kemilau-redup
niskala
9 posts
nan kerdil dalam galaksi
Don't wanna be here? Send us removal request.
kemilau-redup · 3 years ago
Text
pendek,.
Aku tidak pernah berpikir panjang setiap mengambil sebuah keputusan. Tentang apa dampak terhadap diriku kedepannya, akan bahagia kah? Buntu kah? Terperosok kah? Membangun kah? Tidak pernah terpikir sama sekali. Yang penting pada garis yang sekarang sedang ku pijak, ada kekosongan yang terisi. Meskipun kosong yang kumaksud tidak pernah terjangkau oleh siapapun--oleh diriku. Namun setidaknya, hampa yang lain sudah tersentuh. Sepercik bahagia pun aku tak apa, tetap aku raup. Aku tidak tahu apa yang aku kerjakan sekarang, apa maknanya, aku tidak memusingkan itu---awalnya aku pikir begitu.
Seiring berjalannya waktu, waktu yang sangat singkat, aku bertemu dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali, namun sangat mengenal raga satu sama lain. Aku pikir, hal tersebut bisa dibedakan, ada pembatasnya. Nyatanya, ada air yang menyeruak masuk, sedikit celah tak terlihat membiarkannya tak terbendungi. Aku tenggelam dalam perwayangan yang aku buat sendiri. Terlena dalam momen kefanaan, yang mungkin orang itu tidak mengartikannya sama sekali. Aku butuh, yang lain belum tentu.
10 November 2021
0 notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
Terimakasih sudah hadir di penghujung 2020. Aku akan memanfaatkan wujud cintamu sebaik mungkin. Mudah-mudahan, aku dapat membalasmu sama besar.
0 notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
mari kita saksikan kesemerawutan si aku dua tahun lalu
(12 november 2018, jam 23.10, Cumlaude Café)
 Si aku sedang melakukan kesalahan yang setiap hari ia lakukan. Mengejar deadline. Tapi malah berkubang di lain tempat. Kata bahasa sunda mah cul dog dog tingal igel. Terdistraksi dengan segala pemikiran yang tiba-tiba bermunculan, mejalar, dan menyingkirkan hal yang seharusnya jadi prioritas. Salah satunya tulisan ini, apaan sih ini?
 
Baru seminggu menginjak angka 20, tapi pendewasaan belum terlihat tunasnya. Malah lebih sering muncul kilas balik kehidupan-kehidupan di zaman SD, SMP, SMA, dan awal-awal kuliah. Yang paling menampar sih kalau lagi teringat si Adiba kecil dengan rambut ikal pirang rada bule gitu; lagi tomboy-tomboynya, nakal kacida, bawel, banyak tingkah, yang paling mentereng diantara sebayanya. Di masa itu selalu jadi buah bibir keluarga, yang katanya kalau gak ada kicauannya berasa hambar. Manusia yang selalu kepo dengan semua hal (sampai detik ini), selalu tertarik dengan hal baru. Oleh karena itu, Papah selalu bawa Adiba kecil ini ke segala tempat, dari mulai McD, Texas, dan junkfood setipe yang penting ada perosotannya (saya addicted dengan tempat ini pada masanya) Mall- mall yang bikin jingkrak dan bersemangat, sampai ke curug-curug di Bogor, jalan di persawahan (entah sawah siapa yang pernah saya injek-injek) yang kalau setiap pulang enin selalu marah karena pusing nyuci baju yang penuh lumpurnya gimana, main sepeda, main bulu tangkis nimbrung dengan teman-teman Papah, wajib berenang setiap hari minggu sampai saya berasa anak terkeling sedunia, dan jalan-jalan ke pelosok naik motor paling seru (saya baru menyadari kalau ini penyebab saya senang jalan-jalan random). Kalau Mamah bagian ngomelnya aja, tapi paling asik kalau diomelin Mamah, seru aja gitu. Mamah satu team dengan si Adik yang benar-benar anak Mamah banget. Kurang ingat bagian sama Mamahnya gimana karena terlalu banyak momen sama Mamah sampai detik ini, karena kalau Papah yang harus selalu diingat adalah "Adiba pernah jadi anak Papah".
 
Yaudah, bahagia.
 
Banget, hehe.
 
