Tumgik
iffahisnaini-blog · 7 years
Text
Coretan Nias
Gelap telah beranjak dari malam yang sunyi, bunyian alam dan hewan malam tadi seolah menjadi lagu pengantar tidur dan penghilang sepi. Matahari pun bergegas bangkit dari peraduaannya, memancarkan cahaya hangat yang menerobos masuk ke lubang-lubang dinding kayu rumah warga, tak lupa menyapa pohon-pohon karet yang menjulang tinggi bekas sadapan kemarin. Burung pipit yang hinggap di ranting yang lembab menghiasi pagi yang cerah. Anak-anak kecil pun keluar rumah bermain-main di tengah kebun sambil membawa peralatan untuk menyadap karet. Disini, desa somolo-molo pulau nias barat, nampak matahari tak pernah bosan menghangatkan semangat para pekerja yang seharian bekerja di kebun. Berangkat sepagi mungkin agar sekiranya pundi-pundi sadapan karet lebih melimpah dari kemarin, meninggalkan anak-anak kecil yang bermain sendiri sekaligus bertugas menjaga rumah. Menahan sengatan serangga atau hewan liar yang sedikit menambah motif kulit, ataupun menikmati aroma karet yang sangat menyengat dan khas. Dari pagi ke sore di setiap harinya, lelah menjadi kawan setia, kotor dan aroma tidak sedap menjadi busana terhormat, serta jarak rumah ke kebun yang cukup menambah ukuran betis seolah menjadi endorphin pembakar semangat kerja. Disini, enam orang yang menyebut diriya pemuda telah menikmati hidup beraroma alam liar selama sebulan lebih. Meninggalkan kenyamanan dan kerinduan di kampung halaman demi niat baik untuk bangsa. Berasal dari daerah dan profesi yang beragam dan menjadi pelengkap serta penguat tim nusantara sehat, laskar somolo-molo. Berbekal pelatihan mental, fisik serta keilmuan dan profesi, kami mulai menjalankan sedikit visi kesehatan dari pemerintah pusat melalui pelayanan primer di tingkat puskesmas. Semboyan kemenkes yakni membangun Indonesia dari pinggiran terasa nyata di depan kami, di hadapakan masalah klasik bumi ibu pertiwi yakni kemiskinan dan ketidaktahuan yang seolah menjadi nyanyian wajib para pemuda penerus cita-cita bangsa. Sebulan lebih, telah kami lalui dengan rasa yang beragam, sedih, bahagia, dongkol, kecewa, prihatin, bosan serta rindu yang mencuat kesana-sini, terlalu banyak hingga tak muat lagi di dalam dada. Di hari-hari pertama penempatan, rasa ketidakterimaan akan kondisi sekarang tentu saja menjadi sarapan kami setiap paginya. Susahnya akses air bersih, mengharuskan kami telaten menadah air hujan ataupun mengambil air di sumber mata air di jurang belakang puskesmas, kemudian jaringan listrik yang belum menyinari kehidupan kami membuat kami lebih hemat listrik sehingga sedikit menyelamatkan energi bumi. Pun jaringan komunikasi yang belum memadai menjadikan kegiatan bermain handphone lebih seru dan menantang. Berjalan kesana kemari mencari spot jaringan yang kuat hingga bertengger di bawah tiang bendera. Terlebih lagi suasana sepi yang kami rasakan karena berada di tengah hutan. Sedikit lebih menantang dibandingkan pengalaman hiking ketika di kampung halaman. Dan juga meskipun kami menjadi minoritas disini namun persaudaraan tetap kami rasakan. Kehangatan para warga yang tak lelah mengirimkan kata ya ahowu kepada kami selalu menjadi penarik