Text
Terima kasih hadiah terindahnya Ya Allah. Lima tahun bersama dengan laki-laki yg semuanya seperti tulisan di atas.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
856 notes
·
View notes
Text
Hidupku untuk apa?
Q.S Al-Baqarah : 21
"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."
Kita bukanlah makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah. Sebelumnya, Allah telah lebih dulu menciptakan para malaikat dan juga jin. Semuanya memiliki tujuan penciptaan yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah.
Q.S Adz-Zariyat : 56
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
Sejak lahir hingga hidup kita berakhir, Allah telah memberi kita mandat untuk menjadi seorang hamba. Segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Dari kita bangun tidur hingga kita akan tidur, semua memiliki aturan yang jika kita melaksanakan sesuai dengan aturan itu, maka semuanya akan bernilai ibadah di sisi Allah. Begitu mulianya kita menjadi hamba Allah, karena segala aktivitas kebaikkan kita tidak sia-sia. Semuanya bernilai dan bisa menjadi pemberat timbangan amal kebaikkan.
Namun, banyak manusia yang tertipu. Mengira bahwa dunia ini hanyalah tempat menghabiskan jatah hidup dan jatah belanja. Berfoya-foya sesukanya, hidup tidak berdasarkan aturan agama lalu berharap bisa masuk dan menetap di surga selamanya. Apalagi dengan fenomena akhir zaman ini, banyak kebaikan diabaikan dan banyak keburukan disorakkan. Batasan halal dan haram tidak lagi menjadi pertimbangan saat mengambil keputusan. Nafsu dunia telah menggerogoti hati dan pikiran manusia. Harta, tahta dan popularitas di sosial media seakan membakar ambisi untuk mati-matian mengejarnya. Hingga lupa kepada siapa ia harus tersimpuh menyembah bahkan kian hari hidupnya tak tau arah.
Lalu bagaimana, apakah tujuan penciptaan itu telah tercapai pada diri kita? Tak perlu melirik orang lain. Hadapkan diri kita pada sebuah cermin, lalu berdiskusilah pada diri kita sendiri. Sejauh ini, selama Allah memberi kita tempat di bumi, apa kita telah benar-benar menyembah-Nya dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya?
15 notes
·
View notes
Text
Bismillah.
Hai! Setelah sekian lama, hampir 2 tahunan ga pernah mengisi platform ini. Aroma rindu itu makin menjadi-jadi.
Welcome homey! 💓
4 notes
·
View notes
Text
1 Hari Menuju Halal
Ya Allah, aku yakin atas segala ketetapan-Mu. Bahwa, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah sebaik-baik takdir. Dan malam ini ku pasrahkan semua takdir itu pada-Mu.
Ya Allah, aku bersyukur atas segala ujian-Mu. Aku mendapatkan hikmah luar biasa dalam proses panjang penuh perjuangan ini.
Ya Allah, terima kasih telah menganugerahkanku tubuh kecil yang luar biasa kuat. Yang berkali-kali harus menghabiskan jatah sakit, namun tetap tegar untuk tetap berjuang.
Ya Allah, lancarkan segala proses ini. Ridhoi perjuangan kami.
Aku mencintai-Mu Ya Allah.
Sulawesi Tengah, 24 Agustus 2019.
54 notes
·
View notes
Text
2 Hari Menuju Halal
Di dua hari terakhir ini aku baru mulai merasakan yang namanya kesedihan. Sebentar lagi status kehidupanku berubah. Ada penambahan baru. Yang tadinya hanya sebagai anak, kini akan berubah menjadi seorang istri. Semua ketaatanku akan ku curahkan pada suamiku kelak ba'da ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Di dua hari terakhir ini aku memilih tidur bersama ibuku. Hanyut dalam pelukan hangatnya. Ku tau, mungkin ini yang terakhir sebelum ia melepasku pada seseorang yang ia percaya bisa menjagaku seutuhnya. Ku tau bagaimana perasaanya saat itu. Lelah dan sedih. Hanya saja ia tak menampakkannya padaku.
