Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Filterisasi Berita
Jika kita merujuk pada KBBI, kata filter adalah alat untuk menyaring, penyaring, penepis. Jadi jika kita melihat pada judul di atas filterisasi berita adalah upaya menyaring atau memberikan batasan-batasan terhadap masuknya berita kedalam diri kita.
Apabila ditanya untuk apa memfilterisasi berita? maka jawabannya adalah agar tidak masuk atau terperangkap pada berita yang tidak benar atau hoax, apalagi nanti berita itu akan menjadi sebuah pengetahuan atau kepercayaan manusia tersebut.
Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan untuk memfilterisasi berita:
Skeptis
Sikap skeptis terhadap berita adalah langkah awal yang paling mendasar agar terlepas dari berita yang tidak benar. Skeptis dianggap sangat perlu karna kita akan merasa ragu dahulu terhadap berita tersebut dan akan mencari bagaimana kebenarannya, bisa di tinjau dengan bagaimana melihat letak logical fallacy nya, ditinjau dari waktu kejadiannya, ditinjau dari pengetahuan sederhana kita untuk menelisik lebih dalam apakah bertita tersebut benar atau salah. Jadi terhadap semua berita mesti awalnya bersikap skeptis agar muncul rasa keingin tahuan apakah berita itu benar atau salah.
2. Radikal
Jika kita merujuk pada KBBI, kata radikal memiliki arti adalah secara mendasar, secara mendalam. Terlepas dari bergesernya arti radikal tersebut pada belakangan ini, berfikir secara radikal artinya adalah berfikir secara mendalam atau mengakar. Setelah kita skeptis maka langkah selanjutnya adalah memikirkan berita tersebut secara radikal atau mendalam, proses pemikiran yang mendalam terhadap suatu berita akan memberikan kita lebih banyak informasi tentang kualitas berita tersebut, bahkan kita tidak hanya dapat membedakan kalau berita itu benar atau tidak, tapi juga akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan lain sebagai tambahan baru untuk cakrawala pikiran kita.
3. Sistematis
Berfikir sistematis untuk langkah ketiga ini juga sangat penting untuk memfilterisasi berita, dengan berfikir sistematis kita akan bisa memisahkan atau menemukan dimana letak kesalahan suatu berita tersebut. Jika kita memiliki pengetahuan tentang banyak hal, maka apabila melakukan sistematis berfikir akan menemukan letak ketidak teratutan sistem tentang berita tersebut.
4. Universal
Langkah terakhir yang mensti dilakukan dalam memfilterisasi berita adalah berfikir secara universal. mengapa mesti universal? agar tidak melihat kebenarannya hanya dari satu sisi saja, atau bahkan hanya melihat dari sisi yang menguntungkan bagi kita atau satu pihak tertentu saja. Perlu adanya keuniversalan agar melihat dari banyak sisi dan perspektif sehingga berita yang kita dapat itu kebenarannya bukan dari satu sisi saja tapi dari semua sisi. kebenaran universal akan menjadi suatu alasan yang kuat untuk menjadikannya berita yang benar.
Setelah kita melakukan 4 langkah di atas skeptis, radikal, sistematis dan universal, maka kebenaran dari sebuah berita tersebut akan terlihat jelas, nanti akan terlihat bedanya antara keyakinan terhadap sebuah berita yang telah dilalui dengan 4 langkah di atas dengan keyakinan terhadap suatu berita yang tidak di lalui oleh langkah di atas. Apabila sudah di lalui dengan langkah-langkah di atas maka kebenaran berita yang kita yakini tersebut akan menjadi kebenaran yang mendasar dan tidak mudah di bodoh-bodohi, karna sudah memiliki pandangan yang kuat sehingga bisa mempertanggung jawabkan tentang kualitas kebenarannya tersebut.
0 notes
Text
Kita harus menyadari kalau indonesia sangat rendah dalam dunia pendidikan, dari dulu sampai sekarang isu penting kita dalam menunjang pendidikan ini masih sama yaitu literasi dan numerasi yang masih sangat rendah.
Selain menanam benih baru untuk bibit-bibit indonesia yang akan datang atau mengejar ketertinggalan, perlu juga adanya suatu upaya yang membuat pengajar bibit-bibit indonesia yang akan datang itu mumpuni dalam ilmu pengetahuan. Artinya pendidikan pedagogik sangat penting dan tentunya berbeda dengan pendidikan andragogi.
