Tumgik
isseralbertho-blog · 7 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 20 - Senyum dan Pipi Favoritku
Dear si Lesung Pipi,
Aku menemukanmu. Tapi sepertinya kita tak saling menemukan.
Ku geser atas dan bawah kaca segiempat bertajuk smartphone, tempat dimana senyum dan pipi favoritku bisa terlihat.
Aku menyukainya. Tapi sepertinya kita tak saling suka.
Ku pandangi lagi, lagi, dan lagi. Semuanya masih sama seperti 3 tahun lalu. Semuanya masih menciptakan debar yang memicu senyum. Semuanya masih menyembuhkan luka sementara.
Tapi ada yang hampir aku lupa. Kau imajinasi yang tidak akan pernah menjadi nyata. Tidak akan pernah.
Mungkin selamanya..
Lagu untuk si Lesung Pipi dalam Surat ini: Tulus - Mengagumimu Dari Jauh
0 notes
isseralbertho-blog · 7 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 19 - Bagaimana?
Dear si Lesung Pipi,
“Biar dari kejauhan saja..”
Itulah jawaban ketika ada pertanyaan tentang perasaan-perasaan saat ini. Terpendam utuh dengan lama.
Besar harap? Jangan ditanya.
Dapat satu kesempatan memelukmu? Arggh i hope one day i will, begitulah kira-kira.
Tapi sialnya, aku bisa apa? Nyaliku tertimbun reruntuhan rasa takut yang berat di dalam dada. Aku ingin sekali bertemu empat mata sekali lagi mengungkapkan apa-apa yang sangat membuatku bahagia ketika aku mengingatmu di dalam kepala.
Tapi kapan lagi? Dimana?
Mungkin keduanya merupakan problema yang tak seberapa. Yang paling parah mungkin caranya, yaitu..
Bagaimana?
Lagu untuk si Lesung Pipi di Surat ini: Maliq and D’Essentials - Bagaimana Ku Tahu
2 notes · View notes
isseralbertho-blog · 7 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 18 - Karena Kamu adalah 18 Desember ku
Dear si Lesung Pipi,
Kamu 11 Januari banget buat aku. Aku ke tempatmu mengantar bentuk cinta yang lain. Saat itu kita sama-sama seneng. Kau menggambarkanku semakin kurus dan aku menggambarkanmu semakin... tak bisa ku miliki.
Kamu 14 dan 15 Februari banget buat aku. Deras hujan yang turun tidak menyurutkan semangatmu bertemu denganku. Entah untuk berbagi waktu di hari kasih sayang, atau hanya sekedar ingin membantuku menyelesaikan pekerjaanku.
Kamu deretan tiap angka di bulan Maret hingga Agustus ku. Kamu 14 dan 15 September banget buat aku, karena itu waktu terpanjang yang pernah aku lewatkan denganmu berdua. Di 14 September, percaya ga percaya itu adalah 9 jam yang paling 9 jam dalam hidup aku. Kita janjian jam 2, yang aku pun tak tahu kenapa jam 11 aku udah nyisir rambut, pertanda aku sudah siap. Aku tak pernah setepat waktu ini kecuali denganmu.
Kamu ingat kita nunggu berapa lama?
Kamu ingat lagu dibalas dengan dusta yang kau sambung setelah ku lantunkan pelan?
Kamu ingat lagu sayang dari via vallen yang kita nyanyikan di lift?
Aku menikmati waktu itu, meskipun lebih banyak kita habiskan untuk menunggu, mengamati bersama perilaku orang-orang disekitar. Perilaku aneh mereka kadang kita cibirkan... Mungkin disitu saat dimana aku rasa debar jantung aku waktu deket kamu tak lagi sama. Debarnya mulai membabi-buta, mendobrak semua sekat hati yang sudah aku atur sedemikian rupa agar tak jatuh padamu. Sampai di depan pagar kamu pukul 11 lewat berapa menit gitu. Kamu bilang ga berasa. Mungkin kita berbeda, karena menurut aku itu berasa banget. Berasa terlalu cepat. Kamu pun bilang makasih, terus aku tunggu kamu masuk rumah. Kamu 9 jam di 14 September aku.
Kamu adalah semua tanggal di sisa bulan September yang aku punya setelah itu.
Kamu juga tanggal 18 Oktober aku banget. Meskipun kita nggak ketemu, di hari itu aku ketemu temen kamu yang meyakinkan bahwa aku dan kamu punya kesempatan. Itu benar-benar 18 yang paling Oktober buat aku.
27 Oktober aku mendapat kesempatan berdua lagi denganmu. Yang awalnya kamu meminta bantuanku untuk meng-upload file, entah bagaimana teknik komunikasi yang kita bangun, tiba-tiba kamu cerita tentang semua rencana masa depan kamu. Kamu cerita; penuh emosi, kejujuran, polos, kamu polos banget waktu cerita. Sementara aku sadar, aku ga banyak ngomong, aku suka dengerin kamu cerita, aku nikmati alurnya, aku terbawa sama nada bicara kamu, aku terhanyut. Teruslah bercerita padaku.
