indomietelorkeju
Indomietelorkeju
993 posts
Alter Ego Muhamad Rifki Maulana
Don't wanna be here? Send us removal request.
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Semoga tuhan bersama kita
Tumblr media
Di dalam buku psychology of money, kisah seorang Kent Evans dijadikan perumpamaan tentang bagaima takdir bekerja. Satu dalam sejuta kemungkinan seorang indvidu mengalami kecelakaan di gunung, Kent Evans lah yang menjadi indvidu tersebut. Padahal, di dalam semesta alternatif yang lain dia bisa saja menjadi founder microsoft bersama Gates dan Allen andai dia tidak menaiki gunung tersebut. Dari situ, secara implisit, Bill Gates mengakui bahwa porsi keberuntungan dalam perjalanan karirnya cukup besar. Contoh lain tentang bagaimana takdir bekerja di dalam buku tersebut adalah bagaimana Warren Buffet merasa cukup beruntung karena melakukan investasi di dalam waktu dan di tempat tepat. Tidak perlu berlaga menyebutkan andil strategi canggih atau perhitungan njelimet, ia dengan lantang mengakui keberuntungan lah yang cukup menolongnya. “My wealth has come from a combination of living in America, some lucky genes, and compound interest”, begitu pengakuannya.
Mungkin setiap malam banyak orang berpikir apakah jalan yang diambil sekarang tepat karena semenjak beberapa tahun silam kita tidak lagi percaya dengan kemampuan untuk merancang masa depan. Terlebih semenjak 2020, pandemi menghajar dan kita melihat secara gamblang bagaimana nasib manusia dikocok ulang. Saya adalah salah satu dari gerombolan orang yang merelakan nasibnya diatur tuhan dan semesta. Terakhir kali saya coba ikut andil memikirkan dan mendesain masa depan, hasilnya tidak karuan. Sehingga saya berasumsi bahwa hidup ini sejatinya masalah beruntung atau kurang beruntung, sama dengan asumsi orang-orang sebelum saya. “Manusia yang disayang tuhan adalah manusia yang tidak berpikiran rumit” kata ayah dan mungkin ini menjadi petuah yang paling saya ingat dari beliau di sepanjang umur saya. Tiap hari petuah ini kian relevan, terutama ketika dilanda kekhawatiran dan nafsu untuk ‘kembali’ merancang masa depan yang tidak tertebak. Mungkin yang perlu dilakukan sekarang hanyalah tidak menyerah dan terus berjalan di jalan yang disediakan.  Semoga tuhan (senantiasa) bersama kita di tengah kesendirian yang terus menanjak.
3 notes · View notes
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Menemukan Mesin Waktu
Tumblr media
“Peradaban ini dibentuk dari satu kesalahan ke kesalahan lainnya. Hawa yang salah memakan buah kuldi menjadikan manusia mendarat di bumi. Dan pada akhirnya kita belajar dari ribuan kesalahan-kesalahan terdahulu.” Tidak sekali dua kali saya berkhayal untuk menemukan mesin waktu. Mungkin khayalan ini berangkat dari pengalaman masa kecil yang menonton sitkom lorong waktu dan sequel back to the future. 
Berangkat ke masa lalu, memperbaiki kesalahan, dan kembali ke masa sekarang dengan situasi hidup yang lebih baik, mungkin telah jadi imajinasi abadi banyak umat manusia. Hidup yang memiliki tombol undo pasti akan jauh sangat mudah.
Tapi apakah bisa? Pun misal, memang teknologi mesin waktu itu ada, apakah perlu kita menemukan mesin waktu?
Lebih susah mana? Memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil yang kerap dibuat atau terus ruwet memikirkan bagaimana kita bisa belari lebih cepat dari cahaya untuk bisa melawan relativitas waktu agar kita sampai di masa lampau.
