bercita tinggi, hidup mulia atau mati syahid di jalan-Nya
Last active 2 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Anak yang Baik
Banyak hal yang kini membuatku merefleksikan diri di umur sekarang. Dengan pendidikanku yang tinggi, pengetahuanku yang luas, dan segala hal yang kudapatkan dari hasil jerih payah mereka. Apakah aku tumbuh jadi anak yang "sok tahu" dan merasa paling tahu soal hidupku sendiri? Keras kepala dan merasa benar? Dan dengan mudah melupakan semua jerih perjuangan sewaktu kecil dari melahirkan hingga membesarkanku?
Perbedaan zaman mungkin sekali membuatku berbeda pendapat dengan mereka. Bahkan aku tidak bisa menerima alasan-alasan untuk keputusan yang menurutku tidak bisa diterima logika. Tapi, apakah perkataan atas penolakanku ini menyakiti hati mereka?
Semua refleksi itu baru bisa kutemukan saat aku pun menjadi orang tua. Tidak ada orang tua yang sempurna, bahkan menjadi orang tua pun ini pertama kalinya bagiku, pun bagi orang tuaku. Sehingga kalau ada hal-hal yang salah, aku akhirnya bisa memahami. Aku pun belum tentu bisa menjadi orang tua yang sepenuhnya benar.
Akan sangat berbeda dengan perspektif yang kumiliki saat aku masih belum menikah. Berbeda total. Merasa paling menderita di keluarga karena beragam tuntutan.
Tapi kini, setelah menjadi orang tua. Melihat anak yang tumbuh semakin besar, tidak bisa membayangkan jika anak-anak yang aku gadang-gadang sedari kecil ternyata menjadi seseorang yang paling menentang. Sesuatu yang sangat tidak kuharapkan sebagai orang tua kepada anak-anak. Dan mungkin memang, perspektif itu baru akan kita dapatkan secara utuh dan mendalam ketika menjadi orang tua.
Untuk itu, jangan sampai terlambat. Jangan menunggu saat menjadi orang tua baru bisa memahami sudut pandang orang tua. Perbedaan pendapat mungkin terjadi, tapi upayakan jangan sampai kita menjadi anak yang terus menyakiti hati mereka. Pada umumnya, orang tua mengharapkan hal-hal baik untuk anaknya. Hanya saja, keterbatasan mereka terhadap pengetahuan dan wawasan, hal terbaik dan cara terbaik yang mereka tahu sangat terbatas. Dan keterbatasan itu, jangan dijadikan alasan untuk kita menjadi anak yang tidak bisa bertutur baik kepada mereka.
Kepandaian yang kita miliki adalah buah dari tirakat mereka mengusahakan penghidupan untuk kita, semasa kita bahkan belum bisa berjalan hanya bisa menangis. Hingga kita disekolahkan untuk menjadi orang yang lebih baik dari mereka. (c)kurniawangunadi
145 notes
·
View notes
Text
Ternyata benar kata bapak ku, bapak ku selalu berpesan "Anakku, lihatlah lelaki dari tanggung jawabnya , bukan dari rupa maupun gelar dan harta benda nya"
karena lelaki yang bertanggung jawab akan senantiasa mengusahakan apapun untuk mu..
"Menikah itu tidak harus mencari orang yang mencintai kita saja, tapi haruslah mengutamakan tanggung jawab. Menikah dengan orang yang tidak bertanggung jawab sudah dipastikan akan membawa pernikahan itu ke dalam neraka, hari-hari akan dibuat makan hati."
28 notes
·
View notes
Text
Semakin dewasa itu, semestinya segala sesuatu menjadi lebih simpel.
Kalau kawan tidak bisa diajak berkumpul bersama lagi, tak mengapa. Ia sudah punya kesibukan sendiri, dunianya sendiri, mengejar cita-citanya. Kalau belum bisa hari ini, semoga di lain waktu bisa jumpa lagi.
Pun, seandainya ia bisa memenuhi keinginan untuk bertemu dan memecah celengan rindu, tentu aku sangat mengapresiasinya. Meluangkan waktu di sela-sela kesibukan yang tiada habisnya. Meski mungkin waktunya tak seberapa, atau ia izin datang terlambat sekalipun.
Maklum. Di masa dewasa ini, ada banyak hal yang akhirnya harus kita maklumi. Ada banyak yang harus kita katakan, "nggak papa."