Ada beberapa hal penting yang menjadi pembeda antara pendidikan pedagogik (anak kecil) dengan pendidikan andragogi (orang dewasa) diantaranya:
Kalau mengajari orang dewasa itu konsep terhadap diri mereka sudah ada. mereka sudah punya pandangan tersendiri tentang dunia, mereka sudah punya nilai-nilai, truth yang mereka percayai hasil akumulasi dari pengajaran sebelumnya. jadi ketika kita ingin memberikan edukasi terhadap orang dewasa tidak bisa kita berikan dengan cara memberi tau, jika anak kecil dari tidak tau menjadi tau, kalau orang dewasa kita berusaha mendorong lewat alternatif point of view lain. Misalnya memberikan pertanyaan yang bisa menimbulkan pemikiran-pemikiran baru untuk mencipkan berkembangnya ilmu pengetahuan
Cara berfikirnya sendiri. Jadi kalau kita bicara tentang critical thinking atau lateral thinking, crative thinking, pragmatic thinking, pragmatic problem solving, kalau orang dewasa sebut saja di umur 35-40 sudah punya cara saklar untuk menyelesaikan masalah. Misalnya mungkin orang-orang yang bekerja di kementrian atau pendidikan itu sendiri, sudah lebih otomatis, kalau ada masalah A saya harus selesaikan dengan cara B, ada masalah A saya akan buat suatu event dengan pendekatan ini, sudah ada pakem-pakem yang biasa mereka lakukan. Jadi yang terpenting berusaha melakukan untuk membuat cara baru lagi dalam menyelesaikan masalah dan membuat kebijakan publik baru, itu tantangannya berbeda, jadi kita harus buat ruang belajarnya seaman dan senyaman mungkin untuk mereka merasa oh saya boleh lo berubah pikiran, atau saya boleh menitipkan atau melepas ransel saya dulu tentang apa yang saya percaya tentang dunia di luar ruang kelas, masuk kelas itu saya mau ekperimentasi dengan ide-ide baru. itu tantangannya luar biasa sulit.
Apa yang mereka persepsikan sebagai otoritas pengetahuan. misalnya dalam sebuah ruangan itu semua orang sudah punya pengetahuan darimanapun, jadi siapa yang punya otoritas terhadap pengetahuan itu menjadi kompetisinya tersendiri. Misalnya bagaimana influencer yang baru googling sedikit itu bisa jadi lebih banyak yang mendengar dibanding orang- orang yang mumpuni, orang-orang yang punya gelar prof atau phd lainnya. Jadi bagaimana kita exerting authority sebagai sumber pengetahuan atau alternatif pengetahuan kepada orang-orang dewasa yang ada pengetahuannya yang perlu di luruskan mislanya. Untuk mengejar ketertinggalan tadi, ada elemen untuk dibukanya alternatif informalnya, dan juga bekerja keras karna kompetisi kita adalah berbagai konten-konten atau sumber pengetahuan lain yang kadang-kadang justru memanfaatkan ketidak berfikir kritisan masyarakat pada saat ini.
0 notes
Text
Tindakan adalah buah dari pikiran
Dalam Aforisme: “apa yang dipikirkan seorang manusia, maka begitulah dirinya” bukan sekedar mencakup segenap eksistensi manusia, melainkan juga secara komperhensif menjangkau setiap kondisi dan keadaan hidupnya. Manusia secara harfiah adalah apa yang dia pikirkan, karakternya merupakan kompleksitas dari segenap pikirannya.
Sebagaimana tanaman muncul dari, dan tidak mungkin tanpa benih, demikian halnya setiap tindakan manusia muncul dari benih-benih pikiran yang tersembunyi, dan mustahil muncul tanpa benih-benih tersebut. Hal ini berlaku pula bagi tindakan-tindakan yang disebut “spontan” serta “tidak terencana” yang dilakukan dengan sengaja.
Tindakan merupakan bunga pemikiran, penderitaan dan juga kegembiraan adalah buahnya, dengan demikianlah manusia mengumpulkan buah manis dan pahit yang ditanamnya sendiri.
0 notes
Text
Multiperspektif
Tulisan kali ini saya mulai dengan premis dua sudut pandang adalah suatu perspektif tentang bagaimana kita meyakini sesuatu itu dengan melihat dari kaca mata yang berbeda-beda.
Perspektif adalah suatu pandangan atau cara pandang seseorang yang berguna untuk memakai atau memahami sebuah kejadian dan permasalahan tertentu.
Dalam memahami sesuatu, perlu adanya tinjauan yang begitu dalam dan universal sehingga kita tau bagaimana sesuatu pemahaman itu, kapan bagusnya penerapan pemahaman itu di terapkan dan bagaimana kelemahan nya.
Kepercayaan mayoritas masyarakat Indonesia sekarang ini begitu mudah terombang-ambing karna tidak memiliki landasan yang begitu kuat, mudah di goyah kan karna pondasi dari terciptanya sebuah kepercayaan itu tidak dipahaminya secara mendalam dan komprehensif.
Jadi perlu adanya multiperspektif sebagai pengembangan cakrawala wawasan yang luas dalam melihat sesuatu sehingga tidak hanya melihat dari satu perspektif saja tapi juga melihat dari perspektif lainnya, dan setelah melihat sesuatu itu dari sudut pandang yang lain membuat apa yang diyakini itu semakin kuat dan berlandasan.