senyum kami serta pelipur hati yang rindu. Tidak hanya pengalaman berharga dan pelajaran penting yang kami dapatkan di desa ini, tapi juga banyanya potret realita para warga desa yang mulai memilukan hati kami. Kemiskinan yang seakan menjadi kawan lama para warga sebab sumber penghasilan dari pundi karet yang menyengat hanya sedikit membantu keuangan keluarga. Menarik pola-pola garis yang indah di kulit pohon karet yang sudah siap panen, seakan masih kurang untuk mengenyangkan perut anak-anak di rumah. Para wanita dewasa dan anak gadis yang turut membantu di kebun, mengais-ngais tanah agar makanan ternak babi menjadi lebih subur. Lahan yang mengganggur lebih dimanfaatkan mereka untuk ditanami makanan ternak. Singkatnya para warga lebih memilih menanan makanan ternak dibanding menanan sayur untuk kebutuhan dapur, miris. Masalah kesehatan lebih menyedihkan lagi. Puskesmas yang kami tempati hanya sedikit dimanfaatkan oleh warga sekitar. Akses yang jauh dan jalanan yang sulit bukan menjadi penyebab utama, melainkan kurangnya kesadaran, keinginan dan sedikit kepercayaan mereka akan bahaya ketika berobat di puskesmas menjadi alasan kuat bagi mereka. Peralatan dan perlengkapan medis menjadi rusak karena tidak pernah dirawat bahkan belum sama sekali dimanfaatkan, stok obat dengan sendirinya menghampiri masa kadaluarsanya. Ruangan-ruangan berdebu dan sangat berantakan, tidak adanya dokumen pelayanan dan data berobat pasien untuk status kesehatan warga. Pelayanan antenatal dan persalinan hampir tidak pernah dilakukan di puskesmas. Kentalnya budaya warga dan pengaruh kuat dari para dukun, membuat mereka lebih senang bersalin di rumah dengan alat dan ketrampilan yang terbatas. Tak sedikit merenggang nyawa ibu dan bayinya. Tak hanya itu, masalah gizi juga tak kalah primadona. Tingginya angka kemiskinan, kurangnya pengetahuan, tidak tersedianya pangan yang beragam, jauhnya akses untuk memperoleh bahan makanan serta adat dan budaya tentang tabu makanan menjadikan jumlah bayi, balita dengan gizi buruk menyumbangkan angka yang banyak pada presentasi gizi buruk di provinsi sumatera utara. Tidak hanya itu, wanita usia subur, ibu hamil dan menyusui juga rentan terhadap berbagai masalah gizi seperti anemia, KEK (Kurang Energi Kronik), gizi buruk hingga penyakit menular. Begitu pula masalah sanitasi dan lingkungan. Sulitnya sumber air bersih, kurangnya sarana dan akses sanitasi seperti septic tank, jamban, yang hampir tidak ada. Para warga menyiasatinya dengan membuat jamban sederhana dan terbatas yang katanya bersahabat dengan alam. Hal itu membuat jumlah bayi atau balita yang menderita diare dan penyakit ispa cukup banyak. Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut kami mulai melakukan sedikit perubahan. Berawal dari pembenahan puskesmas yakni pemilahan obat-obatan yang kadaluarsa serta penataan stok obat yang masih layak pakai. Penataan ruangan bersalin, membuat kartu rekam medik, pemanfaatan peralatan dan perlengkapan medis serta lainnya. Satu persatu fisik dan pelayanan puskesmas mulai kami benahi, semampu kami. Memasang poster kesehatan, menata perlatan-peralatan puskesmas yang masih bias digunakan dan lainnya.
