jatisays
Jati talks about shit and stuff
9 posts
halo
Don't wanna be here? Send us removal request.
jatisays · 2 years ago
Text
Closing the chapter.
Suatu waktu Bapakku pernah cerita, tentang bagaimana perasaan dirinya sebagai pensiunan, mendapat kabar bahwa satu persatu kawannya berpulang itu sungguh memuramkan. Semakin banyak kabar itu ia dapat, kadang membuat semangat hidup semakin berkurang. 
Aku di penghujung tahun 2022 ini, belum ada menginjak 30 tahun. Tapi aku tidak menyangka bahwa tahun ini aku bisa sedikit banyak mengerti perasaan yang Bapakku bilang tadi. Tentang bagaimana kehilangan orang–orang yang memang bukan bagian dari keluargamu,tapi pernah menjadi bagian dari hidupmu, itu ‘janggal’. Ketika kabar itu datang kamu dihujani memori-memori yang bahkan mungkin sudah hilang dari hippocampus di otakmu.
***
Namanya Yudha. Dia teman SMP-ku. Dulu kita cukup dekat. Ya mungkin tidak dekat banget seperti sahabat tapi cukup dekat. Kita pernah sekelas, kita pernah juga pengajian bareng. Selera humor kita juga cukup mirip, jadi dulu kami sering saling menimpali lelucon. Dan akhirnya waktu itu kami jadi salah satu badut kelas. Perawakan kami juga cukup mirip, kami sama-sama kurus, sama-sama Jawa tapi sipit, jadi kami juga sering dikira bersaudara. Kemudian kami masuk SMA yang berbeda. Dia tetap di Bontang, aku pergi ke Samarinda. Kami lanjut dengan kehidupan masing-masing. Aku tidak ingat pernah berkomunikasi lagi dengan Yudha. Waktu terus berlalu, dan aku juga tidak pernah kepikiran soal dia lagi.
Hingga beberapa bulan lalu, aku dapat kabar dari seorang teman, Yudha sudah berpulang. Otakku butuh waktu beberapa detik untuk memproses kabar ini. Kami memang sudah belasan tahun tidak berkomunikasi lagi, saling follow di sosial media pun tidak, tapi tetap, mendapat kabar seperti itu seperti ditabrak truk di jalan tol. Mengejutkan dan tak ada bisa kamu lakukan selain mengucapkan belasungkawa dan berdoa. Saat itu juga, memori-memori lama pun bermunculan. Seperti ada yang memutar highlight reel kenangan saat kami berbuat hal-hal konyol bersama. Yang lebih memiriskan lagi adalah ketika aku dapat info ketika itu dia baru saja menikah. Pedih.
***
Namanya Rika, dia teman seangkatanku di SMA dan aku tidak begitu kenal dengan dia, tapi karena nature SMA-ku yang memaksa harus mengenal satu sama lain, kami jadi cukup tahu dengan eksistensi masing-masing. Seingatku kami pernah ngobrol tapi tak cukup banyak hingga ada memori yang berkesan. Mungkin kami pernah sekelas, tapi sejujurnya aku sendiri sudah tidak ingat lagi. Dan beberapa bulan lalu dia sayangnya juga harus berpulang. Dia berpulang setelah melahirkan anaknya. 
***
Dan akhirnya kita sampai di Elephant in the room, sebuah alasan besar kenapa aku menulis tulisan ini. Sebenarnya aku sendiri masih kesulitan mencari cara bagaimana menulis bagian akhir tulisan ini tanpa membuat semuanya seolah-olah tentang diriku sendiri. Tapi mari kita coba.
Namanya Kiki, dia mantan pacarku, kita putus 6 tahun lalu. Hubungan kita memang tidak lama, hanya sekitar 6 bulan. Heck, bahkan postingan terakhirku di blog ini aku tulis beberapa saat setelah hubungan kami berakhir. Intinya adalah waktu itu, aku sudah jahat sama dia. Aku ingat meminta putus in the height of our relationship. Aku ingat dia nangis memohon agar hubungan itu tidak berakhir. Aku masih ingat dia bilang, “aku sayang banget sama kamu, Jati”. Tapi aku tidak menggubris, aku tetap memilih untuk pergi.
