Tumgik
hmavasakan · 3 months
Text
Ceritaku pada tuhan
Lagi lagi ku awali tulisan ini dengan kalimat sapaan ..
Sedangku tak pernah benar benar menyapa kau
Yang kau bilang benar, bahwasanya yang menjauh akan kebingungan ..
Aku serasa berenang namun aku tenggelam, tetap belum sadar ..
Hanya pilu yang menjeratku
Hanya ego yang merampas warasku
Bagai batu ditaman bunga, buta dengan indahmu
Yang ku ucap hanya tentang bunga yang tak bisa ku genggam.
Jika saat itu angin tak memberiku, mungkin, aku takan tahu bahwa ia wangi bermekaran..
Namun saat ku raup ia layu, kelopak demi kelopak runtuh nan jiwaku dikosongkan
Aku lari .. Dan terpisahkan ..terpencar
Ku cari cari diri yang terpisah dalam labirin taman
Tak kunjung ditemukan namun hancur .. Penuh lumpur
Dikitarin warna yang pekat
Dan wangi yang semerbak mehilangkan kebahagian yang tak pernah, benar benar bahagia
0 notes
hmavasakan · 3 months
Text
Pun ku tak - tahu
Aku tak mengerti
Mengapa diriku berlayar dalam jaga
Setiap hari, rasa dadaku ditusuk
Dan punggungku ditendang
Pikiranku dipisahkan
Mungkin, ia dicelupkan kedalam bumbu-bumbu dapur, yang keruh
Karna ku lihat tak sebening saat ku mandi
Lalu ku coba helakan namun semakin terasa mengambang, dalam kerusakan
Jika ibu tau mungkin ia akan memarahiku karna tidak menuruti ucapannya “tuk jangan bermain air terlalu lama ”
Kini ia semakin kotor, manis dan asin tak dapat dibedakan, semua terasa hambar sekarang
Ku sentuh kasur, karna diriku sudah tak karuan tuk berdiri, mungkin ia akan berlari
Lagi lagi, setiap pejaman aku ingin bertanya, rasa apa yang sering kau rasakan hari ini, ia menjawab hampa
Lalu aku pun berfikir mungkin ia masih terjebak dalam pelayarannya
0 notes
hmavasakan · 3 months
Text
Bisakah jadi puisi
Senandung bait bait gelisah
Membawaku pergi kedalam keruhnya keresahan
Menulisakan rasa yang membingungkan
Menggariskan hampanya rerasaan
Khawatirkan kau makin lari didalam mimpi
Serasa dihantui, dan kesalahan dini hari
Yang ingat hanya kenapa ?
Bukan bagaimana ?
Kau bilang kau sakit, kau bilang kau gila
Tapi ku rasa kau hanya layu
Bangkitlah bayang bayang yang usang
Pancarkan pesona matamu
Yang memukau para perendah dirimu
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Serpihan ruas
Akal ku mengangkasa
Dihantui rasa sesal dan putus asa
Dalam tulis dan lukisan sering kali bercerita
Kusutnya hidup dengan embanan luka
Resah dan gelisah selalu buatku pasrah
Dengan lepasan dahaga
Yang pelan pelan merusak setiap anggota tubuhmu dan tubuhku
Perlahan juga ia hinggap di dahan dahan akal pikiran
Masuk dan membakar, kewarasan ..
Dimulai mata telinga yang disetubuhi, semakin turun, berbuah sesal yang kan kau genggam
Ku tabung setiap pelariannya..
Ku simpan rapat dalam plastik yang takan tersentuh air hujan dan tangisan
Ku jauhkan, agar aromanya tak menyengat masuk
Kedalam pernafasan
Dan cukup kewarasannya saja yang hilang dan terbakar ..
Asal jangan kenangannya ..