Ahli politik, ahli siasat, ahli filsafat yang cerdas, ahli ekonomi yang sempurna, mesti memakai senjata pertentangan, seperti senjata dalam pepatah Indonesia: yang tajam balik bertimbah, kalau tak ujung pangkal mengena. Para ahli mesti selalu berjalan di antara dua kutub, utara dan selatan, ujung dan pangkal, iya dan tidak, ada dan tak ada. Sebentar dia bisa cemplung kan otaknya ke dalam ada, sebentar lagi ke dalam tak ada, dan pada tempat masing-masing memakai logika, tetapi pada pemandangan jauh mempunyai waktu lama, dia mesti memikirkan ada itu terletak di kutub tak ada, tak boleh bercerai satu sama lainnya.
Pengetahuan yang bertentangan itu akan menjadikan berkembangnya wawasan dan pemahaman tentang sesuatu itu sehingga tidak menjadi sebuah pandangan yang mudah goyah dan terjombang-ambing melainkan pandangan yang kuat dan mendasar.
1 note
·
View note
Text
Pendidikan sangat penting
Pertanyaan yang paling mendasar yang bisa kita lontarkan terhadap tajuk di atas adalah seberapa penting pendidikan itu?. Ya pendidikan sangatlah penting .
Pendidikan dalam pandangan para modernitas dan pencerahan seperti john lock dan rousseau menarik untuk disimak selain gagasan-gagasan mereka soal negara.
Rousseau menulis Emile ou de leducatinon buku yang merupakan rujukan penting pendidikan modern. Sementara itu lock menuangkan pemikirannya atas pendidikan lewat Some Thought Concerning Education.
Dalam pandangan rousseau kebebasan merupakan elemen kunci dalam pendidikan, anak-anak harus diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia tanpa tekanan atau paksaan, selain itu rousseau juga menekankan perkembangan alami, proses belajar melalui pengalaman dan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral lewat pendidikan.
Pandangan john lock tentang pendidikan didasarkan pada teori empirisnya tentang pengetahuan manusia. Ketika lahir pikiran anak ibarat kertas kosong “Tabula rasa” yang kemudian terisi lewat pengalaman indrawi.
Pendidikan dalam pandangan lock adalah proses mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dan beretika. Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan moral, lock menekankan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik dan pendekatan pendidikan yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak cocok untuk anak yang lain. Oleh karena itu pendidikan harus bersifat fleksibel dan adaptif.
Maka dapat disimpulkan dari kedua pandangan tersebut bahwa pendidikan adalah sarana untuk menegembangkan kemampuan intelektual dan moral dengan diberikan bebebasan untuk bereksplorasi sehingga terbentuknya karakter dan nilai moral secara sendirinya.
1 note
·
View note
Text
Kusut
Dingin malam dengan gelapnya, sunyi malam dengan ketenangannya
sekarang, aku sedang berada di warung kopi dengan segelas cappucino disamping
i am feeling happy, freedom and lonely
dengan segala keindahan cahayanya, diriku tentram didalamnya
dengan segala hiruk pikuknya, diriku sunyi didalamnya
dengan segala kerapiannya, diriku kusut didalamnya
semua itu kualami setelah aku melihat notif di hp ku tentang dirimu
telah ku balas...
tapi dikau tak kunjung membalas lagi
ku menunggu...
dikau tak kunjung datang
akhirnya aku memutuskan untuk video call, tapi hanya sekejap
ku melihat...
di raut wajahmu, kutemukan senyum yang tak semanis dulu
aku tak tahu, aku yang sedang berantakan
atau memang dirimu yang ingin pamitan.
Pekanbaru, 2 Maret 2022
1 note
·
View note
Text
Introvert Adalah Kehidupan
Selamat terhanyut dalam ombak kata-kata saya yang tidak panjang ini.
Sebenarnya pembahasan ini cukup menarik untuk di bahas, apalagi topik pembahasan ini adalah requestan salah seorang teman, jadi mari kita bahas bersama.
Saya mulai dengan pertanyaan, menurut kamu apa sih yang kamu ketahui tentang orang introvert? apakah manurut kamu introvert itu adalah orang-orang yang pemalu? atau menurutmu introvert itu orang yang tak punya public speaking?.
Ketika saya tanya kepada teman-teman tentang jika dikasih pilihan negatif atau positif, maka introvert itu yg mana?. Dan jawabannya beda-beda.
Ya memang ketika saya tanya kepada teman yang extrovert, ia mengatakan bahwa introvert itu adalah sesuatu yang negatif. dan ketika saya bertanya kepada teman saya yang introvert, ia mengatakan ada negatif dan positif pada orang introvert, ya meskipun begitu tetap saja ada pandangan sisi negatifnya sekalipun itu jawaban dari sang introvert sendiri.