Kalau kawan tak kunjung membalas pesan darimu, bahkan hingga berhari-hari. Tak mengapa. Mungkin memang belum sempat. Pun, kalau rasanya memang cukup penting, simpel saja sebenarnya. Cukup kirimkan pesan kembali, harapannya agar ia bisa membacanya.
Semakin dewasa, harus belajar memahami sudut pandang orang lain. Harus memahami bahwa diri kita bukanlah poros kehidupan yang mengharuskan segala sesuatu harus sesuai dengan yang kita mau. Belajarlah menerima bahwa orang lain tak selamanya bisa memenuhi ekspektasi kita.
Kalau terus-terusan kita yang ingin dimengerti, pasti sangat melelahkan. Coba turunkan egonya, ya.
Simpel saja. Jangan egois. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Belajarlah memandang dari perspektif orang lain, ya!🫶
10 notes
·
View notes
Text
Berjalan sendirian itu lelah sekali. Sulit sekali mengandalkan segala kemampuan diri untuk terus berada di jalan ketaatan.
Oleh karenanya, Yaa Allah yang maha membolak-balikkan hati. Bersamakan kami bersama orang-orang shalih, orang-orang yang saling bertemu karena cinta kepada-Mu. Jadikan kami saling mengingatkan dalam ketaatan. Jadikan kami saling menegur saat ada yang terlupa atau mulai keluar dari jalan yang lurus.
Yaa Allah, kalau mengandalkan diri sendiri, rasanya tidak akan sanggup. Jagalah kami untuk terus dalam ketaatan. Jagalah kami untuk terus berada di jalan orang-orang yang berjuang untuk agama-Mu. Meski sangat jauh dari kata layak, tapi yaa Allah kalau tidak di sini, kami tidak tahu kemana arah hidup ini dibawa:')
Yaa Allah, jangan buang kami dari dakwah ini yaa Allah:') Sampai waktu kami habis di dunia ini, jagalah kami untuk terus ada di jalan dakwah ini:') Meski sulit, tapi bersama dakwah hidup jadi berkah😭
106 notes
·
View notes
Text
Setiap orang punya traumanya masing-masing. Kita tidak pernah tahu apa yang dia hadapi di masa lalu hingga akhirnya membentuk dia sampai saat ini.
Apapun kondisinya seseorang ini adalah akumulasi dari dirinya di masa lalu bersama trauma-traumanya.
Menemukan diri sendiri, menggali trauma apa di masa lalu, dan berusaha pelan-pelan untuk berdamai dengan semuanya memang bukan hal yang mudah.
Tapi, dengan memgenal diri beserta segala traumanya, membuat kita jauh lebih bijak. Tidak mudah menjustifikasi seseorang. Lebih legowo. Tahu langkah yang lebih baik dilakukan jika begini atau begitu.
Pelan-pelan, ya. Kita berdamai dengan diri kita sendiri.
21 notes
·
View notes
Text
“Bahagianya mereka yang memiliki dekapan hangat keluarga, bagi mereka indah itu bukan pada banyaknya agenda destinasi keluarga, berfoto ria dengan lebarnya tawa, atau penuhnya sosial media dengan aktivitas liburannya.”
Bagi mereka bahagia adalah saat keluarganya bisa taat pada tuntunan ilahi, selepas magrib ramai dengan tilawah Al Quran tanpa ada gangguan tv yang menyala. Sendu dan tetesan airmata bahagia mereka adalah saat satu persatu dari mereka Allah panggil dengan keadaan husnul khotimah, menyisakan senyuman pada akhir usia, saling menemani, berpelukan dengan hangat. Hati mereka yakin, bahwa mereka akan kembali berkumpul di surga.
Standar bahagianya setiap keluarga berbeda-beda, menyamakannya bukanlah solusi. Namun, jika keluarga adalah tempat berteduhnya dari hujan ujian, dan tempat untuk menghangatkan diri dari dinginnya dunia, maka jadikanlah keluargamu sebenar-benar tempat kembali yang dirindukan.
Hari ini, ayah temanku menunjukkan keluarganya adalah tempat kembali, saat dimana ia akan Allah panggil, saat itulah sendu dan syahdunya senyuman setiap dari mereka keluar, menandakan keikhlasan melepas sang nahkoda kapal. Ayah.
Jika nanti kamu telah menikah, jadikanlah keluargamu sebaik-baik tempat berteduh, jadikanlah setiap anak-anakmu bagian dari investasi akhirat tanpa henti untukmu, kala dirimu telah kehabisan bekal di akhirat, ia datang membawakan perbekalan untukmu. Anak yang sholih dan sholihah.