Terlebih peradaban ini dibentuk dari satu kesalahan ke kesalahan lainnya. Hawa yang salah memakan buah kuldi menjadikan manusia mendarat di bumi. Dan pada akhirnya kita belajar dari ribuan kesalahan-kesalahan terdahulu.
Lagipula saya percaya bahwa apa yang sudah kita lakukan di masa lampau akan kita lakukan lagi sekarang dan selanjutnya. Mungkin bentuknya akan berbeda tapi falsafah dari tindakannya akan selalu sama.
Mengutip kata rust cohle: “Time is a flat circle. Everything we've ever done or will do, we're gonna do over and over and over again.”
Tak akan pernah bisa dibantah, karena sejarah selalu berkata demikian.
1 note · View note
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Komedi Tragis
Tumblr media
Semakin bertambah usia, saya semakin memiliki jawaban mantap jika diminta untuk mendeskripsikan kehidupan. Buat saya hidup tidak lebih dari komedi tragis yang dipecah menjadi beberapa babak. 
Hidup ini sebetulnya berjalan dari sebuah kesalahan ke kesalahan lainnya. Cikal bakal manusia turun ke bumi pun berasal dari hawa yang salah memakan buah kuldi dan kegagalan adam mengingatkan hawa untuk tidak memakannya. Kesalahan tersebut berjalan ke kesalahan selanjutnya dan selanjutnya, hingga sekarang. 
Dari kesalahan kita belajar. Dan kesalahan-kesalahan masa lalu sebetulnya cukup asyik untuk ditertaawai jika kita sudah berjalan jauh di depan. 
Kala muda, saya sering merasa sebuah kesalahan atau kegagalan adalah fenomena tragis yang tidak akan pernah dihapus dosanya sepanjang waktu. Namun kini, sifat tragis itu sebenernya bersifat parsial dan bisa berubah mengikuti zaman. 
Bahkan bisa dibilang, relevansi dalam kita mendefinisikan tragis itu sangat tipis dan tidak akan berlangsung lama. Toh manusia akan sibuk dengan kehidupannya sendiri, spotlightnya sendiri, dan kesusahannya sendiri. Mereka tidak akan terlalu sibuk mengurusi kita.
Kembali lagi, mengingat hidup ini hanyalah babak-babak komedi tragis, mungkin hal terbaik yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah memastikan humor yang diberikan di tiap babak tetap segar dan membuat kita tertawa terbahak-bahak terlepas dari seberapa getir ketragisan yang terjadi. 
Toh penderitaan dan ketragisan pada akhirnya hanya akan menyisakan luka memar hingga kemudian mati rasa.
0 notes
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Membunuh Mimpi
Tumblr media
Puluhan kali saya membunuh mimpi yang kerap timbul. Mimpi itu saya bunuh, saya kubur dan ditumpuk tanah. Namun mimpi itu kembali keluar, merangkak, dan berlari merangkul saya. Lagi, mimpi itu terpaksa saya bunuh, saya kubur, dan saya tabur bunga kamboja. Tapi, lagi, mimpi itu bangkit dan mengejar saya lagi.
Begitu terus, sampai mimpi itu diwujudkan atau kita sama-sama tidur pulas.
0 notes
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Sedari awal
Tumblr media
” Kebaikan dan kebahagiaan sifatnya parsial, pembangkangan dan kebohongan adalah sifatnya kekal” Sepertinya memang sedari awal saya mengambil pilihan yang salah. Sialnya, di kala itu, saya terus mengkondisikan pikiran saya kalau yang saya pilih ini adalah benar. Semakin jauh saya tersesat, semakin saya menyadari kalau pilihan yang saya pilih adalah memang kesalahan. Lantas apa boleh buat?
Ya jelas terus tenggelam dalam ketersesatan dan berharap jalan sesat ini ternyata membawa berkah pada akhirnya. Saya pribadi selalu percaya jika berbicara tentang akhir cerita, mau seperti apapun akhirnya, akan selalu dipandang baik oleh pembaca. Berakhir senang, ya syukur. Berakhir sedih, ya setidaknya penderitaan sudah berakhir.