Padahal introvert itu sebanarnya adalah kecendrungan seseorang untuk mencari energi dari dalam diri mereka sendiri, jadi mereka itu dapat energinya ketika pas lagi sendiri.misalnya ketika lagi baca buku, melukis, atau bahkan main game. Berbeda dengan extrovert yaitu kecendrungan seseorang untuk mencari energinya ketika lagi bersama, jadi mereka mencari sesuatu itu ketika lagi bersama, ketika nongkrong misalnya mereka mencari ilmu disana melalui berdialog tentang pengalaman atau memang membuka diskusi tentang topik-topik tertentu.
Jadi bener gak sih orang introvert itu pemalu?
Nah ini adalah salah satu miskonsepsi ataupun stigma yang salah tentang introvert, padahal pemalu sebenarnya adalah karakter yang beda dengan introvertion dan bisa jadi gak berhubungan. introvert itu bukan pemalu tapi ia lebih mudah mendapatkan energinya ketika lagi sendiri, lebih mudah keluar potensi-potensi pada dirinya ketika lagi sendiri. tapi apakah orang introvert itu pemalu? ya belum tentu. karna banyak banget orang yang suka menyendiri tapi ketika di suruh bicara ya berani-berani saja. Jadi sebenarnya pemalu itu tidak berhubungan dengan apakah kamu introvert atau extrovert.
Introvert dan extrovert itu berhubungan dengan cara kamu mendapatkan energi, udah itu aja. Kalau pemalu biasanya kamu merasa nervous pada situasi sosial, jadi pemalu bisa saja dimiliki oleh orang introvert maupun extrovert. Karna memang, ada beberapa orang extrovert yang selalu dalam lingkungan yang ramai tapi ketika disuruh bicara ya gak terlalu berani juga. jadi intinya pemalu itu ya gak terlalu berhubungan dengan introvert.
Orang introvert akan lebih memilih kepada lingkungan pertemanan yang tidak terlalu luas, karna ia sadar kalau energinya akan cepat habis ketika berada pada keramaian dan karna ia lebih menginginkan kualitas pertemanan yang bagus dan erat.
Para ilmuan misalnya, mereka itu sangat introvert, mereka sudah memahami diri mereka kalau sebenarnya diri mereka itu akan lebih produktif ketika sendiri, akan lebih keluar potensi diri ketika lagi sendiri, akan lebih fokus ketika lagi sendiri, akan lebih mudah berimajinasi ketika lagi sendiri, emang kamu pernah mendengar kalau thomas alva edison melakukan percobaan penemuan lampunya ketika di pasar? enggak kan? ya pasti ketika ia berada pada tempat ia meneliti.
Kalau menurut saya, orang yang introvert itu harus ada untuk menjadi penyeimbang pada karakter manusia. Agar tidak semuanya menjadi extrovert, jika semua orang menjadi extrovert, nanti akan ada kontra produktif terhadap hal-hal yang begitu urgent bagi keberlangsungan hidup manusia. Jadi, introvert mesti ada sebagai penyeimbang karakter manusia.
Makanya tak usah minder ketika menjadi introvert, itu adalah kelebihan tersendiri.
Mengapa kita harus merasa bahwa itu adalah kelebihan?
Biar kamu tidak perlu merasa harus berubah menjadi orang lain, semua orang punya kelebihan dan kekurangan, maka ketika kita sadar akan hal itu kita kan lebih bisa menjadi seseorang yang autentik. maksudnya kamu bisa membuat tujuan sendiri dan mengambil keputusan-keputusan sendiri sesuai dengan apa yang di butuhkan dirimu karna orang introvert sangat paham dengan dirinya sendiri.
Autentik juga berarti kamu mampu untuk mengekspresikan diri kamu, terlepas dari rasa insecure atau takut dijudge oleh orang lain. pokoknya kamu lebih bisa untuk menjadi diri kamu sendiri tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
Sebenarnya ini adalah pembahasan yang sangat panjang, tapi semoga dari tulisan yang singkat ini dapat membuka lebih luas pemahaman kita tentang introvert dan dapat merubah konstruksi masyarakan bahwa introvert itu adalah sesuatu yang negatif, itu salah total!!! karna introvert itu adalah kelebihan tersendiri dan mesti ada sebagai penyeimbang karakter manusia.
Semoga bermanfaat
wassalamualaikum wr.wb
13 Oktober 2021
3 notes
·
View notes
Text
Ekspektasi Kehidupan
Selamat terhanyut dalam ombak kata-kata saya yang tidak panjang ini.
Sebelumnya saya ingin memulai tulisan kali ini dengan kalimat pertanyaan.
Pernah gak sih anda ingin melakukan sesuatu terus anda sudah bisa membayangkan sesuatu itu akan berjalan mulus sesuai dengan kehendak anda? karna anda sudah mengkalkulasikan semua yang ada di sekitar anda, sehingga ekspektasi anda terhadap apa yang akan anda lakukan tersebut itu tidak akan gagal? pernah gak sih? kalau saya sih sering ya.
