Tumgik
iniversiku · 2 years
Text
Barangkali aku tak kan pernah bisa menyejari langkahmu
Seorang petualang yang menyukai perjalanan panjang, sedang langkah ku telah mendekati lelahnya.
24 notes · View notes
iniversiku · 2 years
Text
Kamu kira ia sendiri?
Coba pastikan lagi.
Barangkali ada sesuatu yang di 'privasi'.
50 notes · View notes
iniversiku · 2 years
Text
Kemarin sempet baca tulisan siapa gitu, lupa. Intinya bilang gini:
Cinta yang belum halal itu harusnya sepi di bumi, tapi berisik di langit.
Iyap, persis sepertiku yang tenang sekali di depanmu seolah tidak ada apa-apa, padahal nyatanya tiap detikku bergumul riuh sekali, mengajukanmu terang-terangan pada Allah.
12 April 2022
161 notes · View notes
iniversiku · 3 years
Text
Ada yg disebut 'rumah' tapi di dalamnya tak pernah ramah
Jika orang lain pulang untuk tenang,
Maka aku ingin pergi agar tetap waras
Gimana ya rasanya ada di keluarga cemara?
82 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Tiap akhir tahun selalu liat orang-orang dengan semua harapan dan keluhnya. Harapan untuk tahun baru yang akan datang, keluhan untuk tahun yang sudah dilewati.
Siklusnya tetap sama setiap tahun seperti itu. Tahun baru, hari baru, harapan baru dan luka baru yang sedang menanti di depan. Luka yang sudah didapat belum tentu pergi.
Jadi kali ini mau coba biasa-biasa saja. Kita selalu kembali dari awal tapi bukan berarti ada akhir yang sudah benar-benar selesai. Engga ingin terlalu berkespektasi tentang tahun ini. Cukup mendoakan hal-hal baik saja semoga selalu menyertai.
Sebab ya memang betul firman Allah itu selalu benar. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik termasuk juga harapan. Semakin terlalu maka akan semakin sangat hasilnya. Jadi, lebih ke kalau yang akan terjadi nanti adalah hal baik yang ternyata juga mimpi harapan terjadi, disyukuri. Anggap inilah waktunya sebab mungkin ketika berharap waktu kemarin tidak tercapai, itu belum waktunya.
Jika kesedihan pun juga datang, ya ini juga sudah waktunya. Rezekiku dari Allah agar tidak terlalu larut dalam bahagia yang terlampau dan membuatku lalai dalam mengingatNya. Tak apa, semoga bisa menjadi ikhlas.
Ini hanya hari, tanggal dan tahun biasa yang digulirkan waktu. Tidak ada yang harus selalu dan terlalu dispesialkan. Semangat dan harapan baru selalu bisa lahir setiap waktu kapanpun kamu mau.
Bismillah untuk setiap waktu yang diberikan, ya. Semoga berkah Allah selalu menyertai.
Pulau Kapuk | Kamis, 31 Desember 2020
81 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Terpaut pada dunia.
Kadang suka mikir,
"Mau dapetin apa sih di dunia ini".
Mau dapet prestasi yang banyak?
Mau dapet jodoh yang baik?
Mau dapet kerjaan yang baik?
Mau dapet gelar yang banyak?
Mau dapet jabatan yang tinggi?
Mau dapet temen yang banyak?
Mau dapet pujian dari orang lain?
Mau dapet pengakuan dari orang lain karena kehebatan kita?
Aku pernah berambisi mendapatkan dunia. Sampai melalaikan urusan akhirat. Namun, pada akhirnya hanya ada rasa kecewa yang di dapat.
Berambisi pada dunia, membuat hatiku tidak nyaman. Karena niat semata hanya untuk mendapatkan dunia tanpa mencari ridho Allah.
Untuk diriku,
Coba renungkan lagi kesalahan-kesalahanmu.
Coba periksa kembali niatmu, apakah sudah benar.
Coba periksa amalanmu, apakah sudah cukup jika suatu saat dipanggil?
Coba periksa hatimu, apakah terlalu terpaut dengan ambisi dunia?
Melakukan kesalahan itu wajar sebagai manusia, tapi yang paling baik adalah ketika melakukan kesalahan kamu mau bertaubat untuk tidak mengulangi kesalahan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Mengejar dunia tidak ada salahnya kok, tapi harus dibarengi dengan niat mencari ridho Allah swt.
