Semua aku dirayakan.. entah, semua terlihat abu-abu untuk sekedar di raih.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Lahir di keluarga yang bisa dibilang 'berada' sebagai anak satu-satunya –kerap disebut anak tunggal– ini bukanlah suatu hal yang mudah. Pertama mengeluarkan tangisnya di Jawa, tepatnya di Surabaya pada tahun dimana terjadinya kisah tragis bom di Bali, 2002. Mami, memberikanku nama, Isaiah Mahathir.
Seperti kehidupan yang biasa kalian lihat di cerita fiksi, hidup Isaiah pun tidak terbilang bahwa Ia mendapatkan hak nya 'memilih'. Semua sudah tersusun rapi layaknya buku yang tertata di perpustakaan Papi. Atau mungkin, Isaiah juga salah satu penghuni salah satu biliknya? Entahlah. Mereka tidak memaksa dengan memberikan intonasi mengancam, tetapi, hanya dengan mendengar lantunan kata, 'Kamu harapan Papi sama Mami' yang keluar dari mulut Mami tentu saja terdengar seperti perintah tak langsung yang dikumandangkan oleh komandan pasukan.
Isaiah tumbuh bersama kasih sayang dan perhatian penuh cinta dari Mbak –bibi yang mengurusnya sejak kecil– serta Ayu –sepupunya yang hanya beda dua tahun darinya– yang selalu menemani Isaiah bermain apapun. Yaya. Itu adalah nama masa kecilnya yang diberikan oleh teman masa kecilnya, Keke, yang setelah kami lulus dari SD, kita kehilangan kontak untuk sekedar berkabar.
Dan disinilah Isaiah menimba ilmu, sebagai Mahasiswa semester 4 dari Fakultas yang sangat bergengsi, Fakultas yang menjadi citra yang di gadang-gadang oleh kampus, Fakultas Kedokteran. Fakultas yang menjadi impiannya sejak kecil karena melihat langsung bagaimana Mami dan Papi nya bekerja sebagai tenaga kesehatan yang berani dan bertanggung jawab untuk mengabdikan hidupnya demi menyejahterakan dan memberikan kebahagiaan, atau bisa disebut kesembuhan, bagi siapapun yang menginginkannya.
0 notes