Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Membuat Pijakan Baru
Tumbuh dewasa dengan perasaan kalah, tidak berharga, dan buntu adalah proses yang amat melelahkan. Hal yang bahkan, kalau kamu lihat-lihat lagi, tidak pernah ada di dalam dirimu di masa lalu. Semua pikiran itu muncul karena mungkin kamu ketemu dengan orang-orang yang menggerogoti hal-hal berharga yang kamu miliki.
Tanpa terasa, lambat laun kamu kehilangan jati diri. Hingga untuk menumbuhkannya lagi, terseok-seok. Perasaan berharga yang pernah kamu miliki telah tercabik-cabik. Kepercayaan dirimu memudar. Dan keyakinanmu atas dirimu sendiri, menguap. Kamu menjadi orang pertama yang terus menerus menyangsikan mimpi dan keputusanmu. Dihantui dengan rasa takut akan hari esok, kegagalan, dan berbagai bentuk kekhawatiran yang ternyata sengaja ditumbuhkan di momen-momen sebelumnya.
Tapi sungguh, keberanianmu untuk keluar dari lingkaran setan itu adalah sebuah keputusan yang sangat luar biasa. Tidak mudah, tidak semua orang bisa, tidak semua orang berani. Meski kini kamu mengalami kegelisahan dan kecemasan yang luar biasa, setidaknya hidupmu kini dalam kendalimu lagi.
Kamu bisa mengarahkan tujuanmu lagi. Menata sedikit demi sedikit mimpi yang pernah kamu miliki setelah bertahun-tahun dimatikan oleh orang lain.
Kamu hanya perlu kembali percaya bahwa kamu berharga. Kamu layak mendapatkan yang baik. Kamu pantas untuk memiliki mimpi-mimpimu. Dan selalu ada orang yang akan percaya dan yakin dengan kekuatanmu, kamu hanya belum menemukan mereka dalam jumlah banyak sebab kamu tidak pernah membicarakan mimpimu dan berjalan di atasnya selama ini.
Jalanlah. Meski dengan seluruh keraguan dan ketakuanmu. Teruslah melangkah! (c)kurniawangunadi
160 notes
·
View notes
Text
The Prophet ﷺ was asked: "Which woman is best?"The Prophet ﷺ replied:
"When you look at her, you feel happiness." ● {السنن الصغرى ٣١٣١}
817 notes
·
View notes
Text
mungkin ini menjadi pengalaman pertamaku menemui badai. kejadian yang sukses membuat langit cerah berubah menjadi hitam pekat.
seiring berjalannya waktu, sehari, dua hari, dan seterusnya hitam itu mulai memudar walau sesekali masih ditemani hujan.
ada sebuah kalimat yang sering terdengar bahwa "setelah hujan pasti kan ada pelangi".
semua itu perlahan terasa nyata. pelangi itu benar ada dan datang dari berbagai arah sehingga membuat hitam gelap kembali berwarna cerah, bahkan memunculkan matahari.
wahai diri, aku benar-benar berterima kasih padamu yang sejak dulu mampu tidak membiarkan diri larut dalam kesedihan.
aku sungguh ikhlas,
aku sungguh menerima,
aku juga tidak menaruh harap apapun,
bahkan aku begitu bahagia dengan versi diriku saat ini. aku mampu menemukan kebahagiaanku bersama orang di sekelilingku.
tapi yang kini menjadi pertanyaanku, kenapa di balik rasa bahagia dengan ketetapan yang sedang aku jalani ini seperti ada rasa sesak yang tertinggal?
seperti ada yang berubah dalam diriku.
aku tidak se-antusias seperti biasanya, aku merasa kosong di tengah keramaian, bahkan ketika senyum dan tawa yang keluar tanpa paksaan terasa begitu hambar.
engkau pasti tahu bukan? bahwa aku sangat suka dan bahagia hanya dengan menatap langitmu? parah nya kini hilang semua rasa itu. tatapanku kini hanya kosong.
tuhan, aku mohon kembalikan aku seperti dulu.
1 note
·
View note
Text
"Allah tidak mengujimu untuk menghancurkanmu. Ketika Ia mengambil sesuatu darimu, tujuannya adalah mengosongkan tanganmu untuk memberimu hadiah yang lebih besar lagi."
Segala sesuatu selalu memiliki konsekuensi yang musti dijalani. Adakalanya sukar, adapula yang mudah untuk dilalui. Pada intinya, di setiap keputusan yang kita ambil selalu ada konsekuensi yang harus dihadapi, termasuk konsekuensi yang harus kamu hadapi dalam upaya mencintai Rabbmu, Allah Swt.
Ya, mencintai-Nya artinya bersiap memberikan segalanya, merelakan segalanya untuk merengkuh-Nya. Tidak peduli mau itu kecil atau besar, walaupun di keadaan sempit maupun lapang. Sebab, hanya cinta yang dapat dikatakan tuluslah yang diiringi kesiapan untuk berkorban.
