Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
“Jangan jadi orang yang harus bahagia dulu untuk bersyukur. Dan harus susah dulu untuk ingat Tuhan.”
—
456 notes
·
View notes
Text
Karena jarak dan waktu bukanlah penghalang segala rasa
Selagi doa masih kita langitkan dengan tujuan yang sama. Berapa lamapun aku menunggu dan kamu berjuang, suatu saat akan bertemu jua
10 notes
·
View notes
Text
Jangan-jangan kita sibuk menuduh orang lain buruk, tapi sebenarnya kita sendirilah yang buruk.
Jangan-jangan kita sibuk mengatakan seseorang rendah, tapi sebenarnya kita sendiri jauh lebih rendah.
Kadang, kita lupa menatap ke dalam diri, lalu merasa paling putih sendiri. Padahal, jika mau berkaca ke dalam diri, bisa jadi sikap kita tidak lebih baik dari orang yang kita hakimi.
–boycandra
323 notes
·
View notes
Text
“Banyakkanlah berbaik sangka dengan apa yang berlaku dalam kehidupan– Bukankah Tuhan itu mengikut sangkaan hamba-Nya?”
— Entah berapa banyak takdir kita yang telah rosak hanya kerana sebuah buruk sangka.
193 notes
·
View notes
Text
Nanti Kita Pulang ke Rumah
Menemukan kembali makna kebahagiaan setelah bertahun-tahun tidak bisa merasakan kebahagiaan yang benar-benar bahagia. Karena semuanya terasa semu, saat tertawa bersama teman dan kembali ke rumah, semuanya kembali terasa kosong.
Menemukan kembali makna kehadiran, setelah bertahun-tahun tidak bisa merasakan kedekatan dengan siapapun. Hidup terasa sendirian meski terlihat memiliki banyak teman.
Menemukan kembali makna kasih sayang, setelah bertahun-tahun hidup dengan kepura-puraan. Berkali-kali dipatahkan ketika perasaan sedang akan mekar kepada seseorang.
Nanti kita akan pulang ke rumah, setelah perjalanan yang jauh, pencarian yang melelahkan, percayalah. Suatu hari, kita akan pulang ke rumah.
©kurniawangunadi
650 notes
·
View notes
Photo
Kenyataan paling menyedihkan adalah kau menyadari bahwa ternyata kau begitu jatuh cinta kepada seseorang yang kau tahu kau tak bisa memilikinya.
329 notes
·
View notes
Text
“Patah Hati Terhebat”
Aku yang kau cintai dalam kepalsuan
Aku yang kau rindukan dalam bualan
Aku yang kau peluk dalam kebohongan
Aku yang jantungnya kau tusuk begitu hebat
Kau berpaling dan melepaskan dengan mudah
Aku terluka, sedang kau bahagia
Aku kecewa, sedang kau tertawa
Aku menahan rindu kala malam, sedang kau tertidur pulas
Aku menahan segala rasa, sedang kau dengan cepatnya mencintai orang baru
Aku merapihkan hati yang tercecer, sedang kaulah penyebabnya
Aku kehilangan keberadaan di hatimu, sedang kau dengan mudah menggantinya
Kau kini menjadi asing
Ekspetasi menerbangkanku begitu tinggi membuatku lupa bahwa kenyataannya berbeda
Aku mungkin butuh hukum tahu diri
Tapi terlambat
Aku terlanjur terbang tinggi
Dan kini terjun bebas
Menghancurkan hatiku menjadi berkeping-keping
Hatiku hancur, tercecer kemana-mana
Tapi bodohnya sudah patah, aku masih saja mencinta
Bodohnya sudah hancur, aku masih saja merindu
Bodohnya sudah jatuh, aku masih saja terpikat
@gadisdaritimur | Waingapu, 27 Februari 2018
164 notes
·
View notes
Text
“Allah mengatur, bahkan sampai pada daun-daun yang gugur. Angin, ilalang yang bergoyang-goyang, tanah basah ada dalam rencana-Nya. Maka, jika dalam keadaan terluka kamu bertanya mengapa masih diberi waktu, atau benar sekuat itukah aku, niscaya jawabannya karena Dia masih punya rencana untukmu.”
— (via kotak-nasi)
870 notes
·
View notes
Text
kehilangan pusat semesta
Aku pernah menjadikanmu sebagai pusat semestaku.
Aku pernah menjadikanmu sebagai tempat berteduhku.
Aku pernah menjadikanmu sebagai senjaku.
Aku pernah menjadikanmu sebagai sandaranku.
Menjadikanmu segala yang kubanggakan.
Aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan.
Hilang. Hilang entah ke mana.
Kucari kamu di setiap sudut ruang hatiku, tapi tak kutemukan kamu.
Tak ada lagi dirimu di sana; yang kutemukan hanyalah ruang kosong dengan serpihan-serpihan perasaan yang berusaha kau musnahkan.
Kamu membunuh hatiku. Menikamku dengan kepergianmu.
Kau tahu,
Aku mulai mencintai hujan sejak kamu pergi, sebab aku bisa menari-nari di bawahnya─menangisi kepergianmu bersama sang hujan.
Aku mulai membenci senja. Senja terlalu mengingatkanku padamu. Terlalu banyak kamu di kepalaku.
Aku mulai menutup hatiku, membiarkannya mati secara perlahan-lahan. Biarlah.
Aku terlalu takut membiarkan orang lain masuk dan menghancurkannya lagi seperti yang kau lakukan.
Kau tahu apa yang terjadi sekarang?
Aku kehilangan pusat semestaku; kamu.
Sedangkan kamu hanya kehilangan salah satu bintangmu; aku.
