hasil masakan dengan bahan pengalaman dibumbui dengan suka nulis, diolah dengan pikiran, hati, dan jiwa, lalu dihias dengan cinta penulis
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Cerita hati : patriarki
Sebelumnya, I'm so sorry for being MIA for too long, karena hidupnya banyak kidding dan meluangkan waktu untuk berpikir dan merangkai kata-kata menjadi tulisan itu butuh ekstra tenaga yah teman-teman. Dan kelemahan terbesarku adalah hal berbau konsisten. I'm too free to stay in routine. Kalo udah capek hati dan pikiran/fisik mau mulai nulis itu jadinya hanya dilampiaskan via ocehan di X atau WhatsApp stories aja. Apologize me.
Next, kenapa yah angkat tema ini padahal terlalu kontroversial. Disini bukannya aku anti patriarki dan menganut feminisme. Ada baik buruknya di dua belah pihak. Jadi sharing atas apa yang aku pahami aja. Benar dan salahnya murni karena penafsiran aku sendiri ya.
Besar dan tumbuh di keluarga yang patriarki jujur banyak traumanya. Sampai sekarang kalau ayah sedang emosi (kepada siapapun!) langsung palpitasi jantungnya. Belum hal-hal traumatik lainnya. Physically mentally.
Ternyata, hal paling mendasar dan penting itu apa? Tahu peran laki-laki dan perempuan dalam berkeluarga. Tahu kewajiban dan hak masing-masing. Mencari nafkah misalnya, nafkah itu bukan uang, bukan gaji. Nafkah itu sampai dalam bentuk makanan yang disuapkan ke mulut istri atau pakaian yang dipakaikan ke badan istri. Lantas bagaimana dengan istri yang ternyata harus membeli dan memasak makanan terlebih dahulu. Boleh. Sah sah aja. Dalam hal membantu meringankan kewajiban suami dan pahala itu imbalannya. (Sumber ceramah ustadz Salim A. Fillah, nanti kalau ketemu exactly videonya ku cantumin ya)
Hal yang aneh adalah, ketika suami merasa sudah membawa uang pulang ke rumah itu tugasnya sudah selesai. Sudah menyekolahkan anak di sekolah agama itu tugas mendidik anaknya sudah selesai. Tidak sungguh seharusnya tidak seperti itu.
Padahal peran perempuan dalam agama itu sangat mulia dalam lindungan laki-laki, saat sebelum menikah dia menjadi tanggungjawab ayahnya, sesudah menikah dia menjadi tanggungjawab suaminya. Istilah Inggrisnya, men should provide and protect. Tapi coba lihat betapa banyak sekarang perempuan yang menjadi tulang punggung bukan jadi tulang rusuk. Coba lihat betapa dia kudu menekan ego dan feminimnya untuk mengeluarkan energi maskulinnya menghadapi dunia.
Banyak kecewa ketika ada tokoh besar di negeri ini berkata, sebuah dosa kepada negara seorang ibu melahirkan anak tidak berakhlak. Lalu di amini oleh seorang laki-laki yang berkata "benar dong, kan ibu sebagai madrasah pertama seorang anak". Apakah dia lupa surah Luqman dimana disitu lebih banyak percakapan antara ayah dan anak. Sekalipun ibu adalah madrasah pertama anak, sebelum ibu mendidik anaknya yang berkewajiban mendidik ibu siapa? Sang ayah. Maka dari itu muncullah kalimat, anak tidak bisa memilih dari ayah/ibu seperti apa dia dilahirkan tetapi kita bisa memilih mau seperti apa ayah/ibu untuk anak-anak kita nanti. Astaghfirullah astaghfirullah wa innalillah.
Sabar kalau dihadapkan dengan laki-laki yang tumbuh besar tanpa tahu peran dia seharusnya seperti apa, lalu menuntut perempuan untuk bisa selalu memenuhi dan melayani dia. Allahuakbar.
Sungguh semakin takut menghadapi orang-orang yang meremehkan dan merendahkan peran ibu-perempuan.
Kalau ada seorang laki-laki yang energi maskulinitasnya betul sesuai porsi dan kegunaan pasti akan si perempuan penuh akan energi feminitasnya. Tanpa saling menuntut peran dan kewajiban masing-masing. Saling mengingatkan boleh, karena capek banget terus-menerus berperan yang sebenarnya bukan kodrat kita. Rentetan masalahnya akan : merasa tidak dihargai, merasa tidak dimengerti, merasa berjuang sendiri, dan sebagainya. Semoga selalu diberi bahu yang kuat, aamiin.
Tolong dibuktikan pada ku masih ada lelaki yang menghargai wanitanya. Melaksanakan kewajibannya kepada istri-anak. Serta mampu membimbing istri-anak untuk menjalankan kewajibannya kepada suami.
Nanti ya, semoga bertemu dengan sosok yang bisa menghargai peran masing-masing dengan versi yang terbaik sesuai agama. Karena sungguh agama sudah memberi tuntunan terbaik bagi setiap penganutnya.
0 notes
Text
Cerita Hati : kekhawatiran
Bisa mulai di tulis apa saja kekhawatiran seorang Qonita
usia
bentuk tubuh
rupa
pakaian/ riasan
ucapan
sikap
jodoh
pekerjaan
dst
selalu tentang penilaian orang terhadapku. Lambat laun semuanya hanya semu dan melelahkan jiwa raga. Sebenarnya apa yang dulu pernah ku alami sehingga aku begitu peduli terhadap penilaian orang, padahal aku sedang tidak berkompetisi bak pemilihan ratu sejagad.
