Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Dear, Anak-anak:
*meskipun anak-anaknya belum ada (WKWKWKWK)
Tidak apa-apa kalau kamu tidak menjadi juara kelas nantinya. Tidak apa-apa kalau kamu tidak suka matematika, bahkan kalau kamu tidak terlalu menguasainya. Bukan berarti itu menjadi pertanda kalau kamu tidak pintar.
Kamu juga tidak perlu terlalu mendengar apa yang orang lain katakan. Sebab itu hanya akan membuatmu bingung, dan pada momen tertentu kamu bisa kehilangan arah—kehilangan dirimu sendiri.
Menjadilah apapun selama itu adalah sebenar-benarnya dirimu sendiri. Aku akan berjuang semaksimal yang aku bisa untuk membantumu menemukan dirimu sendiri dan bahagia dengan semua yang melekat pada dirimu. Semoga Allah sampaikan waktunya untuk kita sama-sama belajar, ya... :)
Credit: instagram @rabbitholeid.
15 notes
·
View notes
Text
4 Hormon Kebahagiaan
4 Hormon yang menentukan kebahagiaan manusia.
1. Endorfin,
2. Dopamin,
3. Serotonin, dan
4. Oksitosin.
Penting bagi kita untuk memahami hormon-hormon ini, kita membutuhkan keempatnya untuk tetap bahagia.
Endorfin.
Ketika kita berolahraga, tubuh melepaskan Endorfin.
Endorphin membantu tubuh mengatasi rasa sakit. Kami menikmati berolahraga karena Endorfin ini akan membuat kami bahagia.
Tertawa adalah cara lain yang baik untuk menghasilkan Endorfin.
Kita perlu 30 menit berolahraga setiap hari, baca atau menonton hal-hal lucu untuk mendapatkan dosis Endorfin hari kita.
Dopamin.
Dalam perjalanan hidup kita, kita menyelesaikan banyak tugas kecil dan besar, melepaskan berbagai tingkat Dopamin.
Ketika kita dihargai untuk pekerjaan kita di kantor atau di rumah, kita merasa puas dan baik, karena itu melepaskan Dopamin.
Ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar ibu rumah tangga tidak bahagia karena mereka jarang diakui atau dihargai atas pekerjaan mereka.
Sekali, kita gabung kerja, kita beli mobil, rumah, gadget terbaru, rumah baru dan sebagainya. Dalam setiap contoh, ia melepaskan Dopamin dan kami menjadi bahagia.
Sekarang, apakah kita menyadari mengapa kita menjadi bahagia saat berbelanja?
Hormon ketiga Serotonin dilepaskan ketika kita bertindak dengan cara yang bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kita melampaui diri kita sendiri dan memberi kembali kepada orang lain atau kepada alam atau kepada masyarakat, itu melepaskan Serotonin.
Bahkan, memberikan informasi yang bermanfaat di internet seperti menulis blog informasi, menjawab pertanyaan orang di grup Facebook akan menghasilkan Serotonin.
Itu karena kita akan menggunakan waktu kita yang berharga untuk membantu orang lain melalui jawaban atau artikel kita.
Hormon terakhir adalah Oksitosin,
dilepaskan ketika
kita menjadi dekat dengan manusia lain.
Ketika kita memeluk teman atau keluarga kita, Oxytocin dilepaskan.
Demikian pula, ketika kita berjabat tangan atau merangkul bahu seseorang, berbagai jumlah oksitosin dilepaskan.
Jadi, sederhana saja, kita harus berolahraga setiap hari untuk mendapatkan Endorfin,
kita harus mencapai tujuan kecil dan mendapatkan Dopamin,
kita harus bersikap baik kepada orang lain untuk mendapatkan Serotonin dan akhirnya
peluk anak-anak kita,
teman, dan keluarga untuk mendapatkan Oxytocin dan kami akan senang.
Ketika kita bahagia, kita bisa menghadapi tantangan dan masalah kita dengan lebih baik.
Sekarang, kita dapat memahami mengapa kita perlu memeluk seorang anak yang memiliki suasana hati yang buruk.
Jadi untuk buat anak Anda semakin bahagia hari demi hari ...