1 note · View note
hmavasakan · 4 months
Text
Menuju jam tiga
Dalam 100/perjam ku hantam kosongnya jalan
Menyapa malam yang penuh kehangatan
Setiap kilometer ku raup lirik lirik lagu yang bertaburan
Buatku ingin mengambil tinta dan kertas.
laluku tuliskan
Dan ku pulang, kan kunyanyikan
Lalu ku gantungkan dipaku paku sudut kamarku
Saat tiba lelah duniaku, kan ku sapa kembali lagu laguku itu.
Merekah senyumku saat ingat dimana ku menemukanmu ..
Jangan menyerah
dan takan pernah menyerah
Kan ku sihir mereka untuk menyanyikan
Penggalan resah yang ku raup dari jatuhan angkasa
Ditempat yang megah kan kita menyanyikan bersama nada nada yang mengiringinya
Dan ku tak puas tuk buatmu bahagia..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Gugur
Wahai cinta cinta yang bersembunyi
Selamatkan diriku dari heningnya sunyi
Dan segala bahagia yang terselimuti sepi
Apakah kau masih, menunggu aku melanjutkan tulisan ini ?
Aku menulis ini bukan hanya untuku saja
Diluar sana mungkin ada banyak yang lebih membutuhkannya, mereka
Hampir mati karna dikutuk pikirannya
Hampir mati karna merasa tak punya siapa siapa
Walau ku tau cinta tak bisa selamatkan semua.. Termasuk kerusakan didalamnya tapi dengan cinta, aku tak terlalu merasa buntu untuk menerus penggalan tulisan
Wahai cinta yang berjatuhan dimusim semi
Kau gugur berserakan, bagai isi pikiran
Mengalun kedalam tulisan menulisan kata demi kata tuk jadi keluhan
Kau berantakan, dalam luasnya jalanan
Hampir saja takan ku singkirkan karna terpaku dalam romansa keteduhan
Namun sayang, kau overdosis menyiksaku yang selalu bertanya tanya tentang cinta
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Sedang apa
Kucumbu kau dipenghujung cahaya
Menatap si mungil, yang hilang entah kemana
Apakah ditelan sepi ?
Apakah ditelan kejamnya hari ?
Tapi kulihat sore tadi, ia berlari kesana kemari
Biar ku cari ke arah selatan
Mungkin disela sela pepohonan
Mungkin dibawah rerumputan
Mungkin juga diatas bebatuan
Naas, jejakmu tak kutemukan
Ku tanya pada tupai yang sedang berjalan
Apakah kau meilhat, anak kecil yang suci itu ..
Ia bilang, aku tak melihat disekitar sini
Tapi jika ia suci mungkin ia akan lari ke arah timur
Mata ku terkapar dalam pacaran rona
Yang ku temukan hanya bayang bayang yang perlahan tumbuh dewasa
Dan kupun tau jawabnya
Kau diterkam cahaya
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Pelampung kecilku
Aku adalah bayangan yang tertidur dalam kegelapan ..
Berkelana dalam pikiran ..
Menyambut malam menuju malam .. Tuk tidurkan seribu prasangka .. Yang menggaduhkan ..
Haduh .. Haduhh ..
Kemana harus membuang ketakutan ?
Ke puncak penggunungan..
Ataukah dasar lautan ..
Kemana ku harus membuang gelisah..
Yang mengacaukan jiwa..
Ke tempat yang sama .. Ku buang ketakutan
Atau ke ujung pantai yang jauh dari keramaian ..
Adakah yang selamat ? Dari kutukan pikiran
Terbungkam .. Dan merasa terasingkan
Adakah yang selamat ? Dari rusaknya kalbu
Menebak.. Dan menilai semauku
Betapa terjebaknya rumahku ..
Dikerumuni bebatuan tinggi, tebal dan tak berpenghuni..
Betapa terpencilnya rumahku..
Sepi.. Jauh dari kehangatan ..
Sepi .. Jauh dari keramaian ..
Walau sesekali terumbu karang menyapaku
Masih terasa kosong kamar kamarku ..
Ku harap banyak perahu yang berlabuh ..
Menjemputku .. Di lautan sendu ..
Karna beberapa kali ku berteriak ..