Butuh waktu lama untuk menyadarkan diriku semua keputusan dihidupku harusnya berfokus pada kesejahteraan diriku seorang. Tidak perlu membandingkan pencapaian orang lain di usia yang sama dia sudah mencapai ini dan itu sedangkan aku masih disini. Tidak perlu berhias atau membeli pakaian untuk mendapat pujian. Tidak perlu tergesa untuk mencari pasangan sekalipun Instagram bak melihat puluhan orang tertawa gembira dengan keluarga kecilnya.
Aku kehilangan tujuan hidup dan harapan untuk berumur panjang. Setiap tahunnya ku rayakan dengan terimakasih sudah bertahan. Terimakasih kamu tidak menyerah. Terimakasih kamu sedikit banyak bertemu orang-orang yang masih memberikan warna di hidupmu yang kelabu.
Tunggu aku kembali dengan penuh kesehatan jiwa dan lebih kuat menghadapi dunia ini. Meski aku tidak tahu luka mana dulu yang harus ku sembuhkan.
Semoga sebagai hamba masih bisa lebih dekat dengan-Nya, diijinkan datang ke rumah-Nya, bertemu dengan rasul-Nya.
1 note
·
View note
Text
Cerita hati : kerja
Sebenernya udah lama pengin nulis lagi, tapi feel-nya belum nemu, waktunya ndak pernah pas, pikirannya sedang ndak mampu merangkai kata-kata dengan indah.
Tapi udah janji sama diri sendiri, kalau sudah satu tahun akan menulis lagi disini sebagai bentuk apresiasi perjuangan diri. Satu tahun apaya kira-kira?
Jadi waktu itu masih sering mondar-mandir Surabaya Blitar karena di Surabaya masih ada kamar kos, tapi tidak ada kesibukan setelah pelantikan masih galau untuk mencari kerja. Tetiba ada tawaran untuk menggantikan orang cuti sebagai admin di kantor sekretariat IBI PC Kab. Blitar. Masih ragu, menimbang, akhirnya yaudah setidaknya nanti saat lebaran sudah ada satu jawaban untuk rentetan pertanyaan maut dari orang-orang.
Sosok pengganti yang ternyata karena satu dan lain hal masih bertahan tepat satu tahun hari ini. Karena sosok Qonita adalah sosok yang melankolis, Feeling lebih dominan, dan hal lain yang akan membawa drama menjadi bagian cerita hidupnya. Dramatis tis tis.
Tiap minggu-bulan selalu ada kasus dimana muncul pikiran, "resign ajalah aku". Hampir semua orang mendapat cerita bagaimana masalah demi masalah selalu menerpa. Ternyata menghadapi bidan-bidan satu kabupaten itu masyaAllah luarr biasa Allahuakbar. Setiap pekerjaan ada minusnya, oke saya terima, saya setuju. Selalu mencari hal-hal positif yang bisa membuatku bertahan.
Ketika kamu jadi sering mempertanyakan kebaikanmu pada orang lain, dituduh macam-macam, dimanfaatkan orang lain, tidak dihargai sebagai manusia, tidak mohon dimengerti tapi setidaknya ada sedikit moral dan sikap manusiawi.
Beberapa orang sudah mewanti-wanti jangan terlalu nyaman kerja disini. Eksplor dunia lain, cari kerja yang lebih stable, dan hal-hal iba lainnya seperti 'kamu S1 apa ndak pengin lamar di Rumah Sakit' yang semakin memperumit pikiran ini. Padahal bukan tentang nyaman, ada banyak pertimbangan lain kenapa ini pekerjaan yang paling bisa dilakukan untuk sekarang. Nanti akan ku ceritakan alasannya.
Sebenarnya banyak kisah-kisah seputar pekerjaan yang di telan sendiri karena masalah orang lain tidak kalah rumit. Kalau cerita kok kesannya masalah aku paling penting sedunia padahal mungkin remeh banget dibandingkan masalah orang lain. Jadi sesekali saja diceritakan ke orang-orang yang aku rasa tepat.
Sekarang mencoba melupakan, memaafkan, mengikhlaskan apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan orang lain kepadaku selama satu tahun ini. Mensyukuri atas lebih banyak hal-hal baik yang terjadi. Bertemu dengan orang-orang baik, teman baru, kakak baru, yang sangat loyal.
Terimakasih banyak Qonita sudah bertahan sejauh ini. You did a good job.
Jadi ini foto saat Rakercab tengah kepengurusan dimana perwakilan pengurus Daerah Jatim mengunjungi cabang lalu melihat dan evaluasi kinerja kepengurusan bagaimana. Kurang lebih foto ini sedikit banyak menggambarkan sosok Qonita kalau bekerja, meskipun ibu-ibu disini menganggap bukan bekerja melainkan pengabdian terhadap organisasi bidan 🤭
6 notes
·
View notes
Text
Cerita hati : ketetapan Allah
Mengimani qada dan qadar itu susah susah gampang. Itulah kenapa ada beberapa hal di dunia yang tidak perlu dipertanyakan lebih jauh apalagi tentang hal ghaib.
Pun sejak kecil sudah dilarang untuk berandai-andai. Berandai-andai seperti apa yang dilarang? Menyesali hal yang sudah terjadi dan berandai, "seandainya aku tidak memilih itu aku tidak akan begini sekarang".