8 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 7 years
Text
CURHAT 1 ( Kec. Somolo-molo, Kab.Nias, Prov Sumut, 30 Mei 2017) Pangkuan awan putih dan birunya langit menjadi saksi perjalanan kami ke kabupaten nias saat itu. Dengan bejumlah 6 orang tim nusantara sehat dari beragam daerah dan profesi serta 3 orang pendamping sekaligus pembimbing, kami membulatkan tekad untuk mengabdi pada ibu pertiwi. Rasa haru dan rindu pada orangtua, sanak keluarga, teman-teman dan lainnya seolah menjadi pengasah semangat kami untuk membuat masa muda kami lebih bermakna dan bermanfaat. Gambar 1. Sebelum keberangkatan, bandara soekarno hatta, jakarta 18 Mei 2017 Beranjak dari bandara kuala namu medan, kami terbang menuju nias dengan pesawat jet mini milik garuda. Satu jam perjalanan tidak terasa bagi kami karena begitu indahnya lukisan alam saaat itu. Langit biru yang cerah dengan gumpalan-gumpalan awan putih yang melayang, gunung-gunung yang berdiri kokoh dan hijaunya tanah sumatera terus mengingatkan kami bahwa ini hanya segelintir kuasa Tuhan yang diperlihatkan. Detik-detik pendaratan pesawat, membuat hati kami mulai bergetar sekaligus bercampur aduk antara bangga dan sedih karena akan mengawali perjalanan 2 tahun kami di nias. Disambut nyiur pohon kelapa, gunung-gunung yang gagah dan asrinya alam nias, kami berjalan menuruni pesawat dan bergegas masuk ke dalam bandara. Ya ahowu...ya ahowu...begitu salam hangat dari warga nias yang sebenarnya sekedar menawarkan rental mobil tapi bagi kami cukup menyambut kedatangan kami. Seakan masih tak percaya telah menginjakkan kaki di tanah nias, saya tak berhenti memandang lekat keluar kaca mobil sekadar memperhatikan aktivitas warga nias, rumah khas nias, pohon-pohon yang menyatu dengan alam nias dan lainnya. Yah kurang lebih seperti pemandangan desa yang syahdu dan tenang yang biasa kita amati di bumi indonesia. Masih butuh satu jam perjalanan untuk sampai di hotel tempat transit kami sebelum menuju lokasi pengabdian sebenarnya. Setelah sampai di hotel, kami merapikan barang dan istirahat sejenak sebelum mencari makan siang pertama di ibu kota kab nias, gunung sitoli. Karena rasa penasaran kami untuk mencicipi makanan nias, tak butuh waktu lama untuk menemukan warung makanan (halal) bagi kami yang kebanyakan muslim. Menu makanan nias didominasi dengan makanan bersantan seperti gulai ayam, ikan santan, sayur daun singkong dan lainnya yang kami maklumi bersantan karena alamnya menjulangkan banyak pohon kelapa. Setelah mengisi tenaga, kami menuju mesjid untuk sholat. Di gunung sitoli, tak sulit untuk menemukan mesjid karena banyaknya jumlah migrasi penduduk kota padang sehingga menambah jumlah muslim di daerah tersebut. Merasakan syahdunya air whudu di mesjid nias pertama kali membuat ibadah kami terasa begitu nikmat, suara azan dan lantunan ayat suci al-Qur’an tak kalah jauh dengan yang biasa kami dengar di kampung halaman, ahh menambah berat rindu di rongga dada kami. Setelah sekitar 30 menit, kami beranjak dari mesjid menuju ke penginapan yang dapat kami raih dengan sedikit berjalan kaki. Di penginapan lebih banyak kami habiskan untuk beristirahat, bercanda gurau, sharing tentang diri (bukan wawancara ( ), masuk kamar, ngobrol lagi, istirahat lagi hingga matahari menyingsingkan rona kemerahan di timur langit. Hari kedua kami tak mau menyi-nyiakan waktu di gunung sitoli (termasuk kota bagi orang nias) untuk sekedar jalan-jalan, mengamati sekitar, mendengar percakapan aneh luar biasa dari orang asli nias, dan berkunjung di pantai sekitar kota gusit (singkatan gunung sitoli). Karena nias termasuk salah satu gugusan pulau eksotis dari ribuan pulau indonesia maka tidak sulit menemukan bibir pantai di wilayah nias, salah satunya pantai yahowu yang banyak digandrungi oleh pemuda-pemudi nias yang merupakan salah satu jantung (alun-alun) kota gusit. Tak mau ketinggalan, kami pun berkunjung