Semuanya sirna ya? Tempat asupan kebahagiaan pecah, gak bisa direkatkan lagi. Segalanya menyesakkan (sampai sekarang) kalau di ingat-ingat, tapi kenapa selalu menghantui?
 
Adiba dan adik sama Mamah, Papah udah punya wadah baru lagi. Pada saat itu yang selalu diaktifkan adalah mode bodo amat, gak peduli. Mau Papah gimana atau pun Mamah gimana, ya bodo amat. Karena masih banyak yang bisa dilakukan selain terpaku pada kesedihan. Ya.. Tapi tetep aja, sebagaimanapun mencoba untuk tidak perduli, rasanya memupuk kesedihan, yang kadang bisa bikin nangis sesenggukan. Kebiasaan bangetnya adalah memendam kesedihan, menelan semua protes yang ditunjukkan keorang. Biarin aja, biar sedih sendiri.
 
Terus Mamah juga punya genggaman lain, awalnya gak setuju sih, tapi ternyata Mamah bisa sebahagia ini di hidupnya, akhirnya ada yang nemenin ketika Saya gak dirumah lagi, dan Adik di pesantren.
 
Rasanya pengen rebel, tapi kasihan Mamah. Nilai harus bagus, sih, terus selalu mencoba untuk berprestasi (meskipun belum wkwk), karena hal itu ajang untuk membuktikan ke Papah kalau hidup  sama Mamah berhasil. Pasti pernah di titik terendah ketika banyak pemikiran yang membuat diri kecewa dengan keadaan, sedih banget pokoknya. Sering nih kayak gini. Cara mengatasinya salah satunya kayak gini, ditulis, mendistraksi dengan cara apapun. Gak apapun juga sih. Tapi melakukan kesibukan yang akhirnya energi positif bisa penuh lagi.
 
 
Ternyata lama-lama Adiba juga berubah, kayaknya lebih mandiri, meski apa-apa kadang pengen sama Mamah aja. Pokoknya lebih baik deh dari sebelum-sebelumnya, pembelajaran hidup banget sih intinya. Meski masih susah dikasih tau, batu-nya gabisa ilang dari dulu. Tapi sekarang udah bahagia beneran, kok. Tapi masih gampang sedih aja, terlalu banyak skenario dikepala yang bikin diri sendiri berspekulasi hehe.
 