Sampai saat ini sedang belajar ridho akan segala ketetapan Allah yang sudah diberikan padaku. Segala hal yang menurut manusia normal udah melenceng dari according to plan. Aku terima, aku jalani, meskipun banyak malam dihabiskan dengan pikiran kalut, banyak sesi tangis mata, banyak doa isi kepasrahan.
Di tiktok tuh ada banyak video creator yang umur sekian belum menemukan pasangan, beberapa lebih tua dari aku, hal begini sedikit banyak mempukpuk diriku. Banyak kok temannya. Teman yang sedang bersabar menunggu pasangan.
Alhamdulillah ada beberapa teman yang bisa berbagi keluh kesah tentang hal ini. Dimana mereka pun sama merasa renta didorong oleh lingkungan untuk segera berkeluarga. Padahal mereka sedang menikmati saat-saat sebelum berkeluarga.
Padahal kita tahu, datangnya jodoh mungkin kalah cepat dengan datangnya maut. Siapa yang tahu ternyata Allah menyiapkan jodoh kita tidak di bumi, melainkan di akhirat.
Allah Maha Tahu apa yang terbaik untukku, aku serahkan pada-Nya kapan waktu yang tepat, siapa yang berhak mendampingi, dalam kondisi apa dipertemukan.
Ya Allah maka kuatkanlah aku menghadapi mereka.
1 note
·
View note
Text
Cerita hati : proses menuju halal
Beberapa bulan terakhir sedang mempertimbangkan untuk download aplikasi jodoh. Lagi bingung mau isi kegiatan apa di waktu luang menjelang profesi berakhir. Ada yang mendukung bilangnya "gapapa coba aja", tapi ada juga yang menentang "cari jodoh ngga usah sampai gitu lah orang disekitarmu aja".
Aku jelasin satu prinsip yang insyaAllah aku pegang sampai mati ya. Bahwa aku percaya proses pernikahan yang sesuai syariat akan memberikan keberkahan didalam rumah tangganya, terlepas dari ujian dan cobaan ya. Melihat orang-orang yang prosesinya sungguh khidmat, tidak ada hubungan berdua-duaan terjalin sebelum akad di ucapkan, visi misi pernikahannya sejalan yaitu menggenapkan separuh agama, mencari keridhoan Allah, mengikuti sunnah Rasul.
Begitu indah prosesinya dalam benakku hingga rasanya sampai saat ini hanya segelintir orang yang memenuhi idealku. It's okay. Semua orang memiliki pertimbangannya masing-masing dalam memilih setiap langkah prosesi yang dijalani. Ada yang berpacaran sekian tahun lalu memutuskan untuk menikah, ada yang berpacaran dan liburan bersama lalu memutuskan untuk menikah, ada yang sempat menjadi tikungan tajam sebelum akhirnya menikah dengan orang lain, ada yang dikenalkan oleh keluarga drama penolakan ancaman sebagainya dan akhirnya luluh dengan pendekatan beberapa kali mendiskusikan hal tentang pernikahan lewat chatting.
Hal se simpel chatting saja aku takut luar biasa karena disitu juga letak tidak menjaga pandangan. Mendekati zina, bentuk berdua-duaan meski dalam bentuk room chat. Boleh dilihat segala bentuk aplikasi obrolan di hpku tidak ada nama lawan jenis karena emang diri ini berusaha semaksimal mungkin terhindar dari dosa yang itu.
Tadi sempet ngobrol agak alot terkait chatting dengan lawan jenis sebagai prosesi pernikahan. Menemani keluarga calon mempelai pria membeli printilan seserahan lamaran, dimana keluarga tidak tahu ukuran yang cocok untuk mempelai wanita lalu meminta jawaban ke calon mempelai pria. Disitu aku menawarkan kenapa ngga pihak keluarga aja yg langsung tanya ke mempelai wanita biar cepet respon dan apa yang ingin dibeli segera dapat dibeli. Tapi dalih keluarga ini ya biar mempelai pria yang menghubungi sendiri mempelai wanitanya gpp berhubungan kan ini ada tujuannya menghubungi untuk apa.
Terlepas chatting antar lawan jenis ada tujuan, ada kepentingan, atau tidak jika bisa dilakukan tidak berdua saja kenapa harus berdua? Jika bisa lebih bersikap hati-hati dengan melibatkan orang lain yang sekiranya bisa dipercaya dan bisa menjaga rahasia kenapa tidak? Disitu peran murobbi, mentor, guru ngaji, anggota keluarga, atau siapapun yang dipercaya. Se simpel itu bisa dilakukan sebagai apa? Bentuk ikhtiar demi membangun rumah tangga yang tujuannya sampai sesurga.
Harapannya semoga Allah menilai ikhtiarku ini dengan diberikan rumah tangga yang penuh berkah (note: jika diberi).
Jadi download aplikasi jodohnya pending dulu hingga waktu yang tidak ditentukan.
0 notes
Text
Cerita hati : label teman
Akhirnya ada bahan buat ditulis lagi.
Ini topik yang tidak pernah tidak untuk jadi hal penting di hidupku jadi mohon maklum kalau bakal terus menerus ada aja yang harus dibahas.
Aku introvert, dimana bersosialisasi adalah beban tersendiri. Mencari teman butuh effort sekuat tenaga. Pun maintenance relationship lebih ngoyo lagi. Waktu memutuskan punya circle di kuliah bener-bener seneng banget ada orang yang dianggap keluarga di kota perantauan. BUT, aku mungkin terlampau tinggi untuk memberi value ke temen-temenku, my inner circle. Karena toh ada hal lain yang menjadi prioritas teman-temanku selain pertemanan itu sendiri. Sedangkan aku, seseorang yang tidak dekat dengan keluarga, seseorang yang tidak memiliki pasangan, seseorang yang tidak punya opsi teman lain karena sudah tidak dekat dengan teman dari SD sampai SMA menganggap mereka segalanya.