Kamu seneng aku dengerin. Kamu biang enak kalo cerita lawan bicaranya antusias. Aku senyum. Aku seneng kamu seneng sama aku. Kayak gini terus ya, mungkin kayak gitu jeritan yang mengaum dalam diriku saat itu, di pukul 12 malam.
Aku cukup mencintaimu untuk berharap yang terbaik kan terjadi pada setiap rencana-rencanamu; dengan atau tanpa ada aku didalamnya.
Semuanya terasa indah namun abu-abu setelah itu. Banyak waktu kita habiskan bersama. Dan mungkin di satu kesempatan di 18 Desember, aku akan tahu posisi aku sebenarnya seperti apa. Datang tidaknya kesempatan di tanggal itu, 2017 ku sepenuhnya mungkin tentang kamu.
Apapun nanti, kamu adalah hari kedelapan belas dibulan Desember. Kamu 18 Desember ku.
Semoga kamu penutup yang indah di 2017-ku dan awal yang baik untuk tahun-tahun berikutnya dimulai dengan awal 2018-ku.
Lagu Untuk Si Lesung Pipi dalam Surat Ini: Muara - Adera
1 note · View note
isseralbertho-blog · 7 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 17 - Tidak Tahu
Dear si Lesung Pipi,
Aku tidak tahu akan seberapa panjang ini semua, makanya aku memilih untuk menikmati setiap momentnya. Aku tidak tahu akan seberapa panjang kehangatan seperti ini, makanya aku memilih untuk bersabar menunggumu melucuti semua rahasiamu. Aku tidak tahu akan seberapa panjang ini semua, makanya aku memilih untuk mendayu-dayu dan tak langsung meregukmu.
Aku tidak tahu pasti, akan seberapa panjang ini semua. Tapi jika kau tanya, aku ingin lebih lama dari sisa waktu yang mungkin aku punyai disini. Lantas jika kau tanya, apa yang sebenarnya ku inginkan?
Aku hanya ingin hidup.
Denganmu, kalau boleh.
Tapi sepertinya, semuanya masih sebuah ‘tidak tahu’ bagiku. Kamu begitu keras. Tak hanya kepala, bahkan dinding hatimu pun.
Kamu jangan keras kepala, dong. Kemampuanku berdoa dan usahaku mendapatkanmu sudah diluar batas.
Lagu untuk si Lesung Pipi di Surat ini: Numata - Curhat
0 notes
isseralbertho-blog · 9 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 16 - Terima Kasih
Dear si Lesung Pipi,
Awalnya ada banyak hal yang hendak aku tuliskan. Lalu tiba-tiba buyar, berantakan begitu saja ketika melihat namamu secara berani kutulis di ujung surat ini. Lantas aku menghapusnya, berharap ia tidak mengganggu konsentrasiku menulis surat ini untukmu. Memang sih, ini terkesan lemah dan konyol. Tapi bolehkan diri kita menjadi lemah, menjadi seorang yang tak berdaya di hadapan yang kita cintai.
Perasaanku padamu tulus. Atau, setidaknya aku kira ia tulus. Jika tidak, mengapa ia terasa begitu nyata? Begitu menyengankan saat berbicara denganmu. Saat kita berbagi pesan. Atau saat kita duduk bersama.
Aku hanya bisa menulis. Hanya dengan menulis aku bisa menunjukan perasaanku terhadap apapun. Tentu bisa saja ku rangkum dengan kata-kata yang terlampau lebay ataupun gombal, bisa jadi murahan, bisa jadi suatu hal yang bahkan tidak penting dan akan dilupakan keesokan harinya. Tapi kali ini aku mau jujur, aku ingin belajar untuk percaya bahwa barangkali dalam hitungan waktu hidupku yang tidak seberapa ini aku masih bisa menunjukan sebuah perasaan.
Aku masih menyukaimu. Tapi tentu ini bisa jadi tidak benar untukmu, atau sekedar kata-kata yang tidak kamu percayai. Lagipula siapa yang bisa percaya dengan seseorang yang tiap saat menggoda perempuan di media sosial, sering genit dengan banyak perempuan, kerap sok akrab dengan banyak perempuan.
Aku tidak tahu apakah kamu sedang bersama orang lain. Beberapa hari yang lalu aku melihat seorang lelaki. Ia menitipkan harapan padamu, sepertiku. Barangkali ia juga jatuh cinta. Jatuh cinta pada kesederhanaanmu. Pada apa adanya dirimu. Lagipula siapa yang tidak mencintaimu? Senyum kikuk, mata terang dan semangat hidup yang begitu terik. Aku ingin kamu tahu bahwa aku menyukaimu dengan segala kedunguanku dan oleh karena itu aku tidak ingin membebanimu dengan perasaan-perasaanku.