 
-nulis ini tersentak dari obrolan orang sebelah meja, yang katanya "karena dia anak broken home, yaa bemasalah jadinya" emang semua anak broken home bermasalah ya? Sedih dengernya. Bikin kepikiran. Bikin saya mengevaluasi diri. Tapi makasih ya.
0 notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
sayang mamah💞
Dia Menua, Aku Juga
Setiap hari adalah drama jika dengan Mamah. Pagi bisa sangat akur, malamnya kami bisa saling berteriak. Pagi bisa baik-baik saja, malam bisa malas, bahkan sekadar untuk bertanya.
Keadaan, memosisikan Mamah dan anak-anaknya memiliki hubungan yang kadang berdasarkan pada “badan lagi capek atau enggak”, “mood lagi baik atau enggak”. Kadang, ingin pergi, memilih untuk gak peduli sama sekali. Baik dan buruk, hidupku, akan kuurus sendiri.
Namun, di tengah-tengah merasa begitu, di antara kuatnya tekad untuk minggat, ada pengingat yang maha dahsyat: kehidupanku berutang pada darah dan keringat-keringatnya; dia mencintaiku jauh dari sebelum kami bertemu; dia merelakan badannya melemah untuk menguatkanku; dia rela malu untuk menutupi kekuranganku; dia mengalah untuk memenangkanku; dia mengajarkan banyak hal tanpa memintaku membaca banyak buku.
Diingatkan dengan cara-cara itu, aku diam, kembali menelan keinginan untuk segera pergi saja. Ini takkan terulang. Kekerasan hati kami yang saling beradu, adalah bentuk penyia-nyiaan pada waktu. Mamah menua, aku juga.
Setiap kali sendiri, di sebalik sikapku yang terlihat tidak peduli, hanya mengingat suatu saat beliau tiada, seketika mampu meluluhlantakkan hati menjadi serpihan kecil yang berserakan. Badanku beku, hanya air mata yang mencair. Suara memarau, takmampu lagi aku sembunyikan di balik tangan.
Allah, di antara kurangku yang banyak itu, mohon kabulkan segala do'a untuk wanita nomor satuku.
Selamat hari ibu, ibu, mamah, ummi, ammah, emak, mbok, bunda sedunia. Allah melindungimu selalu.
689 notes · View notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
bahkan ketika kamu seorang extrovert pun-- sunyi adalah hadiah luar biasa. Aku melakukan apapun untuk mencari sunyi; kudapat dengan berjalan menyusuri lereng sampai-sampai ketinggian 1000mdpl, berbaring sejenak. Kicauan burung memberiku selamat datang, kabut menyelimutiku dengan keheningan nan syahdu. Untuk segala kosong dalam ragaku, akhirnya daya ku terisi penuh (terimakasih sunyi)
Tumblr media Tumblr media
“fakta bahwa penduduk bumi sudah mencapai tujuh milyar harusnya membuat kita sadar bahwa kesunyian adalah hadiah luar biasa.”
428 notes · View notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
november
and the scorpios out there are getting worried and excited at the same time about their birthday month.
the loneliness, messiness, weakness, confusion, unfinished problems, heartbroken, and any dark moments they hope will start to fade away, and also they’re scared will become even bigger and more haunting.
—R. Rusandi
5 notes · View notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
kamu meninggalkan bekas luka bopeng yang aku butuh biaya jutaan waktu untuk menanggalkannya. Pada akhirnya ketika ada persona yang menawarkan keberadaannya, pikiranku kembali lagi kepada apa yang kamu torehkan; patah hati
"aku nyaman, aku serius," katanya. Namun, yang aku dengar melainkan "nanti aku akan meninggalkanmu dengan sadis," seperti apa yang kamu lakukan terhadapku.
31 Oct 2020
0 notes
kemilau-redup · 4 years ago
Text
sudah hampir 4 tahun aku melupakan semua yang ada di dalam sini?! mungkin aku akan memindahkan tulisanku yang kuselipkan di Steller ke dalam brankas Tumblr karena si pemeran utama sudah menemukannya disana. entah ia murka atau senang, yang jelas itu pasti akan selalu menghantuinya.
22 Oct 2020
0 notes
kemilau-redup · 8 years ago
Text
Candu yang Keliru
Kala itu, temaram tak lagi bermakna
Dalam dekapan malam aku terdiam
Menimbang keresahan antara tanya
Entah kelabu mu apalagi yang tumpah dari kalam
 Sore itu, jingga tak lagi sama
Ketika magenta bercampur dengannya aku terpana
Terbuai akan definisi ilusi yang sesungguhnya
Meskipun aku tahu; euforia ini selalu bertengger diatas sesaat
 Ketika guratan garis senyum mulai terpatri
Terasa disini gelitik mengusik hati
Terus menghadang ironi yang kian jadi
Membentuk bimbang yang belum berpasti
 Lalu aku mulai mencocokkan huruf mana yang pantas menjadi kata, dan menyusun kata yang tepat untuk membentuk sebuah frasa tentang kamu.
 Kamu adalah kamu
Seorang pelaku pemicu retak
Sekaligus berperan ganda sebagai perekat
Si penjagal yang membuatku hilang akal
 Sinting aku kehilangan kemudi
Kemudian kamu mengisi ruang kosong antar jemari
Wujudmu berbayang padaku yang ingin nyata
Bertanyamu ketika iya dan tidak bukan sebuah jawaban
 Hatimu berpunya,
Namun milikku tergenggam olehmu
Jelas kita tidak bisa mensubtitusi waktu
Lantunan paradoks yang kerap berpucuk lara
 Sendu untuk aku yang biru
Barangkali dilema untukmu si penentu
 Logika ini memberontak
Perasaanku mengawang
Keduanya sungguh berlari padamu, aku padamu.
 Prakarsa untuk memandang realistis memang ada
Tapi kuasakah aku, ketika genapku hanya tentangmu?
  Pada akhirnya,
Aku terjatuh
Lagi, lagi, dan lagi
    8 November 2016
  Untuk kamu yang berjarak 1063 kilometer jauhnya
 -(underthesummerstars)
0 notes