Karena kita semua sedang meniti jalan pulang, semoga Allah matikan jiwa dan raga kita dalam iman dan islam.
Wahai hati, melembutlah.
@jndmmsyhd
817 notes
·
View notes
Text
Menghadapi real life dengan segala macam ujiannya, rasa-rasanya memang tidak akan pernah sopan dan layak untuk kita mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.
Laahaulaa walaa quwwata illaa billah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah.
Kalau mau dihadapi dengan kemampuan sendiri, yang ada hanya rasa lelah. Banyak sekali ketidakmungkinan untuk bisa melaluinya, satu persatu. Diri ini terbatas, terbatas kemampuannya, terbatas akalnya, terbatas pengetahuannya, terbatas waktunya, dan segala macam keterbatasan lainnya.
Sombong sekali, jika kita merasa kita mampu tanpa pertolongan Allah. Oleh karenanya, jangan lupa, apapun itu libatkan Allah dalam setiap proses. Minta tolong ke Allah dalam setiap langkah.
Sebab kita tahu, kita ini begitu lemah, tak ada daya sama sekali tanpa pertolongan-Nya. Yaa Allah, bersamai kami dalam setiap langkah. Jangan tinggalkan kami walau hanya sekejap mata.
10 notes
·
View notes
Text
Kamu terlalu banyak memikirkan sesuatu, yang bukan ranahmu.
Hingga kerapkali kelelahan menyertaimu.
Kamu pun sering lupa bahwasannya berandai-andai akan takdir itu Allah larang.
Jika kamu merasa dunia telah masuk ke dalam hatimu, maka keluarkan ia perlahan.
Jika sebelumnya kau idamkan kehidupan baik layaknya yang tampil di sosial media. Lekas kembali simak sirah perjalanan Kekasih Allah, juga kehidupan shahabat dan shahabiyah nya.
Ia nya akan kau temukan kesederhanaan dalam penghidupan, kebahagiaan dan ketenangan yang timbul dari ketakwaan kepada Allah dan rasul Nya.
#Monolog
160 notes
·
View notes
Text
Sabar, ya. Nggak semua yang kamu mau itu terjadi sekarang juga. Nggak semua yang kamu inginkan terwujud sekarang juga.
Sabar, ya. Semuanya udah ada timing terbaiknya. Nggak pernah sesuatu itu terjadi dengan terlambat, atau terlalu cepat. Semua terjadi pada waktu dan takaran yang tepat.
Sabar, ya. Jangan khawatir dengan segala hal yang hari ini belum juga terwujud. Mungkin, kamu perlu ikhtiar yang lebih besar. Juga, doa-doa yang dipinta lebih panjang.
Sabar, ya. Percaya aja kalau Allah punya ketetapan yang jauh lebih indah dari apa yang kamu bayangkan. Percaya kalau Allah itu sebaik-baik perencana🤍
3 notes
·
View notes
Text
Memaknai Keputusanmu di Antara Pilihan
Orang lain hanya akan melihat keputusan yang kamu ambil, mereka tidak akan pernah melihat pilihan-pilihan yang kamu miliki.
Sehingga, ketika kita hanya dinilai dari keputusan kita, jangan berkecil hati. Sejatinya mereka tidak pernah tahu struggling-nya kita terhadap pilihan-pilihan yang ada saat itu. Dan keputusan kita saat itu adalah keputusan terbaik dari semua pilihan yang kita miliki.
Mari kita lihat dengan hati yang lebih lapang pada setiap pilihan yang kita miliki. Sebab, dalam hidup ini kita tidak perlu menjelaskan kepada semua orang tentang pilihan yang kita ambil.
Meski dinilai tidak menguntungkan, memilih yang tak pasti, memilih yang sulit, memilih yang nggak ada uangnya, dsb.
Selama kamu yakin sama pilihanmu dan mau sama risikonya. Ambil dan jalanilah, kemudian tutup telinga.
Pada akhirnya, kita perlu percaya kepada Allah bahwa keputusan yang kita ambil lahir dari ilham yang diberikan-Nya. Ada hal-hal yang tidak kita tahu soal masa depan, rasanya mungkin khawatir dan menakutkan. Tapi percayalah, jarak antara kita dengan banyak kebaikan di depan, kadang hanya di masalah keberanian buat mengambil keputusan. (c)kurniawangunadi
544 notes
·
View notes
Text
Refleksi Kemerdekaan
Katanya sudah merdeka, tapi nyatanya belum sepenuhnya. Salah satunya, belum merdeka dari kebodohan.