Begitu bukan?
Tidak ada perubahan ke arah positif yang ditunjukan di dalam jalan nyasar ini. Kebaikan dan kebahagiaan sifatnya parsial, pembangkangan dan kebohongan adalah sifatnya kekal. Tidak akan pernah merdeka suatu kaum, jika warganya terus saja membangkang apa yang dilakukan tetua adat. Bertindak atau tidak bertindak, sesungguhnya kaum pembangkang memang dilahirkan hanya untuk membangkang. 
Tidak punya nilai-nilai yang diperjuangkan, mereka hanya hobi berjuang.
Maka saya tidak pernah heran jika kerap bertemu orang yang pandai dalam memberontak dan berjuang, namun kerap gagap ketika sudah mencapai kemerdekaan.
Entah apa yang mereka cari.
-Joni-
0 notes
indomietelorkeju · 1 year ago
Text
Kendall Roy: Walter White From Manhattan
[Spoiler Alert] Stand-up comedians often use 'The Call-back' technique, where they deliver jokes at the end of their performance that reference earlier jokes. It always amazes me when they execute this technique flawlessly, seamlessly connecting their jokes from the beginning to the end of their set without me even realizing it. In the world of cinema, I felt the same way when I witnessed the tragic endings of Kendall Roy and Walter White. But honestly, the endings shouldn't feel so tragic because we knew about their reckless behavior from the start of the series. Still, I am just a naive people who have expected too much from them, and the ending still shocks me. High and Low of Kendall Roy: The Eldest Boy
May 28th, 2023, may have been the most anticipated day by fans of the HBO TV series: the succession as it marked the release of the season finale, S4E10: 'With Open Eyes.' Up until S4E9: 'Church and State,' I couldn't guess who would inherit Logan Roy's throne, as the last position seemed to be held, in a way, by Shiv amidst the significant setbacks of Ken-Rom's maneuver due to Roman's burnout in front of the altar. Yet, Kendall is just being Kendall, the eldest son with many obsessions to become his father's successor. It's no wonder S4E9 ended with Kendall asking Hugo to bark for him in his mission to sabotage Matsson and Shiv.
Kendall undergoes an extraordinary character build-up in this fourth season. Starting the season in a less promising position, he surprises us with remarkable actions like the impressive presentation in Living +, his powerful eulogy replacing Roman, and the intense maneuver against Matsson. As a naïve viewer, I felt this final season was deliberately built for Kendall after all his grief and sacrifices in the previous three seasons.
And I was wrong. Kendall is still Kendall. The call-back is made.
In the final episode, S4E10, Kendall's portrayal vividly reminds us of the Kendall we encountered at the beginning of the series: reckless, emotional, and fragile. His pushy behavior throughout the episode reaches its peak when he utters the mantra, "I'm the eldest boy," which immediately makes Shiv and Roman realize that Kendall is unfit to sit on their father's throne. Instead of remaining calm and persuasive as he was in previous episodes, Kendall explodes like being possessed by the spirit of her late father.
Ultimately, the Waystar Royco throne doesn't fall to Ken, Shiv, or Rom but to Tom. It is a truly tragic ending for Ken, somewhat relieving for Rom and mixed emotions for Shiv. Ken spends his final moments sitting lonely at the Hudson River and gazing at the sunset, which can also be interpreted as the "sunset" for his career and obsessions.  It is a brutal ending for him.
The reason for Kendal is the new Walter White.
Reflecting on the ending of Kendall Roy's story automatically recalls the ending of Walter White's story. Upon further reflection, I discovered that they have several similarities. Firstly, they get nothing at the end of their tales except for a significant amount of money they can't enjoy. Kendall is left with solitude, much like Walter White, although Walter’s ending is more honorable; successfully takes revenge on his enemies. Furthermore, they both end up in the same place representing their life journeys: Walter in the meth lab and Kendall facing the "Water."
