Text
Hikmah dalam tiap-tiap episode kehidupan terkadang tidak langsung ditemukan secara instan. Bisa jadi esok, lusa, bulan atau bahkan tahun setelahnya.
-orang yang kerjanya duduk melulu-
0 notes
Text
Memenangkan
Kamu juga harus berjuang karena sesuatu akan sia-sia bila tidak diperjuangkan oleh kedua pihak. Bukankah kita berharap ini adalah hal yang sama-sama kita perjuangkan, bukan hanya salah satu dari kita? Lantas bagaimana bentuk perjuangan itu, itulah yang menjadi urusan kita. Aku tidak tahu dan mungkin tidak memahami dengan caramu berjuang tapi aku percaya padamu. Kepercayaan itu mampu mengalahkan ketakutanku pada kemungkinan-kemungkinan tanpa kita harus menghindari segala bentuk kemungkinan. Kemungkinan bahwa perjuangan kita ternyata tidak sampai pada harapan kita. Dan kita menjadi belajar tentang itu semua, kita menjadi orang yang lebih baik, menjadi orang yang lebih beriman, dan lebih tunduk pada segala ketentuan-Nya tanpa banyak tanya. Kamu juga harus berjuang karena apapun yang menjadi akhirnya nanti, kita sama akan memenangkannya, tidak satu pun dari kita yang merasa sia-sia, merasa kalah, sakit hati, kecewa. Saat itulah kita menang. Apapun yang terjadi di ujung perjuangan ini. Kita sepakat untuk memenangkannya, kan? -kurniawan gunadi-
1 note
·
View note
Text
apa kabar
pernah nggak kamu kangen banget ditanya apa kabar? maksudnya apa kabar yang tulus. yang nggak diikuti dengan agenda-agenda terselubung. yang nggak diikuti dengan keperluan-keperluan tertentu.
maksudnya, apa kabar yang tulus aja. yang muncul tiba-tiba bukan karena kamu habis posting sesuatu di sosial media. yang muncul tiba-tiba karena kamu nongol di mimpi–nggak usahlah mimpi, di benak paling tidak–seseorang. yang muncul karena suatu masa dalam hidup kamu, kamu pernah begitu berarti untuk seseorang itu, atau sebaliknya.
maksudnya, apa kabar yang tulus aja. yang bukan penasaran, melainkan peduli.
banyak-banyaklah tanya apa kabar–yang tulus. meskipun kadang pertanyaan apa kabar cuma dijawab “baik” atau “ya gitu aja” atau “alhamdulillah”, yang belum tentu pun dijawab sesuai dengan kenyataannya–meskipun begitu, apa kabar adalah pertanyaan yang menyejukkan. yang menunjukkan bahwa keadaan seseorang penting, paling tidak bagimu.
siapa tau, kamu satu-satunya orang yang tanya apa kabar. siapa tau, kamu menyelamatkan hidup bahkan nyawa seseorang karena menanyakan kabarnya.
737 notes
·
View notes
Text
Mendadak CIA “Hati-hati hipnotis di Jogja”
26.01.2016
Kejadiannya baru aja malam ini. Berhubung sekarang aku sendirian di kontrakan, jadi aku gak mau tidur di kontrakan sendririan, maunya tidur di kos teman atau kontrakan teman di daerah Condong Catur dan Depok. Kemaren malam menginap di kos Fuji daerah Depok, malam ini pindah ke kontrakan di Condong Catur, disana udah ada Una dan Hanif.
Sekitar jam setengah 9 aku pergi ke kontrakan Condong Catur dan berpapasan dengan Una di jalan, “eh, Unaaaa, mau kemanaa?” aku sapa Una sambil berteriak. Tapi belum sempat Una membalas, motorku sudah melaju menuju kontrakan. Tiba-tiba langsung disambut terikan Hanif dari dalam kontrakan “gimana naa, udah inget?”. Aku bingung sendiri, ini mereka ada apa sih. Aku masukkan motor kedalam garasi dan masuk kontrakan, “kenapa sih nif?” tanyaku, “hp Una gak ada fin, dia udah nyari-nyari tadi tapi gak nemu, makanya panik langsung ke Indomaret, soalnya terakhir dia make hp di depan indomaret sebelum balik kontrakan masih wa-an sama aku fin” jawab Hanif yang juga kebawa panik, “lah, kok bisa? Jatuh di jalan kali, atau nyempil di kontrakan, cari dulu yuk”. Lalu kita sibuk mencari sambil miscall-miscall hp Una, tiba-tiba Una datang, “gimana na?” tanya Hanif, “gak adaaaa, dimana yaaa? Terakhir aku masih wa-an sama kamu kok nif depan Indomaret habis beli martabak” jawab Una, “kita cari lagi aja yuk, bareng-bareng keluar sekalian tanya-tanya, yang penting kita usaha dulu” tanggap aku. Akhirnya kita keluar bertiga menyusuri jalan yang tadi dilalui Una. Sampai Indomaret tanya sana sini “liat hp jatuh gak mas sekitar sini? Warnanya putih merek sony”. Tapi kita gak nemu dan pulang dengan tangan kosong plus wajah Una yang mulai pucat pasi dan mata berair.