Setelah 26 tahun hidup di bumi. Hidup sebagai manusia yang bersosialisasi dengan manusia lain dengan label teman. Kita ngga pernah tahu gimana dinamisnya hidup sehingga akan akrab pada orang yang dulu dianggap asing serta akan merasa asing padahal dulu orang yang paling akrab. Ternyata kita ngga akan tahu apa yang terjadi dalam hidup, ketika hidup terus bergulir dan semua tergantikan. Aku yang syok banget tiba-tiba semua teman kuliah meninggalkan kota ini. Aku yang udah terbiasa bergantung untuk "ditemani" jadi kudu belajar ngapain aja sendiri. Ngerasa kesepian? Sering. Ngerasa bersyukur masih ada orang yang disebut teman? Alhamdulillah.
Dulu kita memiliki harapan agar circle ini akan terus ada, terus bersama sampai ke surga. Kita ingin circle kita terus saling mengingatkan dalam kebaikan. Berkumpul dengan orang-orang shalih. Banyak hal sensitif yang saling kita ceritakan. Banyak kebahagiaan yang kita lakukan bersama. Kadang ada saatnya kamu melihatku di titik terendah, nangis sesenggukan.
Tibalah saat satu-persatu tidak hanya meninggalkan kota ini kalian juga satu-persatu menemukan teman hidup. Aku yang hanya seorang teman kuliah kudu bisa menyesuaikan lagi peran aku di hidupmu apa karena kamu udah ada teman hidup. Aku yang ngga tau apa-apa kudu ikut beradaptasi atas semua perubahan ini. Serta aku yang ngga berhak buat menuntut lebih banyak.
"Kamu jangan berubah ya meskipun nanti kamu nikah", terus dijawab "ya ngga tau gimana nanti". Adalagi orang yang sudah mempersiapkan circlenya untuk "ini maen kita terakhir ya soalnya nanti saat aku udah nikah aku ngga bakal bisa gini lagi". "Kamu bakal cemburu ngga kalau misal aku nikah duluan?" Tapi kupikir ini bukan tentang cemburu. Hanya aku butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi lagi atas semua keadaan ini. Mungkin dari awal memang salah kalau merasa memiliki teman maka akan teman selamanya. Padahal waktu jarak keadaan akan merenggut paksa semuanya.
Don't you dare bragging bout ur lovey dovey married lyfe when I the person who accompany you through the day and night before you met him.
Jadi, terbiasalah untuk sendiri. Apapun yang terjadi kedepannya orang yang akan terus ada yang akan terus membersamai yang akan terus menemani adalah diri sendiri. Orang lain sesayang apapun kamu, sebergantung apapun itu, akan ada yang namanya perpisahan. Begitu.
1 note
·
View note
Text
Cerita hati : Rasulullah saw
Hari apa ini? Kenapa bisa menangis berkali-kali.
Sebutkan satu hal yang akan selalu membuatmu menangis jika mengingatnya. Kepingan kenangan atau kisah yang ketika kita mengingatnya atau mendengar kembali kisahnya kita akan menangis tersedu-sedu. Karena sungguh salah satu hal yang melembutkan hati adalah tetesan air mata. Kadang akan ada saat-saat dimana kita merasa jauh dari Allah, merasa takut Allah sudah memalingkan wajah-Nya dari kita, merasa diri berlumur dosa dan tidak layak menyebut diri sebagai hamba. Dan ketika hati sedang sedih dan berduka, saat itulah kita sedang mengingat Allah.
Qodarullah belum pernah merasakan orang tersayang pergi menuju keabadian. Sampai detik ini yang selalu membuat saya menangis adalah kisah saat Rasulullah wafat. Saat Umar tidak percaya dan menghunuskan pedang ke siapapun yang mengatakan Rasul sudah wafat, saat Abu Bakar orang pertama yang menyadari bahwa tugas Rasul sudah selesai dan Rasul akan segera kembali ke sisi-Nya, saat Bilal sudah tidak sanggup lagi mengumandangkan adzan karena akan selalu mengingatkannya akan masa-masa Rasul masih hidup.
Betapa sedih dan kehilangannya saat itu ummat Islam yang sudah mulai merasakan kejayaan Islam dihadapkan dengan kenyataan bahwa orang yang memimpin mereka, orang yang sangat mereka sayangi, orang yang dengan bersamanya tercurah rahmat dan keberkahan dari Allah wafat. Dan kembali pada saat ini, saat ummat Islam terdzolimi, saat ummat Islam mendapatkan ujian, saat ummat Islam tertumpah darahnya demi mempertahankan keIslamannya. Bagaimana Rasulullah akan menghadapi ini, bagaimana kita juga menginginkan hidup bersama perjuangan Rasul, dan betapa kita merindukan Rasul hadir bersama kita.
Betul bahwa kita harus banyak-banyak mengingat Rasul, mengenal beliau, mengetahui kisah hidup beliau, mencintai beliau karena dia adalah kekasih Allah, dan bentuk kita menyayangi Allah adalah dengan menyayangi apa yang Allah sayangi.