Percaya pada Allah, bahwa ketika kita menamkan niat yang baik karena Allah. Semua hal akan Allah mudahkan. Insyaallah.
Untuk diriku, kamu harus belajar jadi lebih baik ya.
-rekamdiksi
54 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
AKIBAT SUKA SHOLAT DI UJUNG WAKTU
Para Malaikat menyeretnya melewati orang banyak, menuju ke arah api neraka yang menyambar-nyambar.
Dia menjerit sekuat tenaga dan bertanya-tanya barangkali ada orang yang mampu membantunya.
Dia menjerit lagi sambil menyebutkan semua kebaikan yang telah dia lakukan; bagaimana dia sering membantu orangtuanya. Bagaimana dia tidak pernah tertinggal puasanya, tidak pernah meninggalkan shalatnya, selalu bersedekah dan rajin membaca al-Quran.
Dia terus menjerit lagi, namun tidak ada seorangpun yang tampil membantunya.
Para malaikat terus menyeret dia. Dan … mereka semakin dekat dengan kawah api neraka.
Dia menoleh ke belakang dan ini harapannya yang terakhir. Dia teringat …
Tidak! Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Bagaimana bersihnya seseorang yang mandi di sungai lima kali sehari dari kotoran, begitu juga bersihnya orang yang melaksanakan shalat lima kali sehari dari dosa-dosa mereka”
Dia menjerit lagi sekuat tenaga:
“Solat saya? Solat saya? Doa saya?”
Kedua malaikat tidak berhenti, dan terus menyeretnya ke tepi jurang neraka. Kembang api neraka yang membubung terasa menyambar mukanya.
Dia menoleh ke belakang lagi, tapi matanya telah kering dari setiap harapan dan dia tidak memiliki apa-apa lagi yang tinggal di dalam dirinya.
Salah satu malaikat menolak dia dan memasukan ke kawah neraka.
Dia mandapati dirinya terus melayang dan akhirnya jatuh ke dalam kawah api neraka yang menjulang tinggi selama 70 tahun.
Setelah 70 tahun sengsara dibakar api, tiba-tiba terasa tangannya diraih oleh satu lengan.
Dia ditarik kembali ke atas.
Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seorang pria yang sangat tua dengan jenggot putih yang panjang memegang tangannya.
Pria itu kelihatannya sangat daif.
Sambil menyapu debu di tubuhnya dia bertanya pada pria tua itu:
“Siapakah anda?”
Orang tua itu menjawab: “Akulah sholat anda”
“Mengapa kamu begitu terlambat bantu saya? Wahai shalatku, saya telah terjerumus ke dalam api neraka selama 70 tahun! Kenapa setelah tubuh saya hangus dan hampir hancur baru kamu datang selamatkan saya ? kenapa …?.”
Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata:
“Apakah kau lupa? Selama hidup di dunia dulu kamu selalu laksanakan saya pada saat-saat akhir !!”
“Setiap kali Maghrib kamu fokus pada sinetron tv dulu ..
“Dzuhur kamu lewat, kamu lebih mementingkan kerja daripada saya. Sholat ashar dan subuh juga selalu diujung waktu.
“Kamu ingatkah itu semua ??”
Penjelasan pria tua itu mengejutkannya dari tidur …
Dia terjaga dan mengangkat kepalanya dari tidur. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat ketakutan …
Ya Allah.. Aku mimpi…
Tapi seperti nyata ..
Ketika itu juga ia mendengar suara adzan di kumandangkan menandai masuknya waktu shalat ashar.
Dia bangun dengan cepat dan mengambil wudhu. Dia berjanji tidak akan melalaikan shalat lagi. Dia menyadari kesalahannya sekarang. Dia telah mendapat petunjuk yang maha benar.
Sebarkan kisah ini kepada keluarga dan kawan-kawan anda. Mungkin anda dapat membantu mereka agar mulai sekarang mau menunaikan sholat tepat waktu.
Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak
Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)
578 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Biasa Saja
Tidak ada yang istimewa ketika seseorang bisa membeli rumah di usia 24 tahun. Sebab, banyak yang melakukan hal serupa dan bahkan lebih muda dari itu. Tidak ada yang benar-benar spesial ketika ada seseorang bisa membeli mobil di usia 27 tahun. Karena banyak juga yang melakukan hal serupa. Termasuk menikah di usia muda, tidak ada hal yang istimewa. Biasa saja.