Ternyata begini rasanya menjadi anak perempuan yang sebentar lagi penjagaan orang tuanya akan diambil alih oleh orang lain. Ada sedih yang tak mampu aksara untuk menuliskan.
Sulawesi Tengah, 23 Agustus 2019.
23 notes
·
View notes
Text
3 Hari Menuju Halal
Alhamdulillah wa syukurillah. Di sisa waktu ini, kesehatanku semakin membaik. Ya walaupun batuk dan pilekku belum sembuh total, namun aku sudah bisa beraktivitas dengan lebih baik.
Pagi ini aku menerima telpon dari calon kakak iparku. Ia memberitahuku bahwa hari ini beliau belum bisa menemaniku untuk memilih cincin pernikahan nanti. Karena kesepakatan dari awal, bahwa aku sendiri yang akan memilihnya. Namun hari ini beliau sedang sibuk, jadi ia menawarkan padaku agar memilih cincinnya bersama adiknya (pent. dia). Tanpa berpikir panjang, aku langsung saja menolaknya. Beliau langsung tertawa mendengar respon penolakkanku. Ia heran dan merasa lucu dengan tingkahku yang masih merasa canggung pada adiknya bahkan di H-3 pernikahan kami. Akhirnya kami sepakat bahwa beliaulah yang akan menemaniku untuk memilih cincin keesokkan harinya.
Di balik semua itu, aku hanya benar-benar ingin menjaga diri, terutama hati masing-masing kami. Sepenting apapun urusan itu, jika masih bisa diwakili oleh orang lain maka itu lebih baik menurutku. Semoga penjagaan ini bisa tetap terjaga sampai tiba saatnya kita diperbolehkan oleh Allah untuk saling berbagi rasa.
Sulawesi Tengah, 22 Agustus 2019.
16 notes
·
View notes
Text
4 Hari Menuju Halal
Butuh kekuatan maksimal untuk sebuah proses yang hebat. Bahkan rasa lelah yang ku tampung sejak awal kini aku tak pedulikan lagi. Rasa-rasanya seluruh tulang yang menopang tubuh kecilku akan remuk begitu saja. Namun aku bersyukur atas nikmat lelah ini. Anugerah terindah dari Allah untukku. Allah masih memilihku menjadi salah satu hamba yang berjuang demi menaati perintah-Nya untuk menyempurnakan separuh agama di usiaku yang masih terbilang sangat muda. Aku memang lelah, tapi aku mencintai rasa lelah ini.
Sulawesi Tengah, 21 Agustus 2019.
14 notes
·
View notes
Text
5 Hari Menuju Halal
Waktu bergulir tanpa meminta izin apakah kita telah siap atau tidak. Hari ini tepat lima hari sebelum hari penuh penantian itu tiba. Masing-masing kita disibukkan dengan berbagai persiapan. Diri kita masing-masing, keluarga, tetangga juga orang lain yang turut andil dalam acara pernikahan ini.
Hari ini adalah jadwal kita berdua untuk hadir di KUA dalam rangka mendengarkan nasehat pernikahan. Degupan jantungku mulai berirama tak menentu. Gugup, takut bahkan rasa malu pun ikut pada diriku menuju ke KUA. Di perjalanan aku banyak-banyak beristighfar. Mengatur nafas dan juga perasaanku. Sebenarnya aku tak enak badan. Suaraku parau, kepalaku sakit dan bekas suntikan imun kemarin masih sangat terasa di lenganku. Semuanya makin membuatku tak karuan. Ditambah perasaan canggung bahwa aku harus menerima kenyataan bahwa aku akan bertemu lagi dengannya.
Saat menerima nasehat, aku didampingi oleh seorang Ustadzah. Beliau adalah wanita hebat yang telah membantu mengurus semua persiapan pernikahanku sejak awal. Aku tak berani jika harus sendiri hadir dalam pertemuan ini. Ini untuk pertama kalinya kami berjarak hanya sekitar satu meter. Duduk di dua kursi yang bersebelahan. Jangan tanya bagaimana perasaanku saat itu, untuk menatap bayangannya saja aku tak punya keberanian.