Another similarity is how their towering egos and greed force them to relinquish the crowns they were so close to attaining. Their ego also drives away colleagues who were often by their side and becomes an obstacle in the future. We must remember how Walter was willing to dispose of Mike, betray Jesse, and even hurt Skyler, his wife, due to an absurd obsession. Similarly, in the recent finale episode, Kendall loses control, yelling at Pregnant Shiv and hitting Roman due to a lost vote. Ken’s ending could have been different if he had been more composed and calmer.
Furthermore, I also see similarities in their circles. I see Skyler in Shiv and perceive Jesse in Roman. Both Shiv and Skyler are reluctant to see Walter and Kendall "win," so they often act against what Walter and Kendall desire. Shiv and Skyler also appear "smart" but are frequently deceived by their partners in crime. Meanwhile, Rom and Jesse share a similar trait in that they are not fully aligned with Ken and Walter's obsessions, but their inferior and innocent nature allows Ken and Walter to capitalize on them. Rom and Jesse want to break free from the circle and live free and unburdened, as evident in their smiles and shouts in the final episode.
Putting aside this naïve analysis, I feel that Breaking Bad and Succession delivered compact, intense, and brutal season finales. These season finales managed to deceive viewers completely by masterfully building up the characters of Ken and Walter, only to shatter them in the end. Throughout the season, I tried to detach myself from both of them and hoped for a happy or peaceful ending to the series.  I was absolutely failed and wrong, and then I must admit that I was tricked by a clever ‘call back’ made by Jesse Armstrong and Vince Gilligan.
1 note · View note
indomietelorkeju · 2 years ago
Text
Indomie ini kita bagi empat
Tumblr media
“Indomie ini kita bagi empat, biar awet dan ga baik juga kalau makan mie instan banyak-banyak buat anak kecil” 
Ucapan dari ibu tersebut adalah sebuah tradisi yang lestari di keluarga kami hingga saya mampu keluar dari rumah untuk mencari uang sendiri. Saya, adik saya, Ibu dan Ayah kerap menyantap indomie ketika sarapan dan yang membedakan kami dengan (mungkin) keluarga lain adalah kami selalu membagi satu bungkus Indomie menjadi empat.
Dan itu cukup. Entah kenapa dengan kombinasi seperempat mie instan, ditambah setengah porsi telur, dan sedikit nasi putih cukup untuk menjadi pondasi tubuh saya beraktifitas seharian di sekolah. 
Dan ternyata kebiasaan itu terus mengakar hingga sekarang.
Saya yang kerap tergiur dengan satu porsi mie goreng di tambah telur dan keju seringkali pada akhirnya saya bagi dua dengan istri atau anak saya. Lambung saya seakan terus terjebak pada posisinya di dua dekade silam alias lambung orang marjinal, kecil nan kuat. 
Entah kenapa yang dulu saya merasa ini adalah kisah sedih, kini berubah menjadi rasa syukur karena pernah diajari/melewat hal semacam ini. 
Prinsip ‘indomie ini kita bagi empat’ juga coba saya terapkan pada lini kehidupan saya yang lain. Membuat sekat-sekat batas yang ketat agar terbiasa dengan ruang sempit yang sesekali boleh dibuka ketika nafas sudah terasa cukup sesak.
1 note · View note
indomietelorkeju · 3 years ago
Text
Menjelajah Entah Kemana
Tumblr media
Lagi-lagi, Joni harus melakukan penjelejahan menuju antah barantah. Masih di dalam semesta yang sama dengan organisme berbeda, Joni harus terbang menjelajah entah kemana. Tujuan tidak ada, sehingga Joni mau tidak mau harus membuat tujuan baru karena semesta tidak memberikan tujuan. Ini waktunya Joni membuat nyata garis putus-putus yang ada di sekitar dia. Yang agak sedikit berbeda di tahun ini, garisnya luar biasa putus-putus, kabur dan tidak berpola. Syukurnya, Joni selalu percaya dirinya harus terus mengambang dan menjelajah karena diam benar-benar bukan jawaban.