Aku ingin kamu bahagia. Ini klise, rumit dan sederhana dalam satu paket. Aku mengagumimu, mengagumi kesederhanaanmu. Caramu tertawa terbahak, senyum simpul yang menghasilkan lengkungan terbaik di sudut senyummu. Kamu yang selalu tertarik dengan hal hal yang baru, mendengarkan musik, sambil perlahan terlelap, lantas mengomel karena tak mendapat waktu istirahat yang terlalu banyak karena padatnya rutinitasmu. Hal-hal yang membuatku ingin menaklukan dunia untukmu.
Namun lagi, aku tak ingin kamu menjauh karena ungkapan yang terlalu dini apabila ku utarakan. Maka ketika aku melihat senyummu lagi, aku menyadari bahwa aku mungkin terlalu egois untuk memilikimu sendiri.
Tapi apabila mengasihiku tidak ada dalam agenda hidupmu, tak apa.Terima kasih, terima kasih telah ada.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Sam Hunt - Take Your Time
0 notes
isseralbertho-blog · 9 years
Text
Untuk Lelaki yang Kini Bersama Perempuan Kesayanganku
Halo bung,
Saya tahu ini mengejutkan. Lebih dari itu, mungkin ini akan membuat anda merasa tidak nyaman. Tapi saya kira ini penting, mengingat mungkin dalam beberapa tahun ke depan anda akan menikahi seorang perempuan istimewa.
Saya tahu perempuan yang akan anda nikahi nantinya ini adalah orang yang luar biasa. Ia adalah perempuan yang istimewa. Perempuan yang senyumnya mampu membuat hari paling buruk menjadi indah. Perempuan yang suaranya mampu membuat beban paling berat menjadi sedikit lebih ringan. Perempuan yang akan membuat sisa hidup anda dilalui dengan kebahagiaan.
Ia akan menjadikan bung yang pertama. Bukan berarti bung adalah dunianya. Perempuan yang bung dekati dan akan nikahi nantinya ini adalah sosok yang tidak akan menyerah karena lelah, dan kalah hanya karena susah. Ia perempuan paling istimewa yang membuat lelaki manapun akan berpikir dua kali untuk melecehkannya.
Tidak penting bagaimana saya tahu soal ini. Yang lebih penting adalah bagaimana seharusnya anda membahagiakannya. Saya sudah tidak bisa melakukan itu, saya pernah punya kesempatan melakukan itu, tapi karena putus asa akan keadaan saya tidak bisa melakukannya lagi. Kini saat anda bersama perempuan istimewa ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal kepada anda, bung.
Ada beberapa hal yang harus bung pahami tentang gadis ini. Beberapa saran dan aturan yang saya kira penting. Aturan ini mungkin aneh, bahkan mungkin terdengar tidak masuk akal bagi bung. Beberapa aturan ini mungkin juga terdengar konyol, tapi kadang untuk orang yang anda cintai beberapa aturan ini adalah harga yang terlalu murah dan mudah untuk dilakukan.
Pernahkah bung merasa sangat mencintai seseorang sehingga bersedia menyerahkan pangkal leher untuk dipancung? Saya belum pernah. Setidaknya sampai hari ini saya masih mencintai kefanaan hidup, masih menyuukai segala hingar bingar pesta dan segala kemewahan dunia ini. Tapi bung pasti pernah merasa sesekali dalam hidup kita yang membosankan ini, perasaan kesepian dan keinginan untuk berbagi cinta setulus-tulusnya dan sebaik-baiknya.
Saat itu bung akan merasa sangat ingin melindungi seseorang. Menjaga dan membuatnya menjadi seorang yang tidak sekedar ada untuk disetubuhi. Tapi seorang pasangan yang bersedia anda jaga hingga tua dan menjadi bodoh bersamanya. Bung pasti akan merasakan itu, kelak jika bung sudah menjalani hidup sedikit lebih lama dengan perempuan yang akan bung nikahi nantinya ini.
Perempuan yang nantinya akan bung nikahi ini adalah manusia yang mampu membuat siapapun yang mengenalnya merasa terlindungi. Lebih dari itu, ia adalah perempuan yang akan membuat pasangannya merasa sangat dicintai. Tapi tentu, ada seorang dungu yang tidak menyadari ini, saya contohnya. Kini setelah semuanya terlambat, saya kembali teringat beberapa hal yang saya rasa dapat bung lakukan agar ia tetap bahagia bersama bung kelak.
Pertama, jangan pernah berpisah dengannya di tempat umum. Jangan biarkan ia sendiri. Bahkan ketika bung telah lelah untuk mengitari sudut-sudut perbelanjaan bersamanya.
Kedua, bakso adalah makanan favoritnya. Ia bisa makan 10 kali seminggu jika ia mau. Tapi lagi, bung harus minta ia makan sayur juga.
Ketiga, selalu tatap matanya jika bung berbicara padanya.