Kenapa ada yang begitu bangga dengan itu semua? Seolah-olah memiliki atau menjadi semua itu, adalah sebuah keberhasilan karena bisa lebih dari teman-teman kita yang lain? Apakah sebenarnya, rezeki yang mengalir kepada kita dalam beragam bentuk adalah hal yang layak kita banggakan secar berlebihan? Mungkin, kita pernah sama-sama berada dalam kondisi tersebut. Merasa begitu hebat dan menakjubkan karena bisa melakukan sesuatu yang lebih, dibandingkan teman kita yang lain.
Sampai pada satu titik, pertemanan semakin luas dan berkembang. Apa yang dicapai ini, bahkan tidak ada apa-apanya dibanding teman kita tersebut. Dan, mereka jauh-jauh-jauh lebih rendah hati dan bersikap biasa-biasa saja dengan apa yang telah mereka capai.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, saat kita merasa seolah lebih dari orang lain. Jangan diam ditempat. Pergilah ke tempat dimana kita di sana menjadi “keset”. Apa yang kita capai, tidak spesial sama sekali. Agar tidak ada benih-benih kebanggaan yang cenderung pada kesombongan dan merendahkan proses perjalanan hidup orang lain.
Kalau kita berhasil meraih sesuatu. Bersyukur. Kemudian, berlatih untuk tidak terlalu banyak berbicara. Karena, bisa jadi, apa yang kita bicarakan ini tidak benar-benar karena kita ingin berbagi, melaikan karena ingin diperhatikan.
©kurniawangunadi
886 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Mengumbar Bahagia di Sosial Media
Hati-hati, terlalu banyak mengumbar kebahagiaan di sosial media bisa mengaburkan makna di balik kebahagiaan itu sendiri.
Awalnya, bahagia itu sederhana. Namun, jadi rumit tatkala kamu selalu mengikuti dorongan untuk membagikannya di sosial media.
Ada perasaan senang saat ada yang memberikan komentar baik seperti ucapan selamat, doa, dan pujian.
Ada pula perasaan sedih saat ada yang memberimu komentar negatif meski mungkin maksudnya hanya bercanda.
Bahkan boleh jadi kamu akan bertanya-tanya jika tak ada orang yang berkomentar atas apa yang kamu bagikan. Kemana nih orang-orang kok tumben gak ada yang komen? Apa gak menarik ya? Apa aku udah gak penting ya?
Bila dorongan ini terus dituruti, ia akan membuat kebahagiaanmu seakan-akan belum sempurna jika belum dibagikan di sosial media. Inilah saat di mana makna kebahagiaan menjadi kabur.
Padahal kebahagiaan saja sudah cukup sebenarnya untuk kamu nikmati sendiri tanpa perlu lagi pengakuan dari orang lain.
Maka, apa yang benar-benar kita cari dari membagikan kebahagiaan di sosial media?
Jakarta, 23 November 2020
Taufik Aulia
863 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Tumblr media
Cantik!
tanpa kukira, menatap birunya langit
membuatku tersadar,
aku terlalu berlebihan mengamatinya
aku terlalu memetakan apa yang terlihat
tanpa menyadari itu hanyalah penglihatan semu
cerahnya langit,
selalu menjadi penghantar rinai di sore hari
keindahan warnanya,
hanya mampu memberikan pemandangan indah sementara
dan sejauh mata memandang,
yang terlihat justru kehampaan semesta
dan tiada kukira, itu hanyalah pemandangan, bukan penggambaran rasa yang ku coba bingkai melalui sepotong gambar
Gerimis patah hati | 16.50
19 Nov 2020
20 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Petuah.
Tumblr media
Malam itu, aku lupa hari apa namun terjadi dibulan Oktober setelah pulang mengajar.
Ayah memberikan muqodimah, ”Dulu di jaman Rasulullah ﷺ ada seorang istri yang dilarang suaminya keluar rumah sampai dirinya selesai berperang, terdapat kabar bahwa orang tua wanita tersebut sakit tapi karena suaminya memerintahkan demikian istrinya tidak pergi sebelum suaminya mengizinkan dan pulang.”
Hikmahnya ka, ”Dari sini kamu bisa belajar bahwa apabila seorang istri sudah menikah Ridhonya terletak pada suami”, ibuku menyanggah perkataan ayah, ”berarti anak itu duhaka”.
Ayah hanya tersenyum dan aku memahami senyum ayah.