1. Motivasi dia untuk bermain di tanah
-Endorfin
2. Hargai anak Anda atas pencapaian kecilnya yang besar
-Dopamin
3. Menanamkan kebiasaan berbagi melalui Anda kepada anak Anda
-Serotonin
4. Peluk anak Anda
-Oxytocin
Memiliki Hidup yang sangat Bahagia
` Selamat Petang...! 🕊
2K notes
·
View notes
Text
yang harus selesai
gini loh, dek. habis menikah itu, masalah tuh tambah banyaaak, bukan jadi berkurang. kamu harus mikirin keuangan keluarga, kesehatan keluarga, pendidikan anak-anak, aktualisasi masing-masing anggota keluarga. itu dalam lingkup besarnya. dalam lingkup kecilnya? mikirin hari ini mau makan apa, jemuran sudah kering belum, pintu sudah dikunci belum. banyak yang diurus.
jadi, kalau memang niat menikah, ya kamu harus selesai dulu, dek, sama hal-hal dasar yang jadi pasaknya rumah tangga. kepercayaan, percaya nggak sama calon pasangan? kejujuran, bisa nggak kamu jujur sama diri sendiri dan sama calon pasangan? komitmen, kesetiaan, mau menerima, hal-hal seperti itulah.
kalau kamu dan calon pasanganmu sudah selesai sama hal-hal dasar itu, artinya kalian sudah siap untuk mempersiapkan diri untuk menikah. belum benar-benar siap menikah loh. kenapa? karena habis itu yang harus diobrolin masih banyak.
gimana kalian mengatur keuangan keluarga. mau tinggal di mana dengan cara apa, ngontrak kah nyicil rumah kah. gimana caranya bertukar sepatu biar sama-sama baik sebagai menantu. besok kalau punya anak gimana mendidiknya. apa bentuk melayani dan taat menurut masing-masing. rencana jangka panjang masing-masing dan gimana kalau itu harus dilebur. bahkan, bisa sampai seputar mau punya ART apa enggak. suka ngosek kamar mandi enggak. mau punya anak berapa (ini kendali Allah memang tapi bisa juga direncanakan).
juga, yang mungkin tabu diomongin di depan, seperti gimana kalau sampai terjadi masalah dan amit-amit harus berpisah. apa arti kekerasan dalam rumah tangga menurut masing-masing. dan lain-lain.
wajar sih, kalau saat mau menikah, kamu diselimuti kekhawatiran. akan langgeng nggak ya, dia akan setia nggak ya, akan bahagia nggak ya. itu memang tugasnya setan supaya yang mau menikah ragu-ragu dan nggak jadi menikah.
tapi, dek. ada banyak banget yang lebih penting dan utama untuk dipikirkan dan direncanakan daripada itu, apalagi daripada masa lalunya atau kekhawatiran tentang kesetiaan dia di masa depan.
intinya ya dek, setiap orang pasti punya masa lalu sehingga kamu nggak usah mikirin masa lalu calon pasanganmu. nggak usah, nyusahin. sekaligus, kamu jangan berharap deh bahwa kamu bisa mengubah seseorang. kalau sayang ya pasti dia menjadi dirinya yang terbaik. lagian, nggak enak menjalani hubungan yang penuh dengan tuntutan.
dah, selesaikan dulu yang dasar-dasar. kalau sudah siap untuk mempersiapkan diri untuk menikah, persiapkan diri (dan calon pasangan) untuk menikah. baru deh menikah.
prinsipnya kan, nanti gimana bukan gimana nanti. semangat persiapannya!
3K notes
·
View notes
Text
Mungkin terkesan lupa, mungkin terkesan abai katanya, menjadi masalah seserius ini. Maafkan hamba ya rabb 🤲
0 notes
Text
orang yang mau menerima nasihat
semakin dewasa saya menjadi sadar bahwa sering mendapatkan nasihat dari orang tua ternyata adalah privilege yang luar biasa. kebiasaan, watak, dan karakter, sebagiannya terbentuk karena nasihat orang tua yang terus menetes kepada seseorang.
namun, rupanya buah termanis dari orang tua yang senang menasihati adalah anak yang bisa dinasihati. sifat mau mendengarkan dan menerima nasihat ini sangat penting dalam kehidupan yang sebenar-benarnya.