kesana dengan menaiki ojek khas nias (becak yang didorong motor dari belakang). Di perjalanan kami tidak mau menyebut diri kami cabe-cabean (istilah para gadis yang berkelakuan over diluar kebiasaan), tapi karena suara kami yang tidak bisa kami tahan karena keseruan menaiki ojek, bergeser-berlompat di tempat sesekali jika jalanan berlubang, maka mungkin kami pantas meraih gelar cabe-cabean itu ( Setelah sampai mungkin sudah bisa tertebak apa yang akan kami lakukan?. Yup berselfie ria sekaligus mengabadikan momen-momen kebersamaan dengan teman-teman dan para pendamping. Salah satu view yang indah dari sudut kota sitoli dengan hamparan laut biru yang dibingkai dengan hijaunya pegunungan dan awan putih keabuan. Mungkin di awal belum banyak perkenalan dari anggota tim hebat nias. Jadi sedikit saya perkenalkan dari ujung kanan ada wanita dengan baju rajut merah, panggil saja dia sayu (sayu merrry arcella). Gadis bangka dengan suara yang lantang dan karakter yang lugas membuat dia selalu siap sedia, tangguh dan pergerakannya yang lincah sesuai dengan profesinya sebagai tenaga kesmas. Yang kedua dari kanan atas dengan baju loreng (susah move on dari didikan sewaktu pelatihan di TNI-AD). Sebut saja dia jeck (yefta haning), ketua tim (kebetulan paling tua) yang paling menjunjung tinggi harkat dan harga diri (nya) ~ maklum kaum lelaki biasanya seperti itu ( peace bang jeck ( ), asal ntt, profesi kesling (bersahabat karib dengan nyamuk desa), dan semoga akan tetap selalu bisa diandalkan di dalam tim. Selanjutnya posisi ketiga dari kanan atas dengan pakaian hitam kerah merah putih, kita panggil dia bang mull (mulyadi) profesi tenaga farmasi asli aceh yang cukup jago meracik dan meresep obat-obatan. Selalu berusaha menjadi sosok kakak bagi teman-temannya meskipun terkadang telat respon (hehe), kalau ngomong perlu didengarkan dengan seksama sebab suaranya tergolong pelan (seperti berbisik), paling tinggi diantara kami dan lumayan jago masak dan tangguh angkat air dari bawah jurang tempat sumber mata air di tempat tinggal kami sekarang. Selanjutnya ada kak dheyo (baju orange), pendamping kami (perwakilan dari pusat), suka nulis, suka jepret tempat-tempat menarik, awardee lpdp (australia dong) yang cukup membuat saya iri karena sempat mencoba seleksi lpdp tapi belum berjodoh untuk lanjut kuliah (mungkin setelah pengabdian di NS, aminn). Disampingnya yang di ujung kiri ada pendamping kami lagi, namanya pak amin (perwakilan dari pusat pelatihan ciloto), seperti bapak-bapak kebanyakan yang selalu mengayomi anak-anaknya, bijaksana, pembawaannya tenang, dan bisa dijadikan tempat curhat dan sharing yang baik. Next, dari sebelah kiri bawah ada ade pricillia majaga (dipanggil ade) asal palu sulteng, kebetulan si bungsu dari kami jadi dimaklumi kalau prilaku dan cari bicara masih kekanak-kanakan, nada bicaranya besar dan nyaring (seperti berada di gunung), profesi sebagai analis lab yang suka main-main dengan dahak TB, paling senang membantu teman-temannya, dan paling banyak fansnya di antara kami (makanya sering galau masalah cinta). Di sebelah kanan saya (ketiga dari ujung kiri bawah), ada kak yuni (Tri yuni lestari) profesi bidan (sedikit lagi jadi bidan desa ( ), paling bisa diandalkan kalau urusan ibu hamil, suntik menyuntik, pemeriksaan medik dan lainnya. Paling masuk akal masakannya di antara kami ber-enam, asli medan tapi suaranya sangat tidak medan (pelan, syahdu, berbisik dan tenang). Terakhir, saya sendiri musdalifah (biasa dipanggil ipeh) entahlah teman saya yang menyematkan nama itu supaya berbeda dengan musdalifah-musdalifah lainnya di penjuru indonesia (maklum nama kami cukup banyak penggemarnya). Asli dari makassar yang sekarang sangat rindu berat dengan kota pengeran hasanuddin itu (hiks). Tenaga gizi yang sekarang sedang berjuang memberantas masalah gizi buruk di wilayah kerja puskesmas kami (mohon doanya yah teman-teman).