Dalam hidup yang hanya dianalogikan dengan istirahat sejenak dibanding kekekalan ini, ternyata ada saat-saat kita terlena oleh hal yang fana, hal duniawi yang hanya sementara. Mengingat Rasul, mengingat kepergian Rasul menjadi salah satu hal yang menampar diri ini bahwa tujuan hidup adalah pengikut Rasul sebagai hamba Allah.
Hari ini emang lagi sensitif ngga tau kenapa, sudah nangis berkali-kali dan qodarullah mendengar kajian di ustadz Salim tentang sirah sahabat Abu Bakar dan nangis lagi. MasyaAllah masyaAllah begini cara Allah menampar Qonita. Semoga apa yang ditulis bukan riya, karena ini sebenarnya adalah rahasia kecil yang akan selalu saya jaga sampai akhir hayat, namun akhirnya memutuskan untuk ditulis sebagai bentuk pembuktian bahwa saya cinta Rasul dan betapa rindu dengan beliau jikalau sewaktu-waktu saya lupa. Satu lagi makna kehidupan sebagai manusia, sebagai hamba.
0 notes
Text
Cerita hati : ramadan tahun ini
Assalamualaikum :)
Bener bener deh aku, mau nulis kelewat momen banget ini but the memories still vivid so let me.
Malam itu setelah selesai stase puskesmas 4 minggu yang akan langsung dilanjut stase PMB 2 minggu, yang bikin saya terseok-seok mengejar target ibadah karena lelah fisik menjadikan alasan untuk memilih tidur daripada beribadah. Dimana semakin hari ujian semakin terasa berat. Dimana semua hal ditempa tanpa jeda.
Malam itu, akhirnya memutuskan untuk "yukk engga punya alasan untuk ngga tarawih di masjid" setelah selama ini tarawih ala kadarnya di kamar kos. Kenapa di situasi pandemi begini ngotot pengin tarawih jamaah? Karena berkumpul dengan orang sholeh adalah kayu bagi berkobarnya iman, karena berjamaah adalah hakikat muslimin, karena dengan berjamaah akan bertemu orang-orang dengan tujuan yang sama, karena dengan ke masjid dapat mendengar kultum yang menyegarkan jiwa, karena dengan berjamaah betapa istimewanya bulan ini akan lebih terasa, dan banyak karena lainnya yang bisa ditulis lagi.
Alhamdulillah, alhamdulillah. Masih diijinkan Allah untuk datang ke masjid. Masjidnya juga menerapkan protokol kesehatan InsyaAllah. Bismillah.
Malam itu, setelah mendirikan shalat tahiyatul masjid dilanjut mendengar adzan, lalu diikuti shalat isya berjamaah. Baru saja sang imam membaca surah al fatihah bergetar hati, ingin menangis, ingin bersimpuh, ternyata sebesar ini rinduku ya Rabb untuk bertemu denganMu dalam jamaah. Sebesar itu rasa ingin mengadu padaMu begitu lelah jiwa dan raga ini hingga terlalu lalai menyembahMu dengan sepenuh hati. Sebesar itu dahagaku akan oase nikmatMu dalam balutan jamaah di masjid.
Dilanjut shalat tarawih dan witir, saat rakaat terakhir witir sang imam membaca doa qunut panjang sekali, sekali lagi ingin menangis bersimpuh mengingat saudara-saudara seiman sedang tidak baik baik saja di belahan dunia yang lain. Dimana benar-benar memohon ya Allah angkatlah derajat mereka, kuatkanlah mereka, persatukan umat Islam dalam rahmatMu, lindungilah mereka dari para durjana.
Sekali lagi, begitu besar bedanya shalat sendiri dan shalat berjamaah. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk sekali lagi memohon ampunan. Semoga saya dan kamu, dipertemukan lagi dengan bulan ramadan dalam keadaan yang jauh lebih baik, iman yang lebih kokoh, diri yang lebih bijaksana, hamba yang lebih merunduk mengharap akhirat.
Malam itu adalah malam masuk 10 hari terakhir ramadan, begitu cepat ramadan meninggalkan kita sedang kita masih disibukkan dengan duniawi. Ya Allah ampuni ampuni ampuni hamba.
0 notes
Text
Cerita hati : Covid-19
Hola!
Biasanya nulis di hp, ini pakai laptop aja yaa.
Sejak tahu akan lanjut profesi di masa pandemi, tahu kudu siap menanggung segala risiko. Waktu itu pengin langsung bikin tulisan ala-ala surat wasiat, tapi apalah daya sibuk coii hehe. Harusnya besok senin sudah turun lapangan jaga di PMB, hari ini udah swab antigen dan qodarullah positif, jadi besok rencana swab pcr.
Kenapa mau bikin surat wasiat? Karena pernah baca kisah seorang pemuda yang beliau menuliskan amanah dan hutang yang belum dipenuhi agar jika sewaktu-waktu dipanggil menghadap-Nya masih bisa dibantu oleh orang dikenal untuk menyelesaikan. So inspired!!
Kalau saya sendiri, amanah yang belum ditunaikan banyak :( hutang yang belum terbayar lebih banyak banyak lagi :( :( sepertinya juga tidak elok jika saya jabarkan disini. Maka isi surat wasiat saya, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya pada setiap hati yang pernah tersakiti oleh perkataan saya oleh perilaku saya.
Saya menulis ini pada tanggal 14 Maret 2021, usia hampir 26 tahun hehe masih single, belum ada tanggung jawab menjadi istri atau sebagai ibu. Masih sebagai putri orang tua saya dan mahasiswi.