Keempat, dia kadang suka malas beribadah. Bung harus temani ia untuk beribadah, satu syaf di depannya.
Kelima, kebiasaannya adalah tidur larut malam. Lakukan apapun yang bung bisa untuk membuatnya segera tidur.
Keenam, jika kalian bertengkar, jadilah yang pertama meminta maaf.
Ketujuh, ia sangat mencintai keluarganya. Bung dekati juga keluarganya.
Kedelapan, belikan ia novel karena ia suka membaca. Tapi jangan biarkan ia membaca sambil tidur.
Terakhir, ia suka mengambil gambar dirinya. Suka sekali. Sesekali tersenyumlah saat ia ingin mengambil gambar dirinya dengan bung, orang yang ia sayangi. Kapanpun ia mau.
Selain 9 poin diatas bung mesti paham. Ada beberapa hal yang mungkin telah bung pahami. Orang yang nantinya akan bung nikahi ini adalah perempuan yang naif. Perempuan yang masih percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih baik daripada semangkuk bakso hangat yang pedas di sentiong. Ia adalah perempuan yang cengeng, yang akan ikut bersedih jika bung menangis.
Ia adalah perempuan yang memiliki hati yang tulus. Kebaikan hatinya barangkali akan membuat Stalin menjadi manusia yang waras. Ia adalah perempuan yang kuat dan tulus. Ia dapat memaafkan pengkhianatan dan tetap tersenyum dengan kepala tegak.
Perempuan ini bagaikan matahari, orang yang membuat bung hangat dan bersemangat setiap hari. Perempuan ini juga mampu menjadi hujan bulan desember, yang memberi nyawa bagi tanah tandus yang kekeringan. Perempuan yang akan bung nikahi nantinya ini adalah seorang sosok keibuan yang saya yakini tidak akan membiarkan anak dan suaminya menderita.
Perempuan naif itu akan selalu terlihat kuat di hadapan bung. Tapi jangan pernah lelah menggenggam tangannya saat ia sendiri. Perempuan bodoh itu akan sangat keras kepala jika sudah mengambil keputusan, tapi jangan biarkan dia menanggung beban sendirian. Perempuan cengeng itu akan berpura-pura tabah, tapi selalu kuatkan ia dengan doa dan canda saat kalian tengah terpuruk.
Perempuan yang akan bung nikahi kelak itu adalah cahaya dalam hidup saya, yang membuat ibu saya jatuh cinta dengan kesederhanaanya. Jadikan ia perempuan yang paling bung cintai setelah ibu anda. Buat ia dicintai keluarga anda.
Akhirnya, bung jangan pernah menyakitinya.
Selamat berbahagia, bung. Doa saya untuk kebahagiaan anda.
1 note · View note
isseralbertho-blog · 9 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 15 - Buta
:Dear si Lesung Pipi,
Hidup ini indah, begitu katamu saat kamu bersamanya.
Lalu kemudian masalah pun mengguncang kesempurnaan skenario yang kau bangun, mengguncang hubunganmu. Namun aku tahu dengan pasti, tak semudah itu kamu menyerah untuk kisah sempurnamu. Kamu menggariskan skenario indah dengan prinsip hidup ini adil dengan mempersatukan segala sesuatu yang saling mencintai.
Kemudian waktu sebagai tokoh antagonis ciptaan alam bawah sadarmu mulai membunuh cinta pangeranmu. Kamu berjuang sendiri di dalamnya.
Kamu kalah. Kamu pasti kalah. Ia memilih pergi dan kamu tetap memilih cinta. Baginya kamu adalah masa lalu, bagimu ia masih segalanya. Kemudian kamu berteriak mempertanyakan kehilanganmu, mengapa hidup ini tak adil!?
Aku yang melihatmu dari sisi kursi penonton di luar hubungan kalian melihat ini dengan jelas, layaknya menonton sebuah film. Ingin kubisikan pada pemeran wanitanya, “Kamu bukan pemeran utama di film ini. Jadilah lebih realistis.”
Kamu tahu? Terkadang artis terbaik memang memilih berperan di film yang salah.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Float - Sementara
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 14 - Berdamai Dengan Masa Lalu
Dear si Lesung Pipi,
Aku telah berdamai dengan masa laluku, jauh sebelum denganmu. Ini caraku berdamai dengan masa laluku:
"Kamu. Aku udah relain kamu, tahu. Beneran. Aku sudah tak lagi iri ketika kamu sama dia. Toh, kamu bahagia. Aku seneng dong, berarti kamu milih orang yang tepat.
Hey putri cantik, sekarang kamu udah punya ksatria pelindung. Tugas aku yang kemarin udah ada yang gantiin. Aku bebas tugas sekarang.
Baik-baik ya sama dia. Aku mau berkelana lagi, mencari ke hutan terjauh, ke air terdalam, ke puncak tertinggi. Aku mau mencari seseorang lagi buat aku lindungin. Buat aku sayangin. Buat aku bikinin puisi. Dan buat aku perjuangin sekeras yang aku mampu.
