Tumgik
karmaaksara · 5 years
Note
Lolo
Ya?
2 notes · View notes
karmaaksara · 5 years
Text
Kita beranjak lagi. Hanya tersisa sebilah pisau lipat yang tergeletak, kelelahan memahat kesalahan pada masing-masing tubuh kita. Tak berdarah, tak pula terpercik amarah. Apalah arti salah benar dan surga neraka adalah juga sebagian kompetisi untuk memancing tawa antara Tuhan dan Dewa-dewa. Nafas kau tahan, kepala menjadikan tanda tanya sebagai tawanan. Doa-doa kembali duduk di tepian bibir pemiliknya. Menunda kelana.
“Kita memilih untuk memainkan peran yang luput dari pandang dan cahaya. Kau jadi tanah bagi langit, dan biar aku saja yang jadi hujannya.”
Karena tak ada salah dan benar atas cinta. Begitukah harus kita menyebutnya? Karena acapkali yang aku atau kau temui adalah rumah yang lampunya selalu menyala, tapi tak seorang pun tinggal disana.
Kemudian suatu malam, diantara lengan yang melingkar bergantian pada bahu dan pinggang itu aku menemukan kata yang bahkan mungkin ketika ku ceritakan padamu sekali lagi, kita tak pernah tahu apa maknanya. Peduli setan pula dengan makna.
Kita hanya orang yang terlanjur bodoh dan mabuk bagi mata-mata yang tak pernah melepas pandangnya dari kita.
“Tapi, biarkan saja mereka tetap melihat apa yang ingin mereka percaya.”
10 notes · View notes
karmaaksara · 5 years
Text
I heard you.
3 notes · View notes
karmaaksara · 5 years
Text
I knew it's you.
3 notes · View notes
karmaaksara · 5 years
Text
May you never be broken again.
6 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
7 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
karmaaksara · 6 years
Text
Hari-hari sudah barang tentu adalah pagi yang terlambat, sarapan yang terlalu berat, dan pertanyaan yang tak selalu datang bersamaan dengan jawaban yang tepat.
Pun hari ini, hujan jatuh ragu-ragu. Dan tanah sedang tak ingin menjadi basah. Keduanya tak benar-benar saling melawan, hanya mencoba seberapa kuat mereka saling menahan. Hujan menahan jatuh, tanah melawan basah.
“Seperti pertanyaanmu yang tak kunjung terlampir. Dan jawabanku yang tak sudi dianggap anulir.”
4 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
karmaaksara · 6 years
Text
undefined
youtube
"Aku ingin jadi jantungmu, dan berhenti semauku." (Sal Priadi - Di Ubud)
11 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Arise from the ashes, my liege!
4 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media
Sampan, Sauh Dan Alamat Yang Sulit Dibaca
saat itu kita sempat mengunci
janji untuk selalu saling merasa malu
dengan memalingkan wajah
menunduk dan menengadah
kau adalah hidup yang kuberi sampan dan sauh
cinta cinta cinta yang terasa utuh,
jiwa yang mulai merasa penuh
tanpa jaring tanpa kail
dengan mataku yang laut dan alamat yang sulit dibaca
silakan mencari, kau akan selalu diperkenankan mencari
luasku tak terbatas
biruku tak kenal puas
kedalamanku kian mendalam,
dalam dirimu dalam diriku
doaku tak kunjung kandas
jika dan hanya jika
kau suka ketidakpastian
kuamini kau dengan selamat datang
harapmu kan jadi kail dan umpan
maka bacalah arah mata angin: mataku dan anginmu
dan jika suatu saat kau inginkan daratan
lemparkan sauhmu di bahu seseorang
sampan yang selama itu jadi duniamu
lambat laun akan tenggelam dalam tatapanku
karena dan hanya karena
aku tak pernah daratan
sekalipun aku tak pernah daratan
14 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Lulabi
Di sebuah tidur yang teramat ngantuk Bandung pasrah berada dalam dekapanku Rusa-rusa menghentak melompat di atas kelopak mata menjadi lagu pop yang dulu sering dinyanyikan bunda
Kau masih menggigil, Aku masih mendekapmu, Dan kitalah itu; ketaksaan ruang-waktu
5 notes · View notes
karmaaksara · 6 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Silakan!
4 notes · View notes