Contoh misalnya saya dulu pernah mencoba untuk masuk ke perguruan tinggi yang sangat saya dambakan, saya sudah berusaha keras, baca buku, belajar, les bahasa, dll. Hingga pada saat tes tersebut kami diberikan waktu 90 menit untuk mengerjakan soalnya, dan saya pun sanggup mengerjakan soal tersebut dalam 45 menit saja, selebihnya saya mengoreksi jawaban saya agar tidak ada kesalahan.
Saya rasa jawaban saya itu sudah sangat benar dan dari begitu banyak kalkulasi yang sudah saya perhitungkan saya berekspektasi tinggi terhadap kelulusan saya. Saya berpikir akan lulus dengan mudah dan dengan nilai yang bagus.
Tetapi setelah hasilnya keluar, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi, ternyata saya tidak lulus, nah... dikarenakan ekspektasi saya yang sudah sangat tinggi tadi membuat tingkat kekecewaan saya sangat besar, saya sangat kecewa, merasa tidak menyangka, saya menangis, saya merasa dunia ini tidak adil, karna saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Bahkan sampai hampir 2 tahun setelah itu kekecewaan saya masih belum pudar.
Hingga akhirnya saya menemukan filosofi Stoicism, yaitu menurut teori stoic letak permasalahannya adalah pada ekspektasi kita. Pada filosofi stoicism ini dianjurkan kepada kita untuk berekspektasi yang paling buruk pada setiap keinginan kita, loh kok gitu?. Ya karna apabila kita berekspektasi yang paling tinggi/baik terhadap keinginan kita, jika keinginan kita itu tidak sesuai dengan ekspektasi maka tingkat kekecewaan akan sangat tinggi, hingga akhirnya bisa membuat kita stres, cemas, atau bahkan trauma. Tapi apabila kita berekspektasi yang terburuk maka ketika keinginan kita itu memang tidak terjadi yaudah toh kita sudah berekspektasi demikian tapi apabila keinginan kita itu terjadi maka kita akan dapat kesenangan lebih berkali lipat karena ekpektasi terburuk itu tidak terjadi, jadinya tingkat kepuasan dan kebahagiaan kita semakin besar dan membuat kita akan merasa lebih bersyukur.
Loh, bukankah itu jatuhnya nanti akan lebih ke pesismis?. Ya tidak, dengan kita berekspektasi yang terburuk maka itu kan lebih membuat kita berpikir untuk mencoba mencari letak kemungkinan-kemungkian kita pada kesalahan, Hingga ketika pada pengaplikasian keinginan tersebut kita bisa lebih survive karena telah mempertimbangkan hal-hal terburuknya. Lebih ke muhasabah diri, hingga apabila realitanya tidak sesuai dengan ekspektasi ya kita sudah bersiap dengan itu, kemudian kita juga lebih siap untuk mengoreksi dan terus berbenah hingga menjadi manusia yang selalu merasa lapar, dan tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah kita raih.
Jadi tidak ada alasan lagi depresi karena ekspektasi tidak berbanding lurus dengan realita. Dan menurut saya filosofi ini sangat bagus dan relevan bagi kita untuk menjalani kehidupan yang tidak menentu ini. Yang terpenting, apapun hasilnya tetaplah berbenah diri dan jangan cepat merasa puas dan jangan mudah patah semangat atau bahkan depresi.
Semoga bermanfaat
Kamis 7 Oktober 2021
Wassalamualaikum wr. wb
3 notes
·
View notes
Text
Jomblo is Superman
Mari sama-sama kita hanyut dalam bualan saya yang tak panjang ini.
Menjadi jomblo adalah salah satu sikap yang tepat untuk melepaskan begitu banyak permasalahan dalam hidup kita, karna memang berpacaran adalah salah satu faktor dari munculnya berbagai permasalahan kehidupan,
Jika kita lihat dari sisi keislaman, Menjadi jomblo berarti kita memilih untuk melepaskan diri dari kemaksiatan, karna memang islam sangat tidak menganjurkan berpacaran.
Tapi kali ini saya tidak akan memahas prihal kejombloan ini dari sisi agama, melainkan dari sisi filosofis. Menjadi jomblo mengingatkan saya tentang sosok Ubermensch yang di kemukakan oleh Nietzsche. Sebelumnya Ubermensch menurut Nietzsche adalah sosok manusia super ataupun dalam tulisan ini kita sepakat menamainya dengan Superman.
Salah satu point yang dapat saya pahami dari konsep Superman yang dikemukakan Nietzsche adalah sebuah tujuan hidup manusia yang mempunyai kehendak untuk berkuasa yang bisa dijadikan semangat untuk mengatasi masalah dalam diri. Dengan memberikan nilai pada dirinya sendiri tanpa berpaling dari dunia dan menengok ke seberang dunia, sehingga Nietzsche tidak lagi percaya akan bentuk nilai adikodrati dari manusia dan dunia.
