hamba-Nya, yang penuh dosa ini. Maka kenapa mesti membatasi sabar kita?
Sabar yaa, wahai hati. Semua akan indah pada waktu yang udah Allah tentukan
Bersabarlah wahai diri, semua akan sempurna di tracknya masing-masing
0 notes
Quote
Semoga Allah tempatkan kita di lingkungan yang baik, sekaligus membuat kita jadi baik. Semoga Allah kelilingi kita dengan orang-orang yang penuh cahaya, yang cahayanya mudah masuk ke relung-relung hati kita. Semoga Allah senantiasa membuka hati kita, menerima getaran hidayah-Nya اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa"
11 notes
·
View notes
Text
Tentang Belajar Memilih dan Segala Konsekuensinya
Another Day, Another Reflection
Lagi-lagi kali ini dibuat tersentuh sama warisan berharga yang dimiliki umat muslim dari Rasulullah. Al-ma’surat. Yap, Dzikir Pagi/Petang yang biasanya kita baca tiap habis subuh atau maghrib.
Mungkin karena udah dari sejak SD dibiasakan baca Al-Ma’surat akhirnya jadi template di aku, suka “asal ngebaca” aja. Jadi selama ini belum paham makna dzikir dan do’a yang ternyata maknanya luar biasa ini
Kita ber-islam inikan dengan penuh kesadaran yaa. Gak ada paksaan seperti yang dikatakan Allah “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”. Jadi harusnya kita juga mau sadar dengan semua konsekuensi ber-islam
Sesederhana “Menjalani perintah-Nya dan Menjauhi larangan-Nya”
Eh tapi apakah sederhana?
Sederhana, kalau Allah sudah menjadi yang pertama dihati kita
Selayaknya jatuh cinta, kita bakal melakukan semua hal untuk jadi pembuktian kalau kita cinta. Maka sesederhana Allah selalu jadi yang pertama dan utama dihati kita.
Karena Allah menghadirkan islam lengkap dengan petunjuk sebagai life guideness mana yang baik dan buruk, mana yang wajib dijalani dan mana yang dilarang
Dari sepenggal ayat tadi jadi mengingatkanku kembali, kalau semua langkah yang kita ambil pastilah mengandung konsekuensi
memutuskan hari ini tidak makan, konsekuensinya sakit lambung, maagh
memutuskan hidup merantau, konsekuensinya harus belajar mandiri, bisa memanajemen diri, jauh dari orang tersayang
kita selalu dihadapkan dengan pilihan. dan proses paling berharga adalah ketika mau belajar menerima segala konsekuensi dan menuntaskan jalan yang sudah dipilih
jika ada sesal telah memilih jalan yang ditempuh, kita hanya diminta untuk percaya bahwa pilihan terbaik adalah pilihan versi Allah, bukan versi manusia. percaya segala ketetapan yang dijalani saat ini adalah cara Allah menempa diri kita untuk belajar makin dewasa.