Kita lihat besok hasilnya bagaimana.
Jaga kesehatan, semua orang akan selalu berpesan demikian namun rencana Allah dan timeline Allah adalah yang terbaikk. Tetap semangat aja yang bener, sertakan Allah dalam setiap langkah kita.
0 notes
Text
Cerita hati : October
Halo!
Sudah lama tak bersua dengan curahan rasa. Tahun 2020 tahun yang berat, bukankah begitu?
Saya sih, too much tears drop. Too much time to slack off. Too much time wasted doing nothing. Too much time wasted for overthink. Namun, ada perbaikan mental, I've strong enough to past this year. I'm so proud of my baby step to pass all of this challenges.
Oktober itu sudah bisa dibilang hampir penutup tahun, akan ada banyak Introspeksi diri atas apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan. Apa yang disesali dan apa yang dibanggakan. Apa yang harapan menjadi kenyataan dan harapan tinggal harapan. Rintangan apa yang sudah mampu dilewati. Dan setiap peristiwa yang terjadi.
Banyak peristiwa terjadi di bulan ini, layaknya bulan lain. Banyak hal menyedihkan, pun hal yang membahagiakan. Nothing more special than others. Bagi saya karena ini bulan kelahiran, banyak hal terasa menjadi beban --Jika boleh mengatakan demikian-- karena jelas umur bertambah kebermanfaatan di dunia berkurang.
~tulisan dilanjut menghitung menit menjelang tutup tahun, 31 Desember 2020
Setiap akan menginjak tahun baru begitu banyak resolusi dan harapan perubahan, seakan hidup bisa berputar 180 derajat. Begitu drastis. Begitu magis. Padahal ya biasa aja, selama tidak ada kebiasan atau kegiatan yang berubah setiap hari akan sama mau tahun berganti berapa pun.
Sejauh ini, aku sudah melangkah sejauh ini. Sekalipun penuh dengan terseok-seok karena suka dibandingkan dan membandingkan pencapaian diri dengan orang lain.
Tetaplah tabah dan terus melangkah Qonita. Kamu bisa.
0 notes
Text
Cerita hati : menahanmu
Aku adalah orang yang tak akan menahanmu pergi. Bukankah aku sudah mengatakannya berkali-kali? Bukankah mengerikan melihat seseorang melakukan segala hal demi menahanmu untuk tetap tinggal?
Bukan aku tak memperjuangkanmu. Bukan aku mau untuk sendiri, ditinggalkan. Namun, aku menghargai pilihanmu.
Jika meninggalkan adalah untuk mencari kebahagiaan, silakan. Jika meninggalkan karena luka, kecewa, tak sesuai harapan. Ku harap kau akan menemukan orang-orang lain yang sesuai dengan idealmu. Jika pergi adalah jawaban, jadikan kata pisah bukan pil pahit untuk ditelan.
Suatu saat nanti, tunjukkan pada dunia bahwa kau tak menyesali pilihanmu. Tak perlu menoleh ke belakang dan menyapaku.
0 notes
Text
Cerita Hati : Nasab dan yang menyertai
Hola!
I've comeback with this kind of series.
With same themes *pft so sorry.
Umur segini umur rawan bahas jodoh, dan rentetan dramanya. Jika boleh jujur, udah bosen banget dan jenuh banget bahas ini. Mereka yang belum jodoh akan terus membawa tema itu dengan teman senasibnya, mereka yang sedang dalam proses akan berbagi masalahnya menuju jenjang itu, dan mereka yang sudah berjodoh akan terus menyertakan pasangannya on daily lyfe who I really don't care, but they're kinda show off on their socmed. Their daily lyfe of married couple, urgh.
Back to topic. Today, 29-09-2020 I've met my besties. And we share a lot, what their struggled of, to proceed menggenapkan separuh agama.
So, here's what I felt thankful of : hikmah. Menjadi alasan untuk berbagi disini. Jodoh tidak jauh dari agama, rupa, harta, dan kasta. Sedangkan yang sering menjadi pertimbangan adalah harta dan kasta. Kenapa? Mereka, para orang tua takut jika masa depan anak dan menantu mereka tidak mulus dengan perbedaan harta dan kasta. Bentuk-bentuk kekhawatiran yang bisa diredam dengan mencari jawabnya dalam agama. Namun, tidak semudah itu ferguso!
Tidak mudah menghilangkan rasa khawatir itu. Semakin banyak pertimbangan demi pertimbangan. Even became hurting each other. Padahal jika saling terbuka dengan agama, bahwa menikah tidak mengharuskan keduanya mapan, sejatinya menikah tidak memandang derajat antar keluarga. Bukankah niat tulus untuk menggenapkan separuh agama sudah hal yang sangat besar?
Bahwa Allah akan melipatkan rizki mereka, bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya? Bahwa niat mereka untuk amin paling serius juga bukan keputusan yang asal-asalan. Bahwa mereka sudah memutuskan siap menuju satu jenjang tanggungjawab baru.
Every struggles and effort will pay off.
Semangat kalian yang sedang berusaha menggenapkan separuh agama. Menuju hari dimana kalian terus beribadah dengan a whole new level. New responsibilities.
Selalu. Selalu ingatkan padaku bahwa pertimbangan utama untuk menuju jenjang itu adalah AGAMA. And the others? Just bonuses. Someone who really be with you to be the better you, servant of Allah. Someone who always reminds you of afterlife, akhirat yang kekal. Surga yang dituju.