Jadi maksudnya Nietzsche adalah sebenarnya kita memiliki kekuatan super di dalam diri kita, tapi kekuatan super itu tidak keluar karena kita masih terhanyut dalam dogma-dogma dan konstruksi sosial kita. Dalam hal ini jomblo memiliki potensi besar disebut sebagai Superman. Dengan melepaskan diri dari berbagai konstruksi yang diciptakan masyarakat, jomblo akan melepaskan kelemahan-kelemahannya. Dengan melepaskan kelemahan tersebut, seorang jomblo akan menjadi seperti sosok Superman.
Sehingga saya harus lepas dari pandangan masyarakat bahwa menjadi seorang jomblo bukanlah sebuah kekurangan, bukan juga menjadi rendah dalam strata sosial. Karena hal tersebut hanyalah konstruksi dari society yang dijadikan dogma. Padahal dengan menjadi jomblo kita bisa memaksimalkan potensi diri kita tanpa ada bantuan pacar, cinta dan kasih sayang. Makanya dalam menghadapi berbagai masalah pada diiri kita, kita lebih tertantang, dan segala kemampuan kita bisa keluar dengan sendirinya secara maksimal.
Jika masih ada pacar di kehidupan, saya rasa akan membuat saya terkekang sehingga saya tidak bisa memaksimalkan potensi besar yang ada dalam diri saya, dengan tidak berpacaran saya tidak perlu memikirkan “Apakah saya dibolehkan atau tidak” sama pacar saya. Tanpa ada kebingungan dalam memilih melanjutkan pendidikan atau menikah mislanya, jadinya kita akan lebih bisa fokus dalam kehendak diri kita tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
Dalam Superman ini yang dibutuhkan adalah kebebasan dan keinginan untuk berkuasa. Yang menjadi ukuran keberhasilan adalah perasaan akan bertambahnya kekuasaan (Kekuasaan diri). Namun demikian tetap saja Superman hanya dapat dicapai dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya secara individual.
Tujuan utama dalam konsep Superman ini adalah menjelmakan manusia yang lebih kuat, lebih cerdas dan lebih berani, dan yang terpenting adalah bagaimana mengangkat dirinya dari kehanyutan dalam massa. Yang dimaksud kehanyutan dalam massa disini adalah manusia yang ingin menjadi Superman haruslah mempunyai jati diri yang khas, yang sesuai dengan dirinya, yang ditentukan oleh dirinya, tidak mengikuti orang lain atau norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat atau massa pada umumnya. Manusia harus berani menghadapi tantangan yang ada di depan mereka dengan menggunakan keuatannya sendiri.
Jadi dengan tulisan singkat ini saya mengharapkan agar kita melepaskan konstruksi-konstruksi buruk dari society kita sehingga kita lebih memilih menyandang status jomblo agar bisa lebih leluasa dalam mengeluarkan potensi diri kita, hingga kita dapat mencapai sosok Ubermensch atau Superman sampai pada saatnya nanti kalimat ijab dan qobul diucapkan.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum
25 September 2021.
1 note
·
View note
Text
Standarisasi Kehidupan
Malam hening sunyi yang diselimuti kegelapan, waktu telah berjalan begitu larut, waktu ke waktu dan jam ke jam hingga kegelapan malam pun makin pekat, tapi hasrat untuk menulis ini masih membara, sehingga ingin rasanya menjabarkan salah satu quotes dari Albert Camus yang berbunyi:
“Kau tak akan pernah bahagia jika kau terus mencari kebahagiaan itu seperti apa. Kau pun tak akan pernah hidup jika kau masih mencari makna kehidupan”.
Mungkin seketika banyak pertanyaan yang ingin kita lontarkan setelah membaca quotes tersebut. Seperti apasih maksudnya ini? atau kebahagiaan seperti apa sih yang mesti kita miliki?, bahkan mungkin saja di dalam diri kita menanyakan sebenarnya kehidupan seperti apa sih yang mesti kita jalani?.
Jadi disini saya mencoba untuk memberikan jabaran atau bahkan penjelasan agar kita bisa tau apa sih sebenarnya maksud dan tujuan Albert Camus mengucapkan quotes tersebut.
Jadi gini, kuncinya terletak pada tujuan kita, atau bisa juga disebut batasan hidup, Lazimnya kita mesti memiliki tujuan-tujuan atau goals yang bisa menjadi standarisasi kita dalam menjalani hidup. Karena jika kita tidak memiliki betasan tertentu kita malah selalu merasa kurang dan tidak akan ada henti-hentinya dalam mengejar sesuatu, ya karna kita tidak memiliki batasan tertentu.
Albert Camus didalam quotesnya tersebut memiliki dua unsur, yang pertama adalah kebahagiaan dan yang kedua adalah kehidupan. Kedua unsur tersebut berkenaan dengan kata “MAKNA”, yang mana makna disini bisa kita artikan dengan standarisasi kehidupan.