Karena Una cape, lebih baik kita suruh tidur aja dulu biar dia tenang. Aku sama Hanif, buka hp dan laptop, searching di Google cara melacak hp android yang hilang. Kita udah berasa intellegent kelas kakap setipe CIA gitu *lebay*, tapi seriusan deh, kita coba berbagai macam cara, mulai dari Google setting, masukkan email, searching lokasi pakai GPS, mode dering, dan lain-lain. Hasilnya, nihil. Kita belum berhasil. Sepertinya Una terhipnotis orang ketika dia di atas motor depan Indomaret, kenapa kita bisa simpulkan begitu? Karena disana daerah rawan, malam-malam, dan Una gak sadar apa yang udah dia lakukan sehabis balas wa dari Hanif sampai tiba-tiba dia udah sampai di kontrakan.
Oke, ini bukan kejadian pertama. Tapi sebelumnya, teman aku si Sidqi, anak kontrakan Condong Catur juga, kena hipnotis di depan gedung rektorat UNY. Waktu itu Sidqi lagi naik motor dan sedang menggendong tas laptop yang berisi laptop, dompet ia taruh di jok motor dalam dan hp di saku celana. Dijalan depan gedung rektorat UNY, Sidqi liat ada laki-laki menggeret motor yang sepertinya sedang mogok, disamperin oleh Sidqi “Mas motornya kenapa? Kalau habis bensin, pom bensin ada dekat sini kok, keluar belok kanan aja” lalu dijawab oleh mas-mas yang dorong motor itu tadi “mba boleh pinjam hp nya gak? Buat sms teman saya” karena Sidqi niat mau membantu, ketika mau mengambil hp di saku celana, puk, mas-mas tadi menepuk bahu Sidqi dan semenjak saat itu Sidqi tidak sadarkan diri. Sidqi menyadarinya ketika sudah sampai kontrkan dan ingat tas laptopnya sudah tidak ada. Kesimpulannya, Sidqi kena hipnotis.
Sebenarnya, kejadian seperti ini, penah hampir saja aku alami ketika minggu lalu di terminal B bandara adisucipto. Bandara terminal B pagi hari yang masih sepi pengunjung. Aku memang sedang sendiri menunggu tiga temanku lainnya yang akan berangkat ke Malaysia juga. Tiba-tiba ada mba-mba duduk disamping aku dan minta di kasih uang 100 ribu untuk pulang naik taksi ke Jogja. Lah, ya jelas aku kaget lah. Dia siapa dan saya siapa tiba-tiba datang minta duit. Katanya sudah dari tadi pagi nunggu tapi gak ada yang jemput, aku bilang tunggu aja mba siapa tau masih tidur teman atau keluarganya. Aku perhatikan, mba-mba ini sendrian tapi tidak membawa satu pun barang, termasuk koper ataupun tas tangan, gak ada bawaan barang sama sekali, kan aneh. Aku langsung waspada saat itu, pikiran aku harus fokus dan jangan sampai lengah. Mbanya tanya “kamu sendirian?” aku jawab aja “iya” emang lagi sendiri. Mbanya maksa terus agar dikasih uang 100 ribu, bahkan udah aku tolak dengan alibi uang rupiah sudah aku tukar ke ringgit semua. Mbanya tetap maksa minta 30 ringgit katanya, nanti dia yang tukar uang itu ke rupiah. Nah, disitu saya sadar. Aku langsung berdiri dan pura-pura mengangkat telepon. Sama mbanya ditanya “mba mau kemana”, aku jawab “ini ada teman saya telpon mba, dia juga satu flight ke Malaysia dengan saya”. Baru saja aku melangkah beberapa langkah ke depan Circle K, aku tengok kebelakang, mba yang tadi minta duit sudah menghilang entah lari kemana. Ketika Insan dan Mardian datang (teman satu flight ke Malaysia) langsung aku ceritakan kejadian tadi. Kata mereka, aku selamat dan berpikir cerdas serta tanggap. Setelah aku teliti juga, gak ada flight yang berangkat pagi itu kecuali flight pesawat aku, dan terakhir flight adalah kemaren malam. ketahuan banget kan kalau mba yang tadi itu bohong. Huuuft, alhamdulillah selamat.