2 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Ingatanku masih berbunyi pada jejak kecil yang berlari di genangan pilu pada seragam lusuh yang tak pernah usang pada buku bekas bersampul semangat pada suara lapar berdentum harapan liar pada senyum kecil beraroma rindu
ahh, jika saja aku tak bertemunya rindu mungkin tak selebat ini angin tak akan mendesirkan kenangan kopi pasti tidak meninggalkan pahitnya penantian
kutitipkan saja rindu ini pada teriknya matahari agar siang nanti, bisa memanasi semangat kalian juga kusertakan pada awan yang berarak agar hujan tak membasahi ketekunan kalian pun keterbangkan bersama burung pipit di langit pagi agar harimu mengalun ceria
#Belajarnulis #FlashbackSKL
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Dear my self, apa kabar hatimu hari ini? sudahkah bersyukur dan berlapang dada dari rindu yg kemarin? sudahkah lubang kemarin membuatmu lebih berhati-hati dalam melangkah? sudah siapkah payungmu menahan setiap tetesan kenangan? sudah siap ka penamu mengukir catatan kisah yg baru? maaf, jika kemarin belum berdamai dengan masa lalumu maaf, jika masih ragu dan malu mengeluarkan semua isi kepala dan hatimu kuharap sedihmu kemarin menjadi alasan tawamu hari ini kuharap kesia-siaan mu kemarin menjadi penguat kebermanfaatmu hari ini kuharap kau lebih mampu menata hatimu hari ini dan kuharap kau lebih tegas menentukan arah cita dan cintamu from your hidden heart teruntuk Cc : @kitasulawesi #Fenus #FebruariMenulis #WpKitaSulawesi
11 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Berlapang dada untuk segala kesuksesanmu yang tertunda~ - bukan berarti tidak ada usaha lainnya
0 notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Bahagia dan sedih itu sprti sahabat karib, meski saling menyakiti tapi tetap bersama dan menguatkan 😊
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Cobalah jadi tak biasa saja ketika banyak diluar sana yg mencoba keluar dari keBIASAannya~
2 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Conversation
Bagaimanapun juga setiap orang jahat pasti memiliki sisi baik,
3 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
untukNya~
Lembaran kertas berhamburan menerbangkan harapan, air mata jatuh mengalirkan sisa impian. Hari itu dengan pakaian hitam putih, aku berdiri masih tak percaya. Berharap kebahagiaan yg mampir justru cobaan lah yg menyapa. Hari itu, aku msih tercengang, bukan hanya karena aku tak jadi ujian hasil, namun karena ulahku, kulihat dosen menangis, jurusan berantakan, dan terjadi perselisihan. Sungguh hari ini aku ingin menulis sedikit surat cinta untukmu Tuhan. Ahh, bahkan aku merasa masih tak pantas untuk mengatakannya. Hari itu hingga hari ini, hatiku msih bergetar. Mengingat jauhnya diriku padamu, apakah mungkin aku masih bisa meminta pertolongan padaMu. Disaat mulai kupertanyakan belas kasihMu padaku, apakah mungkin disaat aku sering mengabaikanMu. Oh Tuhan, seseorang yg mengaku hamba ini berbalik kepadaMu menulis sedikit surat cinta, disaat kemarin saat aku bahagia, aku sering melupakanMu. Ampunkanlah. cc @kitasulawesi