Langkah Joni akan jauh melambat karena ia mencoba meraba pelan garis putus-putus yang mengelilingi dirinya.  Mencoba menebalkan garis tersebut hingga terbentuk panduan kemana ia harus berjalan. Hidup untuk dia mungkin tidak pernah se-blur ini, tapi mungkin ini lah hidup yang sebenarnya. Memang tidak pernah ada panduan baku yang ajeg. Atau mungkin selama ini, Joni sudah sering dibantu dan kali ini memang harus melangkah lebih mandiri agar kelak kuat dan tepat menuntun astronot kecil yang berjalan di belakangnya.
Percayakan pada Joni.
1 note · View note
indomietelorkeju · 3 years ago
Text
Nothing Really Matters
Since years ago, what happened in my life become not so important. Especially when i look into myself, there is nothing really matters. Really. It doesnt mean i hate myself but i just cant see the significant thing.
 What matters now is only my son, his happinnes, and his future. 
1 note · View note
indomietelorkeju · 3 years ago
Text
Api Ambisi
Dalam hidup ada kalanya api ambisi akan menghangatkan badan yang dingin dan membuat kita kembali berjalan atau bahkan berlari. Dalam hidup juga ada kalanya api ambisi akan membakar seluruh badan dan membuat kita tidak bisa berjalan sama sekali. 
Api ambisi kadang padam. kadang menyala. Buatlah hangat
1 note · View note
indomietelorkeju · 4 years ago
Text
Kontrol Penuh
Tumblr media
Hari ini kembali hujan dan aku kembali malas untuk keluar dari tempat tidur walau beberapa hari kebelakangan aku tidak bisa tertidur lelap. Banyak kekecawaan yang hinggap semenjak apa yang terjadi padaku di minggu kemarin. Ditinggal hampir semua rekan terdekat  adalah sebuah sengatan yang tidak terduga akan terjadi di awal tahun ini. Tidak hanya membuat saya “bangun”, sengatan tersebut menimbulkan banyak lebam yang mungkin baru akan mereda dalam beberapa minggu atau bahkan bulan, dimana ketika saya terbiasa untuk berjalan dengan sisa-sisa lebam pasca sengatan.
Terlepas dari sengatan dadakan tadi, sebenarnya 2020 telah kami lalui dengan susah payah dengan konsistensi yang cukup luar biasa untuk tetap bisa berjalan tegak. Namun ternyata pukulan telak datang di awal 2021 yang sempat membuat kami/saya pingsan sejenak. Tapi yasudah dan sekarang saya paham betul memang semua kuncinya hanya ada di diri sendiri.
Diri sendiri memiliki kontrol penuh untuk memilih jalan yang “dianggap” bisa “membahagiakan” atau setidaknya “menenangkan” dirinya sendiri. Diri sendiri memiliki kontrol penuh untuk berusaha “berbahagia” atau larut dalam “kekecewaan”. Diri sendiri memiliki kontrol penuh atas hari ini walau mungkin apa yang nantinya didaptkan memang jauh dari angan karena memang kita tinggal di dunia yang 1+1 belum tentu 2 bisa jadi 3,4, atau bahkan 900 milyar.
Tapi ya setidaknya kita sudah berjuang sebaik-baiknya, sepantas-pantasnya, sekeras-kerasnya. Dan yang paling penting adalah sesadar-sadarnya.