Setahun setelah itu, aku sudah punya hubungan baru. Belajar dari kesalahan sebelumnya aku trying my best untuk be better di relationship yang baru ini. And in some ways, i think i did good. Empat tahun lebih berlalu dan sayangnya hubunganku yang ini juga kandas. Beberapa saat setelah putus, aku sempat teringat lagi soal Kiki.  Aku pikir, “oh mungkin ini saat yang tepat untuk make things up” apalagi terakhir aku komunikasi dengan dia ya pasca kita putus dulu. Seenggaknya, aku pikir, aku berhutang sama Kiki penjelasan; tentang kenapa aku ninggalin dia waktu itu, dan aku juga berhutang maaf dan seenggaknya (menurutku) kita mungkin bisa berdamai dengan masa lalu. At that point, aku sudah tidak punya perasaan yang sama seperti dulu terhadap Kiki, yang tersisa hanya rasa bersalah yang makin memberat dan kadang menghantui malam-malamku. 
Aku ingat minggu-minggu itu aku berdebat dengan diri sendiri, apa aku cuma self-centered dan membuat semuanya ini tentang aku atau aku emang merasa bersalah dan ingin minta maaf? It’s just one Whatsapp away and i could not do it. Aku putuskan mungkin aku kepoin sosmed dia dulu. Lihat situasi sebelum memutuskan untuk kontak dia. Dan saat itu aku lihat dia cukup fine. Dia posting soal daily lifenya, kehidupan dengan pacarnya, all good all fine. Aku  pun berpikir, ah kalau tiba-tiba aku kontak dia yang ada malah aku merusak kebahagiaan dia sekarang. Lebih baik begini, move on seolah-olah masa lalu cuma sebutir pasir di gurun Sahara. Tidak signifikan dan tidak berpengaruh.
Dan datanglah hari itu. Beberapa minggu setelah kejadian aku kepoin dia, aku dapat kabar, kalau Kiki sudah tidak ada. Seperti disuntik adrenalin, semua perasaan campur aduk tiba–tiba muncul. Aku tidak tahu gimana cara memproses informasi itu. Sejak hari itu perasaan guilt yang sudah lama tidak ada muncul kembali. Perasaan menyesal bahwa aku bisa fix everything seandainya aku tidak mundur beberapa minggu lalu hanya menambah beban guilt tersebut. I accepted my mistakes, but she will never know.
23 November 2022, aku akhirnya berkesempatan bertemu kembali dengan Kiki. 6 tahun berlalu dan akhirnya kita bertemu kembali. Bedanya, kali ini dia hanya diam membisu. Hanya tersisa nama yang diwakilkan oleh batu nisan. Sebelum datang aku sudah mengantisipasi semua luapan emosi yang aku kira bakal aku rasakan ketika akhirnya bertemu kembali. Tapi ternyata tidak. Aku malah merasa tenang. Mungkin momen itu juga yang akhirnya menyadarkanku untuk berdamai dengan diri sendiri. Mungkin juga cuma aku yang menganggap semua hal ini terlalu berlebihan, dan mungkin Kiki bahkan sudah tidak peduli lagi sama hal tersebut. Mungkin semua cuma dampak dari berduka saja dan reaksi impulsku saat itu. Siapa yang tahu?
Tapi aku juga bersyukur aku memutuskan untuk ziarah. Karena dengan itu akhirnya aku bisa berdamai. Dan aku berharap Kiki juga damai disana. Pertemuan kembali itu adalah titik untukku menutup bab tersebut. Aku pikir itu adalah keputusan yang paling bijak. Ya benar, aku tidak akan pernah bisa membayar hutangku ke Kiki sekarang, tapi apa benar semua ini tentang dia dan bukan egoku yang terluka?
***
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku kehilangan kenalan diluar hubungan keluarga. Ketika SMA dulu, teman seangkatan yang juga teman bandku, berpulang setelah mengalami kecelakaan motor. Aku ingat merasa terpukul sekali waktu itu. Tapi berita duka tetaplah berita duka, entah kamu dapat kabar itu ketika umur 17 ataupun 57, entah itu teman yang sangat dekat atau hanya sekedar bertegur sapa di koridor sekolah, dampak dari duka itu tetap ada. Dalam konteks tulisan ini memang secara kebetulan kabar duka tersebut secara serentak terjadi di tahun ini.
Ada tweet bagus yang aku lihat tempo hari, kurang lebih isinya begini; ‘Berduka itu aneh, tiap orang memproses duka berbeda-beda. Bisa saja kamu melihat susu di Indomaret dan kemudian nangis kejer karena almarhum Ayahmu demen susu tersebut.’ Yudha, Rika, dan Kiki punya kedekatan relasi yang berbeda-beda denganku, mungkin satu lebih dekat dari yang lain. Tapi sedikit banyak tiap orang punya bercak kenangan yang unik karena masing-masing telah jadi bagian dari perjalanan hidupku.