selamat menghebat dengan ikhlas menjalani semua pilihan
selamat menuntaskan pilihan yang sudah kau ambil. mungkin kelak kau akan tersentuh bagaimana Allah mengerahkan langkahmu untuk mengambil jalan itu
28/06/2022
0 notes
Text
Pesan untukmu (dan aku), yang menyebut dirinya seorang pejuang
Hari ini mungkin terlalu banyak keluh, hingga lupa hati sudah terlalu keruh. Mungkin sebab lelahnya hati karena selama ini hanya ingin memenuhi ekspektasi manusia. Sedangkan Allah saja menilai bagaimana prosesnya, bukan bagaimana hasilnya
Jangan terus biarkan bisikan “aku yang paling paling” itu terus tertanam. karena dari situlah sebab penyakit yang membuat lelah hatimu sendiri
Adalah salah jika menganggap bebanmu hari ini tidak ada jalan keluarnya. Karena setiap masalah yang dirasa dan terjadi hari ini juga pernah Allah titipkan pada pundak Nabi dan sahabat terdahulu
Sudahkah semangat kita sekuat Nabi Nuh? 9 abad lamanya beliau berdakwah tanpa putus asa walaupun pengikutnya hanya sedikit, bahkan anak dan istrinya tidak mengikutinya. Tapi beliau tetap mensyukuri berapapun jumlah pengikutnya
Sudahkah sabar kita seluas Nabi Ayyub? ketika Nabi Ayyub mengalami penyakit kulit yang belum pernah dialami oleh manusia pada zaman itu. Belasan tahun lamanya beliau tetap sabar dan berdo'a, menjalankan kewajiban ibadah ditengah melawan sakitnya, juga tetap bertahan karena yakin Allah akan memberi kesembuhan
Sudahkah doa kita sebanyak Nabi Yunus? ketika Allah memerintahkan seekor paus menelan Nabi Yunus. Selama 40 hari lamanya Nabi Yunus dikarantina dalam perut paus dan tak henti hentinya beliau berdoa
لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ
"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al Anbiya: 87)
Sudahkah hati kita selapang Nabi Zakaria? tidak sedikitpun ia biarkan hatinya kecewa walau tak kunjung diberikan buah hati. tidak lelah ia berdo’a dan meminta “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku”
Kita diminta untuk belajar lebih banyak, melihat lebih luas, mendengar lebih dalam, lalu mengambil hikmah.
Karena cerita perjuangan akan berulang, sejarah akan menemui kembali kisahnya
Tinggal bagaimana kita mau mencari selembar demi lembar hikmah itu.
Tak apa jika kau merasa sedih sesekali,
Sebab para Nabipun merasakan sedih di dalam kehidupannya, namun yang membedakan syukur dan baik sangka kepada Allah yang tiada pernah terputus.
Selamat ber-kontemplasi menemukan lembaran hikmah. jika sudah kau temukan semoga keluh itu berubah menjadi rasa syukur, lalu menyadari betapa cinta-Nya tiada berbatas
Kamu tidak sendiri, karena seorang pejuang akan selalu bersama dengan pejuang lain juga. Aku misalnya.
27/06/22
5 notes
·
View notes
Text
Harga Sebuah Percaya
Tentang memaknai perjuangan, bagiku bukan tentang siapa yang kemudian berhasil menduduki kursi kemenangan
tapi tentang bagaimana mereka yang mau mengeluarkan tenaga, pikiran, bahkan materi untuk membersamai langkahmu,
tentang mereka yang mau meminjamkan pundak untuk lelahmu
dan tentang mereka yang tak ragu memberi percaya pada dirimu
yang paling penting dalam perjalanan ini adalah menjaga apa yang sudah kamu dapatkan dari mereka. harga sebuah percaya yang tak bisa di tukar dengan suara.
karena percaya tak serta merta datang dalam satu atau dua minggu masa-masa sulitmu. ia datang seiring dengan pembuktian bahwa kau layak mendapatkannya.
tetap pastikan bahwa setiap langkah yang kamu pulih bukan hanya untuk menjadikanmu baik, tapi juga membaikkan orang lain
tak ada pilihan untuk berhenti atau berbalik arah. masih ada kejutan semesta yang menanti untuk dilalui
karena terdapat jutaan hal kecil yang menjadikan dunia tempat terindah, seperti kamu misalnya.
jadi, siap berjuang bersama?
-dalam perjalanan menikmati perjuangan, terimakasih untuk semua do’a yang dilantunkan, pengorbanan hingga sampai suaranya di TPS. Pemira bukan sekedar ajang untuk pemenangan. yang lebih penting dari semua itu bagiku adalah, kepercayaan.