Di antara bentuk cinta dan esensi pengorbanan, selalu ada ujian keikhlasan. Pada titik ini, seringkali manusia merasa berat ketika harus merelakan sesuatu yang sangat ia cintai. Namun, justru di situlah letak ujian keikhlasan yang sesungguhnya. Ketika kita mampu melepaskan dengan tulus, itulah bukti cinta sejati kepada-Nya. Di balik setiap senyuman yang kita paksakan dalam mengikhlaskan, ada keyakinan yang tidak boleh pupus, yaitu keyakinan bahwa Dia tidak pernah mencabut sesuatu dari genggamanmu tanpa maksud. Ketika tanganmu kini terasa hampa, bukan karena Dia ingin melihatmu kehilangan, tetapi karena Dia tengah mempersiapkan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang hanya bisa kamu terima dengan tangan yang lapang. Mencintai-Nya berarti siap untuk kehilangan, bersedia untuk memberi tanpa mengharap kembali, dan terbuka untuk menerima takdir dengan lapang dada. Karena sesungguhnya, dalam kehilangan itu, kita tidak benar-benar kehilangan. Sebaliknya, kita sedang disiapkan untuk menerima anugerah yang jauh lebih besar, yang hanya bisa diraih oleh hati yang ikhlas, yang mampu melihat cahaya di balik setiap kegelapan.
280 notes
·
View notes
Text
Bagian paling melelahkan dan menyakitkan saat sedang jatuh cinta dengan seseorang adalah saat kita tahu bahwa kita tidak punya masa depan dengannya.
Hari-hari memiliki perasaan padanya, selalu saja diisi dengan pemikiran bahwa kita teralu berbeda. Kita berupaya untuk mencari 'celah' untuk bisa bersamanya. Namun lagi-lagi kehidupan orang dewasa mau gak mau membuat kita harus selalu bersikap 'realistis'. Bahwa apa yang kita sukai, belum tentu menjadi apa yang kita butuhkan.
Kadang ada keadaan di mana kita ingin kembali ke masa-masa kita remaja dulu. Di mana saat kita menyukai seseorang, kita tak perlu menjadi serumit ini. Perasaan kita menjadi sangat sederhana dan apa adanya. Kita hanya fokus menikmati momen-momen 'merah jambu' di saat itu: perasaan excited sekaligus gugup saat bertemu dengannya, pipi yang merona, debaran di dada, dan juga perasaan hangat saat berada di dekatnya.
Kehidupan orang dewasa memang semenyebalkan itu. Kita tak pernah menginginkan hal sederhana di masa kecil kita menjadi serumit ini. Namun keadaanlah yang membuatnya menjadi rumit. Menyukai seseorang di usia dewasa berarti harus siap memikirkan:
Apakah dia seseorang yang tepat dan juga baik untuk kita?
Apakah orang tua kita akan setuju bila kita dengannya?
Apakah dia seseorang yang benar-benar kita butuhkan?
Rasanya, kita tidak boleh bersama seseorang hanya karena sesederhana kita menyukai bersama dengannya. Perasaan kita harus selalu punya alasan. Bahkan pada saat kita pun juga tidak tahu apa yang membuat kita menyukainya. Kita jatuh hati padanya begitu saja.
Menjadi orang dewasa berarti harus siap menjadi manusia yang mati rasa. Perasaan kita harus ditaruh di paling belakang. Kita harus selalu rasional di semua keadaan. Namun bukankah itu semua melelahkan?
Sebab lagi-lagi, kita ingin kembali pada masa-masa di mana menyukai seseorang tak harus selalu sesulit dan semenyebalkan ini...
@milaalkhansah
348 notes
·
View notes
Text
Afirmasi Pagi
"Belajar untuk mengelola perasaan yang membuat kita lemah; merasa hina, merasa tidak layak, merasa terabaikan, merasa sendirian, merasa tidak dicintai dan segala rasa yang membuatmu tidak merasa hidup. Terima semuanya, tapi jangan disimpan terlalu lama. Lepaskan dan relakan. Dirimu pantas untuk bahagia dan hidup tenang."
Langit Selepas Hujan @gadiskaktus
361 notes
·
View notes
Text
singkat cerita tiga tahun lalu ada sosok yang selalu aku perhatikan dimana dia duduk tepat di depanku. aku dan dia jarang sekali saling bicara, tapi setiap kali sore tiba dia pasti akan menyapa saat berjalan di hadapanku menuju halte busway.
pernah suatu hari hanya tersisa aku dan dia di ruangan itu, kemudian dia berpamitan karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. saat sosok dia menghilang, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca dari luar sambil melambaikan tangannya sebagai tanda berpisah, aku di balik maskerku hanya dapat tersenyum melihat tingkahnya. aku penasaran apakah dia masih mengingatnya?
ada masa aku dan dia mulai suka bercengkrama singkat. aku sudah tahu ketertarikannya untuk melanjutkan studinya, sesekali dia bertanya bagaimana rasanya melanjutkan sekolah kepadaku. bahkan dia bertanya antara 2 jurusan apa yang harus dia pilih, walaupun sebenarnya dia sudah tahu apa yang dia suka.