Maksudnya, dari kata KEBAHAGIAAN tersebut adalah kita mesti memiliki standar kebahagiaan tersendiri karna memang setiap orang memiliki standar kebahagiaan yang berbeda. Misal, sebenarnya kita tu bahagia ketika apa sih? apakah ketika sudah memiliki anak? atau ketika sudah memiliki rumah yang mewah dan minimal punya 1 mobil kah? atau bahkan kita merasa bahagia ketika kita bisa punya 10 perusahaan dari latar belakang yang berbeda?. Begitu juga dengan kata KEHIDUPAN, jadi kehidupan seperti apa sih yang kita inginkan? apakah kehidupan yang kesehariannya full dengan produktivitas? atau kehidupan yang setiap harinya ingin santai-santai saja tapi menghasilkan uang?.
Jadi sebenarnya standar itu mesti kita target, karna jika kita tidak menetapkannya maka kita tidak akan pernah merasa puas dan terus bekerja. ya karna memang tidak ada standarisasinya, dan bahkan mungkin kita tidak akan mengetahui apa itu kebahagiaan dan kehidupan yang indah, yang kita tau hanya kerja kerja kerja.
Ibarat kita ingin pergi ke suatu tempat, tapi kita tidak menetapan ke tempat apa yang kita inginkan tersebut, ya jadinya ban mobil pun terus berjalan kan. Beda jika kita buat target tersendiri, misal kita ingin ke jakarta, ya ketika sampai di jakarta kita berhenti karna memang tujuan kita sudah sampai.
Begitulah kira-kira betapa pentingnya kita memberikan standarisasi terhadap sesuatu. jadi maksud Albert Camus disini adalah agar kita mecari tau apa makna kebahagiaan dan kehidupan versi kita. dan fokuslah untuk mengejar itu. Sehingga ketika kita sudah mencapai target tersebut kita merasakan kebahagiaan dan mengetahui makna kehidupan yang sebenarnya tersendiri versi kita.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum
24 Agustus 2021
1 note
·
View note
Text
Problematika Kehidupan
Kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan pasti banyak mendapatkan lika-liku dalam menjalaninya, maka tidak menutup kemungkinan jika masalah begitu banyak menghampiri kita tanpa ada henti-hentinya, selesai masalah satu malah datang lagi masalah yang lain begitu seterusnya, bahkan terkadang dikarenakan banyak memiliki masalah tersebut beberapa orang bisa terkena depresi,putus asa,dll.
Maka dari itu beberapa pemikir ataupun peneliti banyak yang sudah mengkaji permasalahan ini, meneliti bagaimana caranya agar seseorang itu tidak mudah depresi dalam menjalani masalah yang ada.
Oleh karena itu, jika kita bawa persoalan ini ke ranah keislaman pasti ujung-ujungnya akan dinasehari agar lebih sabar dalam menjalani hidup, memiliki mindset bahwasannya semua ini pasti ada hikmahnya, ya begitu saja dan kita sama-sama sudah memahaminya.
Makanya kini saya mencoba untuk memaparkan pendapat seorang pemikir yaitu Albert Camus tentang bagaimana bagusnya dalam menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan ini.
Albert camus memulainya lewat mythology Sisyphus (keyakinan yunani), yang mana dulu di Athena ada raja yang dihukum dewa Zeus dan raja itu bernama sisyphus, ia di hukum untuk mendorong batu besar keatas bukit tapi ketika sudah sampai di atas batunya ditakdirkan untuk kembali jatuh kebawah lagi, begitulah seterusnya ia mendorong dan jatuh kembali dan mendorong lagi.
Katanya Albert camus ada dua cara dalam menjalani hukuman tersebut. Pertama adalah melepaskan diri, bisa saja sisypus lari dari hukuman tersebut atau bahkan bisa saja ia mencoba untuk bunuh diri agar terlepas dari hukuman itu. itu semua bisa dilakukan tapi katanya albert camus ini adalah cara yang salah dan bahkan bisa membuat kehidupan kita lebih absurd kedepannya. Kedua adalah menjalaninya dengan bahagia, albert camus mengatakan “we must imagine sisyphus smiling”. kita mesti membayangkan ketika sishypus mendorong batu tersebut ia dalam keadaan bahagia, senyum, dan penuh rasa syukur. cara yang kedua inilah yang dianjurkan oleh albert camus.
Maksudnya ketika kita dalam menghadapi suatu masalah yang besar dalam hidup, kita jangan pernah mencoba untuk melepaskan diri dari masalah tersebut seperti lari darinya, atau bahkan bunuh diri, JANGAN!! itu hanya akan menimbulkan masalah baru. Ambillah cara yang kedua, yaitu jangan terlalu dipikirkan dan jalani saja dengan senang hati, selesaikan saja dengan senyuman dan penuh rasa syukur maka dengan seketika masalah itu tidak akan terasa berat dan bisa terselesaikan dengan mudah. Logikanya misal hidupmu penuh dengan masalah dan hari-harimu kamu lewati dengan muka cemberut maka kapan lagi kamu akan bahagia selain ketika menyelesaikan semua masalah itu dengan senyuman.