di tulis di Malag 05 Desember 2018
2 notes
·
View notes
Text
Kesempatan itu bernama 'Kebetulan'
pernah berpikir kaya gini? "kenapa aku kudu di tempat ini? yang disekelilingnya banyak orang yang beda kultur, beda pemikiran, dan cara pandang denganku?" atau ngalamin yang begini? "kenapa aku bisa mendapat teman yang begitu hanif?" "kenapa harus aku?" "apa memang aku sengaja diletakkan di tempat ini?" kemudian Semesta menjawab, hey ini memang skenario Langit yang tak bisa kau hindari. sengaja dibuat seperti sebuah kebetulan, namun harus kau sadari ini adalah kesempatan. kesempatan untuk menuai kebaikan kesempatan untuk merangkul lebih banyak pundak kesempatan untuk menjadikan lebih banyak pemimpi dan memang dirimu yang ditakdirkan untuk membuka ladang kebaikan ditempat yang kau pijak sekarang. siapa lagi kalau bukan kamu orang-orang baik akan selalu ada, kesempatan itu sudah menunggu untuk disapa karena bergerak, atau tergantikan #SemangatBermanfaat
0 notes
Text
Semesta mendukungmu
Bagaimana mengajarkan diri sendiri tentang ikhlas dan mengikhlaskan? kalau nyeramahin temen mah enak. tinggal nyusun kata-kata manis nan memotivasi sambil ditambahin emoticon yang jadi bumbu penyentuh hati. walaupun kita ngga tau bagaimana efek dari apa yang kita kasih, tapi seenggaknya orang yang kita hibur menjadi feels better. walau cuma sebentar atau cuma sedikit. seenggaknya kita uda tulus ngehiburnya.
tapi hey, bagaimana dengan memotivasi diri sendiri? ngehibur hati sendiri yang dengan perasaan yang sama di gangguin sama si gundah gulana yang ngga pernah diundang aja suka mampir. menurutku ini hal yang sulit. yang sampe sekarang aku belum berhasil nemu cara terbaik untuk menghibur diri sendiri.
jadi, sekitar hampir sebulan yang lalu. tepatnya tanggal 13 Juni 2017. takdir itu menyapaku. dari sebelum sahur (karna alhamdulillah tepat dibulan ramadhan) aku udah dagdigdug aja. karna bagiku, hari itu bener-bener menjadi hari penentuan. penentuan bagaimana takdir akan membawaku. penentuan apakah saat lebaran nanti, ummi dan abi sudah bisa membanggakan aku telah diterima di perguruan tinggi negeri mana di hadapan sanak saudara maupun teman-teman ummi dan abi. ataukah aku harus kembali berjuang untuk menyapa seleksi mandiri berbagai universitas. ratusan do’a dan dzikir telah kupanjatkan. akupun tak ragu mengemis do’a kepada guru, teman, nenek dan setiap orang yang bertanya “mau lanjut mana?” atau “pilih jurusan apa kemarin?”. dan akupun tak bisa lagi mengandalkan siapapun di dunia ini, kecuali dengan seizin Kuasa-Nya. kecuali ridho-Nya yang hanya bisa kudapatkan lewat ridho ummi dan abi. aku benar-benar memasrahkan diri lewat lantunan do’a - do’a. hanya do’a dan mendo’akan aku berusaha merayu-Nya. dan aku selalu takut apabila nanti apa yang aku dapat adalah isti’draj. na’udzubillah. limabelas menit menuju pukul 14.00 aku masih betah memeluk qur’an dan mukenahku. aku masih ingin menenangkan hati yang benar-benar sedang resah dengan tilawah. sepuluh menit menuju pukul 14.00 akhirnya kuambil laptop dan kubuka web pengumuman sbmptn dengan tangan dingin dan bener-bener dagdigdug. servernya sempet eror karna aku yakin web itu adalah web tersibuk sepanjang tanggal 13 Juni lalu. menit demi menit terasa kayak ngesot. bener-bener lama. timer yang dipajang diweb aja detiknya suka ngulang sendiri. nggak ngerti lagi bahkan web nya aja salting saking berdebarnya. grup-grup whatsapp pun rame pada heboh dan ngitungin lewat chat. aku sendiri gak berminat sama sekali untuk ikut nimbrung di grup-grup itu. mending waktunya aku buat istigfar dan dzikir.