Tak ada yang mendengarkan ..
Mungkin tersesat .. Karna terbodohi
Mungkin bimbang .. Karna terlalu hangat diselimuti
Atau,mungkin memang sudah terasingkan..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Selimut
Berirama dalam pendaran cahaya
Berdansa bermandikan cahaya
Kita menari bersama pasang surutnya dunia
Jangan biarkan aku, jangan hilang ..
Jangan biarkan aku... Jangan hilang.
Dalam tak sengaja ..
Kita singkat tuk bertukar cerita
Dalam tak sengaja ..
Ku lekat .. Tuk meminta kau selalu ada
Bisakah kau warnai hampa.
Bagai manisnya jingga ..
Atau memberi warna baru
Selain abu abu ..
Yang terlintas hanya tapak tanganmu..
Yang hinggap diwajahku ..
Menutup mataku..
Nan mengukir bayang hadirmu ...
Biar ku genggam bayangmu bagai pasir dipadang tandus dan ku seret kedalam jurang ... Kan ku buang.
Senyumu .. Terlalu indah tuk ku ganggu..
Ia mengalir dan berjatuhan dipikiranku
Terbayang bagai rindangnya lebat dedaunan
Meneduhkan siapa saja yang hinggap dipepohonaan
Jika anginnya terlalu kencang.. Kau boleh seru aku kapanpun kau mau ... kutemani kau agar tak sendiri .. Dalam badai yang menerkamu
Dan, Sementara kan ku biarkan ku tumbuh .. Dan kan kupertanyakan lagi .. Apa kau semakin utuh atau rapuh ..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Inikah, keluh?
Menggenggam luka dan amarah
Ku buta, dan salahkan semua ..
Lalu ku buka jendela kamarku...
Dan kau ingin bawa pulang ragaku ..
Inginku rebahkan lelah pikiranku.. Namun sayang
Ku terburu dalam pelarian malamku..
Nafasku tersedak sedak .. Bertemu pagar besi seraya ku berkata “selamatkan aku dari kejaran hantu ini. ” lalu biarkan ku sembunyi dibalik tembok mesjid dan tongsampah tinggi.. Kan kurasuki..membungkuk hingga tak kau temui..
Tunduklah ...
Patuhlah...
Semakin masuku kedalam tong, semakinku ditelan akhir taun... Perlahan ku obati luka ini dalam tulisan puisi ..
Inginku tenggelam dalam lautan
Dan bercerita kepada ikan ikan
Bagaimana jeranya aku didaratan
Tapi ku rasa kau pun belum tentu mau mendengarkan ...
Inginku melayang dilangit biru
Meraup mimpi yang berserakan
Nan memeluk harap yang terabaikan ..
Namun ku rasa... Sayapku tak se elok burung cendrawasih.. Nan terbangku tak setinggi merpati ..
Kemana ku harus berlari..?
Menimbang kebimbangan ini ..
Lalu mereka berkata .. Ketempat kau menguntun bunga..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Samar rindoe
Tiap kata adalah jelemaan sepi yang bercerita
Berkata “ dalam waktu kita segalanya ”
Tiap nada adalah jelemaan rasa, meringkih tangis, terpendam, dan tertawa ..
Biarkan tanganku mengalun, dalam hampa yang menyiksa, mengukir sendu dalam sebuah tulisan
Dan sembunyi dibalik rangkaian, yang kutulis kala merasa terasingkan ..
Ku terbaring... Dalam rekah gelapmu..
Menerbangkan kosong... Tatapanmu..
Terlintas, bayang hadir dirimu...
Biar.. Membiru segala mimpiku..
Biar.. Membisu saat melihatmu..
Tak tergenggam.. Tak tekejar.. Kan coba lupakan ..
Tersandarku tersadarku ... Ini khayalan semu...
Biarkanlah semuanya tlah usang..
Lepaskanlah... Yang tak bisa kau genggam ..
Sadarilahh.. Dan tertawakan .. Dunia..
