Photo
Ada kalanya kau memilih untuk tetap sendiri karena beberapa alasan, salah satunya tak ingin lagi membuat seseorang atau bahkan diri sendiri untuk melukai lebih jauh lagi. Atau hanya cukup melihat kehadiran dari jauh dan bergumam "ahh, indah sekali walau aku hanya bisa memandanginya dari jauh di waktu tertentu walau sekejap, selama tak ada salah satu dari kami yang pergi lebih dulu, atau dunia yang akan mengakhirinya ".
1 note
·
View note
Photo
Sepi memberikan kebebasan, kebahagiaan bagi orang - orang introvert seperti mereka juga aku. Bukan, bukan berarti tidak suka ramai, mereka dan aku lebih suka duduk bersama angin, memandang langit lalu mengabadikan. (di Pelabuhan Ketapang-gilimanuk)
0 notes
Photo
Salah satu karya yang bisa dijadikan bahan renungan.. Beberapa petikan yang favorit Tidak semua apa yang kita rasa perlu diungkapkan, bukan? Sebagian rasa memang membahagiakan ketika diungkapkan. Sebagian lagi menenteramkan bila dipendam. Boleh jadi sisanya ada untuk dilupakan. Keraguan boleh tiada, tapi kepastian juga harus segera. Maka maafkan aku yang di sini-sini saja karena tak bisa apa-apa. Maka tak ada lagi pintu yang perlu diketuk. Tak ada lagi kunci yang mesti dicari. Tak perlu ada ‘jauh’-‘jauh’ yang lain. Biarkan semuanya berjalan begitu saja bersama doa, tanpa rekayasa atau dramatisasi apa pun. Aku mencintaimu karena aku memilih untuk mencintaimu. Itu saja. Cinta selalu lebih butuh pembuktiam daripada alasan. Intinya percayakan pada yang Maha Menciptakan Skenario karena Tuhan Maha Romantis @azharologia
1 note
·
View note
Text
ways to start feeling again
sit in the sun without anything to do, feel the heat of the rays hit your skin, realize that this sunlight has travelled a very long way to reach you
walk around barefoot and try to feel as much of the ground under your feet as you can, notice every rock and blade of grass
sit quietly for a while and notice the touch of breath in your nostrils, feel how the air gets cooler as you inhale and warmer as you exhale
drive around aimlessly and blast some of your favorite songs, scream/sing along to them and feel the vibrations of your favorite lyrics as they change the air in your throat and around you, feel that the music is healing you from the inside out
stay away from alcohol or drugs for a few days, try to be as aware and present as you can in every moment, stop trying to numb or dull your senses
eat a few meals without any distractions, notice every bite and taste every flavor that covers your tongue, be grateful for it all
look up at the stars and the moon, understand how small we all are and how immense the universe is, realize what a miracle everything is, let your heart swell with amazement and admiration for life itself
470K notes
·
View notes
Text
Sekat
Kita perlu sadar bahwa tidak semua jiwa terangkum dalam ruang yang sama. Ada semacam sekat tipis yang membuat kita berdiri di ranah yang tak serupa. Di ruang yang berbeda itu kita bisa saling menyapa, tapi untuk saling mengerti itu hal lain. Karena ruang yang tak sama akan memberikan sensasi rasa yang berbeda. Itu memang kaidah. Konsekuensi logis atas semua cerita tentang perbedaan yang jadi mulia ketika disubstitusi dengan kata keberagaman. Jadi, dalam hal ini tiada yang perlu disalahkan. Memangnya siapa yangbmau menyalahkan suratan? Ada pun percuma. Sekat itu tipis. Semacam batas yang romantis. Tidak untuk dibenci atau disumpahi. Cukup dengan lembut kita sentuh sampai luruh. Perlahan dan tak perlu tergesa. Karena dalam urusan ini cuma hati yang punya daya. Tidak juga perlu memaksa. Kadang kita membutuhkan sekat itu -- mesti kadang tidak, atau belum tahu. Karena terima tak terima, dalam semesta ini ada sekat-sekat yang memang dicipta bukan untuk dibuat sirna. Azhar Nurun Ala -- Aku dan kamu yang masih tersekat. Di antara jarak, waktu, dan (mungkin) hati. Biar aku menikmati belahan ruang rindu yang tercipta akibat aku yang terpaku. Sekat itu nyata ada, antara kamu dan aku. Menunggu, itu salah satu caraku menikmati rindu. Demi membunuh putaran waktu yang tak berhenti, tak kembali, dan takkan menunggu.