dan pukul empat belas kosong kosong pun tiba. kutarik nafas yang panjang dan kuhembuskan pelan-pelan ala-ala relaksasi sambil baca basmallah dalam hati, kuketikkan nomor ujian pesertaku. kueja satu-persatu digit nya dan kumasukkan tanggal lahirku, kemudian kuketik captcha sambil berdzikir disetiap memencet tuts keyboard nya. setelah meneguhkan hati mempersiapkan diri atas kemungkinan-kemungkinan terburuk, kutekan Enter. dan hasilnya adalah:
Qadarullah. rasanya aku mati rasa. campur aduk bener-bener ngecampur kayak ulekan. nggak bisa lagi buat nggak nangis dan sujud syukur. nangis kenapa? aku sendiri ngga berani menentang takdir Allah. jujur, nangisku separuh bahagia dan separuhnya lagi, bukan sedih. tapi kalau boleh jujur, aku belum sempat menata hati untuk menerima bahwa aku lolos dipilihan ketiga. Ya, aku lolos di pilihanku yang ketiga. dan jujur, pilihan ketigaku ini adalah pilihan yang nekat dan spontan. aku sendiri, bukannya enggak suka dengan pilihanku sendiri. aku suka. dan aku punya jawaban atas setiap pertanyaan kenapa aku memilih PGPAUD untuk pilihan ketigaku. jujur, pilihan ketigaku ini adalah hasil dari suara hati terkecilku yang menjadi kuat saat mendaftar ujian sbmptn lalu dan saat itu aku belum memutuskan apa pilihan ketigaku. tapi hatiku benar-benar belum ditata tentang pilihan ketiga ini. WHY? banyak hal-hal sepele yang kukhawatirkan dan aku tahu itu naif. tapi sekali lagi, ini murni suara hatiku yang memang salahku belum menatanya dengan sempurna. sepele seperti apa?
“jadi guru? serius?”
“guru tk? ula jadi guru tk? anak kayak gitu?”
yah gitulah. apalagi aku bayangin peryataan-pernyataan erotis dari mulut beberapa sanak famili yang memang terkesan ceplas ceplos. selama ini aku hanya mempersiapkan diri dan menata mental untuk meletakkan diriku berada di ratusan barisan maba universitas pilihan pertama dan keduaku. doa-doa ku pun selalu berbunyi
“Ya Rabb.. jadikanlah Hukum UB menjadi yang terbaik untukku sebagaimana aku akan menjaga izzahku dan membawa kontibusi dakwahku didalamnya (di Fakultas Hukum)”
bahkan aku tidak berani menyalahkan takdir ini. saat itu juga aku tersadar bahwa aku harus mulai belajar ikhlas dan mengikhlaskan. Ummi tahu, bahwa tangisanku bukan sepenuhnya tangisan haru, maka dengan pelukannya pun aku meneguhkan hati ini bahwa semua akan indah pada waktunya. aku mulai berpikir dan mencoba membayangkan bahwa nantinya semua akan menyenangkan. semenyenangkan ketika membayangkan bahwa aku kuliah di Hukum. atau semudah aku membayangkan bahwa nanti aku berada di kelas Sosiologi. aku mencoba menghibur diri sendiri. bagaimanalah aku mau mengeluh dan bersedih jika ummi dan abi telah memberitakan berita gembira ini di grup-grup whatsapp mereka. ummi juga nelfon Yangti di Blitar untuk langsung memberitakan bahwa cucunya telah lolos sbmptn mengalahkan ribuan peserta lainnya di seluruh indonesia. bagaimanalah aku berani mengutarakan kekecewaanku atas hasil ini, jika masih sangat banyak teman-temanku yang belum lolos. apa kata mereka? bukannya malah menghibur yang belum lolos, malah mengeluh. aku hanya bisa merenung, seorang diri. dan harus mulai menata diri sambil belajar menerima jawaban atas doa-doaku, doa-doa ummi, abi, ustadz, ustadzah, teman, dan semua orang yang kumintai doanya.