Allah Maha Mendengar, Allah Maha Tahu yang terbaik. Pintalah pada-Nya.
0 notes
Text
Tonton "13 Masalah yang Hanya Dimengerti Oleh Orang Dengan Sensitivitas Tinggi" di YouTube
youtube
Aku, 13/13 semuanya aku. I am a highly sensitive person. Its hard sometimes, NOPE, its hard and hurt almost the time
1 note
·
View note
Text
Obrolan Masa Depan
Q : apa yang kau harapkan dari bertemu masa depan? Bahagia? Bersama? Semua tahap lanjutan dari hidup?
H : bukan. Menikah bukan untuk bahagia. Pun bukan untuk bersandar. Pun tak menjamin tahap hidup akan lancar berjalan
Q : lantas apa?
H : aku pun tak tahu. Yang pasti ketika aku dipertemukan dengan masa depan artinya aku sudah mampu menghadapinya.
Q : apa kau masih sabar?
H : apalagi yang perlu ku lakukan selain sabar? Sedang Dia Maha Pengatur segalanya.
0 notes
Text
Cerita Hati : Tepat Satu Tahun
Yang sudah ngikutin aku lama pasti tahu aku ngga pernah memperingati hari apapun, even hari bidan nasional, tapi kali ini ijinin aku berbagi kejadian satu tahun yang lalu.
Saya punya dua nenek *biasanya panggil mbah. Mbah dari ibu itu bisa dibilang orang terdekat saya, karena saya cucu pertama dari anak pertama ya. Betapa mbah juga memperlakukan saya sebagai orang yang spesial. Baju-baju lucu jaman balita saya semua hasil jahitan beliau. Menginap di akhir pekan selalu jadi agenda lalu pas pamitan bakal di beri uang jajan dan minta susu UHT yang dijual sama mbah. Pernah nemenin mbah ke acara pensiunan PNS, lha ada nyanyinya dong saya kicep. Pernah nganterin mbah silaturrahmi ke teman dan saudara sekeliling rumah. Intinya sering banget jadi supirnya mbah selama di Blitar. Loncat dikit pas kuliah, diusahakan pulang sebulan 1-2 kali buat nemenin mbah. Dan pastinya di beri uang saku lumayan hehe. Ujungnya pas disuruh minta motor sama tante, karena sungkan banget minta barang semahal itu tapi karena waktu itu butuh motor setiap akhir semester buat praktek klinik dan Alhamdulillah dikabulin sama mbah.
Mbah suka cerita dulu masa kecilnya, masa dijodohin, masa pacaran terus surat-suratan. Sekalipun ceritanya diulang terus sampai hapal saya bersyukur mbah masih mengingat masa-masa itu.
Mbah adalah single fighter ditinggalkan suami saat anak pertama masih SMP dan anak keempat masih dalam kandungan. Mencari nafkah untuk menghidupi semua anak-anaknya. Salut banget. Terlepas dari gimana mbah memperlakukan anak-anaknya ya. Karena kita sebagai anak kudu memaklumi bahwa kasih sayang orang tua itu ngga bisa adil merata pada setiap anaknya, orang tua juga manusia yang memiliki kecenderungan pada orang tertentu.
2019 seperti tahun pada umumnya, karena mbah udah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. Awalnya mbah sudah dirawat lalu boleh pulang, bahkan saya ikut packing, dan bayar tagihan rumah sakitnya (nyebelin banget woii ini birokrasi mau bayar aja ah elah). Lalu, selang beberapa minggu mbah dirawat lagi. Saya usahakan pulang, saya pulang dan menemani mbah beberapa malam. Pengin minta maaf sama mbah karena waktu itu tidak peka. Ngga kebayang rasa sakit yang dirasa mbah. Bener-bener merasa usaha belum maksimal buat kesembuhan mbah.
Mbah, semoga mbah tenang disana. Kuburnya dilapangkan. Allah menerima semua amalan-amalan mbah. Kami disini, anak cucu mbah akan terus mendoakan mbah. Mbah aku belum cukup buat bilang makasih selama ini sudah disayang dan dimanjakan. Mbah belum lihat aku nikah. Alhamdulillah mbah sudah sempat datang ke rumah Allah.
Kehilangan, suatu kepastian yang tidak akan pernah kita terbiasa dengannya. Waktu begitu cepat menebas apa yang dulunya hidup, mampu dirasakan kehangatannya, mampu dirasakan kasih sayangnya menjadi tidak bernyawa dingin dan dirindukan.
Blitar, 11 September 2020.
0 notes
Text
Hi,
It's really been a while, isn't?
Sebenernya mau pos pas ada momen. So, maybe del soon yaa
Hari Rabu, 26 Agustus 2020 pukul 01.14 am.
Hanifah abis nangis karena baca satu cerita di wattpad.
0 notes
Text
Review film : Joker, a star is born, to all the boys 2
Did I ever tell you dat I love watching movies?
Genres what I like are romance (of course), sci-fi, adventure, animation, drama, action, some biography. No horor please.
Setiap nonton selain nikmatin jalan ceritanya suka ngamatin kualitas pengambilan gambarnya or we called cinematography, chemistry paling utama, dan hal-hal lain.
Sebenernya kurang suka memberikan komentar karena takut bukan memberikan masukan berbobot justru cuman gibberish. Tapi untuk kali ini mau berbagi aja apa yang sudah di tonton selama di rumah aja.