yang namanya nasihat itu tidak terbatas kepada kebijaksanaan hidup, tidak. nasihat itu bisa berupa fakta yang tidak ingin kita percaya tetapi memang begitu adanya. nasihat bisa berupa hal-hal tidak menyenangkan yang harus kita terima. nasihat bisa berupa pola pikir dan perilaku yang perlu kita ganti. nasihat bisa berupa pengetahuan, bisa berupa ilmu, bisa berupa sains.
semakin dewasa, semakin saya merasakan betapa nasihat sangat berharga. sampai-sampai, saya bilang kepada adik-adik saya bahwa perihal "bisa dinasihati" harus masuk "ceklis tidak" mereka dalam memilih pasangan. tak bisa menerima nasihat? coret.
kalau kita tidak lahir dalam keluarga yang senang menasihati, tak masalah. carilah nasihat dan mintalah nasihat dari mana-mana, sebanyak-banyaknya. sebab, yang kita butuhkan tidaklah hanya nasihatnya, tetapi juga diri kita yang mau menerima nasihat.
kalau kita lahir dalam keluarga yang senang menasihati, bersyukurlah. coba ingat dan maknai setiap nasihat yang diterima. dan periksalah bilamana diri kita sudah menjadi orang yang mau menerima nasihat.
383 notes
·
View notes
Text
Setelah sekian tahun menikah, saya baru menyadari satu kesamaan "kecil" saya dan suami. Saking "kecilnya", saya jadi baru terpikir untuk menganggapnya sebagai sesuatu yang esensial dalam hubungan pernikahan saya.
Kesamaan itu adalah: Kami sama-sama senang menikmati hal-hal kecil yang bagi orang tertentu mungkin biasa-biasa saja, atau bahkan norak. Dengan kata lain, standar kesenangan kami rendah.
Sering kali, kami duduk-duduk di teras hanya untuk melihat awan bergerak begitu cepat dan kami merasa senang dengan itu. Kami saling mengirim meme dan terkekeh-kekeh karenanya.
Hal kecil itu jadi tidak kecil karena berdampak besar dalam pernikahan kami. Bagi saya, kesamaan itu membuat hubungan ini tidak membosankan—yang tidak perlu kubuktikan dengan banyaknya foto atau Instastory berdua.
Saat baru menikah, mungkin kita dan pasangan punya tujuan-tujuan pernikahan yang visioner dan ideal. Tujuan itu mampu menyatukan kita dan pasangan untuk beberapa waktu. Namun, setelah beberapa tahun, tujuan-tujuan itu terdengar terlalu besar, bahkan jadi menakutkan dan membuat kering pernikahan.
Maksudku, memang sampai usia pernikahan yang ke berapa kita masih membicarakan tujuan itu di pillow talk kita dengan pasangan?
Bukan berarti tujuan dalam pernikahan itu tidak penting. Hanya saja, memiliki tujuan yang benar dan besar tidak cukup untuk membuat sebuah hubungan bertahan.
Mungkin institusi pernikahan sudah terpengaruh cara berpikir industri yang senang menggegas hasil dan tujuan, kita lupa bahwa yang kita jalani sehari-hari lebih penting daripada yang masih menjadi misteri di masa depan.
Setelah semakin banyak tahun berlalu, kita bertahan bukan sekadar karena tujuan lagi, tetapi karena rasa nyaman. Setinggi dan semulia apa pun tujuan kita saat menikah dengan seseorang, pada kenyataannya kita akan cenderung mementingkan kenyamanan.
Dan, kenyamanan itu sering kali lebih dipengaruhi oleh hal-hal yang terlihat kecil dan remeh, tetapi terjadi berulang-ulang, seperti cara berbicara, cara menghibur, cara menyimak cerita, cara menghabiskan waktu bersama, daripada hal-hal yang besar seperti ideologi dan visi misi pernikahan.
Jadi, jangan anggap remeh hal-hal yang terlihat "kecil" dalam hubungan pernikahan kita. Mungkin hal remeh itulah yang jadi penentu apakah kita bisa terus bersama ... atau tidak.