Pendidikan semakin elit, sulit diakses "orang-orang kecil" sebab biaya yang di luar logika. Padahal, katanya pendidikan adalah langkah pertama untuk memutus rantai kemiskinan, bukan?
Tapi, kalau langkah pertama ini saja sulit untuk digapai, bagaimana bisa mencapai cita-cita besar memberantas kemiskinan? Mimpi!
Katanya sudah merdeka, nyatanya masih terjajah bahkan oleh kebijakan negeri sendiri. Sangat aneh memang.
Kebijakan di banyak sektor yang sama sekali tidak berpihak pada rakyat, justru menyakiti dan menindas rakyat.
Kebijakan yang justru hanya menguntungkan segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
Aku tidak tahu, makna "dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat" itu ada di sebelah mana?
Katanya sudah merdeka, tapi rasanya itu hanya menjadi sebuah kata-kata yang hilang makna.
Rasanya, miris sekali, saat di podium-podium kehormatan, beliau yang memiliki peran besar untuk kebijakan negeri ini, mengucap kalimat manis yang seolah menenangkan, padahal kondisi negeri sangat amat jauh dari kata baik-baik saja.
Kalian menggaet media, lalu menyiarkan "kata-kata manis". Framing-nya sudah cukup (maaf) basi!
Kami sudah cukup (maaf) muak-jujur, sejujur-jujurnya. Kami pun sudah bosan dengan permainannya. Ini hanya sekedar untuk membuat kami tenang, tidak banyak bersuara dan bicara, kan?!
Wahai bapak ibu yang terhormat, kami yang hanya rakyat jelata ini butuh keadilan dan kesejahteraan. Namun, sampai saat ini, kami masih bertanya-tanya.
Sebenarnya, keadilan dan kesejahteraan siapa yang kalian perjuangkan?😊
30 notes
·
View notes
Text
MERDEKA!
Mungkin, kita melihat hari ini kita benar merdeka. Secara fisik mungkin terlihat benar. Tapi, kalau dilihat lebih jauh, apa benar kita sungguh-sungguh merdeka?
Jiwa-jiwa yang terikat dan haus akan validasi manusia. Mengekor apa kata orang. Mengikuti bagaimana trend bekerja. Kalau kata orang ramai, yasudah ikut saja. Kalau orang suka, yasudah buat yang sama seperti itu. Tanpa filter sama sekali. Yang penting orang suka.
Begitukah makna merdeka?
Hidup tanpa prinsip. Mengikuti arus. Mengikuti bagaimana cara pandang orang. Mengikuti apa yang kebanyakan orang sukai. Padahal, mengejar validasi manusia itu melelahkan. Menyenangkan semua hati itu menyengsarakan.
Jiwa yang merdeka adalah ia yang merdeka dari segala bentuk perbudakan terhadap selain-Nya. Suka atau tidak sukanya manusia tak menjadi parameter. Sebab, yang dikejar hanya apa yang Allah suka. Kalau Allah suka, ia lakukan. Kalau Allah tak suka, tak pernah berani ia dekatinya.
Jiwa yang merdeka adalah ia yang tak lagi mengemis validasi manusia. Selagi ia tahu prinsip hidupnya. Selagi ia paham apa yang sedang ditujunya. Itu tak akan pernah menjadi masalah, meski seluruh manusia di dunia menganggapnya konyol. Karena ia tahu, ini adalah hal benar dan memang Allah menyukainya.
Selamat menjadi jiwa yang merdeka!
33 notes
·
View notes
Text
Salah satu nasehat ustadz yang saya ingat tentang pernikahan adalah:
Jangan sampai karena menikah, pondasi-pondasi kebaikan yang telah kita bangun runtuh seketika. Sebaliknya, tujuan pernikahan adalah untuk memperkokoh pondasi tersebut. Maka, perlunya selektif dalam memilih pasangan.
16 notes
·
View notes
Text
2024 dan Pekerjaanmu
Teman-teman, cuma mau bilang, kalau di tahun saat ini kondisi ekonomi lagi nggak baik-baik saja. Kalau kamu tidak ada alasan yang kuat untuk resign kayak sakit, kesehatan mental, lingkungan toxic, harus pulang karena ortu sakit, dsb. Bertahanlah dengan pekerjaanmu meski itu mungkin menjemukan. Saya sebagai orang yang saat ini jadi karyawan (kerja ditempat orang lain), jadi freelance, dan sekaligus punya usaha sendiri. Ngerasa banget lesunya ekonomi selama beberapa bulan terakhir. Sampai beberapa kali saya sendiri harus mengurangi jumlah karyawan karena efisiensi. Bukan keputusan yang mudah bagi pemilik usaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja, tapi memang keadaannya tidak bisa dipungkiri dan keputusan harus diambil.