- Joni, pemuda harapan keluarga | 25 tahun
2 notes · View notes
indomietelorkeju · 4 years ago
Text
Jersey Olivier Bierhoff dan 20 Tahun Setelahnya
Tumblr media
Tahun 1999 adalah tahun yang sangat penting di dalam hidup saya karena itu adalah tahun dimana saya mengucapkan janji suci setia kepada Manchester United. Tahun itu juga menjadi tahun yang sakral karena saya pertama kali mendapatkan jersey sepakbola pertama saya walaupun sialnya jersey yang saya terima bukanlah jersey pemain Manchester United melainkan jersey Olivier Bierhoff bernomor punggung 20 kala dia membela AC Milan. Sempat kecewa memang, namun tidak apalah, mengingat waktu itu saya hidup cukup pas-pasan, jadi untuk beli jersey itu saja sudah syukur Alhamdulillah. Hal tersebut juga tercermin dari alasan ayah saya membelikan jersey Olivier Bierhoff karena bahannya yang bagus supaya bisa awet dipakai. 
Lebih lanjut, semenjak saat itu pun saya selalu memakai jersey tersebut kala bermain bola dengan teman-teman di lingkungan rumah maupun sekolah. Jersey itu memiliki memori khusus karena saya pakai ketika menjuarai turnamen futsal di lingkungan rumah dua tahun berturut-turut. Pada akhirnya ketika saya masuk SMP, jersey itu pun harus pensiun karena badan saya yang meninggi. Tak ayal jersey tersebut membuat saya menjadikan AC Milan sebagai klub “kedua” favorit saya karena segelintir alasan romantis diatas.
Tumblr media
20 tahun kemudian setelah peristiwa sakral itu, saya kembali melakukan peristiwa sakral lainnya yakni perjalanan ke luar negeri untuk pertama kali. Sama persis dengan peristiwa jersey, saya yang dulu bermimpi untuk naik haji ke Old Trafford, malah ditakdirkan untuk terbang lebih jauh ke selatan dan naik haji sebagai milanisti ke San Siro. Peristiwa yang seumur hidup akan selalu saya syukuri dan bisa jadi akan sulit untuk berulang kedua kali.
Semenjak saat itu saya sadar beberapa hal: Pertama, mungkin semesta sering sekali berkomunikasi dengan kita melalui pertanda-pertanda yang tidak kita pernah kira sebelumnya. Dalam hal ini, saya selalu percaya jersey yang pertama kali dibelikan ayah saya itu adalah sebuah pertanda nanti saya kelak bisa mengunjungi markas klub Olivier Bierhoff tersebut. Kedua, rezeki memang sepenuhnya Tuhan yang atur. Saya yang tumbuh besar dengan makan indomie dibagi empat, bisa terbang jauh beda benua dan bertemu orang-orang di belahan dunia lainnya.
Atau mungkin ini persis yang dilakukan jonas khanwald tua saat dia berusaha mengirimkan pesan untuk dirinya di masa kecil? We never know. 
0 notes
indomietelorkeju · 4 years ago
Text
Tersurat di Hari Jumat [1]
Tumblr media
Dalam tulisan terakhirnya sebelum pergi, ia bilang kalau “Semua hanya tersisa karang dan letih. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu, di semesta yang berbeda”. Kalimat tersebut merupakan inti dari tulisannya yang berjudul 28 November 2014. Sampai satu jam lalu atau tepatnya di tanggal 31 Agustus 2020 pukul 22.00 WITA, saya masih mengira tulisan untuk saya. Namun seiring dengan rasa ketidakpercayaan diri yang kian tumbuh hari ke hari, saya semakin yakin kalau tulisan itu sepertinya bukan untuk saya. 
Saya bukanlah satu-satunya manusia yang pernah datang ke hidupnya. Bahkan kini saya semakin tidak percaya diri kalau saya pernah dianggap bertamu ke hidupnya. Mungkin saya hanyalah ibarat seekor kucing liar yang sering mondar-mandir didepan rumah orang kaya yang memiliki belasan peliharaan kucing ras eropa. Tapi apapun itu, membohongi diri sendiri dan menganggap tulisan terakhirnya itu untuk saya adalah sebuah fantasi yang menyenangkan walaupun menjengkelkan pada akhirnya.