Mungkin tulisan ini juga bagian dari caraku untuk memproses duka tersebut. Entahlah. Seperti bagian awal dari cerita ini. Kehilangan teman memberikan kemuraman yang berbeda dengan kehilangan anggota keluarga. Perasaan janggal muncul dan kamu tak tahu cara mendeskripsikannya.
Dan seperti buku, bab orang-orang tersebut sudah selesai. Bab aku dengan mereka juga sudah usai. Waktunya berdamai dan membuka bab baru.
0 notes
jatisays · 8 years ago
Text
relaksasi dan pengobatan
2016 adalah tahun yang menarik. Mungkin frasa yang paling tepat, tahun 2016 adalah tahun yang roler koster buatku. Aku bertemu bantyak orang2 baru, dapat pekerjaan menarik, pacaran (dan putus) lagi, lulus kuliah, berbincang dengan orang yang lama tak pernah berkabar. dan masih banyak lagi.
kesimpulannya, aku mencapai beberapa hal yang aku sendiri tidak menduga. Ya benar aksi sama dengan reaksi, tapi kadang hal hal tak terduga itu yang membuat hidup lebih menarik.
2017 ini aku punya banyak impian dan ambisi. Kita lihat dari tanggal tulisan ini jadi apa saja yang akan tercapai dan akan dibawa kemana.
0 notes
jatisays · 8 years ago
Text
aku sudah siapkan kopi untuk menyambut deadline tapi ternyata kerjaan selesai lebih cepat dan aku ga ada hal yang lebih baik untuk dikerjakan. btw judul tulisan ini terdengar lebih bagus dalam bahasa Inggris
belakangan ini jam tidurku kebalik balik, apalagi semenjak bekerja dari kosan, aku lebih suka bekerja di malam hari, karena tenang dan tetangga kosanku yang brengsek itu sedang tidur. 
Kadang kalo jenuh aku suka mencoba menilai diri sendiri dari perspektif orang ketiga. Caranya adalah, membuka konversasi2 lama bisa dengan orang yang kamu tak pernah sapa lagi, atau mantan orang yang kamu suka.
reaksi kamu saat membaca konversasi tersebut adalah reaksi murni kamu terhadap diri kamu sendiri. Kamu bisa menyimpulkan kalau mungkin kamu pecundang yang menjijikkan, atau hanya sekedar sociopath.
0 notes
jatisays · 9 years ago
Text
rant 1
Kalau kamu sudah cukup lama berkelana di dunia maya terutama wilayah Indonesia, dan menemui konten kreatif, lalu kamu bertemu argumen argumen tidak populer di kolom komentar tersebut biasanya akan dibalas dengan, “emang loe bisa bikin apa!!??” sebuah argumen defensif yang cukup sering digunakan dan cukup banyak ditemukan di rancah skena pekerja kreatif lokal. Saking seringnya argumen ini menjadi konyol ketika digunakan tifak hanya pada kritik mengejek seperti “heh karya kamu sampah!” tapi juga untuk melawan opini opini bagus dan kritik yang sehat. Sehingga, menurut hemat saya, mematikan lingkungan kreatif itu sendiri. Karena, dari pengalaman saya sendiri, kita sebagai pembuat karya punya kecenderungan untuk takut kepada reaksi negatif dari karya yang kita buat. sehingga muncul reaksi defensif yg - awalnya manusiawi - sampai pada tahap konyol.
Okelah, jika orang yang sudah membangun kritik utnuk suatu karya punya analisa yang baik dan latar belakang yang kuat (dalam kasus kritik mengkritik, mungkin dia berkompeten di bidangnya) saja sering dilawan dengan argumen “emang loe bisa bikin apa!!??” bagaimana dengan orang orang diluar sana yang hanya dengan foto diri dan fisik rupawan dan punya banyak pengikut di dunia maya?
hm, ya. paragraf terakhir itu analogi yang tidak nyambung, tapi yaudah sih, emangnya loe bisa bikin apa?
0 notes
jatisays · 9 years ago
Text
kontemplasi 2
Geek.
