Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/060e7aad72240e7dfca3e683ab191087/a77eb8ed9ade02c2-e1/s540x810/705e978fb267eba2cc83c1c295b25898ba9c6736.jpg)
The Radiant Boy, 김준규.
Halo, gue Galang Rimba, biasa dipanggil Galang. Gue di sini memerankan wajah Kim Junkyu, salah satu member grup TREASURE. Buat gue, musik itu lebih dari sekadar bunyi—musik adalah cara jiwa bicara, medium buat nyeritain hal-hal yang nggak bisa dijelaskan cuma dengan kata-kata. Awalnya, ini cuma mimpi kecil di sela-sela keheningan, tapi pelan-pelan tumbuh jadi perjalanan panjang yang ngebentuk siapa gue hari ini.
Sebagai bagian dari band, gue menemukan keluarga kedua—tempat setiap nada yang kami nyanyikan dan setiap langkah yang kami ambil jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kami sendiri. Bareng-bareng, kami berusaha menciptakan momen yang nggak cuma jadi lagu, tapi juga kenangan yang bisa dibagi ke seluruh dunia.
Buat gue, musik itu seperti kanvas tempat emosi dilukiskan—kebahagiaan, kerinduan, harapan. Gue merasa terhormat bisa jadi bagian dari seni ini. Suara gue, kehadiran gue, dan dedikasi gue adalah potongan-potongan puzzle yang masih gue pelajari untuk diselesaikan. Gue adalah Junkyu—seorang seniman yang terus berkembang, pemimpi yang nggak takut gagal, dan seseorang yang selalu menemukan keindahan dalam perjalanan, bukan cuma di tujuan.
— Biografi.
Kim Junkyu lahir pada 9 September 2000 di Chungju, Korea Selatan. Sebelum debut bersama TREASURE pada 7 Agustus 2020 di bawah YG Entertainment, dia adalah trainee yang dikenal karena suaranya yang lembut dan teknik vokalnya yang kuat. Junkyu awalnya berpartisipasi di acara survival YG Treasure Box dan berhasil terpilih sebagai salah satu member TREASURE. Selain vokal yang menawan, Junkyu juga dikenal dengan kepribadian ramah, senyumnya yang khas, dan sifatnya yang suka bercanda dengan member lain. Dia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, baik di atas panggung maupun di kehidupan sehari-hari.
ㅤ
0 notes
Text
FIRST MISSION: HAHAHA.
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/066a00cb36acc502c951bf6277628a07/d013529ae4714f2d-b9/s540x810/290b4124d08bc129e9cc293dcc6ce49536cf9e6d.jpg)
Kapan dia mulai menjadi sosok yang tak lagi kukenal?
Gua pertama kali merasa dia berubah gak lama setelah hari anniversary kedua kita. Sebelumnya, dia selalu punya cara buat bikin hari-hari gua terasa istimewa, bahkan untuk hal kecil. Tapi semenjak waktu itu, respons dia perlahan beda. Dia jadi lebih cuek saat ngobrol, kayak enggak benar-benar hadir meski kita lagi saling berbalas pesan. Awalnya gua pikir mungkin dia lagi sibuk atau capek, tapi makin lama, gua sadar ada yang lebih dari itu. Dia mulai menarik diri—bukan cuma secara fisik, tapi juga emosional. Kebiasaannya yang dulu bikin gua nyaman, kayak nyapa duluan setiap pagi, kasih perhatian kecil, atau cerita hal-hal random, perlahan menghilang. Gua merasa kayak enggak lagi ada di posisi yang sama di keseharian dia. Itu bikin gua ngerasa asing, seolah dia berubah jadi seseorang yang gua enggak kenal lagi.
Apa yang membuat setiap jarak kecil di antara kami seakan berubah menjadi jurang yang tak bisa lagi digapai?
Awalnya gua cuma ngerasa ada perubahan kecil yang mungkin normal dalam hubungan yang udah berjalan cukup lama, tapi lama-lama itu jadi enggak bisa diabaikan. Dia yang biasanya terbuka dan banyak cerita tiba-tiba berubah jadi tertutup. Kalau gua tanya sesuatu, dia sering ngasih jawaban pendek atau malah menghindar. Gua juga merasakan ada semacam jarak di antara kita, kayak ada hal-hal yang dia sembunyikan. Intuisi gua terus bilang ada yang enggak beres, dan meskipun gua enggak tahu pasti apa yang berubah, gua tahu hubungan kita enggak lagi sama. Rasanya kayak kehilangan versi dia yang gua kenal dan cintai dulu, sedikit demi sedikit.
Apakah ada saat dimana mencoba untuk berkata, atau hanya membiarkan diri tenggelam dalam kebisuan, berharap semuanya akan kembali seperti semula?
Waktu itu, gua lebih banyak diam dan pura-pura enggak ada apa-apa. Gua coba bilang ke diri sendiri kalau ini cuma fase, dan mungkin kalau gua sabar, semuanya akan kembali seperti dulu. Tapi dalam hati, gua hancur. Gua sedih banget setiap kali dia menjauh atau bersikap dingin, dan itu bikin gua terus mempertanyakan diri gua sendiri: “Apa gua salah? Apa gua kurang cukup buat dia? Atau ini semua karena hubungan kita yang memang udah enggak bisa bertahan?” Gua takut untuk ngomong jujur karena khawatir bakal memperburuk situasi. Jadi, gua tahan semuanya sendirian, berharap keajaiban yang enggak pernah datang.
Sampai akhirnya, semua usaha gua untuk bertahan enggak cukup buat mengembalikan dia yang dulu. Hubungan kita berakhir, dan meskipun gua tahu itu yang terbaik, rasa sakit, perasaan kehilangan, dan pertanyaan-pertanyaan yang enggak terjawab itu tetap tinggal di pikiran gua untuk waktu yang lama.
Gua sadar sekarang kalau menahan diri terlalu lama malah bikin gua kehilangan kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Tapi waktu itu, gua cuma enggak tahu harus mulai dari mana, karena gua juga takut kehilangan dia lebih cepat dari yang terjadi. Seenggaknya, gua belajar dari pengalaman ini kalau memendam perasaan dan pura-pura kuat itu justru bikin luka gua semakin dalam. Mungkin kalau waktu itu gua lebih berani untuk jujur, hasilnya bakal beda—atau setidaknya, gua enggak perlu menyimpan banyak penyesalan setelah semuanya selesai.
— End.
1 note
·
View note