Ambil Yang Baik Dan Kalau Tidak Setuju Tinggalkan - Ustadz Adi Hidayat
Ambil yang baik-baik dari beragam ustadz. Kalau melihat mereka melakukan kesalahan itu wajar karena mereka bukan malaikat dan kita bukan syeitan.
Solusinya, nasihati dengan cara yang ahsan [baik], karena bisa jadi kelebihannya lebih banyak dibandingkan kekurangannya. Dan kekurangannya bukan untuk di #BlowUp. Atau kalau tidak setuju juga, Tinggalkan, cari ustadz lain.
Intinya selama kita masih berpegang pada ajaran nabi, ada dalilnya, jelas contohnya dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Meski, beda mazhab/beda cara mengamalkannya kita semua ahli sunnah wal jamaah.
Beliau juga mengingatkan jika kita melihat perbedaan, dan membesar lalu besarkan perbedaan itu sehingga menjadikan saling menghina, berpecah belah. Awas bisa jadi kita sudah dikuasai syetan. Itulah celah yang dimanfaatkan Syeitan!
#Makjleb nih nasehatnya tapi pas untuk #Diimplementasikan di Jaman Now.
Karena saat ini kita lebih memerlukan tokoh-tokoh yang menjadi panutan dalam belajar, mengajarkan dan mempersatukan umat.
Santun. Tidak langsung menyatakan segalanya bidah tanpa mempertimbangkan bahwa bisa jadi seseorang itu melakukan amal yang salah karena mereka belum memiliki Ilmu/belum paham.
Maka dari itu, itulah tugas kita semua umat Islam, terlebih yang disebut ustadz/ustadzah untuk memberi pemahaman dengan santun bukan menyalahkan dan membuat bingung masyarakat dan lagi tak memberi solusi pada permasalahan umat.
Resume oleh Indira Kurnia Afiyati
https://www.facebook.com/indira.afiyati/posts/10210893994737232
(Tulisan resume diedit (dirapikan) agar mudah dibaca)
Ambil Yang Baik Dan Kalau Tidak Setuju Tinggalkan - Ustadz Adi Hidayat
Ambil yang baik-baik dari beragam ustadz. Kalau melihat mereka melakukan kesalahan itu wajar karena mereka bukan malaikat dan kita bukan syeitan.
Solusinya, nasihati dengan cara yang ahsan [baik], karena bisa jadi kelebihannya lebih banyak dibandingkan kekurangannya. Dan kekurangannya bukan untuk di #BlowUp. Atau kalau tidak setuju juga, Tinggalkan, cari ustadz lain.
Intinya selama kita masih berpegang pada ajaran nabi, ada dalilnya, jelas contohnya dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Meski, beda mazhab/beda cara mengamalkannya kita semua ahli sunnah wal jamaah.
Beliau juga mengingatkan jika kita melihat perbedaan, dan membesar lalu besarkan perbedaan itu sehingga menjadikan saling menghina, berpecah belah. Awas bisa jadi kita sudah dikuasai syetan. Itulah celah yang dimanfaatkan Syeitan!
#Makjleb nih nasehatnya tapi pas untuk #Diimplementasikan di Jaman Now.
Karena saat ini kita lebih memerlukan tokoh-tokoh yang menjadi panutan dalam belajar, mengajarkan dan mempersatukan umat.
Santun. Tidak langsung menyatakan segalanya bidah tanpa mempertimbangkan bahwa bisa jadi seseorang itu melakukan amal yang salah karena mereka belum memiliki Ilmu/belum paham.
Maka dari itu, itulah tugas kita semua umat Islam, terlebih yang disebut ustadz/ustadzah untuk memberi pemahaman dengan santun bukan menyalahkan dan membuat bingung masyarakat dan lagi tak memberi solusi pada permasalahan umat.
Resume oleh Indira Kurnia Afiyati
https://www.facebook.com/indira.afiyati/posts/10210893994737232
(Tulisan resume diedit (dirapikan) agar mudah dibaca)
Ketika seseorang mendapatkan ujian yang mengguncang jiwa. Maka, itu tandanya Allah ingin menaikkan derajat keimanan orang tersebut ke level tingkatan iman yang tertinggi. Maka berbahagialah! Karena ujian itu tanda cinta Allah kepada orang tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
“A people without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots”
(Masyarakat tanpa pengetahuan tentang sejarah, asal dan kultur mereka, ibarat pohon yang tidak berakar)
Kamu hebat karena Allah mengizinkanmu hebat. Kamu kaya karena Allah mengizinkanmu kaya. Kamu bahagia karena Allah mengizinkanmu bahagia. Semuanya karena Allah yang kuasa. Lantas mengapa hati masih saja suka meninggi padahal kamu bukan apa-apa?
Selagi muda, banyaklah berpikir bagaimana agar hadirmu menjadi berkah bagi negeri ini. Pusingkanlah bagaimana agar pikiran, perkataan, perbuatan, tulisan, hingga do'a-do'amu menjadi berkah bagi negeri ini. Negeri tempat tinggalmu ini tak butuh anak muda yang hari-harinya lebih banyak pusing hanya karena jatuh cinta dan patah hati.