Sementara aku berjalan, waktu kini yang menjadi sahabatku. Perlahan menutup kekosongan yang kamu tinggalkan. Perlahan menyimpan sedalam-dalamnya semua kenangan. Dan membantuku sadar bahwa memang kita tak ditakdirkan untuk berdua.
Senja selalu indah denganmu, siang selalu hangat. Bahkan ketika aku menghabiskan malam denganmu, bintang pun berkedip genit padamu. Ku pikir aku telah menemukan yang sempurna untukku. Namun lagi, kau membuat semuanya menjadi semu.
Kamu. Kalo suatu hari nanti kita ketemu lagi, aku yakin kita akan punya banyak cerita hebat tentang masa ini. Ceritamu tentangku, ceritaku tentangmu dan.. Ya, ceritamu tentangnya.
Suatu saat nanti kita akan bertemu lagi dan bercerita tentang hal itu. Sekarang, biarin aku sekarang pergi untuk mulai membuat cerita yang hebat juga dengan seseorang yang tak kalah baik denganmu. Biarkan aku jauh, agar penaku menulis kisah yang luar biasa juga. Supaya kelak saat kamu menceritakan hidupmu bersama dia, aku tak hanya terpaku, melainkan tersenyum dan balik menceritakan kisahku yang sama hebat dengan kisahmu.
Sampai jumpa, kamu. Sampai ketemu lagi nanti."
Kini aku membuat kisahku denganmu. Penaku kini menulis kisah yang luar biasa denganmu.Tapi saat ini ceritaku masih belum indah. Kau masih tampak terjebak dalam masa lalumu.
Berdamailah dengan masa lalumu, dear.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Ed Sheeran - U.N.I
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 13 - (Per)p(i)sa(h)an
Dear si Lesung Pipi,
Kini aku merasa seperti orang yang tersesat di jalan yang benar. Orang yang terjebak oleh masa lalumu. Bodohku ingin menyelamatkanmu dari masa lalumu, malah kini terjebak ditengahnya.
Ratap kini menjadi temanku, aku menjadi tak sehat. Banyak usaha untukmu, kembali dengan pasrah padaku. Menyerah dengan segala upaya untuk masa lalumu.
Sempat terlintas mungkin kamu adalah bintangku, ku bingkai dengan indah di langit malamku. Tapi ternyata tidak. Kau bahkan belum ada di langit malamku. Ya sudahlah, bintang pun tak hanya satu.
Aku mengira kau akan menjadi malamku. Tapi kembali aku tersadar bahwa ak tak sepenuhnya selalu bergantung pada malam. Terkadang aku membutuhkan pagi untuk memulai hariku.
Dunia. Ku kira kau adalah duniaku. Tapi jika kau terus terjebak dengan dunia masa lalumu seperti ini, dunia ku tak sekecil itu. Banyak diluar sana orang yang mau menikmati dunianya bersamaku. Banyak yang ingin membaca tulisan-tulisanku. Banyak yang ingin berbagi canda denganku.
Kemarin, kau lah sang ratu. Sampai hari ini kau lah ratu. Tetaplah menjadi ratu yang cantik. Tak pernah aku membencimu hingga harus meninggalkan istanamu. Aku hanya ingin pindah ke kerajaan yang membutuhkan aku di masa depannya, bukan masa lalunya.
Kalaupun kau adalah kryptonite, takkan berarti apapun bagiku. Takkan melemahkan aku. It's so simple. I'm not superman.
Di depanku kini persimpangan jalan. Aku kira sekarang aku harus memilih jalanku sendiri tanpa harus mengikutimu. Entah ke kiri atau ke kanan yang akan ku ambil, yang jelas putar balik takkan menjadi pilihanku. Tak sepertimu, aku tahu aku pernah melewati jalan dibelakang, kini aku ingin mencari tahu jalan seperti apa di depan sana.
Berdamailah dengan masa lalumu, dear.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Bruno Mars - Who is
1 note · View note
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 12 - Kecewa
Dear si Lesung Pipi,
Ada banyak hal yang dapat membuat seorang manusia menjadi seorang penakut. Manusia bisa takut oleh hal-hal yang membuat manusia takut pada umumnya seperti kematian hingga takut pada hal-hal yang tidak lazim ditakuti oleh manusia yang lain. Misalnya aku. Aku takut harus berhenti melihatmu.
Selama ini aku suka saat kau bercanda, caramu mengekspresikan semua hal yang ingin kau sampaikan, kelopak matamu yang mengecil saat kau terbahak, hingga sudut bibirmu saat tersenyum atau tertawa yang menghasilkan sebuah lubang yang mampu menarik perhatian setiap orang. Iya. Lesung pipimu. Intinya adalah, aku menyukai semua yang ada padamu.
Aku mulai mengerti bahwa kebahagiaan itu tak hanya datang dari mie goreng, susu coklat ataupun Kit-Kat, tapi kini hadir di dalammu.