So, buat teman-teman, tetap berhati-hati ya, kejahatan ada dimana-mana mengintai kita. Biasakan membaca doa sebelum berpergian dan keluar rumah serta terus berhati-hati. Selamat malam.
9 notes
·
View notes
Photo
5K notes
·
View notes
Quote
saktah kehidupan
saktah; berhenti sejenak untuk kemudian melanjutkannya kembali
2 notes
·
View notes
Text
2016?
Karena Suatu Hari
Ada orang yang ingin mengajakmu masuk ke dalam rintangan, ke dalam marabahaya, ke dalam masa depan yang penuh ketidakpastian. Sehingga kamu ragu, apakah kamu akan percaya begitu saja kepadanya? Apakah kamu akan menyerahkan ketaatanmu kepadanya?
Kalau bukan karena keimanan dan takwa itu, mungkin keraguanmu akan terus hidup hingga kamu menua. Hingga kamu sadar bahwa waktu berjalan tanpa henti.
Maka, selesaikanlah kekhawatiranmu, menangkanlah iman di atas perasaan. Karena hati yang menuju-Nya pasti akan diyakinkan. Suati hari akan ada yang mengajakmu ke dalam marabahaya dan kamu akan bersedia berjuang bersama menghadapinya.
Suatu hari.
Yogyakarta, Desember 2015 | ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Quote
Manisnya berdekat-dekatan dengan Al-Qur'an tak akan benar-benar bisa terasa tanpa mujahadah dan istiqamah yang sebenar-benarnya.
©Quraners(Self Reminder) Allahumma anta rabbi, farzuqnal istiqamah (via quraners)
71 notes
·
View notes
Quote
Banyak anak yang telah terampil membaca di usia dini, tetapi begitu memasuki usia SD mulai kehilangan gairah membaca. Mereka bisa mengeja saat baru memasuki kelompok bermain (playgroup), tapi saat remaja sangat enggan menyentuh buku. Dan inilah yang banyak kita jumpai. Anak-anak dilatih untuk mampu membaca saat mereka masih balita, tapi begitu usia sekolah hilang gairahnya membaca, hilang pula antusiasme belajarnya. Apa yang salah? Mereka hanya diajari kemampuan membaca, tapi tidak ditumbuhkan kecintaannya pada membaca, kebanggaan terhadap kegiatan tersebut (bukan bangga pada diri sendiri) dan tidak pula ditanamkan keyakinan tentang manfaat membaca serta kesediaan untuk berpayah-payah mencari kesempatan membaca. Jika membaca itu sesuatu yang membanggakan sekaligus sangat berharga, anak akan siap bercapek-capek untuk memperoleh buku. Bahkan bila perlu harus kehilangan uang saku untuk mendapatkan buku. Hasil penelitian Prof. Dr. Kathy Hirsh-Pasek, penulis buku Einstein Never Used Flashcards sekaligus satu-satunya orang yang diizinkan melakukan penelitian di The Better Baby Institute Philadelphia pimpinan Glenn Doman, menarik untuk kita perhatikan. Metode yang diklaim mampu menghasilkan anak-anak jenius melalui pembelajaran membaca dan belakangan berhitung sejak bayi ini, ternyata tidak pernah melahirkan satu jenius pun. Sebaliknya, berdasarkan riset Kathy Hirsh-Pasek, anak-anak yang diajari membaca menggunakan metode Glenn Doman justru cenderung kehilangan antusiasme membaca maupun belajar di usia-usia sekolah hingga masa berikutnya. Anak memang mampu membaca di usia yang jauh lebih dini dibanding teman-temannya, tetapi kehilangan gairah saat ia seharusnya banyak belajar. Pertanyaannya, apa artinya mampu jika anak tak mau? Apa manfaatnya bisa membaca jika mereka tak menyukainya? Maka sangat wajar jika saat balita tampak begitu cerdas dan menggemaskan, tetapi begitu usia sekolah dasar sangat enggan menyentuh buku. Ini sama seperti budaya belajar. Jika sekolah tidak membangun budaya belajar yang kuat, kelas satu semangatnya berkobar-kobar, kelas dua masih berkibar, tapi begitu kelas empat bikin guru dan orangtua berdebar-debar. Apalagi saat anak memasuki kelas enam ketika mereka seharusnya bersiap menghadapi ujian akhir. Padahal jika anak memiliki budaya belajar yang besar, kelas satu mereka bersemangat meskipun mungkin masih belum mampu membaca, kelas dua semakin bersemangat dan selanjutnya di kelas empat mulai menjadi pembelajar