Ayah melanjutkan perkataannya, ”bukan berarti dia anak yang durhaka, tapi bisa dipetik betapa pentingnya hak suami.”
Disela-sela obrolan yang panjang ayah berkata, ”Seorang istri itu harus mampu memahami karakter suami ka”.
Selama ayah bercerita dan memberi petuah satu patahpun tak keluar dari mulutku. Mata ayah tidak menatap ke arahku, namun aku selalu memandangi ayah dan ibu.
Aku hanya kagum, kagum pada lelaki pemarah itu. Lelaki yang tegas dan disiplin. Baru kali pertama ayah membahas soal ini, bahkan ketika anaknya bertanya, ”apakah aku boleh menjadi milik orang sekarang?”
Mereka hanya bungkam atau melempar keputusan pada diriku sendiri.
Dalam diamku sembari mendengarkan perkataan ayah, banyak sekali kata-kata diotak dan dihati yang tertahan.
Yah, ayah tahu aku senang mendengar perkataan itu dari mulut ayah, suara ayah dan diri ayah langsung. Meskipun sebelum ayah berkata anakmu ini sudah tahu yah...
Yah, ayah tahu apa yang keluar dari perkataanmu jika itu baik, wajib bagi diriku mematuhinya. Dan semua akan menjadi hujjah dihari kiamat kelak.
Yah, ayah tahu dengan bangga aku memberikan hujjah kepada Allah nanti bahwa ayah sudah memperingatkan diriku untuk patuh kepada sang imam.
Entahlah yah, terima kasih telah mengajarkan banyak hal yang tak terhingga. Ketika dalam lelahmu kau berkata, ”Dampingi orang yang nanti hidup bersamamu dan dukung dirinya ka”.
Aku kagum pada ibu yang telah memaksimalkan semampunya. Ibu telah mendedikasikan dirinya kepada suami dan anak-anaknya.
Tiap orang tua pasti ada kekurangan begitupun anak. Masing-masing dari kita harus mampu memaklumi kekurangan dan berlapang dada untuk menerimanya.
Orang tua kepada anak
Anak kepada orang tua
Suami kepada istri
Istri kepada suami
Jika satu belum paham, maka kita yang paham harus mengalah lalu menghela nafas dan berdoa.
Jangan terlalu fokus pada kurang, ternyata masih banyak lebihnya. Jadikan lebihnya membuat kita semakin sayang menyayangi.
Lebihnya adalah bonus. Kurangnya adalah pahala.
Perbedaan pemikiran, ideologi, pemahaman dan sudut pandang dalam satu keluarga merupakan hal yang biasa. Namun tujuannya tetaplah sama ingin kembali berkumpul bersama disyurga Allah.
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat.
Sebuah kisah yang menjadi api semangatku tentang Abu Hurairah Radhiyallahu kepada ibunya. (Silakan dicari dan baca)
بارك الله فيكم..
Semoga ada hikmah dan faedahnya...
Satu hal yang tak pernah luput, ayah selalu mengajarkan tentang hidup sederhana. ”kamu harus siap dalam segala kondisi ka”. Mendapatkan sesuatu dengan cara berjuang. ”semua butuh proses harus sabar”. Pikirkan kemungkinan terburuk, sedia payung sebelum hujan, jadilah anak ayah yang tetap tenang dipermukaan. Terima kasih guruku sekaligus ayahku...
173 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Salam Jumpa Oktober
Oktober...
kembali melambaikan salam untuk kesekian kalinya.
Satu bulan waktu kian bersisa hari demi hari.
Ia berlalu menutup harinya,
namun masih dengan secercah harap.
Maghrib itu, awan kumulus hitam siap meluruh.
Membentuk rintik-rintik kecil dengan
Suara gugurnya yang mendamaikan.
Kumandang azan dan gemuruh petir seakan
tenggelam.
Berpacu padu menghempas bumi
siap mengadu pada semesta.
Antara hujan dan merdu riuh
bisikan angin saling berkontradiksi.
Merayu untuk secangkir kopi tanpa sianida
agar bertemu dalam seduhan ketiga.
Percikan air yang membias
di permukaan luar jendela menguap terbawa arus langit.
Menepis segala getir.
Mengacau segala kerumitan jalan
Menelan kepahitan nestapa
Meleburkan segala rasa yang tertahan
Diantara jarum waktu yang terus bergerak,
terselip rasa yang berdegub
mengharu-biru.