Dimulai kuy,
JOKER, awalnya nggak mau nonton film ini karena “katanya psikolog” berdampak pada kesehatan jiwa. Pas ini film booming banget pas juga aku ngerasa unstable mentality so, aku mutusin untuk nggak nonton. Yah, you know stigma si Joker yang jadi korban bully masyarakat, dan segala macem masalahnya bisa jadi pembenaran mereka yang merasa senasib dengan Joker. Sepanjang nonton aku nunggu di titik mana dia akan pakai itu pistol dan mulai jadi jahat. Karena dengan segitu banyak masalah dan beban dipikul batas kayak apa yang dia ngerasa udah nggak kuat. Nah, ini bisa diperhatiin ke diri kita masing-masing apa kita tetap kuat dengan semua masalah dan beban yang kita pikul. Apa yang bikin kita kuat, nggak narik pelatuk, nggak nyari tali, nggak cari benda tajam, nggak nyari coping mengarah ke self harassment, dan hal yang mengarah ke nggak sehat mental. Dan, pesan yang harus tetap dipegang selama dan sesudah nonton film ini yaitu : nggak semua keburukan dibalas dengan keburukan; diperlakukan tidak manusiawi tidak menjadikan kita bukan manusia. Konsep film ini terlalu dark kalau buat aku pribadi (mungkin aku nggak cocok sama DC yaa). Aku nggak paham kenapa ibunya Joker yang udah jelas sakit jiwa masih bisa hidup sama Joker, kalau kita bayangin seandainya Joker tumbuh di lingkungan yang lebih sehat bisa aja Joker punya hidup yang lebih indah. Menjadi orang baik atau orang jahat itu keputusan diri sendiri, sedangkan pengaruh perbuatan orang lain bisa jadi pemicu tapi tetap balik ke pribadi masing-masing. So, please I am begging you jangan berprinsip “orang jahat adalah orang baik yang tersakiti”. Quote fenomenal si Joker I used to think that my life was a tragedy, but now I realize, it’s a comedy. Rate untuk film ini 8/10 salut sama aktingnya om Joaquin.
A STAR IS BORN. I super love with all the song. Selalu masuk playlist-ku Shallow, I’ll never love again, Alway remember us this way. Nggak banyak lagu Lady Gaga yang aku suka, tapi lagu-lagu ini mantab banget liriknya dan ngena (sampai kepikiran nulis lirik I’ll never love again buat orang yang aku cintai nantinya, ceilahhh). Di lirik I’ll never love again udah ketauan ya kalau mereka ngga happy ending dan aku super benci sama ending film yang pemeran utamanya nggak bersatu. Jadi sama kayak Joker aku memutuskan untuk nggak nonton (pada awalnya). Tapi tulung om Bradley ganteng banget. Dari awal nonton sampai akhir lebih banyak sedih dan bingung daripada bahagianya. Dari awal karakter Jack ini nggak sehat, dia punya masalah (alcoholic, drug user, dsb) yang nggak ada penyelesaian sampai ending sampai dia mutusin buat gantung diri (sempat rehab tapi ah udahlah). Dan reaksi aku, “kok gitu?” Ya emang sih karir dia mulai turun, dia mempermalukan istrinya didepan umum, pernah nyoba bunuh diri pas kecil, tapi hey kamu udah mulai bahagia setelah ketemu si Ally. Lagi-lagi mental illness itu nggak bisa di sepele-in guys. Sepanjang film ini ngegambarin dunia dibalik panggung dan aku percaya kenyataannya emang gitu, se-gelap itu. Sebenarnya suka karakter Jack yang sweet ke Ally, dan mungkin alasan dia bunuh diri karena nggak mau jadi beban buat istrinya. Tapi ah tetap aja nggak setuju sama keputusan dia. Rate film ini 7,8/10 salut sama suara om Bradley, please dia juga producer-nya lho.
TO ALL THE BOYS 2: PS. I STILL LOVE YOU. Harus nonton yang pertama banget. Udah nggak keitung aku nonton film itu berapa kali, karena SESUKA ITU. Yah emang dasarnya head over heels sama romance yaa, tapi ini film romance yang unik, lucu, dan cerita-in first love so it’s so worth to watch. Suka banget sama karakter Lara Jean karena itu ngegambarin kebanyakan cewek pas suka sama orang (ngebayangin ngobrol sama cowok yang ditaksir, nulis surat cinta tapi nggak berani ngirim, dsb). Kalo disuruh pilih suka yang mana, sadly lebih suka yang pertama. Di kedua ini aku jadi rada bingung sama karakter Peter, di film pertama kan kayak dia type of what we’ve dreaming for, tapi masa ngajak nge-date ditempat yang sama kayak pas sama mantannya, kek kurang “dreamy” aja. Karakter Lara Jean juga yang sempet goyah pas suratnya dibalas John Ambrose, dan pas dia minder sama si mantan dan lebih milih mundur itu gimana. Dan karena mereka udah pacaran, bakal mikir “mau masalah apalagi”. Konfliknya lumayan sih, cuman berpusat sama pemikiran si Lara Jean aja. Overall masih kurang greget dibandingkan yang pertama, tapi sisi baiknya Lara Jean baikan sama si mantan Peter yang dulunya mereka sahabatan. Udahlah aku bersyukur fillm ini (terutama yang pertama) sudah membuat saya kesensem sama Noah Centineo. Rating film ini 7,5/10.
So, thats it. Akan saya lanjutkan di review film selanjutnya (keburu lupa woii aku nonton apa aja). Stay at home, jangan lupa cuci tangan.
0 notes