Makassar, 14 Februari 2018
09:56pm
9 notes
·
View notes
Text
MonochromeTale-09
Hadirku bagi dirimu barangkali seperti ada dan tiada. Kau bisa sesekali menengok ke arahku, tapi aku ini adalah serupa kosong bagimu.
-
Pernahkah kau mencintai seseorang sedemikian besar? Sampai rasanya tak mampu pergi, padahal sudah seharusnya sejak lama pergi.
Pernahkah kau begitu mencintai seseorang, sampai segala sikap tak menyenangkannya padamu, kau maklumi, dan kau jadi sosok yang tidak sama lagi? Berulang-ulang seperti membohongi diri sendiri.
Pernahkah kau mencintai seorang, yang bagimu ia adalah serupa dunia, tapi baginya kau adalah sekadarnya saja?
Pernahkah?
Serupa seorang yang sudah teradiksi gadgetnya dan kau hanyalah seorang asing yang hanya dihampiri dan dilihat ketika ia membutuhkanmu? Hadirmu adalah bayang-bayang. Hadirmu adalah bukan yang dipentingkannya.
Kau bukan siapa-siapa. Meski bagimu ia adalah pusat dunia.
—
© Tia Setiawati | Palembang, 22 September 2017
143 notes
·
View notes
Quote
Mari coba hitung mundur, sudah berapa lama kita saling mengenal namun tak pernah rumitkan kepastian? Saya yang tidak pernah menuntut apa-apa. Dan kamu yang masih terus dalam proses pencarian. Kita ini apa? Pernah saya bertanya demikian? Oh tentu tidak. Karena buat saya, kamu akan mengerti ke mana seharusnya pulang.
Hujan Mimpi (via hujanmimpi)
697 notes
·
View notes
Text
M U H A S A B A H D I R I
● Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya _*tanpa berkeluh kesah..*_
● Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan _*mensyukuri..*_
● Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu _*menikmati*_ badai ujian dlm kehidupannya..
● Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia _*“menjadi apa adanya”..*_
● Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada _*Allah untuk bergantung..*_
● Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain.. Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. Tapi _*rejekiku tahu di mana diriku..*_
● Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya _*menuju kepadaku.*_
● Allah yang Maha pengasih _*menjamin rejekiku*_, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..
● Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai _dari hasil bekerja.._ Karena bekerja adalah _*ibadah*_, sedang _*rejeki itu urusan-Nya..*_
● Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah _*kekeliruan berganda..*_
● Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan _*ditinggal mati..*_
● Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang _*telah dinikmatinya..*_
● Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya.. Ikhtiar itu perbuatan.._*Rejeki itu kejutan..*_
● Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak.._*“Darimana dan digunakan untuk apa” Karena rejeki hanyalah “Hak Pakai”, bukan “Hak Milik”…*
Semoga kita senantiasa menjadi bagian dari orang yg bersyukur…. Aamiin
83 notes
·
View notes
Quote
Bila waktumu sempit, kegiatanmu padat, dan prioritasmu tinggi sedangkan tubuhmu lelah dan berontak, maka cukuplah bersabar. Semoga Allah pantaskan dirimu untuk nantinya menjadi orang yang besar
(via miftahulfikri)
100 notes
·
View notes
Quote
Kita akan belajar untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi pada sesuatu ketika kita pernah mengalami peristiwa di mana kenyataan tidak sesuai harapan.
Kurang-kurangin berharap sama manusia, ya. (via halamanbercerita)
137 notes
·
View notes
Text
Menghargai Perjuangan
Hargailah setiap usaha yang telah dilakukan orang lain. Karena di setiap 1% yang tampak, selalu ada 99% yang tersembunyi.
Kita tak pernah tau, dibalik kabut bernama personal judgement itu, bisa saja terekam banyak jerih payah yg mungkin dilumuri darah dan keringat. Oleh karenanya, berlaku adil lah dalam menilai.
Tak hanya hasil, perjuangan juga patut diapresiasi.
Zaky Amirullah | Seri Tulisan Singkat
50 notes
·
View notes
Text
::Menikah Itu Saling Berbenah::.
✍🏻Mohammad Fauzil Adhim
Jika engkau mencari orang yang sempurna untuk menjadi pendampingmu, umurmu akan habis sebelum menemukannya. Menikah itu saling berbenah.
Bukan setaranya jenjang pendidikan yang menjadikan suami-istri bahagia,
tetapi penerimaan dan saling ridha yang jauh lebih berharga.
Betapa banyak yang sama-sama tinggi jenjang pendidikannya,
tapi ruwet pernikahannya.
Bahkan sejak tahun awal pernikahan,
sudah penuh dengan kisah pertengkaran.
Makin tinggi harapan tentang apa yang ingin kita raih dalam pernikahan,
makin sulit merasakan kebaikan pasangan kita, meski ia sangat baik.
Makin besar yang ingin kita perjuangkan dalam pernikahan, makin mudah kita menerima kekurangannya.
Kita lebih berlapang dada untuk berbenah.
Inilah yang lebih penting untuk kita siapkan.
Berapa banyak yang menikah dengan berbekal cinta menggebu,
tapi segera kecewa usai bulan madu.
_____________________________
Cinta itu sederhana jika kita jujur dan setia, tapi akan menjadi rumit dan menyakitkan jika kita nodai dengan dusta dan hanya mementingkan diri sendiri.
Tidak ada orang bisa menjadi pendamping terbaik, tanpa kita yang menjadikannya terbaik.
Kita bersatu bukan karena sempurna,
tapi kita dipersatukan untuk saling melengkapi atas kekurangan yang ada..
Semoga Allah mengkaruniai anda (kita) pendamping terbaik yang tulus dan setia. Aamiin ya sami’uddu’a. 🍂🍃🌸
116 notes
·
View notes