286 notes
·
View notes
Text
Hal paling mahal dan berharga dari semakin bertambahnya usia (semestinya) adalah bertambahnya sudut pandang dalam melihat fenomena. Mungkin karena semakin banyak pengalaman yang dialami sendiri dan diamati sebagai hasil pertemuan dengan orang lain. Rasanya, atau idealnya, manusia akan makin arif menentukan baik/buruk, benar/salah suatu hal. Mereka juga mungkin makin yakin: hal yang baik/buruk untuk dirinya, tak selalu berlaku sama pada orang lain. Apalagi, jika hal tersebut, semata urusan preferensi personal atau urusan yang multidimensional.
Tapi mungkin asumsi tsb tak berlaku bila:
Manusia-manusia ini kurang piknik (ngariung/ngumpul bersama): baik raganya maupun pikirannya, kurang banyak beradu argumen secara sehat, kurang banyak bertukar pikiran dengan ide yang berbeda, kurang sering meminjam kacamata orang lain.
Hingga akhirnya, semakin bertambah usia, manusia tersebut hanya mengumpulkan waktu, bukan perspektif yang beragam.
Hingga akhirnya, lebih suka membuktikan asumsi dengan analisis yang minim variabel.
Hingga akhirnya, hanya membantah argumen yang berbeda dengan menyodorkan teks tanpa jabaran multidimensi.
256 notes
·
View notes
Text
Prinsipnya selalu sama. Yang berjalan lambat pastinya akan tetap sampai. Tapi tidak dengan yang berdiam diri.
388 notes
·
View notes
Text
“Do’a kita yang kesekian kali di bumi, mungkin akan tetap terdengar sepi. Tapi siapa yang tahu kalau ternyata di langit sudah begitu riuh diamini?”
—
Karena kita tidak akan tahu doa keberapa yang akan dijawab iya, dan didatangkan saat itu juga.
©Danny Dzul Fikri
691 notes
·
View notes
Text
Saat mereka memanggilku ibu guru, semoga jadi kenangan yang baik yaa ♡
0 notes
Text
my favourite human being, my husband my partner, my love. I'm so proud of you and who you are. Don’t ever stop making me laugh. You make every moment in my live so happy ♡
0 notes
Text
Jangan Takut Kehilangan Teman
Di usia selepas kuliah, selepas menikah, permainan kita tidak akan lagi di area yang sama. Jika kita lebih dulu masuk ke fase itu, mungkin kita akan merasa hidup di dunia yang berbeda.
Kalau teman kita masuk ke fase itu lebih dulu, kita mungkin akan merasa teman-teman itu tak lagi menjadikan kita sebagai prioritasnya, sebab prioritas mereka telah berganti; pekerjaan dan keluarga. Semakin dewasa, lingkaran pertemanan dekat kita akan semakin mengecil. Mengerucut. Kita akan mulai bisa memilah mana yang bisa kita jaga seterusnya dan mana yang perlu dilepas. Dan tak perlu takut melepaskannya karena kita akan memperoleh pengganti-penggantinya.
Setiap teman itu ada fasenya, setiap fase ada temannya. Setiap kali terjadi perubahan besar pada fase hidup, pasti akan terjadi hal-hal yang membuat kita kebingungan, khawatir, dan semua hal yang disimpulkan sebagai sebuah krisis. Semakin ke sini, semakin banyak fase kita lalui. Kita akan semakin paham bahwa teman dekat dan berkualitas itu bukan tentang seberapa banyak, melainkan seberapa dalam. Bahkan bisa jadi, orang-orang baru yang akan kita temui di fase yang baru kita masuki justru menjadi teman yang jauh lebih dalam dibanding dengan teman-teman kita di fase sebelumnya.
Jangan menggenggam terlalu erat apa-apa yang seharusnya kita lepas, karena teman yang sejati itu akan ada di setiap fase, tidak peduli skala prioritas silih berganti, nanti kita akan mendapati bahwa mereka selalu ada meski tak pernah jumpa, tak pernah berbagi kabar dan cerita. Tapi, mereka selalu bisa memahami perubahan-perubahan fase yang kita hadapi. ©kurniawangunadi
2K notes
·
View notes
Text
Tutorial Jatuh Cinta
Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas. Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
3K notes
·
View notes
Text
"Hal yang harus dibarengi dengan ikhtiar adalah amalan. Yang harus dibarengi dengan solat adalah dzikir. Maka, utarakan hajatmu kepada Allah setelah dzikir."