Tapi yang tidak aku ketahui adalah ternyata kebahagiaan itu mampu menjadi kekecewaan hanya dalam hitungan detik. Kamu yang terperangkap masa lalumu membuat siapa saja mulai melangkah mundur tak siap untuk terhempaskan masa lalumu. Kini aku berada di baris terdepan untuk menghadapi kau dan masa lalumu.
Tak pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum aku terkapar dengan segala usaha sia-siaku nanti. Yang jelas, aku kurang pandai menghindari satu senjata mematikanmu. Senyum dan candamu.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Sam Smith - Stay With Me
1 note · View note
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 11 - Janji Embun
Dear si Lesung Pipi,
Jangan khawatir akan malam yang akan menghampirimu. Jangan takut akan perginya senja. Tuhan sudah mengaturnya bergantian memenuhi harimu sesuai dengan porsinya masing-masing.
Kau tak perlu takut malam akan selamanya, kau hany perlu percaya akan janji matahari. Ia akan selalu ada saat pagi menjelang.
Saat pagi hari, matahari yang muncul melengkapi udara segar dan beberapa hijaunya daun menitikkan embun, jatuh perlahan menerjang tanah. Tapi akan pecah ketika kita sentuh. Sepertinya embun tak suka pada tangan manusia.
Apakah kamu percaya jika ku katakan aku selalu sabar memandangi embun-embun itu menitik jatuh ke tanah? Pun menunggumu, percaya kah kamu?
Jenuh sering datang, terlalu sering menghampiriku malah. Selama menunggumu. Capek. Lama tidak terlihat olehmu. Tanpa hasil. Ingin rasanya berhenti berjalan mengikutimu. Tapi sekali lagi, malam tak akan selamanya, matahari pasti datang.
Aku selalu punya pilihan untuk meninggalkan embun itu dan berbalik pergi. Tapi tidak aku lakukan. Ada momen yang sangat aku rindukan dari jatuhnya embun pagi. Aku juga bisa dan selalu punya pilihan untuk meninggalkanmu, tapi lagi, tidak ku ambil.
Kau layaknya embun pagi yang tak tahu harus kemana selain jatuh ke tanah. Yang kau tahu ceritamu berakhir di tanah. Tapi tidak untukku, orang yang tanpa kau sadari selalu memperhatikan jatuhmu. Jatuhmu ke tanah takkan berarti apapun. Jatuhmu pada peluhku menjadi awal pagi yang menyegarkan bagiku.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Maroon 5 - Sunday Morning.
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 10 - Kekanakanku dan Laut
Dear si Lesung Pipi,
Aku abis dari pantai lho. Di pantai aku ngitungin pasir. Aku mau tau ada berapa butir pasir di pantai itu. Tapi baru ngitung sampe 10 aku udah pusing. Susah ternyata ngitungnya. Tapi tanpa sadar aku belajar kalo di dunia ini ternyata nggak semua hal perlu kita tahu detailnya, hanya perlu kita nikmati dan tau aja kalo itu emang ada. Iya, kayak sesuatu yang lagi aku rasain. Aku berusaha nebak-nebak, ini tuh apa ya diantara aku dan kamu. Dan kemudian aku ketemu jawabannya tadi, kita nggak perlu tau semua detailnya, cukup nikmati aja dan tau kalo diantara kita emang ada sesuatu. Entah apa namanya.
Di pantai tadi aku liat banyak sekali bukit. Bukit-bukit itu ngalihin perhatian aku banget yang lagi nikmatin bagusnya pantai. Abis itu aku coba deh ganti sudut pandangnya, eh, malah tambah bagus, bukit yang keliatan cuman sedikit dan juga lautnya keliatan sampe ujungnya bersentuhan dengan awan. Wow. Dari situ juga aku belajar sesuatu loh. Kamu adalah laut yang cantik beserta semua keindahan di dalamnya. Dan selama aku memandangimu selama ini, ada aja bukit-bukit yang juga emang indah dilihat tapi kadang bikin aku lupa sama tujuan awal aku. Padahal kalo aku teteap mau liat laut, ya aku geser aja supaya bukitnya nggak keliatan. Ternyata ini semua hanya tentang cara menentukan sudut pandang yang kita inginkan.
Tapi aku juga sadar kok, kalo laut nggak selalu cantik. Kadang laut juga bisa jadi penghancur juga. Titanic yang setangguh itu aja bisa dikaramin, apalagi aku manusia yang sebegini rapuh. Tapi kamu tau nggak? Sebesar apapun gelombang, sekencang apapun anginnya dan sedahsyat apapun badainya, laut itu tetap akan indah di mata aku.