singkat cerita, berita gembira itu sudah tersebar seluas-luasnya. teman-teman sd, smp, sma pun pastinya nanyain bagaimana hasil tes sbmptn nya. akupun memberi banyak jawaban atas setiap pertanyaan. tergantung yang nanya siapa. kalau laki-laki kujawab “Alhamdulillah, suwun dungone.” kalau teman-teman dekatku
“Alhamdulillah, makasi doa-doanya.”
dimana? “Di UM hehe” atau “sekampus sama nana”
jurusan? “ngga ah nanti mbok guyu”
lho apaaa “PGPaud hehehehe. alhamdulillah”
Dan yang buat aku semakin pingin nangis (tapi ditahan) adalah reaksi-reaksi mereka yang nggak aku sangka. kayak
“waah keren. jurusan itu lagi rame ya”
“weeh dulu aku juga pingin kesitu lho. tapi ngga dibolehin” ((ini aku spechless karna, ternyata banyak yang menginginkan ke jurusan yang aku belum bisa menerimanya. disitu aku bersyukur karna ummi abi selalu mendukung apa saja pilihan-pilihan jurusanku))
disitu aku mulai membiasakan hati untuk merayu dan mencoba menerima kalau aku adalah calon guru TK.
Daan lebaranpun tiba. dimana momen kebahagiaan berada. setiap ada teman ummi abi yang silaturahim atau pas kumpul bareng saudara2, pastinya tak lepas dari pembahasan studi lanjutku dan saudara-saudara sepantaranku.
Keluarga di Bangil (dari abi) rame bilang
“wes nanti langsung jadi kepala sekolah Al-uswah ya. atau gantiin cik lulu ta? wes tak boking wes. uenak jadi guru itu, nanti bisa langsung sertifikasi, gajinya banyak. soalnya udah linier sama kuliahnya”
“wess siap jadi penggantine cik Mun. jadi kepala sekolah paling uenak lho..”
“ayo ibu guru, masa ibu guru suka godain adeknya kayak gini rek”
ini yang paling dalem “kak ula.. sinio tala tak bilangi..” (akupun menghampiri beliau) “gakpapa.. gausah sedih. pekerjaan guru itu pekerjaan paliing mulia. jasanya diinget sama murid-muridnya kak ula nanti. pahalanya berlimpah. kak ula sempet sedih ya, soalnya dapetnya Pendidikan? gausah sedih ya.. banyak yang dukung kak ula kok:”))) “
Pas mudik, keluarga Blitar (dari ummi) rame bilang juga
“alhamdulillah.. Yangti punya penerus. jadi guru juga. gapapa.. pekerjaan guru itu pekerjaan yang mulia lho ul. pahalanya banyak.”
“yo paling penak mengko jadi guru PNS. langsung bisa sertifikasi, gajinya banyak. pensiun dapet gaji lagi. wes.. mengko dadi PNS wae..”
“ooh.. PGPAUD emang lagi rame itu. banyak dicari. Pendidik lagi banyak dibutuhkan sekarang, bagus.. bagus..”
“Oh.. nanti di sekolah amah aja.. enak, sama-sama di malang wess”
Pas di Lamongan juga nih. “nanti sama kaya bude ini (lupa namanya) kepala sekolah PAUD jugaa”
See, aku ga nyangka banyak respon positif dari teman-teman ummi abi dan sanak saudara. kurang apalagi coba? hati terkecil itu kembali bersuara. ummi, abi jelas banget dukung, teman-teman ummi abi, amah-amah, bucik-bucik, bahkan temen-temenmu juga dukung kamu. aku berpikir bahwa ‘semesta aja dukung kamu lak!’ semesta mendukungmu. jadi kenapa dirimu sendiri masih harus kecewa dan sedih? jadilah yang terbaik ditempat kamu berada nanti. ini tekad si hati terkecil.