Tepat di depan kami seorang petugas KUA yang siap dengan segala nasehatnya. Saat mendengarkan semua nasehat, aku sangat terharu luar biasa. Sudah sejauh ini kah langkahku? Bahkan saat petugas KUA meminta dia untuk latihan dalam membaca ijab qobul. Rasanya air mataku ingin segera mengalir deras bak air terjun. Aku baper sendiri dengan keadaanku saat ini.
Semoga di hari-hari ke depannya, Allah terus memudahkan segala prosesnya.
Sulawesi Tengah, 20 Agustus 2019.
14 notes
·
View notes
Text
6 hari Menuju Halal
Bagian tersedih dari hari-hari terakhir ini adalah ketika ibu memelukku dan membisikkan dengan lirih, "sebentar lagi anakku diambil orang." Sebisa mungkin aku membalas pelukkannya dengan begitu kuat. Dalam hati aku berguman, "Bu, sampai kapanpun aku tetap menjadi anakmu yang paling kecil. Hatiku tetap untukmu."
Sulawesi Tengah, 19 Agustus 2019.
14 notes
·
View notes
Text
Sepekan Menuju Halal
Tak terasa tinggal sepekan lagi hari penuh penantian itu hadir. Persiapan demi persiapan begitu maksimal ku kerahkan. Bahkan rasa lelah tak bisa lagi ku tutupi. Di sela-sela kesibukan yang kian riuh, aku berusaha untuk tetap membenahi diriku. Salah satunya aku masih begitu semangat untuk belajar memasak. Walaupun aku sangat percaya diri dengan masakkan ku, tapi alih-alih memuji, keluargaku malah mengatakan bahwa masakkan ku belum juga normal di H-7. Sambil tertawa geli mereka terus saja menggodaku. Dengan peluh yang bercucuran ku tatap masakkan ku yang begitu ku banggakan. Dalam hati aku berguman, "semoga saja kau tak kapok untuk menjadi tester ku nanti. Walaupun mungkin masakkan tak mengenakkan lidah dan hatimu." wkwk semoga saja kau bisa kerja sama untuk membuatku senang walaupun kau harus sedikit mengelabui perasaanmu terhadap masakkanku hihi.
Setelah drama ini, masih akan ada banyak episode ujian lainnya di depan mata yang menanti. Karena sejatinya, menuju baik (pernikahan) akan banyak cobaan yang silih berganti datang. Entah dari orang lain atau malah diri sendiri..
Sulawesi Tengah, 18 Agustus 2019.
11 notes
·
View notes
Text
Selamat Hari Raya Idul Adha 1440H. Semoga kita selalu menjadi hamba yang sabar dalam menghadapi segala macam masalah ♥️
Sabarmu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sabar dari seorang Siti Hajar.
Tawakalmumu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan tawakal dari seorang Nabi Ibrahim a.s.
Ikhlasmu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keikhlasan dari seorang Nabi Ismail a.s.
Lalu masih mau mengeluh? Seakan kau yang paling tersiksa dan menderita di dunia ini. Hanya karna Allah memberimu secuil ujian. Dengan penuh angkuhnya kau membatin sendiri, “Ya Allah kenapa ujianMu begitu berat? Kenapa harus saya yang Engkau uji Ya Allah?”
Kita masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka. Ujian yang kita alami hanya sekedar urusan dunia saja. Yang mungkin Allah mengujinya hanya sebentar. Tapi keluhan yang kita berikan lebih besar dari ujian itu. Ingatlah selalu dengan firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
150 notes
·
View notes
Text
Akan tiba saatnya masing-masing kita menceritakan segala bentuk perjuangan dan pengorbanan hingga akhirnya saling memenangkan. Sulit tapi seru! Berlelah-lelah dalam mengusahakan sempurnanya separuh agama.