Buat teman-teman yang dapat rezeki lebih soal harta, tolong jangan disimpan aja, diputarlah dengan dibelanjakan ke dagangan teman, ke pasar, dan lain-lain agar terjadi perputaran uang di tengah-tengah kondisi saat ini. Itu akan sangat membantu bagi orang lain.
Buat teman-teman di sini yang jadi pemilik usaha, UMKM, dan sebagainya. Semangat yaaa :)
289 notes
·
View notes
Text
Saat aku, orang yang sangat idealis, bertemu realitas kehidupan yang tidak selalu ideal. Sering kali mempertanyakan,
"Kalau begini, kira-kira memang aku diciptakan untuk begini bukan sih? Memangnya manfaatku bisa maksimal kalau disini?"
Aku tidak tahu, apakah orang-orang seumuranku yang katanya sudah mendapatkan apa yang dicita-citakan itu juga mempertanyakan hal yang sama atau tidak sepertiku.
Lalu, Mama bilang,
"Nggak papa, dicoba dulu. Kita nggak tau rezekinya dimana."
"Memang begitu, perlu mencoba banyak sampai akhirnya ketemu mana yang cocok."
"Dijalani aja dulu, buat batu loncatan."
Mungkin, kalau melihat orang-orang besar, kita akan melihat bahwa, jalan yang mereka lalui pun tidak selamanya linear sesuai yang mereka inginkan.
Lagi pula, tidak ada salahnya mengambil segala macam kesempatan yang ada di depan mata. Toh, jika itu hal yang baik dan memberikan manfaat untuk orang lain, apalagi untuk sendiri, tidak masalah, kan?
Lagi pula, tidak ada hal yang sia-sia. Pasti semuanya memberikan hikmah dan pelajaran di kemudian hari. Apapun itu.
Jika pun, ada mimpi yang memang belum terwujud hari ini, coba pelan-pelan ditata lagi niatnya. Pelan-pelan diperjuangkan lagi. Pelan-pelan berikan ikhtiar terbaik menuju kesana.
Tenang, tidak semua hal harus kamu raih hari ini juga. Tugas kamu adalah tuntaskan apa yang sudah kamu mulai sekarang. Ingat, selesaikan apa-apa yang sudah kamu ambil dengan baik.
Sampai bertemu di masa depan!✨
1 note
·
View note
Text
Terkadang, kita terlalu fokus berpikir pada hal-hal besar. Tapi kita lupa pada langkah-langkah kecil untuk sampai pada sesuatu yang besar itu. Kita lupa mengapresiasi setiap capaian kecil yang mungkin tampak tidak berarti. Padahal, yang sedikit itu bagian dari proses, kan?
Jika ingin sampai pada mimpi besar itu, maka mulai saja untuk fokus pada langkah demi selangkah. Jangan berhenti dulu. Lelah boleh, istirahat sejenak boleh. Tapi, untuk berhenti apalagi mundur ke belakang, aku mohon jangan ya.
Pada setiap langkah yang mungil lagi kecil. Nampak tak nampak dampaknya, sederhana namun besar. Mungkin sekarang kamu merasa yang kamu lakukan tak punya nilai seberapa. Tak memberikan pengaruh signifikan di dalam hidupmu. Terasa sangat jauh dari yang kamu sebut mimpi besar. Sabar ya. Nanti, kamu juga akan sampai.
12 notes
·
View notes
Text
Jika kamu terus menerus merasa khawatir.
Jangan khawatir, semua hal yang sedang ditakutkan saat ini pasti terlewati. Seperti ketakutan-ketakutan dahulu yang telah berlalu, nyatanya kamu tetap baik-baik saja sekarang. Masih hidup, masih bisa makan, masih bisa beribadah dengan baik.
Jangan terlalu khawatir. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak akan ada satupun orang yang bisa mencuri rezekimu karena apa yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Kalau tidak, ya mungkin rezeki pakainya hanya sebentar atau memang akan dihilangkan.
Jangan khawatir lagi, kamu pasti akan menemukan jalanmu. Sepanjang kamu tidak berhenti, berusaha lebih baik lagi, sembari terus menjaga kepercayaanmu. Jangan khawatir.
579 notes
·
View notes