Untuk atau bukan untuk saya, sepertinya sekarang sudah tidak ada pengaruh apa-apa. Jadi mari kita jadikan surat terakhir tersebut sebagai multivitamin otak saya untuk menulis fiksi-fiksi liar tentang kepatahhatian, utopia, distopia, dan kawan-kawannya. 
Hah lagi-lagi saya tidur terlambat.
0 notes
indomietelorkeju · 5 years ago
Text
20:30
Tumblr media
Beberapa hari ini Joni merasa kelelahan, ia bingung bukan kepalang setiap perbuatan yang ia lakukan selalu tidak diterima dengan baik oleh ratna. Atas dasar pemakluman apapun joni telah melakukannya, tapi ya hati tetaplah hati, lelah tetaplah lelah. Ibarat mesin bandel mau seberapa tahan digeber juga akan keok juga. Kelelahan joni terbesar adalah harus berulang kali menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah. Namun ternyata hidup tidak sehitam putih itu apalagi ratna selalu abu-abu.
0 notes
indomietelorkeju · 5 years ago
Text
Jangan Marah - La Taghdad
Tumblr media
Ketika sedang mandi pagi ini, saya tiba tiba ingat pesan manajer di kantor saya dulu yakni “jangan marah”. Pesan “jangan marah” itu ia dapatkan ketika mendengar khotbah dari Aa Gym di tahun 2016 dan semenjak saat itu ringtone telepon dia itu ubah menjadi khotbah Aa Gym yang bilang “Jangan Marah/La Taghdad”. Jadi tiap saya mau nanya tentang kerjaan ke dia via telpon saya selalu harus diceramahin Aa Gym dulu. Haha
Sedikit bercerita tentang manajer saya dulu, dia adalah orang kepercayaan, karirnya cepat, selalu diberikan posisi-posisi strategis selama dia berkarir tapi di sisi lain rintangan dan ujiannya juga tidak sedikit. Peristiwa-peristiwa yang seharusnya bisa bikin murka berapi-api manusia pada umumnya sudah menjadi makanan dia sehari-hari tapi ya itu dia memegang teguh pesan “jangan marah” and it really works.
Di tahun 2016 itu saya masih belum bisa mencerna apa sih istimewanya “jangan marah” ? Bukannya banyak orang bilang kalau kita lagi emosi harus dilampiaskan? Supaya lega? Ternyata butuh 4 tahun agar saya sadar dan paham kenapa pesan “jangan marah” itu ternyata sangatlah baik dan bisa jadi penentram hati walau kita sedang kesal sejadi-jadinya. 
Pada perspektif saya, kekesalan dan kekecewaan adalah makanan sehari-hari saya atau mungkin kita semua. Dulu saat masih seger-segernya saat mahasiswa, segala sesuatu yang bikin kesal akan coba saya libas sebisa mungkin sampai rata dengan aspal kalau tidak bisa,, yaa setidaknya saya sudah mencoba. Finish the unfinished business istilah saya dulu. Jadi setiap ada yang tidak cocok, saya akan berusaha keras sekuat tenaga mencocokannya dan kadang saya akan marah. Itu terus berlanjut hingga saya sadar dalam beberapa waktu belakangan ini, khususnya ketika saya punya anak.
Semakin kesini saya sadar bahwa energi saya ini semakin terbatas, saya harus bisa memaintain energi saya untuk yang penting-penting saja. Jadi saya lebih memilih untuk “yaudah” kepada semua hal yang memang kurang cocok tapi tidak fundamental-fundamental amat. Dan ketika ada sesuatu hal yang bisa bikin hati panas, saya sekarang mencoba untuk tidak langsung marah atau berkeluh. 
Kenapa? 
