Me. Random girl. Jesus, Love music, sketching someone and writing too! xx
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Entah
Entah Entah seserius itukah kau. Atau hanya anganku yang terlampau jauh. Mengeleminasi satu demi satu kriteria yang tak pantas. Terlebih membiarkan mereka di sana. Tetap disana. Tanpa suatu tanda apapun dariku. Aku takut. Terlalu takut. Terlalu sulit untuk memilih dari beberapa pilihan itu. Sejahat itukah aku. Membuat beberapa orang sekaligus terjebak oleh ku. Dengan segala hal memuakkan itu. ARRGGGHH!
1 note
·
View note
Quote
Aku serupa dinding-dinding bisu, yang kerap kali menerjemahkan kesepianku. Tempat para cicak menunggu lampu-lampu dinyalakan. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain diam, dan menjadi tempat cinta menunggu sebuah kesempatan.
(via andhikahadipratama)
42 notes
·
View notes
Quote
Aku serupa dinding-dinding bisu, yang kerap kali menerjemahkan kesepianku. Tempat para cicak menunggu lampu-lampu dinyalakan. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain diam, dan menjadi tempat cinta menunggu sebuah kesempatan.
(via andhikahadipratama)
42 notes
·
View notes
Text
Cinta Saja Sudah Cukup
Saya cinta dengan kamu.
Ingat, saya cinta
Bukan jatuh.
Karena jika saya jatuh dengan cinta,
maka segalanya tentu akan berakhir buruk.
Yang diawali dengan “jatuh”,
maka harus diakhiri pula dengan “bangkit”
(saya tidak ingin bangkit untuk tidak mencintaimu)
Semarang, 26/01/2015
8 notes
·
View notes
Text
Cinta Saja Sudah Cukup
Saya cinta dengan kamu.
Ingat, saya cinta
Bukan jatuh.
Karena jika saya jatuh dengan cinta,
maka segalanya tentu akan berakhir buruk.
Yang diawali dengan “jatuh”,
maka harus diakhiri pula dengan “bangkit”
(saya tidak ingin bangkit untuk tidak mencintaimu)
Semarang, 26/01/2015
8 notes
·
View notes
Text
Cinta Saja Sudah Cukup
Saya cinta dengan kamu.
Ingat, saya cinta
Bukan jatuh.
Karena jika saya jatuh dengan cinta,
maka segalanya tentu akan berakhir buruk.
Yang diawali dengan “jatuh”,
maka harus diakhiri pula dengan “bangkit”
(saya tidak ingin bangkit untuk tidak mencintaimu)
Semarang, 26/01/2015
8 notes
·
View notes
Text
Cinta Saja Sudah Cukup
Saya cinta dengan kamu.
Ingat, saya cinta
Bukan jatuh.
Karena jika saya jatuh dengan cinta,
maka segalanya tentu akan berakhir buruk.
Yang diawali dengan “jatuh”,
maka harus diakhiri pula dengan “bangkit”
(saya tidak ingin bangkit untuk tidak mencintaimu)
Semarang, 26/01/2015
8 notes
·
View notes
Link
Ada banyak ketidaktahuan di antara kita. Bagai awan dengan kerelaannya terhempas udara, tak pernah tahu kemana ia dibawa. Ia telah jatuh cinta. Ia jatuh cinta tanpa pilihan. Ia hanya tahu, ini yang semesta mau, tak peduli berapa kali ia dijatuhkan. Tak peduli berapa kali ia harus diangkat...
143 notes
·
View notes
Quote
Ini adil jenis apa, ketika kau mendiamkanku berwaktu-waktu, sementara aku merindukanmu tak pandang waktu?!
(via kotak-nasi)
461 notes
·
View notes
Link
Ok, kayaknya tulisan kali ini gak akan panjang-panjang banget..
Masih ga nyangka juga besok udah 18 tahun :)
"Rasanya baru kemaren lahir di dunia" <- kata-kata klasik anak-anak yang mulai tua, tapi bener :D haha!
Yang pasti dalam satu tahun terakhir banyak pelajaran yang aku dapet tentang...