Adinda, kamu tau kenapa kita mudah sekali terlena dan suka berleha-leha? Sebab kita sering merasa, bahwa kita akan hidup lebih lama, hingga menua, bahkan selamanya.
Maka mari pikir sama-sama, agar tiap tarikan nafas kita tak lagi sia-sia, agar tiap lelah yang kita rasa berbuah cinta untukNya.
Dalam doa, aku masih setia, semoga kelak bertemu di jalan yang sama, semoga kelak kita bisa belajar menyurga bersama…
Untuk yang belum memahami bagaimana Jerusalem, ibu kota Palestina, dicaplok oleh Israel dan diaku-akui sebagai punya mereka, vidéo singkat ini bisa menjelaskan dengan sangat gamblang. Jerusalem atau Al-Quds adalah tanah umat Islam. Final dan garis merah.
Jika kita tidak bisa melindunginya dengan tangan-tangan kita, setidaknya berikan dukungan kepada pejuang di Palestina untuk menjaga Al-Quds agar tetap menjadi milik kita.
Al Quds adalah tanah suci yang penuh berkah. Al Quds tanah para nabi. Allaah menjadikannya kiblat pertama Muslim. Kesinilah wajah menghadap saat sholat dahulu.
Rasulullaah shallahu allaihi wassalam memerintahkan Usamah bin Zaid ra membawa pasukan untuk membebaskannya. Dibawah kekhalifahan Umar bin Khaththab ra, Al Quds bebas dari penguasaan Romawi, hingga Yahudi bisa masuk kembali dan kesucian Nasrani tetap utuh.
Sholahuddin Al Ayyubi kembali mencontoh Umar, membebaskannya dari The Crusaders, kaum salib Eropa sehingga Al Quds kembali menjadi pusat ilmu dan peradaban Islam.
Saat Zionist Internasional mengirimkan Yahudi Eropa ke Palestina pada tahun 1900-an, jumlah Yahudi di Al Quds tak sampai 10%. Mayoritasnya adalah Muslim.
Dimana logika pembenaran Al Quds/ Yerusalem dijadikan Ibu Kota Penjajah yang tidak punya hak berdiri di tanah suci?!
Kalau kamu suka permainan game, dan pasti setidaknya pernah memainkan game walaupun sekali, kamu akan tahu bahwa dalam setiap permainan akan selalu ada final stage, level akhir permainan dimana kamu akan melawan musuh terbesar untuk mencapai poin tertinggi. Jika lawan terbesar itu sudah kamu kalahkan, berarti kamu secara otomatis adalah pemenang game tersebut.
Nah, ketahui juga teman-teman, dunia ini tidak berjalan secara datar tanpa stage pertarungan, bukan sekedar tempat numpang dengan taman-taman bunga, riak air sungai dan canda tawa. Dunia ini, adalah a great game, dan bagi umat Islam secara khusus dan umat manusia secara umum, Al Aqsha adalah the final stagenya.
Al Aqsha, berulangkali disebut dalam Al Quran dan hadits, juga literatur sejarah sebagai latar akhir pertarungan besar antara kebenaran dan kejahatan. Disanalah final stage ketika kelak Umat Islam hampir mencapai puncak kebangkitannya kembali, dan Al Aqsha menjadi mahkota terakhir yang mesti direbut dari yahudi untuk membebaskan dunia dari kezaliman.
“Tidak akan hadir hari kiamat, sampai umat Islam memerangi yahudi”, sabda Rasulullah, “hingga berkata pohon dan batu; wahai muslim! Ada yahudi di belakangku, perangilah ia!”, kecuali pohon gharqad, karena ia adalah pohonnya bangsa yahudi.
Mengapa Al Aqsha bergitu berharga? Dan mengapa harus ia yang menjadi simbol yang diperebutkan banyak kekuatan di dunia? Jawabannya karena “siapa yang menguasai Palestina, maka ia akan menguasai dunia”, kata Syaikh Ali Muqbil sebagaimana juga dikatakan oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi.
Menyelamatkan Al Aqsha adalah menyelamatkan dunia. Penjahahan yang terjadi atas Al Aqsha itulah juga bermakna penjajahan atas dunia. Jika merdeka Al Aqsha merdekalah dunia, jika terkungkung Al Aqsha maka terkungkunglah dunia pula dalam kepalsuan.
Itulah mengapa suatu hari khalifah Abdul Malik bin Marwan ditanya, “wahai Amiral Mukminin, mengapa Qubbah As Sakhrah kau tulis di sekelilingnya dengan surat Yasin?” Maka ia menjawab, “Sebagaimana Yasin adalah jantung Al Quran, maka Al Aqsha adalah jantung umat Islam!”
Jika jantungnya selalu kita bela dan bertekad kita selamatkan, maka jangan takut masa depan, jangan khawatir zaman baru milik siapa, sebab dengan membelanya berarti kita sedang membuat jaminan sebuah hari baru ketika keadilan dan kebenaran jadi tuannya. Selamat membela Al Aqsha, masjid yang dibela Rasulullah, yang dimenangkan oleh Umar, diperjuangkan Nuruddin Zanki, dibebaskan kembali oleh Shalahuddin. Selanjutnya kamu, saatnya melalui semua stage, menuju Al Aqsha, our final stage!