Merangkai setiap getir menjadi bermakna,
hingga nikmat proses kedewasaan menyeruak
Diam-diam lirih suara doa terlantun
menyingkap tabir rahasia semesta
Tak ada yang boleh menyerah
Tak ada yang boleh lelah
Ada pundak yang harus di kuatkan lagi
Ada doa yang 'kan senantiasa melangit
Jedalah sejenak bila engkau kepayahan
Dan katakan pada-Nya
'aku bisa!'
Dan aku oktober yang masih menunggu
november yang rahasia
Narasi pagi | 27 Okt 2020
32 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Photo
Jikapun aku merasakan hal yang seperti itu, AKU pun tak akan rela!
Tumblr media
Jika seseorang yang begitu kau cinta bertanya hal seperti ini hanya karena ia telah memilih hati yang lain, apa jawabanmu?
2K notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Kalo kamu
Kalo kamu gak terlahir cantik, maka kamu harus menjadi pintar. Ini bukan perihal untuk mendapatkan jodoh. Ini perihal kualitas diri bagi seseorang. Karna dunia amat berat bagi orang yang biasa-biasa saja.
Kalo kamu gak terlahir pintar, maka kamu harus menjadi orang baik. Karna sudah terlalu banyak orang pintar di dunia in. Tapi dengan kepintarannya tidak membuat dunia menjadi lebih baik.
Baik itu bisa dilatih dan bisa dipelajari. Baik itu bahasa universal yang dikenal semua mahluk ciptaan-Nya. Baik itu harta karun di setiap diri manusia dan tugas kita hanya menggalinya. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk cantik, tidak semua orang diberi kemampuan untuk pintar, tapi setiap orang diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik. Meskipun seburuk-buruknya tingkah yang telah dilakukan seseorang, pintu untuk menjadi baik akan selalu saja terbuka.
Dunia ini terlalu keras untuk orang yang biasa-biasa saja. Tidak cantik, tidak pintar ditambah tidak baik maka dunia akan memperlakukanmu semena-mena. Jika kita rasanya tidak memiliki segalanya. Terus saja belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Niscaya kebaikan dunia akan datang kepadamu dengan sendiriny.
770 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Teruntuk kamu,
Yang namanya diam-diam kusimpan di balik sarung bantal.
Makasih udah ngingetin untuk selalu bersyukur dan menerima apapun yang terjadi..
Makasih karena selalu notice diriku untuk jadi pribadi yang selalu ada perubahan baik di setiap waktunya..
Makasih udah kasih supportnya, dan makasih atas kata-kata bijaknya sangat membantu sekaliii
Banyak terimakasih dari aku yang keseringan ngeluh ini untuk kamu yang selalu ngerepotin mendadak :)
#narasipagi_
27 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Setelah menjadi orang tua nanti. Kita baru akan mengerti. Apa itu lelah yang membahagiakan, harapan yang menguatkan ataupun senyum yang menyembuhkan.
479 notes · View notes
iniversiku · 4 years
Text
Logika Terbalik
"Menurutmu, kalau aku ingin kuliah lagi dengan alasan 'suka' dengan ilmunya, apakah itu cukup?"
"Ya.. Nggak papa kalau memang suka."
"Tapi kuliah S2 itu beda sama spesialis. Kalau spesialis, setelah residensi dan lulus itu akan menjadi profesimu. Sementara lulus magister di kedokteran, belum tentu nantinya akan terpakai untuk sebuah profesi. Mungkin bisa jadi dosen, tapi kalau tinggal di tempat yg nggak ada univnya, juga nggak bisa."
"Sek kayaknya logikamu terbalik."
"Eh, terbalik gimana?"
"Kalau kamu tanya Kyai Cholil, beliau akan bilang, 'Pekerjaan itu akan mengikuti ilmu, bukan ilmu yang mengikuti pekerjaan'. Kalau kamu punya suatu bidang ilmu, entah bagaimana nanti, bisa saja dibutuhkan.".
Aku jadi malu karena sudah lupa konsep itu. Konsep seorang pembelajar, bukan seorang pencari kerja.
Terimakasih, untuk remindernya. Manusia memang perlu banyak diingatkan, betapa pun banyak ilmu yang sudah diterima, tetap saja berpotensi lupa.
Dan kalimat itu,
"Pekerjaan mengikuti ilmu, bukan ilmu mengikuti pekerjaan."
berhasil meneguhkanku sore kemarin.
642 notes · View notes