1 note
·
View note
Text
Aku yang masih berdiri menatap punggungmu, dalam bisu. Aku dan kamu tak pernah menyadari apa yang nantinya menjadi takdir kita. Aku yang sedari awal tak menyadari mengapa aku begitu tertawan olehmu. Aku hanya tahu aku bergeming ketika melihatmu pertama kali, memerhatikanmu dari jauh, tanpa berpikir apapun, hanya memandangmu. Aku tak tahu ada magnet apa dalam dirimu. Berlalu waktu aku tak pernah sepatah katapun bersapa denganmu, hingga ada satu kesempatan yang mengalir mempertemukan kita. Bukan, ini bukan cinta pada pandangan pertama. Sedari awal kita memang tidaklah terlalu dekat, pun demikian di waktu sekarang. Kita hanya bersapa-sapa, basa-basi. Tapi aku menikmati itu. Dan bagaimana denganmu, ah aku tak pernah tahu. Aku bisa merasakan letup-letup yang berlonjakan hanya dengan memandangmu. Apakah kau merasakan yang sama? Ahh aku juga tak tahu. Batinku berusaha keras mengontrol otak mengendalikan ekspektasiku. Aku memilih seperti ini diam-diam mengagumimu di awal untuk kemudian merindu. Ini berat kawan. Jika pun kau tahu perasaanku ini tapi kau ingin menepisnya, tolonglah bersikap seolah-olah kau tak tahu apa-apa. Biarkan diriku tenggelam sendiri di tengah lautan rasa. Rasanya aku tak siap jika kau tiba-tiba menjauh. Tetaplah seperti itu, di sana, tetap berdiri, seakan angin pun hanya berlalu di depanmu. Aku hanya akan tetap mengagumimu, semampuku tak beriak, bagai mimpi di musim panas hilang berlalu. Aku mencoba pergi, tapi apalah daya aku kembali. Aku bisa jatuh mencintai berkali-kali pada orang yang sama. Mungkin itu alasan aku belum bisa menemukan seseorang yang lain sepertimu...
0 notes
Audio
"... Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal." Ribuan detik kuhabisi Jalanan lengang kutentang Oh, gelapnya, tiada yang buka Adakah dunia mengerti? Miliaran panah jarak kita Tak jua tumbuh sayapku Satu-satunya cara yang ada Gelombang tuk ku bicara Tahanlah, wahai Waktu Ada "Selamat ulang tahun" Yang harus tiba tepat waktunya Untuk dia yang terjaga menantiku Tengah malamnya lewat sudah Tiada kejutan tersisa Aku terlunta, tanpa sarana Saluran tuk ku bicara Jangan berjalan, Waktu Ada "Selamat ulang tahun" Yang harus tiba tepat waktunya Semoga dia masih ada menantiku Mundurlah, wahai Waktu Ada "Selamat ulang tahun" Yang tertahan tuk kuucapkan Yang harusnya tiba tepat waktunya Dan rasa cinta yang s'lalu membara Untuk dia yang terjaga Menantiku
1 note
·
View note
Quote
Tenang saja, kau akan menemukannya. Mungkin tidak dalam waktu dekat, tetapi pasti akan. Keep going.
(via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Quote
Aku telah memutuskan untuk mencintaimu sampai akhir hayatku, dengan cinta yang tak terbatas bagai cahaya mentari. Dan aku tak akan pernah mencabut keputusan itu karena alasan apapun. Ini tekadku, janji seorang lelaki. -Azhar Nurun Ala, Seribu Wajah Ayah-
1 note
·
View note
Photo
Daun hanya akan menguning dan jatuh atas ijinNya, sekuntum bunga hanya akan mekar atas ijinNya, jantung ini hanya akan berdetak atas ijinNya. Segala sesuatu atas ijinNya, pantaskah kita menentang kehendakNya? #metamorfose #butterfly #animal #nature
0 notes
Photo
3 in 1 Status anak ketiga, realita anak pertama. Posisi anak pertama, rasa anak bontot (realita : anak pertama dari tiga bersaudara).
0 notes
Quote
Being able to live with or without someone is just a matter of perpective
0 notes
Quote
A friendship that can be ended didn’t ever start -Mellin de Saint-Gelais, Oeuvres poétiques-
0 notes