Berharap.. Kau sapa diriku ... (Diriku, dekap aku)
Berharap.. Takan kehilanganmu .. (Hilanganmu..)
Ataukah ini hanya samaran rindu ....
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
45,7 kilometer
Gegasku dalam aroma kembang
Yang tiap hari kurindukan ..
Dimana tangis dan tawa tergelakan.
Lambat launnya, selalu bersautan
Dalam genap, ku berjalan
Menggerutu nasib yang kupikir takan sampai
Terbebani dua pilihan, kembali pulang atau lanjut berjalan ..
Sepuluh pagi injaku dalam 12 km berjalan dini
Dua belas tengah, terpijaku dalam 22 km dibawah panasnya langit ini..
Jalan kembali, namun kini ku hanya meraba pikiran, dimana mataku tertuju pada tiap lekukan jalan..
Dan tiap sudut persinggahan ..
“ ohh.... Tempat inikan pernah kusinggahi dengan teman- teman. ”
Yang tersisa kini hanyalah cerita, biar
Kusimpan kaset tawa .. Dalam kepala
Tuk warnain abu-abunya tempat yang pernah kita tapaki.. Bersama
Tuk hiasi rusaknya memori, kala rasanya tak sama lagi..
Tuk.. Hangatkan sepi, ketika rasa hilang tak bisa terganti..
Lepas.. Pergi..
Karna tak sabar memeluk kembang ..
Tunggu aku kan segera datang ..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Dalam celana dalam
Dikala nyalaku, tak bernyawa
Ya, hidup bagai roda melaju dalam kitaran warna
Menghias ruang jiwa, bagai hitam yang gelapkan semua
Bagai biru yang menghapus bahagia..
Ku sapu kau, karna air mata takan merubah semua, relakan nan berjalan
Dalam arah yang berbeda ku sambut dalam sudut yang sama, sembunyi dan tertawa
Jangan menepi, karna logika tak pernah mengerti
Jika tak punya hati tuk peduli...
Andai samarku tak nyata, tertanam bagai bunga
Biarkan .. Tapi jangan buatku mati tanpa cahaya, padam dan tak berpesona..
1 note · View note
hmavasakan · 4 months
Text
Menuju lima
Berlarutku dalam kesedihan
Tak menepi, tak terhenti
Berlarut larut dalam ruangan dosa
Ku terkunci...
Keluar masuk dalam janji
tak ada satupun yang tertepati
Sadarku sering ingkari..
Dibuai nyaman, dalam pelarian
Didekap dalam keramaian
Mereka bilang ini kehangatan ...
Dibuai dalam doa, harap diampuni segalanya
Menangis sedih, melupakan kita yang
Terdekap penyesalan, dan selalu berjalan dalam kehampaan
Bagai lentera, kau sirami cahaya
Antara gelapnya jalan dunia
Karna ketenangan adalah bentuk kekalahan
Yang hangatnya diberi perapian
Maafku, takan jadi bahan bakar bakaran..
Dan kau yang mengawasi, melihat tanpa henti
Ajarkan ku jadi penyelam dilautan.
Mencari cinta yang terlupakan
Dan, padamkan sedikit demi sedikit
Kehangatan..
Atau buatku jadi penari, berdansa dalam kertas elegi
Menuliskan cintamu, pada cipta yang terpatri..
0 notes
hmavasakan · 4 months
Text
Peng-(antara)
Antara ini dan itu yang selalu berpapasan.
Antara ini dan itu yang selalu berlawanan, menyimpang, menyinggung, dan diabaikan.
Antara, ini dan ini, kau itu lahirkan aku.
Antara, ini dan aku yang redup dimakan itu.
Kita adalah serangkaian kata, bagai kapas tertiup angin, kembali.
Kita adalah serangkaian makna, yang diciptakan bagai rute jalan, pulang
Kita adalah serpihan waktu, patah tumbuh bagaikan lirik lagu, hilang berganti
Namun bagiku biar hilang asal abadi
0 notes