-ust fauzan
38 notes
·
View notes
Text
Food Preparation - Manajemen Penyimpanan Bahan Makanan
Food preparation atau lebih dikenal dengan food prep merupakan salah satu metode menyimpan bahan makanan yang tengah menjadi tren dikalangan ibu - ibu muda (kayaknya sih gitu). Membersihkan, memotong, mengelompokkan bahan makanan ke dalam suatu wadah tertutup lalu menyusun penyimpanannya ke dalam kulkas atau freezer. Metode ini memang memerlukan investasi waktu. Terkesan repot di-awal, tetapi akan sangat membantu di-hari - hari berikutnya (hingga 1-2 pekan ke depan) saat kita akan memasak, terutama ketika menghadapi keterbatasan waktu.
Saya menerapkan food prep pertama kali setelah menikah. Belajar dari Instagram juga baca - baca artikel di blog. Tentunya ketika memulai ada sedikit bingung, trial error, dan adaptasi - adaptasi yang perlu dilewati karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan. Apa yang dilakukan orang lain belum tentu cocok dengan saya, begitupun sebaliknya.
Jadi, apa manfaat dari food prep?
Dari pengalaman yang saya alami, food prep membantu saya menjadi lebih teratur, karena saya akan membeli bahan makanan sesuai dengan kebutuhan ; porsi, jumlah hari, variasi dan tentunya disesuaikan juga dengan jumlah dan kapasitas kontainer (tempat penyimpanan).
Dengan metode penyimpanan yang tepat, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh; Food prep membantu agar bahan makanan dapat bertahan dengan baik (awet, tidak cepat mengalami kebusukan), sehingga tidak banyak mubazir, juga upaya untuk mengurangi limbah makanan atau food waste – salah satu penghasil limbah makanan terbesar ternyata berasal dari limbah rumah tangga.
Selanjutnya yang tidak kalah penting, food prep sangat membantu dalam efektivitas waktu dan energi. Apalagi saat harus menyiapkan bekal makanan pagi - pagi, harus cepat dengan waktu yang terbatas.
Sebagai penganut aliran iritologi dan hematologi, saya menyepakati dengan food prep bisa membantu menjadi lebih hemat; nggak mubazir (sebab busuk), nggak perlu sering - sering bolak - balik warung / pasar – di mana konon katanya lokasi itu banyak membuat wanitah laper mata dan mengakibatkan jadi kalap. hehe
Apa yang diperlukan untuk food prep?
Alat yang diperlukan untuk nge-food prep bisa dibilang lumayan sederhana, cuma apa - apa yang ada di dapur, kok. Beberapa alat tempur utama yang kepake : pisau, telenan, mangkuk / wadah besar, lap bersih, tisu makan, tempat meniriskan (wadah bolong - bolong / saringan) dan kontainer/kotak makanan. Untuk kontainer, kalau memang belum ada alokasi budget untuk beli satu set (bermacam ukuran), bisa disiasati seperti saya dengan menggunakan tupperware yang dipunya (itu juga dari kado nikah.. gak modal ya pemirsah), atau bekas kotak es krim yang sudah di cuci bersih. Padahal dari hati yang terdalam pengen banget kontainer yang warnanya seragam kan keliatan cakep di kulkas, tapi ntar dulu deh belum terlalu urgent. Pakai yang ada dulu. Wkwk
Nah, di bawah ini akan saya bahas cara penyimpanan bahan makanan di kulkas/freezer yang biasa saya lakukan. Biasanya saya nyetock untuk 1-2 pekan. Cekidot!
Daging sapi
Tidak perlu di cuci, potong saja sesuai porsi, kemudian kemas di dalam kontainer tertutup. Siap simpan di dalam freezer.
Daging ayam
Daging ayam dapat disimpan dalam kondisi mentah atau matang (misal ayam ungkep) di dalam freezer. Untuk daging mentah, cukup potong - potong sesuai kebutuhan, lalu cuci bersih, kemudian masukkan ke dalam kontainer sesuai porsi.
Dan untuk yang sudah matang, langsung masukkan ke dalam kontainer sesuai porsi. Bisa ditaruh dikulkas juga sih, tapi tentunya nggak se-awet kalau ditaruh di freezer. Kalau mau masak, tinggal sreng - sreng deh.