Apa itu geek? menurut merriam-webster dictionary, geek adalah
1 :  a carnival performer often billed as a wild man whose act usually includes biting the head off a live chicken or snake 2 :  a person often of an intellectual bent who is disliked 3 :  an enthusiast or expert especially in a technological field or activity <computer geek>
Saya mau fokus pada makna nomor 3, dan membahas kaitannya terutama dengan tren budaya populer. Dominasi internet di kehidupan masyarakat sendiri juga sudah mempersempit makna geek menjadi sesederhana “gaul akan komik,film, dan games”. Ok, gapapa, karena memang istilah geek komik film dan games ini yang pengen saya bahas di tulisan ini. hehe.
Budaya berinternet secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana budaya populer terbentuk. munculnya situs situs sosial seperti 9gag yang mencoba meredefinisikan bagaimana hidup sebagai generasi milenial di abad 21 seperti semua remaja main game apa, nonton film apa, masa kecil mereka lebih keren dari masa kecil anak sekarang, dsb. Didukung dengan semakin banyak film2 dan tv show geek material diproduksi adalah bukti nyata betapa seriusnya hal hal yang sebelumnya dianggap sepele.
Ya sebagai orang yang dulunya tidak bisa mendapat akses, tentu saya sangat sangat senang sekali dengan melimpahnya konten dan akses yang bisa saya nikmati sekarang. Dari sini kita masuk ke poin utama tulisan yang udah ngalor ngidul ini. Karena menjadi “geek” ini sudah terkesan keren belakangan ini, ya sama kasusnya dengan menjadi “artsy” tapi kita bahas lain kali, maka semua orang pun bertingkah menjadi seperti ini. Saya lihat teman2 lama saya boro boro dulu peduli dengan beginian sekarang tiap episode baru tv show superhero selalu share. ada trailer film marvel baru share. apa ya istilahnya… latah mungkin? hehe.
ini yang akhir akhir ini sedikit menganggu saya. Ya saya dulu berpikiran lebih menyenangkan kalau semua orang peduli, tapi sekarang malah saya sedikit terganggu. saya merasa agak kesal melihat semua orang tiba tiba jadi pada menyukai hal2 yang saya suka sejak lama. Dari sini muncul krisis eksistensial di diri saya. Mungkin saya hanya seorang purist yang menyebalkan? Mungkin yang salah di diri saya yang gabisa lihat orang seneng? ya bisa jadi.
Kemudian saya menemukan podcast dari TheWeeklyPlanet yang mengatakan,
“Who fucking cares? people could like things or not like things. It doesn’t matter. If you’re the biggest fan, great. if you’re not, who cares? because none of this matters. just like what you like at whatever level you wanna like at, cause there are people out there who know evenly more than us.”*
Saya pun menyadari bahwa ya semua ini tidak penting. ngapain capai capai mikirin hal bodoh kaya gini. Wong, nyari duit masih susah hehe. Tapi ya intinya adalah kamu tidak usah menganggap serius tulisan ini. Sekedar opini netizen yang tidak penting.
akhir kata, be excellent to each other. *https://www.youtube.com/watch?v=SKLnfddYSA8
0 notes
jatisays · 10 years ago
Text
suara 1
untuk kesekian kali saya kembali terjaga karena hal bodoh.
hari ini temanya adalah berusaha mengingat band yang saya lihat di mtv sekitar 8 tahun yang lalu.
selama 4 jam saya melakukan penelitian di google tapi nihil.
hingga akhirnya memasuki pagi saya menjadi sentimentil
dan sayapun membuka lembaran konversasi konversasi jadul
ternyata hanya semakin membuktikan saja kalau
saya ini sociopath
0 notes
jatisays · 11 years ago
Text
in a few words
Well, well, well.
  Akhirnya sampai lagi kita disini. Di penghujung tahun. Hari dimana semua orang dengan latar belakang berbeda2, dengan kepercayaan berbeda2, sepakat untuk berhenti sejenak dan merayakannya.
  Semua orang berpesta, bergembira, dan lagi lagi saya tahun ini memilih menyendiri. Dengan dua pizza ukuran medium dan sebotol bir ditemani dokumentari2 dari vice. Jadilah saya menulis refleksi akhir tahun ini di menit menit trakhir tahun 2013.
  Setiap Tahun, saya selalu bersyukur bahwa setiap bertambahnya waktu, saya selalu membuat perubahan perubahan dan perkembangan dalam hidup saya. Dan Alhamdulillah, tahun ini cukup banyak pencapaian positif yang saya capai.