59 notes
·
View notes
Text
Tulisanku
Kutulis kata perkata yang tak terhapuskan Di buku yang entah berakhir kapan Mencoba terus menulis di lembar demi lembar halaman Tak peduli apa yang mereka katakan Aku tetap teguh disini menyelesaikan Tanpa tahu kan terjadi apa di masa mendatang Suatu hari aku tahu Kesalahan tulisan miliku Ku coba hapuskan salahku Namun aku tahu sia-sia semua itu Tangis tak jua hentikan langkahku Kembali kutulis di lembar baru Yang semakin memperumit masalahku Tulisan itu kini terus berlanjut Dengan tetesan air mata yang membalut Beriringan dengan buku yang kian kusut Namun semangat tak pernah surut Keyakinan yang tak jua luntur Tuk teruskan langkah sampai ujung
0 notes
Link
Aku pernah singgah ke matamu Lalu memetik rindu Yang menempel pada bulu mata rontok di pipi kiri wajahmu
Aku pernah singgah ke matamu Tempat segala sedih kau simpan Dengan rapi, juga getir yang enggan Kau bagi, selain pada cermin
Aku pernah singgah ke matamu Yang lebih jernih dari langit...
21 notes
·
View notes
Photo
Just borrowed this from @ChikaElly and finish 225 pages of 418 pages lol xD Boring class so far haha..
0 notes
Text
Seorang Gadis Kecil
Suatu hari hiduplah seorang gadis kecil sederhana di salah satu kota besar di negaranya. Ia banyak belajar tentang bagaimana bermimpi. Suatu hari pamannya berbincang dengannya "Apa cita-citamu kelak, sayang?" tanya pamannya lembut. "Dokter! Dokter paman." jawabnya sangat bersemangat. "Kalau begitu tunjukan padaku bahwa kelak kau akan menjadi dokter seperti apa yang kau impikan, Nak" ujar pamannya lagi sembari mengelus rambut hitam keponakannya. Gadis kecil itu mengangguk mantap. Kini gadis kecil itu telah tumbuh remaja. Ia masuk salah satu sekolah terkenal dengan prestasi yang cukup mumpuni. Hari pertama, kedua, sampai hari terakhirnya di sekolah itu ia jalani dengan sebaik mungkin. Ia mendapat rata-rata 8,6 di akhir semester. Tapi itu tak cukup untuk masuk ke sekolah yang ia impikan dulu. Setelah bergulat dengan batinnya, serta orangtua yang sangat ia sayangi ia memutuskan meninggalkan mimpi masa kecilnya dulu. "Mungkin bukan dokter.." batinnya saat masuk di hari pertama sekolah barunya. Ia benci adaptasi. Ia lebih senang menyendiri. Sendirian. Walau begitu, ia ramah. Banyak orang menyukai sikap dan betapa cerdasnya ia. "Seharusnya kau bisa masuk ke sekolah yang lebih bagus dari sekolah ini, Nak. Kau pun bisa menjadi dokter kalau prestasimu terus kau tingkatkan." ujar salah satu gurunya setelah 2 semester ia belajar disana. Ia pasif. Sangat. Tapi setiap tugas ia kerjakan dengan baik. Banyak teman yang ikut semangat belajar bila bersamanya. "Kau tau, ibu malu bila nilaimu seperti ini!!" bentak ibunya saat untuk pertama kalinya gadis itu mendapat nilai rendah. Ia sangat sedih. Bagaimana tidak, ibunya sendiri malu memiliki anak seperti dia. Satu hal yang selalu ada di hatinya. "Banggakan orangtuamu!" hanya itu. Ia bermimpi orangtuanya dapat bahagia karnanya. "Kenapa kau tak sepandai dia? Ia bisa menggambar dengan indah dan sangat bagus." kata ibunya lagi beberpa hari kemudian. "Bukan bidangku, Bu. Ia memang mahir." jawabnya pelan "Maka mahirkan dirimu! Tanyalah pada guru untuk mengajarimu itu! Kau terlalu pasif. Tak ada yang bisa kau lakukan sememukau itu." jawab ibunya. Kini gadis itu terdiam. Ia membendung air matanya, menahannya agar tak jatuh lagi. Malamnya ia merenung di kamar kecil miliknya. Ia telah memberikan apa yang terbaik pikirnya. Ia juga ingin. Ingin sekali membuat ibunya bangga. Ia ingin mendengar ibunya tersenyum karna hasil kerjanya. Padahal kemarin ia baru mendapat