Sulawesi Tengah, 09 Dzulhijjah 1440H.
46 notes
·
View notes
Text
Tak akan ada pesan via apapun sebelum akad. Sepenting dan segenting apapun urusannya. Jangan memudahkan obrolan apapun demi menjaga masing-masing hati. Karna ia begitu lemah.
Sulawesi Tengah, 09 Dzulhijjah 1440H
38 notes
·
View notes
Text
Lelah wajar. Menyerah jangan. Karena Allah yang memberimu ujian, maka Allah juga yang akan menemanimu berjuang.
@hujanaksaraa
94 notes
·
View notes
Text
Jawaban dari segala resah di hatiku :(
Apa Sebab?
Apa sebab orang bisa menyukaimu, bahkan jatuh hati? Padahal engkau tidak cantik seperti yang lain, bukankah itu perasaanmu? Kamu merasa tidak juga lebih pintar, lebih baik, bahkan lebih salehah. Tapi mengapa ada yang bisa menyukaimu? Bahkan rela jauh-jauh datang ke rumahmu, rela bekerja lebih keras untuk mempersiapkan hari-hari baik kemudian hari denganmu.
Apa sebab orang bisa menyukaimu? Sekalipun menurutmu, dirimu begini dan begitu?
Apa hendak dikata. Bukankah berulang kali kamu dengar bahwa cantik itu relatif, berdasarkan perasaan. Bukan berdasarkan standar iklan di televisi. Bahkan, sejauh mana ukuran kebaikan seseorang itu juga relatif. Baginya, kamu itu baik, dan itu lebih dari cukup untuk mengalahkan pikiranmu tentang dirimu sendiri yang merasa kamu belum cukup baik.
Apa sebab orang bisa menyukaimu, bahkan jatuh hati? Barangkali itulah sisi yang tidak bisa kamu lihat. Ada orang yang bisa melihat sesuatu yang tidak bisa kamu lihat dari dirimu sendiri. Dan memang, kita tidak bisa menilai diri sendiri dengan baik.
Boleh jadi, masa lalumu amat buruk, tapi baginya itu tidak berarti. Boleh jadi, kulit wajahmu kusam dan gelap, tapi baginya itu tidak berarti. Boleh jadi kepandaianmu tidak seberapa, tapi baginya itu tidak berarti.
Lalu kira-kira apa yang berarti darimu baginya? Barangkali kamu akan menemukan jawaban itu nanti di tatapan matanya, juga bagaimana setiap kata-kata yang keluar darinya, juga bagaimana ia memperlakukanmu. Barangkali juga kamu tidak akan menemukan jawaban itu segera. Butuh bertahun-tahun untuk mengerti dan memahami, mengapa ada orang yang bisa menyukaimu, bahkan jatuh hati.
Yogyakarta, 5 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi
5K notes
·
View notes
Text
H minus sekian
Perasaanku kini mulai tak stabil lagi. Hari berganti. Jam, menit, detik. Semuanya seakan memaksaku untuk segera sadar bahwa aku harus benar-benar siap menghadapi segala takdirku.
Ku periksa hati kecilku, berusaha memastikan apa aku telah ikhlas dengan segalanya? Namun lagi lagi aku merasa tak percaya diri dengan diriku. Aku takut tak sekuat itu. Debaran itu kembali lagi membuat tubuh kecilku menjadi lemah tak karuan. Aku tak bisa fokus dengan berbagai hal di depan. Rasanya aku ingin menyendiri di alam terbuka. Memeluk diriku sendiri dan mencoba berdamai dengan segala apa yang ada.
Sulawesi Tengah, 26 Dzulkaidah 1440 H.
14 notes
·
View notes
Text
Jadilah pribadi yg baik. Agar bisa dapat sahabat-sahabat baik. Dan sahabat-sahabat baik itu adalah mereka yang senantiasa mengajakmu berbuat baik 😊
25 notes
·
View notes