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Hi, kita sulawesi...maaf jarang muncul, smoga msih bisa ikutan wp...hmm ramadhan kmrin itu mungkin sdkit lebih tegang dibanding ramadhan sblmnya. Mgkn efek skripsi yg tak kunjung usai haha. Mskipun bgitu, di rumah msih selalu menjalani ramadhan dgn senang. Puasa, buka bareng, tarawih berjamaah, sahur menjelang azan subuh, bkin kue lebaran smpai cari baju lebaran berhari2 hufft haha. Tahun ini jg sdkit mnyedihkan krna tdk sempat pulkam krna tdk dpt mobil. Dan puncakx itu pas lebaran, krna malamx begadang jadix telat bangun dan lebaran. Alhasil kami sekeluarga ktinggalan sholat id. Hahaha, kami sdkit tercengang dan sedih melihat org2 yg sudah duduk tahiyad akhir. Dan dari smua lebaran yg pernah kami lewati, mgkn baru tahun ini kami tak sempat sholat id berjamaah dgn org2 di lapangan. Akhirx krna kami sgt ingin sholat, kami pun bkin saf dan sholat berjamaah sndiri, sungguh perasaan sedih, haru, kesal dan lucu bercampur aduk saat itu. Tapi krna kebersamaan, kami msih bisa melanjutkan kebahagiaan lebaran sepulang di rumah. Hmm, itu sdkit curhat di ramadhan kemarin, smoga berkesan. Cc @kitasulawesi #ramadhanberkesan
2 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Quote
Berpuasa tak sekedar perihal mengistirahatkan tubuh dari aktivitas makan dan minum tapi melatih jiwa agar tetap bersabar dan selalu berkawan dengan kebaikan~
2 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 8 years
Quote
Jika Tuhan menghendaki sebuah pertemuan, bagaimanapun caranya itu pasti terjadi bukan?
@kurniawan Gunadi- Hujan matahari
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Sore ini, kulihat setitik air hujan turun menyapa dedauan yg gundah. Kemudian melempar senyuman pada tanah yang tandus. Lalu meniupkan wangi kedamaian pada jiwa yg risau. Meski demikian, ia tetap merindukan beningnya langit dan lapangnya samudera.
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 8 years
Text
Tak Bertuan
Dedaunan gugur, melepas setiap kisah dari ranting yang rapuh. Diterbangkan angin menari di awan kelabu. Masihkah kenangan itu membekas? Not balok mendesah dari ketukan tak berirama. Bersahut-sahutan dalam dentingan melodi tak bermakna. masihkah perlu cinta mengenang? Detakan waktu terlalu sibuk untuk sekedar mendengar perihal kisah yang hanya berganti kenangan. Sedikit mengasihi namun sia-sia, masihkah perlu dicinta? Kurasa cinta terlalu agung untuk hanya sekedar menggoreskan tinta hitam di atas lembarannya yang suci. #Cinta tak perlu bertuan #KITASulawesi
5 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 9 years
Text
Pernahkah sesekali kau merasa hidupmu sangat flat? Tak berwarna? Nothing spesial?### Kau hanya terus berjalan di atas rutinitas. Bernapas dengan udara yg sama. Melihat pemandangan kehidupan yg kurang lebih sama dgn kmrin. Mendengar suara dari ruang hampa kosong tak berirama. Meski kau telah coba berkawan dgn angin, namun ia ttap berlalu. Kemudian kau coba merasakan gemercik air tp ia tak bergeming. Kau coba menyapa langit, kemudian ia menjadi mendung. Kau coba berkencan dgn rerumputan tp ia tetap diam. Bodoh! Mungkinkah? Ketika mereka hanya melihat sesorang yg lebih berarti dan kau hanya punya kepingan harap. Ketika mereka hanya mendengar seseorang yg berparas indah dan kau hanya punya kehidupan tak bernyawa. Kau berharap kehidupan mereka menyapamu namun mungkinkah? Kau selalu senang memandang kebahagian mereka namun sedikitpun mereka tak peduli dgn air yg menari di bola matamu. Akhirnya pribahasa bahwa kehidupan akan berputar kuharap benar2 akan terjadi.