  Diawali dari pencapaian saya bersama band saya yang cukup memuaskan tahun ini. Jakcloth adalah salah satu pencapaian yang cukup baik, kami berhasil dua kali tembus tahun ini. Selain itu, berhaisl masuk kompilasi cd kickfest. Pengalaman seru lainnya tahun ini bersama band saya, manggung jadi opener coboy junior di sekolah antah berantah di bekasi. Dan ditonton ratusan comate dibawah umur tentunya. Oh ya, hal unik lain, setiap kali kita ada acara, dalam perjalanan sang hujan selalu mengiringi langkah kami. Saya juga tak mengerti apalah sebabnya.  Downsidenya, setahun ini kami gagal menyelesaikan satu pun materi baru ehehe. Jadi resolusi pertama buat tahun depan, kelarin lagu baru dan membesarkan nama band ini.
  Kemudian di bidang saya yang lain, seni visual. Dari personal, saya juga cukup senang tahun ini dapat beberapa pekerjaan memuaskan dari orang2 lain. Dan mendapat gaji. Dan memfoya2kan uang hasil keringat sendiri. Its fun. Lalu saya juga berhasil menang kompetisi art dari clothingline di amrik sono. Tapi hadiahnya belum dikirim kirim.. hehe. Kemudian, ehm tahun ini juga saya pertama kali dibajak oranglain. Iya, kecoa seperti saya aja dibajak apalagi orang2 yang sekaliber gajah diluar sana. Dan juga di sepanjang tahun banyak bertemu orang2 baru yang inspiratif. Orang orang yang lahir batin demi passion yang dijalani. Mereka2 ini yang membuat saya banyak belajar. Walaupun juga di tahun ini saya banyak gagal mengatasi kemalasan sehingga di akhir tahun mampet karya. Resolusi kedepan adalah belajar lebih banyak, dan mengurangi rasa malas haha.
projek lain saya yaitu, Komiksyahdu. saya hidupkan kembali di 2013, dan saya cukup kaget sekaligus senang akan banyaknya antusias dari masyarakat. dengan begini membuktikan bahwa selera humor saya cukup diterima dengan baik hehe. resolusi kedepan, saya harap tetep bisa ngupdate projek komiksyahdu ini.
  Di tahun ini juga, saya dan teman2 melahirkan SketchFun. Sebuah wadah yang bukan cuma sekedar wadah.  Diawali, dari keisengan mengisi wkatu luang dengan menggambar suka-suka. Dan sekarang sedang terus bertumbuh mencoba menjadi komunitas yang lebih besar dan lebar. Saya kira awalnya, teman teman saya juga seperti hanya beriseng iseng ria, ternyata mereka adalah orang-orang yang juga penuh passion dan semangat yang tinggi. Dan dari keseriusan teman teman semua kami berhasil sekali pameran dan jualan hasil karya (yang mana sangat mengejutkan laris manis) dan menghasilkan artbook. Dan iya, resolusi kami di 2014 bakalan membuat sebuah pameran di event besar.
  Owh, sampai paragraph ini diketik sudah jam 12 ternyata. Happy new year ahahha.
  Lanjut lagi. Di bidang kuliah, saya belum bisa memenuhi target saya untuk dapat IPK yang lebih baik. Maaf ya bapak, ibu.. hehe. Karena makin lama saya kuliah makin jago saya memanipulasi rasa malas saya. Dan yah, beberapa matkul saya pun dengan sukses menurun. Jadi resolusi tahun depan masih sama, IP lebih baik! Haha
  Evaluasi lain, saya tahun ini berhasil mencapai berat yang cukup membanggakan.. 59 kg. tapi gatau deh sekarang kayaknya turun lagi karena belakangan ini jam tidur dan makan kacau. Haha. Dan belum bisa numbuhin brewok karena bulu2 jenggot masih kaya sapu ijuk. Dan juga iya, masih sendiri. Belum pacaran lagi. Belum tertarik lagi untuk. Sudah, sudah move on, lama. Oh ya dan tahun ini juga akhirnya berhasil sedikit berdamai dengan yang lama. Walau hanya sepatah dua patah kata.
  Well I guess that’s all.  Lets make another blast year! 
