heal6902

[heal6902]

Berjejer beberapa piala di dalam 2 lemari kaca, sambil melihat data-data dan foto alumni. Tak ku temukan foto diriku disana. Di sini, kantor guru. Tempat pertama kali aku memperkenalkan diri sebagai siswa baru dan memperkenalkan diri (lagi) setelah 8 tahun hilang komunikasi, "Masih ingat semua ya pak bu.." "Lupa² ingat, iya pangling dulu kamu belum pakai jilbab dan belum ber kacamata..." "Ngajar disini saja.." kata mereka hangat dan antusias menyambut. Dulu..aku belum pakai jilbab, karena memang belum tau tentang kewajiban seorang muslimah ini. Kalau kita flashback tentu bersyukur saat ini masih diberi hidayah untuk menutup aurat. Iya, dulu aku hanya siswa biasa dan pindahan dari sekolah ibukota tentu tak banyak yang ingat dan hanya beberapa yang ingat karena memang cukup dekat. Terimakasih atas ilmu dan do'a do'a nya ibu bapak guru ku. Terimakasih atas sambutan hangat nya. Mohon do'anya saja agar diberikan kemudahan, kataku ketika menyampaikan maksud untuk izin penelitian.

[heal6902]

Tak pernah lupa, dijalan inilah, ketika SMP kelas 8. Hari pertama menjadi siswa pindahan. Meski deg² an tapi tetap percaya diri pergi sekolah naik sepeda yg jaraknya lumayan jauh dari rumah, walau ku tau siswa² disini naik motor semua. Ketika sampai di gerbang ini tanpa ngerem lagi, sepeda ku meluncur kencang sprti di film² dg tokoh utamanya cewek muka polos tapi berjiwa bar-bar "awaaaaaass..." *Gubrakk. Jatuh. Hampir nabrak orang. Sepeda ny gpp, tp yg make kena mental.. sdh gk ad yg nolongi + diketawai banyak orang pula. Setelah nya langsung upacara dg baju kotor dan masuk kelas 8.1 *eaa. Disuruh maju kedepan untuk memperkenalkan diri "perkenalkan nama saya...pindahan dari..." ~Cukup dijadikan sejarah hidup.

[heal6902]

Kala itu masih sangat lugu, ketika seorang remaja yang masih menduduki sekolah menengah. Ia dengan penuh penasaran membaca terjemahan ayat dalam sebuah kitab suci. Membaca bagian terakhir yang di namakan dengan juz amma. Ketidaktahuan nya kala itu menimbulkan rasa penasaran yang teramat sangat. Sungguh bergetar tak kala sampai pada arti sebuah surah yang menceritakan tentang hari kiamat. Menangis lah ia dengan tersedu-sedu. Berhari-hari ruang pikiran nya dipenuhi tanda tanya. Dengan bantuan dunia maya. Facebook memberikan banyak cerita. Menampilkan berbagai kisah menarik untuk diambil pelajaran. Ia tertarik sebuah status facebook kakak tingkat nya semasa sekolah dulu, menampilkan betapa mulia nya seorang muslimah. Seorang muslimah wajib menjaga dirinya, karena islam memuliakan nya. Ada sepucuk keingan untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslimah. Walau berpakaian dengan sopan, namun ia belum berjilbab, sehingga auratnya tidak tertutup secara sempurna. Banyak yang menjadi pertimbangan kala itu. Ia tidak punya jilbab, baju serta rok panjang. Juga memikirkan respon lingkungan dan sekolah semakin menambah rasa khawatir. Di tahun ajaran baru, keinginan ini didukung penuh oleh sang ibu. Sehingga tak ada lagi alasan untuk tidak menutup aurat. Bertahun-tahun lalu, kita belajar untuk menata ruang-ruang di jiwa. Ketika kekosongan melanda batin dan jiwa, kita sibuk mencari kebenaran tentang Dien. Renungan untuk diri kita saat ini, apakah sudah maju atau hanya jalan di tempat?

[heal6902]

Mungkin kita pernah kehilangan keikhlasan dalam berjuang. Namun, yang didapatkan adlh tidak tenang nya jiwa. Kita selalu menyalahkan orang lain atas nasib yg menimpa entah itu tak sesuai dg prinsip. Hal lain yg kita pelajari, "selalu letakkan ekspektasi serendah mungkin pada makhluk agar tak kecewa"

[heal6902]

Walau aku mudah tertawa, tapi untuk manusia yang hanya ingin bermain-main menjauhlah. Tidak ada waktu untuk bercanda, ujarnya. Memang, dunia tempat permainan dan senda gurau.

[heal6902]

Tentang [katanya] Penokohan Berawal dari sedikit pengalaman yang pastinya menarik. Tak sedikit mendengar cuap-cuap menggelitik atas respon suatu hal. Ketika ada manusia yang berekspektasi lebih dan menginginkan sesuatu, kita tidak bisa memenuhi itu dan membuat kecewa. Kita hanyalah manusia biasa yang sengaja Allah tutupi aib-aibnya. Tapi, masih mending jika hanya kecewa yang didapatkan terhadap ekspektasi itu. Artinya masih bisa berpikir? Yang justru salah, jika keburukan yang nantinya akan ditiru dan dijadikan teladan. Maka, bersikaplah sewajarnya sebagaimana kita di ciptakan.

[heal6902]

Ah aku teringat, seharusnya bukan kita yang berubah, tapi bagaimana kita bisa bertahan dalam sebuah sistem. Kita boleh memaklumi tapi jangan sampai kebablasan dalam memaklumi. Dalam hal pergaulan. Eksistensi adalah sebuah pilihan dan pilihan adalah bagian dari prinsip. Prinsip dalam komunikasi yang tak sesuai bukan berarti kita tak pandai dalam hal komunikasi dan bergaul. Hanya saja kita perlu memamahmi siapa diri kita serta mencari lingkungan yang benar-benar tepat untuk kita. Karena, tempat yang tepat akan selalu menghargai dengan baik.