Karena ternyata dengan mengendalikan amarah itu adalah hal yang bisa meningkatkan energi saya. Setiap saya bisa untuk tidak marah terhadap sesuatu hal yang bisa bikin saya kecewa dan akhirnya saya bisa mengkomunikasikan hal tsb dengan baik-baik disitu saya merasa menang. Perasaan menang itulah yang bisa menambah energi saya. Cobain deh. Sulit memang tapi begitu bisa pasti ketagihan. Dan pada akhirnya nanti kamu sadar ternyata hidup yang penuh dengan masalah ini tidak usah dibuat marah-marah. Cape.
Begitupun sebaliknya. Ketika saya larut dalam amarah dan emosi sesaat, after tastenya itu gaenak banget. Kadang nyesel bisa selemah itu jadi pemarah karena hal sepele. Dan di sisi lain, kadang orang yang kita marahin itu udah kepalang membekas sakit hatinya, padahal ga perlu-perlu amat kita marah.
Kalau kita yang dimarahin gimana?
Didengerin aja dan dijawab seperlunya abis itu gausah dipikirin lagi karena kita cuma bisa mengendalikan apa yang kita kendalikan. Emosi orang lain agak sulit kita kendalikan, jadi kita serahkan kepada ybs aja lah ya. Mending kita cari yang happy-happy aja. Dan kalau kita mikirin terus kenapa kita bisa dimarahin dan sakit hati abis dimarahin itu cuma bikin energi lu kekuras aja men. Kalau energi lu kekuras, lu gakan bisa melakukan hal-hal lain secara maksimal. Overthinking really kills you.
Jadi, sebagai penutup
Kalau kata Aa Gym: Niat yang baik harus diiringi juga dengan cara yang baik. Sepakat. Jika kita analogikan kita ingin memberikan makanan kepada pengemis dijalan, sebisa mungkin kita harus berikan dia makanan yang layak dimakan dan baik kualitasnya jangan sampai kita berikan makanan yang tidak layak dan pada akhirnya malah menyebabkan dia sakit. Niat yang baik, namun caranya salah.
Bisa kok kita gak marah. Ya kesel-kesel lucu gapapa lah. 
1 note · View note
indomietelorkeju · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Nak,
Kamu mau tau ga? Kalau dulu ayah sering ngelawan orang tua ayah.
Sering ngebantah. Sering argumen. Pokoknya anak yang cukup susah diatur.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu
Ayah tau pengorbanan mereka ga maen-maen
Dan ayah sekarang belum ada apa apanya dibandingin mereka
Ayah masih cemen betul
Dikasih ujian dikit ngeluh
DIkasih masalah dikit puyeng
Dikasih gelombang dikit mabok.
Untung ada keenan.
Kalau liat keenan ayah semangat lagi.
Mungkin kali itu yang dulu Kakek rasain kalau liat ayah kali ya.
Ayo nan kita bareng-bareng bikin diri kita jadi lebih baik
Terus kita bikin world to be a better place
at least di sekeliling kita dulu ya
Radius 1 km!
1 note · View note
indomietelorkeju · 5 years ago
Text
JONI
Beberapa waktu ini, joni sedang tidak baik.
Terlalu banyak pikiran yang berkumpul di kepalanya, namun tidak ada satupun yang terbuang. Joni mencoba menulis pikiran yang berkumpul di pikirannya, ketika diejawantahkan hasilnya adalah nol besar. Joni bingung bagaimana caranya Joni menyalurkan energi yang terlalu besar di kepalanya. Orang-orang terdekat Joni juga sudah lelah dialiri energi tidak hentinya dari obrolan Joni, bahkan Joni sendiri pun sadar kalau dirinya seperti pabrik yang terus mencemari lingkungan sekitar. 
Tapi ditengah kebingungan luar biasa, Joni sadar kalau memang dirinya butuh istirahat. 
0 notes