Seafood
Untuk jenis ikan, bersihkan sisik dan bagian dalam perutnya. Potong - potong (jika diperlukan), dan bilas bersih. Tambahkan irisan jeruk nipis/lemon dan sedikit garam agar tidak amis, lalu masukkan ke dalam kontainer tertutup sesuai porsi. Simpan di dalam freezer.
Pun hampir sama dengan seafood lainnya (cumi, udang dll); buang bagian yang tidak perlu, cuci bersih, lalu tambahkan irisan jeruk/lemon dan garam saat dimasukkan ke dalam kontainer.
Daun bawang, seledri
Duo daun ini rawan banget, cepat layu dan membusuk walau ditaruh di dalam kulkas. Cobain dibikin fosil yuk! biar awet bahkan sampai berbulan - bulan. Caranya: buang bagian akar - cuci bersih - keringkan - potong-potong sesuai kebutuhan - masukkan ke dalam kontainer tertutup - simpan di dalam freezer selama 30 menit - keluarkan kontainer, lalu kocok - kocok (supaya tidak lengket/menggumpal - kembalikan lagi ke dalam freezer.
Daun kangkung, bayam
Cuci bersih daun, keringkan, lalu siangi. Kemudian masukkan ke dalam kontainer, lalu simpan di kulkas. Apabila kesulitan harus mencuci kemudian mengeringkan, langkah tersebut bisa di-skip, dan lanjut ke proses potong lalu simpan di wadah tertutup. Sayur bisa dicuci saat hendak dimasak.
Brokoli, kembang kol
Hilangkan bonggol, potong - potong sesuai kebutuhan. Beri alas tisu makan pada kontainer, masukkan brokoli/kembang kol ke dalam kontainer. Simpan di dalam kulkas.
Kacang panjang, buncis
Potong - potong sesuai kebutuhan, lalu masukkan di kontainer tertutup. Simpan di dalam kulkas
Daun salam, daun jeruk, sereh, lengkuas
Bumbu ini mudah sekali layu dan mengering. Oleh karena itu, saya simpan di freezer setelah dilakukan proses pencucian - pengeringan. Jika memberatkan, skip mencuci dan mengeringkan. Lengkuas bisa dipotong - potong dulu sesuai kebutuhan sebelum dimasukkan ke dalam freezer.
Timun, tomat, terong, labu siam dll
Dalam keadaan kering, dimasukkan ke dalam kontainer. Simpan di dalam kulkas.
Umbi - umbian, bawang, telur
Tidak saya masukkan ke dalam kulkas karena sudah cukup awet berada disuhu ruangan.
Khusus untuk bawang merah dan bawang putih, terdapat opsi lain agar tetap awet, yaitu dengan cara dihaluskan lalu ditumis (menggunakan minyak goreng). Setelah dingin, siap dimasukkan ke dalam kontainer/jar untuk disimpan di dalam kulkas.
Cabai
Pilih cabai yang sehat (tidak lembek/busuk), hilangkan tangkainya. Simpan dalam kontainer yang alasnya dilapisi tisu makan. Simpan di dalam kulkas.
Tahu
Cuci bersih tahu. Masukkan tahu di dalam kontainer dengan menambahkan air sampai permukaan tahu tenggelam. Simpan di dalam kulkas. Agar lebih awet, air diganti sehari sekali.
Tauge
Dalam kondisi kering, masukkan ke dalam kontianer yang dialasi tisu makan. Tutup rapat, lalu simpan di kulkas.
Yak, itulah beberapa tips penyimpanan yang biasa saya lakukan sepekan sekali. Sebelum melakukan itu, tentunya harus dipastikan tangan kita bersih (cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir), kemudian usahakan sayur-sayuran yang akan disimpan dalam kondisii kering agar tidak cepat memicu terjadinya pembusukan.
Metode ini fleksibel, bisa banget disesuaikan dengan keadaan kita masing - masing. Selamat mencoba! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman seputar food prep, bisa langsung komentarin yaa. :)
@mayliaptr
Depok, 26 Maret 2020
*ditulis saat Covid-19 ‘naik daun’. Insya Allah food prep jadi salah satu ikhtiyar supaya tetap nyaman dan tenang #dirumahaja. Get well soon, dear world.
217 notes
·
View notes