2 notes · View notes
iffahisnaini-blog · 9 years
Text
Tak bergizi
Assalamualaikum. Menjadi mahasiswa gizi tak lantas membuat sy bersahabat dgn body yg proporsional dan sehat bugar. Bahkan kurasa kehidupan yg kulukis sama skli tak bergizi. Dan tahukah kalian apa yg paling menyiksa setelah menelan setiap ilmu gizi itu? Yup benar, dia slalu membatasi kemesraanku bersama lezatnya junkfood dan makanan2 yg berjejer rapi di setiap sudut etalase. Kenyataan ini sprti kau harus menutup matamu rapat-rapat dan cukup lidahmu yg tau pasti kelezatannya. Mgkn kau sejenak perlu menyembunyikan fakta buruk tntg mkanan itu dan cukup mersakan setiap detail nikmat tuhan yg di sertakan di setiap makanan yg tak berdosa itu. Lalu apa yg mmbuatku merasa bersalah setelah selesai menghianati ilmu giziku? Kurasa bukan krna aku takut mereka tak percaya lagi dgn ilmu gizi yg ku bagikan. Tapi aku merasa makanan sexy itu justru berbalik memusuhiku. Mereka seakan-akan enggan utk aku nikmati dan malah mengungkapkan jati diri keburukannya di hadapanku. Oalahh, kau kira kau mampu membuat aku bergidik jauh dan membencimu? Oh tidak. Kau salah makanan. Meskipun bnyak omongan buruk tentangmu. Kau akan ttap kulahap. Kau akan tetap ku dekap di dalam lambungku yg mulai tak muat. Lalu jika mereka bertanya apa gunanya ilmu gizi yg ku sembunyikan itu? Kurasa dia ttap berguna kawan utk sisi lain kehidupanku. dia tetap setia mengingatkanku ketika kau sudah mulai berlebih ku lahap. dia tetap setia menuntunku memilih makanan yg setidaknya dpt mnjdi penetralisir setiap zat adiktif yg kucandu. Dan jika mereka berfikir hidupku terlalu bertolakbelakang. Hei, kurasa inilah hidup. Terkadang kita juga harus menikmati beberapa sisi buruk kehidupan lainnya. Wassalam. #pecandumakanan #mahasiswagizitakberadaphaha
1 note · View note
iffahisnaini-blog · 9 years
Text
Hujan dan Mager ;)
Assalamualikum. Hari ini kurasa ada hubungan antara hujan dan mager. Dulu aku tak peduli selebat apapun dikau pasti ttap ku sapa kau dibalik jas hujan lusuhku. Namun kali ini kurasa ada yg berbeda. Kau seperti membujukku utk meraih selimut untuk bernaung dalam kenyamananmu. Aduhai, kucoba melawan rasa malas dibalik mager ini tp kau semakin deras dan menurunkan rintik-rintik kenangan yg membuatku semakin mager. Aku tak sepenuhnya menyalahkanmu hujan. Sama sekali tidak. Meskipun dulu kita punya banyak kisah menarik antara aku, kau dan motorku. Tentang hujan yg seakan-akan tdk bisa bernego dgn motorq yg selalu mogok. Jadinya ketika kau datang, aku hanya bisa mendorong motorku dan sesekali mendengar tawamu. Ahai, lucu. Aku tak pernah membencimu hujan. Sama sekali tidak. Kau adalah penyubur, kenyamanan, dan pembawa kebahagiaan. Tp entah kenapa dulu aku tak suka kau turun disaat aku bersama dgn motorq yg begitu takut padamu. Seakan-akan kau cemburu dan ingin mengusikku. Ahai, bagiku dulu kau menggelikan hujan. Tapi kini entah, aku merasa kau sedikit kalem. Kau tak berani mengajakku bermain diluar sana. Kau malah membujukku mager di dalam rumah dan menikmati puing-puing kenangan yg kau bisikkan. Hmmm.
2 notes · View notes