Jadi, kuputuskan untuk bermoto ‘gak ada waktu buat nelongso’ percuma nyeselin dan mikir hal-hal naif yang mungkin cuma kamu yang berpikir demikian. mending mulai buat plan bagaimana nanti kamu bisa menjadi manusia wajib yang dibutuhkan banyak orang. lebih baik waktumu digunakan buat mematangkan diri, mendewasakan hatimu agar lebih bisa tertata. manusia-manusia akselerasi kedewasaan sedang dibutuhkan banyak orang. dengan ber azzam dengan diriku sendiri dan Allah yang menjadi saksi, aku mencoba memulai kembali dari masa-masa kelam ini. kembali ke dunia nyata dan berhenti menggunakan kata ‘seandainya’ dalam kehidupan baru ini. dengan sepotong hati yang baru yang lebih kuat, aku siap berkontribusi dan menjadi yang terbaik dimanapun tempatku nanti. bismillah, dengan seizin Allah.
ini sedikit cuplikan saat aku izin ke Ummi untuk pilihan ketigaku. itu spontan dan aku sendiri nggak tau kenapa bisa bilang “ceritain alasanku” its mean, aku harus mikir alasan, kenapa aku pilih PGPAUD.
aku kembali bingung, bagaimana bisa aku berhasil buat “cerita alasan” yang kujanjikan ke ummi jadi sepanjang itu. aku sendiri gak nyangka. ide itu mengalir begitu aja seiring dengan hati terkecilku itu berbicara. dan jujur, sesaat setelah ngirim pesan itu ke Ummi, aku langsung takut kalau aku benar-benar lolos dipilihan PGPAUD itu. See, betapa Allah benar-benar mengikuti perasangka Hamba-Nya:’)
dan (lagi) reaksi Ummi setelah membaca “cerita alasanku” itu. See, betapa kuatnya Feeling seorang ibu. dan lihat, betapa masih ngeyel nya aku yang keukeh pingin di FH. hmmm.
dan memang benarlah pepatah yang mengatakan bahwa “sesuatu yang menurutmu baik, bisa jadi bukan yang terbaik. dan bisa jadi sesuatu yang kau anggap bukan yang terbaik, justru itulah yang terbaik”
aku selalu percaya apa yang dikatakan pepatah-pepatah bijak yang aku baca dan kudapatkan dari banyak orang. tapi kita baru bisa mengerti dan mehamami benar maknanya, ketika kita merasakannya sendiri.
dan memang itulah hasil terbaik yang Allah berikan:)
7 notes
·
View notes
Text
im back!
Jadiii setelah sekiaaan lamanya ngga pernah nyambangin ini akun. akhirnya kangen juga. udah lama banget pingin nulis-nulis tapi bingung ngewadahinnya. eh baru inget kalo pernah punya akun tumblr. haha. dan pas mau login malah lupa password. lama banget postingan terakhir ternyata. pas smp wkwk. ya harapannya sih tempat ini bisa menjadi tempat untuk terus mengasah dan menjadi wadah, buat hobi yang suka dimagerin ini haha.
gitu ajadeh. soon suara-suara kalbu yang hanya bisa kusuarakan lewat tulisan.
0 notes
Video
tumblr
Ah ini cuman intermezo semata, ngenes lihat orang orang gede berpolitik,, buat kitakita mending tonton ini ajaa.! =)) Cekidot~~ :v
2 notes
·
View notes
Photo
Buat pilpres2014 | bisa jadi referensi para pemilih =)) | LOL | just intermezo *ROTFL*
0 notes
Quote
Tidak seperti papan tulis yg coretannya bisa dihapus bersih Coretan dihati ini tak bisa dihapus bersih, bahkan saat kita benar-benar lupa coretan itu tetap ada
0 notes
Photo
Yuhuu~ ini kita mau brangkat wisuda | sama us. Ulya | paling tengah | yg bawa kipas | latepost | #15 juni | chan milad! {}
0 notes
Quote
Seperti senja disore hari, walau slalu singgah sebentar tapi kau mampu membuat hari ini semakin bermakna
0 notes