0 notes
jatisays · 11 years ago
Text
12
tanggal 12 kemaren, atau beberapa jam lalu tepatnya (saat tulisan ini mulai diketik), adalah satu tahun saya bersama band saya saat ini Elephant Show.
mungkin ini sepele atau gak penting, tapi buat saya ini salah satu milestones yang perlu saya abadikan dalam kehidupan saya.
saya sudah sok2 ngeband sejak smp, tepatnya 2008, dan sudah berbagai macam genre musik pernah sok2 saya mainkan. jika dikenang permainan saya dulu dan sekarang tentu sudah berbeda, walaupun saya akui saya masih sering salah di atas panggung, seenggaknya belakangan ini saya lebih bersahabat dengan panggung.
dan dengan Elephant Show juga termasuk pencapaian karir (anjinglah, karir) saya dalam sok2 bermusik yang paling jauh (sementara ini). menjadi pembuka boyben anak2 belum pubertas bernama coliboy junior. hingga main di jakcloth dua kali tahun ini.
dan saya juga beruntung bisa berkesempatan satu ben dengan orang2 gila dan jenius macam adim dan alpin. setahun bekerjasama bersama mereka sungguh aduhai, 
saat ini rasa-rasanya jika menilik dari tempat saya berdiri sekarang ke beberapa tahun silam, sangatlah tidak bisa terpikirkan.
seperti postingan saya sebelumnya, kita tak pernah tau waktu akan membawa kita pergi. dulu sekali, saya punya seorang rekan ben sekaligus sahabat pertama saya di SMA bernama oyi. kita berdua pernah mengikrarkan janji bakal membuat ben terkeren dan terhebat seindonesia, iya, agak homo sih. tapi ya kan keren gitu bikin janji kaya di film2 atau komik2. 
dan hari berlalu dan berlalu, kami dibutakan oleh impian dan cita cita yang bias, biasalah namanya darah muda. walaupun ga pernah ada yang spesial sih dari ngeben waktu SMA, tapi yah kita seneng2 aja. 
sampai akhirnya, hari itu, hujan turun. oyi pergi. 
well, enough about him, nanti kita buat satu postingan spesial tentang oyi, dan kenapa saya selalu merasa bersalah setiap tanggal kepergiannya. 
intinya. setiap saya mengevaluasi diri saya sekarang dan pencapaian saya, saya selalu sadari disana akan ada orang2 yang membantu kita baik secara fisik ataupun nonfisik. dan keberadaan mereka biasanya tak pernah kita sadari hingga waktu yang menentukan
oyi, itu teman saya yang bisa menularkan semangatnya ke orang lain, dan dia sangat antusias kalau soal ben, dan dia satu dari sekian banyak orang yang jadi inspirasi saya dalam hal ini:ngeben. bahkan hingga saat ini, detik ini.
gak cuma dia, dalam setahun ini juga banyak banget orang2 yang udah membantu kita di elephant show, dan saya mau bilang kalian semua luar biasa
jadi post ini saya dedikasikan untuk ben saya elephant show dan orang2 yang selalu ada di belakang kita dan oyi dan semuanya hahaha. ayo kita buat tahun tahun yang hebat kedepannya! \m/
0 notes
jatisays · 11 years ago
Text
waktu
kita ga pernah tau kemana waktu akan membawa kita pergi
bahkan rencana yang dipikirkan matang matang bisa berubah dalam sekejap karena "waktu."
5 tahun lalu saya dimasukkan oleh orang tua saya ke sekolah terbaik di kaltim supaya saya bisa masuk ke univ negeri ternama dan menjadi seorang engineer hebat. sekarang saya malah berada di sebuah univ swasta dan mencoba menjadi seorang seniman.
dulu saya dikelilingi orang-orang botak (dikarenakan sekolah saya "semi militer") sekarang saya dikelilingi pria pria gondrong yang nampak seperti wanita dari belakang.
tapi tidak berarti saya tidak percaya konsep, "segala sesuatu perlu direncanakan". menurut saya itu sangat perlu, karena dalam hidup, kita perlu tau apa yang perlu dilakukan jika plan A hidup itu gagal.
gagalnya plan A bukan tak berarti, biasanya karena Sang pengatur Waktu ingin kamu belajar, ingin kamu paham dan ingin kamu tidak salah jalan. klise sih, tapi ini bener, dari pengalaman saya yang sudah-sudah, dan itu cukup banyak yang mengganggu di kepala saya dan minta ditulis disini. tetapi saya sendiri masih eksulitan merangkai kata-kata, bahkan untuk postingan ini.
dan tadi ibu saya telepon bilang, "sodara kamu si A udah kerja di bandung, sepupu kamu si B udah mau kerja, kamu juga bentar lagi kerja, anak anak kecil udah pada kerja semua" mendengar ini membuat hati saya terenyuh, waktu sudah berjalan terlalu cepat, mungkin saya juga terlalu sibuk membuat plan-plan seperti diatas. tapi yah, harusnya kita yang berjalan lebih cepat dari waktu.
…dan apa yang sudah kita lakukan dalam 24 jam terakhir?
0 notes