Jangan terlalu dipikirkan, take it slow, selesaikan dengan hati yang lapang. Jika terlalu kamu pikirkan maka itu yang akan bisa membuatmu depresi dan putus asa.
Semoga sedikit penjelasan dari albert camus ini bisa membuat kita lebih tenang dan mudah dalam menghadapi masalah.
wassalamulaikum
Sabtu 17 juli 2021
2 notes
·
View notes
Text
Keadilan dan Kebebasan
Akhir-akhir ini kita dilihatkan berbagai kebijakan-kebijakan yang sudah di buat oleh pemerintah, dan pada setiap kebijakan tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa adanya pro kontra atas tegaknya kebijakan tersebut. Mungkin saja bagi sebagian orang kebijakan tersebut sangat menguntungkan dan mungkin saja bagi sebagian yang lain tidak, loh kok bisa begitu? ya bisa saja jika suatu kebijakan di sahkan karna ada kepentingan sekelompok atau bahkan pesanan saja, makanya kadang kebijakan yang menurut kita tidak logis dibalik semua itu bisa saja menjadi logis tapi hanya untuk orang-orang tertentu saja.
Katanya Najwa Shihab “kini keadilan menjadi barang sukar jika ia hanya tegak kepada yang bayar”, kurang lebih seperti itu. Maksud saya, Keadilan dan kebebasan seharusnya sudah menjadi barang yang lengket pada masyarakat, bisa dibilang sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari yang namanya rakyat. karena apa? karna keadilan dan kebebasan adalah hal penting yang mesti diberikan pemerintah kepada rakyatnya dan memang tujuan adanya pemerintah di indonesia inikan untuk menegakkan keadilan dan tetap menjaga kebebasan rakyatnya dalam bernegara. Makanya 2 komponen ini berperan penting untuk memproteksi kenyamanan berwarga negara.
Pertanyaannya apakah anda sudah merasakan keadilan atau bahkan kebebasan pada saat ini?. Coba saja kita lihat fenomena yang terjadi di sekitar kita akhir-akhir ini, mungkin bisa saja kita simpulkan setelah membaca beberapa pernyataan berikut. Dimanakah letak keadilan jika tikus-tikus kantor masih menggerogoti laci meja pemerintahan, dimanakah letak keadilan jika hal-hal penting bagi kemanusiaan dipangkas demi mencari keuntungan. Dan dinamakan letak kebebasan jika kritik masih dianggap sebuah hinaan, dimanakah letak kebebasan jika kegiatan keagamaan masih dianggap sebuah hal yang membahayakan.
Kini kita sebagai rakyat sudah seperti seorang janda. Seorang janda itu telah kehilangan sosok laki-laki yang gagah dan berani, yang membuat dia sekarang mudah mendapatkan diskriminasi. Seorang janda itu telah kehilangan kasih sayang, yang membuat dia sekarang bisa sedih bahkan menangis gak karuan. Seorang janda itu telah kehilangan sosok yang menjamin kebutuhan pangan, yang membuat dia sekarang pergi menjual barang ke pegadaian.
Seperti itulah kita sekarang, kita telah menjanda dari keadilan dan kebebasan, kita telah kehilangan sosok keadilan dan kebebasan yang begitu gagah dan berani, yang membuat kita sekarang mudah mendapatkan diskriminasi, adu domba ummat beragama, fitnah dengan mudah saja menyebar,hingga jika kita diam kita dianggap pasif dan jika kita lantang kita dianggap subversif. kita telah kehilangan kasih sayang keadilan dan kebebasan, yang membuat kita sekarang sedih sebagai pribumi yang begitu kaya akan alamnya tapi dikelola oleh orang-orang asing bahkan tenaga ahlipun tidak dari pribumi, kita hanya sebagai pekerja saja yang terkadang kinerja dengan upah tidak seimbang. kita telah kehilangan sosok keadilan yang seharusnya menjamin kebutuhan pangan, yang membuat kita sekarang mesti bertengkar dengan perut agar masih bisa tetap bertahan hidup,yang bisa membuat darah tinggi naik tanpa makan danging tapi ketika seorang anak bertanya “Ayah,hari ini kita makan apa?”. Tapi disisi lain para maling-maling negri ini masih berlagak hebat dengan uang haramnya, yang kerja cuma ngangguk-ngangguk tapi honor setinggi langit. SAYA MASIH MENCARI KEADILAN!!.
Disini, di negri yang kaya ini, rampok-rampok diberi rekomendasi,maling-maling diberi konsesi, tikus dan kucing dengan asik berkolusi.
Seorang anak di sudut negri hanya bisa berdoa “Cepat sembuh negri tercintaku”.
Wassalamualaikum
Selasa, 13 Juli 2021
3 notes
·
View notes