Ini bukan cerita nyi roro kidul atau romeo juliet. Ini cuma tentang aku sama kamu. Akhirnya bakal seserem nyi roro kidul nggak? Atau sepahit romeo dan juliet nggak? Aku belum tau. Tapi apapun, kalo ada kamu, aku berani deh ngadepinnya.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Tulus - Teman Hidup
1 note · View note
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 9 - Surat Pendek Part 1
Dear si Lesung Pipi,
Surat ini takkan lebih dari 1 paragraf panjangnya. Isinya adalah sebuah harapan untukmu di hari ini. Jangan sedih. Berbahagialah.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Jackson 5 - I'll be There
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 8 - Cermin Bodoh
Dear si Lesung Pipi,
Semalam bayangmu mampir di pikiranku. Sejenak, namun memberi sedikit harapan. Apakah bayanganku juga mampir ke tempatmu? Atau cuma aku dan bayanganku sendiri?
Kita berdua mempunyai mimpi. Mimpiku denganmu dan mimpimu dengannya. Kita berdua memiliki pengharapan. Sama-sama ngarep. Kata orang kalau sama berarti jodoh. Terkadang aku pun bisa senang dengan perkataan orang.
Terkadang tak habis pikirku mengapa kau terus terjebak dalam bayangan masa lalumu dan kemudian mengacuhkan orang lain disekitarmu. Kita berdua tahu tidak enaknya setiap detik pengharapan.
Kadang ada juga saat dimana aku menyerah untuk menyemangatimu dan ingin memaksamu untuk berhenti berharap padanya. Memintamu menengok kebawah, disitu ada aku, bayanganmu.
Tapi ketika kembali kupikirkan, aku pun sepertimu. Aku berharap padamu ketika kamu tidak menaruh harap padaku. Sangat tidak logis. Hampir aku menilaimu sebagai orang bodoh. Tapi, ketika aku berdiri menghadap cermin, aku juga sama bodohnya denganmu. Kita bagaikan cerminan kebodohan. Namun berhadapan punggung. Kita bodoh dengan cara yang memang berbeda.
Malam pun berakhir, Seperti biasanya, pagi datang menyambut. Tidak hanya sampai disitu, kebodohan semalam ternyata menjalar. Siang, sore, hingga malam lagi, kita menggantungkan kebodohan kita masing-masing di setiap bilangan waktu.
Kamu terlalu sakit, dear. Sudah terlalu parah. Ke dokter manapun takkan sembuh. Aku sedih ketika kau menyapaku dengan parau suaramu akibat teriakanmu semalam untuk mendendangkan lagu-lagu patah hati guna menghibur sedih hatimu yang kau ciptakan sendiri,
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Padi - Harmoni
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 7 - Lari, Pejuang!
Dear si Lesung Pipi,
Pagi ini aku bertemu denganmu, cukup banyak keceriaan yang aku dapat darimu.
Kemudian aku mengunjungi sebuah pertarungan yang sedang kau geluti. Cukup sepi. Hanya ada aku dan ribuan bangku kosong yang menyaksikan. Dari jauh tampak seseorang sedang berjuang untuk apa yang ia inginkan. Ternyata itu kamu, sedang berjuang untuk sesuatu yang belum aku tahu.
Aku tidak meremehkanmu. Aku tahu kau seorang pejuang. Aku tahu bahkan ketika kau tidak dihiraukan, kau tidak menyerah. Yang aku tahu kau gampang menyerah. Tapi melihatmu disini, aku lihat kau akan menyerah, tapi ternyata tidak dengannya.
Aku tahu kamu orang yang sering hilang arah di tengah jalan yang sulit untuk kau jalani. Tapi melihatmu hari ini untuknya, kau rela berlari walau dengan setengah nafasmu yang tersisa.
Kamu mengakui bahwa semua itu terasa sangat melelahkan. Tapi kau tahu? Kau bisa berhenti sejenak dan mengambil es jeruk manis yang kubawakan untukmu siang ini. Kemudian kau bisa berlari lagi.
Kulihat kau berlari mengejar seseorang yang juga berlari, yang juga ingin sampai kepada garis finish-nya dengan atau tanpamu.
Pertandinganmu yang aku pikirkan adalah estafet. Ku kira ketika kau berlari disana, seseorang yang kau kejar mati-matian itu akan menyambutmu, dan kemudian berlari mati-matian juga membawa sesuatu yang kalian perjuangkan bersama hingga garis finish. Tapi sejauh yang aku lihat, hanya ada kamu seorang yang berjuang. Tapi percayaku tetap padamu, karena aku tahu kamu adalah seorang pejuang.
Pun aku. Aku seorang pejuang juga, sama denganmu. Prinsipku adalah selama ada kemauan pasti ada jalan. Aku pun berjuang untuk masuk ke hatimu, tapi perjuanganku terhalang pintu rusak yang belum kau ganti. Tapi itu semua bukan masalah buatku, karena aku seorang pejuang. Aku bisa mencari akan mencari jalan lain. Mungkin aku akan mencari jendela dan masuk dari sana.
Bagaikan setetes keringat yang jatuh di tanah kering, kita berdua mengupayakan dua mata angin agar berhembus searah. Takkan ada titik temu.
