Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Karakteristik peserta didik yang berbeda-beda menjadi alasan untuk dibuatnya tips untuk menghadapinya dengan tujuan agar pembelajaran tetap berjalan efektif. Berikut adalah tips menghadapi karakteristik peserta didik berdasarkan profiling peserta didik:
1. Etnik : Meningkatkan nilai toleransi adanya perbedaan etnik dengan cara guru memberikan pengawasan dan himbauan untuk saling menghargai perbedaan.
2. Kultural: melaksanakan kegiatan yang memperkuat nilai kultur budaya Indonesia seperti menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun) dan berbagai kegiatankeagamaan seperti menghafal asmaulhusna, membaca al-qur’an, hafalan surat pendek, kegiatan renungan bagi non muslim, dan lain sebagainya.
3. Sosial Ekonomi: Memperlakukan peserta didik dengan sama tidak membedakan sosial ekonomi mereka, misalnya semua peserta didik mendapatkan hak yang sama seperti fasilitas buku, ruang belajar, dan lain sebagainya.
4. Minat Belajar: Dalam menghadapi perbedaan minat belajar siswa yang beragam, guru dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan missal dengan menyisipkan ice-breaking.
5. Kognitif: Usia SMP adalah usia Operasional Formal, hampir seluruh peserta didik sedang ditahap tersebut. Dengan usia yang rata-rata sama tiap angkatannya. Sehingga tidak begitu menimbulkan perbedaan yang mencolok apakah ada yang jauh lebih tua atau jauh lebih muda.
6. Kemampuan Awal: Kemampuan awal peserta didik berbeda-beda. Untuk peserta didik kelas 7 pada mata pelajaran bahasa Inggris bisa disebut rending-sedang, karena sebelumnya mereka tidak diajarkan bahasa inggris saat sekolah dasar dan akibat pandemi selama dua tahun. Upaya untuk mengatasinya adalah guru memberikan pembelajaran dari yang paling sederhana ke kompleks.
7. Gaya belajar : Perbedaan gaya belajar pasti terjadi di setiap rombongan belajar, namun usia SMP kebanyakan memiliki gaya belajar Visual Auditori. Hal tersebut mengharuskan guru untuk berkreasi dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan gambar dan video.
8. Motivasi Belajar: Perbedaan motivasi belajar peserta didik menjadi tantangan bagi guru untuk dapat menyamaratakan motivasi dengan cara membuat pembelajaran yang interaktif dan tidak membosankan dengan dukungan fasilitas yang baik dan nyaman supaya peserta didik semangat untuk mengikuti pembelajaran.
9. Perkembangan emosi: peserta didik usia SMP memiliki perkembangan emosi yang labil. Mereka cenderung ekspresif namun sesekali bisa jadi sanagt pendiam. Usia mereka adalah usia ingin mencoba berbagai hal. Cara mengatasinya yakni dengan pendekatan guru secara personal dan dengan bantuan BK.
10. Perkembangan moral: Setiap peserta didik memeiliki keragaman karakteristik baik dalam hal moral. Oleh karena itu untuk membentuk moral yang baik, guru perlu menjadi contoh yang baik untuk peserta didik. Guru juga harus mengontrol peserta didik supaya mereka tetap berperilaku yang baik sesuai norma-norma yang berlaku disekolah dan masyarakat.
0 notes
Text
PEMBELAJARAN BERDIFEERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memprioritaskan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran ini menjadi siklus mencari tahu tentang peserta didik dan merespon cara belajarnya. Akan ada perbedaan gaya belajar antara satu peserta didik dengan yang lainnya. Dalam pembelajaran ini, guru berupaya memahami peserta didik secara berkelanjutan mengenai kekuatan dan kelemahan peserta didik. selain itu, guru juga harus mengamati, menilai kesiapan, minat dan preferensi belajar. Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah bentuk dari penyesuaian minat peserta didik, preferensi belajar, kesiapan peserta didik dengan tujuan tercapainya peningkatan hasil belajar.
Setiap manusia uang lahir ke dunia ini memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Baik dari segi bentuk fisik, tingkah laku, kebiasaan, sifat dll. Keragaman anak di kelas sangat variatif. Dengan adanya keragaman peserta didik dikelas, menjadikan peserta didik belajar untuk saling memahami satu sama lain. Setiap individu memiliki karakteristik sendiri baik dalam penerapan baik dalam hal gaya belajar maupun cara mengaktualisasikan berbagai kemampuan dan ketrampilan peserta didik.
Setiap individu memiliki gaya belajarnya sendiri. Gaya belajar adalah cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya. Keefe (dalam Sugihartono, dkk, 2007) menyatakan bahwa gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Sebagai cara yang disukai, maka mahasiswa akan sering menggunakan dan merasa mudah ketika belajar dengan gaya tersebut. Gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) adalah gaya belajar yang awalnya dikenalkan oleh Walter Burke Barbe dan kemudian dikembangkan lagi oleh Neil Fleming. Masing-masing tipe belajar menekankan pada alat indra yang kita miliki.
Peserta didik yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan cenderung pada penglihatan. Gaya belajar ini menggunakan indra mata untuk mengamati, menggambar, mendemonstrasikan serta membaca media. Gaya belajar visual cenderung menyukai paduan warna, garis maupun bentuk. Karakteristik dari gaya belajar visual, pembelajar memiliki karakter visual seperti imajinatif karena mereka dapat mengingan scenario secara mendetail melalui imajinasi.
Mendengarkan untuk menangkap informasi merupakan ciri khas gaya belajar auditori. Tipe gaya belajar ini sangat mudah mengikuti instruksi verbal. Orang-orang dengan gaya belajar ini juga lebih sensitif dengan nada, suara, dan ritme. Tipe auditori lebih mudah belajar dengan mengulang Kembali dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Akan tetapi, tipe yang satu ini cukup mudah terdistraksi di tengah kebisingan.
Cara belajar kinestetik adalah metode belajar yang banyak melibatkan gerakan. Tipe yang satu ini akan mudah mengingat informasi dengan mempraktekannya dibanding hanya mendengarkan atau membaca teori. Langsung menyentuh objek yang dipelajari akan membantu tipe kinestetik.Tipe kinestetik cenderung merasa nyaman mengekspresikan diri secara fisik seperti dalam pertunjukan atau tari. Terkoordinasi secara fisik serta pandai olah raga dapat menjadi salah satu kelebihannya. Belajar dengan mencoret-coret atau menggambar akan memudahkan orang-orang dengan gaya belajar kinestetik. Akan tetapi, biasanya mereka mudah gelisah apabila terlalu lama berdiam di suatu tempat.
Daftar Pustaka
Marlina, M. (2019). Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif.
Sugihartono., Fathiyah, K. N., Harahap, F., Setiawati, F. A., & Nurhayati, S. R. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Papilaya, J. O., & Huliselan, N. (2016). Identifikasi gaya belajar mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip, 15(1), 56-63.
1 note
·
View note