nilai hampir sempurna dalam beberapa bidang di sekolahnya. Ia sengaja tak memberitahu ibunya. Ia ingin merahasiakan ini. Karna ia tahu ibunya pasti bertindak biasa. Seperti waktu itu di sekolah lamanya. "Ibu!! Aku mendapat nilai sempurna!! Whoaa" teriaknya saat ibunya kembali setelah bekerja. "Bagus.." jawab ibunya santai. Raut wajah gadi itu memudar. Hanya senyuman terpaksa dari bibirnya yang ia berikan. Ya seperti itu faktanya. Suatu hari ia menemukan sesuatu yang sangat menarik baginya. Mimpi. Ia mulai bermimpi lagi. Lagi. Dan lagi. Bahkan dengan mata terbukapun ia dapat terus bermimpi. Sejenak ia dapat melupakan segala keluhnya di dunia nyata. Setidaknya untuk sementara. "Hal apa lagi ini? Kau terus saja berbuat apa yang tak penting!" ibunya lagi-lagi memarahinya. "Bu, ini hobi baruku. Semua tugas telah kuselesaikan. Setidaknya berikan aku waktu untuk ini." jawab gadis itu. Ibunya menggeleng dan memaksanya tidur. Dengan putus asa gadis itu menutup bukunya, meletakkannya begitu saja dan berlari menuju kamarnya dengan deru air mata. Ibunya mengambil buku bertema pudar yang tergeletak itu. Ia membaca satu cerita pendek dari buku itu. "Suatu hari hiduplah seorang gadis kecil sederhana di salah satu kota besar di negaranya. Ia banyak belajar tentang bagaimana bermimpi....." Di akhir cerita terdapat beberapa kalimat yang membuat ibunya menangis. "Ibu, aku sangat mencintaimu. Maaf selama ini aku tak dapat membanggakanmu. Aku tak dapat menjadi apa yang kau inginkan. Tapi sungguh aku mencintaimu."
1 note
·
View note
Photo
OMG. JACK HARRIES AND FINN HARRIES. :'3
3 notes
·
View notes
Photo
Love di We Heart It.
6 notes
·
View notes
Text
10
10. Kurang lebih 10 Hari lalu. Reuben Nathaniel. Hm, maksudku Reuben facebooker Nathaniel (lol) anak yang lahir tanggal 10 di bulan ke 10 itu telah memutuskan untuk menghapus account twitter, facebook, atau media komunikasi lain untuk sementara. Ya. Selama 10 hari tak satupun tweet ia tulis. Dengan alasan yang telah ia tulis di blognya (TheOvertunes)
Topik ‘Membenci Diri’ yang ia pilih. “Gimana kalau detik-detik terakhir ku di bumi.. sudah dihitung?” adalah salah satu kalimat yang ia tulis di blognya. “Tunist.. kalian selalu ada buat aku, disaat aku ga selalu ada buat kalian.” kalimat lain lagi yang benar-benar menunjukkan kekecewaan Reuben. Ia beralasan tak ingin memberi hawa negatif pada siapapun. Keputusan akhir yang ia buat adalah berdamai dengan dirinya sendiri dan mulai berterimakasih & bersyukur. Menjadi orang yang lebih baik. Itu harapannya. Harapan kami.
10 Hari Terberat: Musuhku adalah diriku sendiri. Mendamaikan kedua orang dalam satu tubuh tak semudah itu. Membiarkan yang lain menang dan sisi lain terpuruk? Itu lebih buruk lagi. Dalam 10 Hari ini. Reuben Nathaniel, berusaha mendamaikan keduanya. Membuat mereka kembali seimbang dan menjadi orang yang lebih baik lagi. 17 Tahun. D3. Memiliki band yang sedang naik daun. Fans yang berderet. Tak mudah untuknnya.
10 Hari Terhebat: Muda. Berbakat. Dewasa. Cerdas. Ditambah dengan kemampuannya menyelesaikan masalah demi masalah dalam dirinya yang semakin menguatkan hatinya. Hebat. Tak semua orang bisa melakukan itu. Sebagian diantaranya hanya menangis dan terpuruk dengan keadaan itu. Tapi Reuben Nathaniel, maaf Reuben facebooker Nathaniel (peace) bisa melakukan itu dengan sedikit perubahan.
Tuhan selalu ada. Kata maaf pada-Nya itupun perlu. Jangan cepat puas dengan segala yang kau punya sekarang. Bersyukur dan Berterimakasih dengan orang di sekelilingmu, membahagiakan mereka selagi kau bisa.
Cheer Up, Ben! :D *high-five*
3 notes
·
View notes