Tapi, jangan menyerah. Kita berdua tahu, kita berdua adalah pejuang. Lari, Pejuang!
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Richard Marx - Right Here Waiting
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 6 - Di(ba)l(ik) Sebuah Mimpi
Dear si Lesung Pipi,
Tahukah kamu apa yang terjadi dibalik sebuah mimpi?
Konon akan ada seseorang yang rela untuk berkelana jauh hingga ke sarang para nyamuk untuk berbicara secara baik-baik, berdiskusi tentang asupan darah yang setiap 3 bulan sekali sengaja telah ia donorkan ke PMI agar kelak para nyamuk tidak lagi dengan susah payah membahayakan hidup mereka untuk mengambilnya sedikit demi sedikit darimu dengan resiko kena tamparanmu ataupun teracuni oleh obat anti nyamuk kepunyaanmu. Seseorang yang menawarkan beberapa liter darahnya di PMI untuk ditukarkan dengan nyenyak tidurmu di malam hari.
Konon akan ada seseorang yang akan melanglang buana jauh hingga ke awal sebuah angin terbentuk. Dengan segala sisa kehangatan yang ia miliki, dia akan menukarkannya dengan angin sepoi untuk tidurmu, agar kau takkan merasa kedinginan dengan angin kencang yang menerpamu. Seseorang yang menukarkan kehangatannya untuk kehangatanmu.
Konon akan ada seseorang yang lelah tersesat untuk menemukan letak kediaman Neil Armstrong hanya untuk menitipkan pesannya kepada bulan agar di setiap tidurmu sinar bulan dapat lebih terang dari biasanya agar malammu takkan terlalu gelap. Seseorang yang menukarkan terangnya untuk terang malam di tidurmu.
Dan konon akan ada seseorang yang bodoh hingga berimajinasi dan menuliskannya di hari keenamnya #30HariMenulisSuratCinta.
Seseorang itu mungkin saja aku.
Lagu untuk si Lesung Pipi di surat ini: Sheila on 7 - Itu Aku
0 notes
isseralbertho-blog · 10 years
Text
#30HariMenulisSuratCinta Day 5 - Rumah(nya)
Dear si Lesung Pipi,
Kulihat hari ini kau sehabis kelasmu. Ceria, namun ada sedih yang tak nampak. Bolehkah kita berbicara sejenak? Bukan tentangku atau egoku, tapi tentang kamu dan ceriamu yang hilang. Boleh?
Aku ingin kau belajar. Bukan matematika, aku tak cukup pandai untuk mengajarimu matematika. Tapi aku bisa mengajarimu untuk merelakan. Aku bisa mengajarimu cara merelakan yang sebenarnya merelakan, bukan merelakan karena kamu menyerah. Bukan.
Dulu aku pernah merelakan. Dengan merelakan seseorang, melepas seseorang, aku bisa melihatnya terbang bebas. Aku bisa melihatnya berkembang. Dan aku akhirnya sadar, aku tak pernah melihatnya sebahagia itu dengan kacamata ego yang kukenakan selama dengannya. Lensa kacamata egoku membuatku melihat bahwa selama dengannya, hanya aku yang mampu membuatnya bahagia dan senang. Tapi ternyata setelah kacamata egoku aku lepas, aku tahu dan melihat bahwa banyak hal di luar sana yang tidak aku tahu dapat membahagiakannya.
Dulu yang aku tahu aku sangat bahagia dengan seseorang itu. Aku pun tahu dia bahagia bersamaku. Tapi kita berdua sama-sama tahu, bersama mulai menjadi mustahil yang secara perlahan kita sadari. Toh, pada akhirnya kita hanya bisa menghibur diri sendiri, self-suggesting bahwa masih ada banyak pilihan lain yang bisa kita tempuh dan kita pilih selain kita harus bersama.
Bagiku dulu, aku dan seseorang itu harusnya bersama. Tidak bersama adalah pilihan terakhir. Tapi semua itu berubah sekarang.
Saat ini aku cukup bahagia dengan mengisi lagi halaman-halaman kosong di buku kehidupanku dengan banyak karakter-karakter baru yang muncul dengan peran uniknya masing-masing. Tapi, dari semua itu aku punya seorang karakter yang memberi inspirasi baru dalam ceritaku, yang tanpa kusadari membelokkan cerita karyaku melintasi cerita miliknya. Kamu, Lesung Pipi.
Aku harap ceritaku akan masa laluku dapat membantumu melepaskan kacamata egomu yang seolah merekat erat pada kedua matamu, juga kedua sisi kupingmu saat ini.
Dan kalaupun kamu adalah rumahnya, yang aku tahu, sejauh apapun dia pergi, suatu saat dia akan pulang. Kembali ke rumahnya. Kamu.
Jangan bersedih dan terpuruk.
Lagu untuk si Lesung Pipi di Surat ini: Sara Baireles - Between the Lines
0 notes