mandiri. Anak-anak menyenangi belajar sehingga tak perlu menunggu perintah guru dan teriakan orangtua untuk bergegas melahap bacaan bermutu maupun mengerjakan tugas di rumah. Saya tidak pernah tinggal di luar negeri. Tapi ada cerita menarik dari rekan-rekan yang tinggal di luar negeri ketika saya berkunjung ke sana atau berbincang melalui fasilitas internet maupun telepon selular. Anak-anak yang belajar di Australia, Inggris atau Jepang mulai belajar membaca secara formal ketika mereka masuk SD. Artinya, saat memulai pendidikan di sekolah dasar, mereka belum mampu membaca. Mampu saja belum, apalagi terampil. Pada masa SD, sekolah menekankan betul pembentukan budaya literasi yang dibarengi dengan kemampuan literasi (baca-tulis). Sekolah membentuk kecintaan dan gairah anak terhadap membaca, memperoleh pengalaman mengesankan dengan kegiatan membaca, dan bukan menekankan pada keterampilan membaca di usia dini. Ketika kemauan membaca telah tertanam sangat kuat pada diri anak, maka akan lebih mudah bagi mereka belajar kemampuan membaca. Maka tatkala usianya semakin bertambah dan minatnya semakin berkembang, anak-anak tetap bergairah membaca. Inilah yang menjaga keberlangsungan minat baca mereka yang berimbas nyata terhadap budaya belajar. Apa artinya? Kemauan membacalah yang lebih penting kita bangun. Tak usah bergenit-genit dengan kemampuan anak membaca dan berhitung di usia dini. Kalaupun kemudian mereka mampu membaca di usia dini, tidak menjadi masalah sepanjang itu akibat dari minat besarnya terhadap membaca. Bukan akibat dilatih. Kemauan yang kuat memudahkan anak meraih kemampuan. Sebaliknya, kemampuan tanpa kemauan akan menjadikan mereka mudah mengalami kebosanan dan kejenuhan membaca. Malas belajar merupakan akibat berikutnya. Nah.
Mohammad Fauzil Adhim (via fauziladhim)
Noted!
394 notes
·
View notes
Photo
Quran 53:43 in Focus on Blurred Surat an-Najm Page
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى
It is He Who grants laughter and tears.
Originally found on: mnwt-el5yal
321 notes
·
View notes
Quote
jika robithoh yang sejati nya adalah doa penyambung ukhuwah tak juga bisa menyelesaikan urusan persaudaraan. maka cek lagi kuota keimanan, apakah cukup untuk menyampaikan pesan persaudaraan dari hati ke hati pada saudara kita? jangan-jangan kuota tersebut untuk menghidupi hati kita sendiri saja tidak cukup.
terinspirasi tausiyah ustadz Rofi’ (via anisathariq)
7 notes
·
View notes
Quote
Ada semacam peraturan tidak tertulis ketika kamu menjadi pengurus dalam sebuah organisasi, atau menjadi penanggungjawab dalam sebuah acara, atau bahkan menjadi seorang mas'ul dalam amanah dakwah. Bunyi peraturannya seperti ini "kamu tidak boleh sakit" Sedikit banyak kalimat ini selalu menjadi hal yg ada di pikiran saya, masa sih nggak boleh sakit? saya kan hanya manusia biasa, sama seperti yg lain, tapi kenapa saya tidak boleh sakit? Pada akhirnya pertanyaan ini pun terjawab ketika teman se-organisasi, teman se-kepanitiaan, teman seperjuangan dakwah ada yg (qadarullah) Allah berikan nikmat sakit. Ya, kini pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban lagi. Semua sudah menjadi jelas dengan melihat teman-teman saya mulai banyak yg jatuh sakit. Aktivitas organisasi tersendat, koordinasi dalam kepanitiaan tidak terarah, dakwah macet dan seterusnya.. Mengutip sebuah perkataan yg berkaitan dengan ini: "nikmat sehat itu baru akan terasa ketika kamu sakit, maka jangan menunggu sampai kamu sakit untuk merasakan nikmat sehat, tetapi bersyukurlah saat ini juga, dalam kesehatan mu" Yaa Allah berikanlah kami kesehatan, kesehatan yg selalu Engkau ridhoi. Yaa Allah berikanlah kepada semua teman-teman saya yg sedang Engkau uji dgn nikmat sakit sebuah kesembuhan, kesembuhan yg segera dan tidak meninggalkan rasa sakit..
orang yg rindu berjuang bersama
0 notes