aku menyukai sikap acuhnya seperti tidak memikirkan hal lain seperti kebanyakan orang dan itu yang selalu membuatku penasaran tentangnya.
tepat satu tahun setelah itu, dia berpamitan seperti kebanyakan orang lainnya. aku tidak bisa mendeksripsikan perasaanku, yang aku tahu aku merasakan kehilangan. padahal kalau dipikir-pikir aku tidak begitu dekat dengannya. aku tidak membenci keputusan yang dia pilih karena aku pun sangat mendukungnya.
pada hari terakhirnya, aku dan dia berada di kota yang berbeda atas permintaan untuk menggantikan perjalanannya. sejujurnya aku merasa tertipu karena dia memintaku tanpa sebuah alasan yang dapat aku terima. siang itu dia hanya memberikan senyuman lewat pesan dan menanyakan keberadaanku namun aku enggan memberitahunya.
ketika malam hari tiba, kami memutuskan untuk memberanikan diri saling berbicara melalui telepon. aku pikir aku akan sedih setelah mengucapkan kalimat perpisahan, tapi ternyata dia mampu membuatku melupakan kesedihanku. malam itu, dia berkata "fir, kalau sedih terlalu lama itu tidak baik". aku tahu, tapi bagaimana caranya untuk mengontrol emosi itu?
dua jam berlalu, aku tertegun, ternyata, dia sangat mengasyikan. aku sangat bersemangat mendengarkan semua ceritanya, bahkan saat dia menjelaskan rencana yang telah dia buat untuk dirinya ke depan. topik yang selama ini aku kira membosankan, ternyata tidak seburuk itu. sikap dingin dan pendiam yang selama ini aku lihat ternyata bisa mendominasi percakapan malam itu. rasanya kami tidak ingin menyudahi percakapan, namun malam semakin pekat dan aku perlu melanjutkan aktivitas di kota ini besok pagi.
kamu, telah sukses mengubah sudut pandangku terhadap seseorang yang memiliki kepribadian perfeksionis dan idealis ke arah positif. kamu, telah membuatku sadar kalau kita berhak untuk menentukan dan berharap setinggi mungkin dengan segala apa yang ingin dicapai, dan kita juga perlu berambisi untuk mendapatkannya.
aku ucapkan selamat untukmu, usahamu dalam mengejar ambisimu telah berhasil kau mulai. aku sangat kagum dengan semua usahamu. aku yakin keputusanmu penuh dengan pertimbangan dan keluargamu bangga denganmu. kamu layak atas semua ini.
hari itu mungkin adalah hari yang menyedihkan bagiku, tapi bagimu tentunya menjadi hari yang sangat kamu tunggu dan harapkan. aku sungguh bahagia walau kamu kini jauh dari radarku.
apabila tulisan ini sampai kepadamu, aku ingin menyampaikan bahwa pertemuan kita memanglah singkat, namun pernah mengenalmu membuatku belajar banyak hal positif yang sampai saat ini masih aku terapkan pada diriku. aku yakin Allah sudah mengaturnya agar aku belajar banyak darimu dan aku sangat berterima kasih atas itu.
mengenalmu sukses membuatku berani mengambil keputusan menjadi diriku versi saat ini, mengenalmu membuatku mengetahui apa yang aku butuhkan dan inginkan, mengenalmu membuatku termotivasi untuk mempunyai ambisi walau terdengar gila dan mustahil, dan mengenalmu membuatku berani untuk berjalan pelan tanpa harus berlari.
aku harap beberapa pesanku malam itu masih kamu ingat. atau mungkin kamu sudah lupa?
di depan sana tentunya banyak hal yang akan kamu temui, tantangan pasti ada dan kamu mungkin akan berhadapan sesekali dengan titik terendahmu ditemani dengan keraguan dan kekhawatiran. apabila kamu merasakannya jangan malu untuk luapkan emosimu menangispun tidak apa, jangan kamu menahannya, karena kamu akan merasa jauh lebih baik setelahnya. hal itu tidak menandakan dirimu lemah, karena itu adalah salah satu proses yang kemudian akan membentukmu jauh lebih kuat dari sebelumnya.
ohiya, kelas tembikar yang kamu sarankan pada malam itu sudah aku lakukan. terima kasih atas saranmu, kamu benar bahwa aku sangat menikmati prosesnya.
terima kasih telah menjadi sosok yang selalu memperhatikan hal kecil dari diriku dan peduli terhadapku dalam diam mu. terima kasih sudah selalu menanyakan keadaanku saat adanya pertemuan singkat.
jaga dirimu baik-baik.
Surabaya, 26 September 2022
420-hitam putih
1 note
·
View note
Text
Berpura tenang bagai laut tanpa gelombang, padahal tangis selalu pecah selepas petang.
429 notes
·
View notes
Text
Setialah dengan do'a - do'amu.
Tidak ada do'a yang terlambat, kitanya saja yang tergesa-gesa.
Tidak ada takdir yang terlambat, kitanya saja yang ingin cepat.
Tidak ada takdir yang lebih cepat, Allah maha tau waktu yang tepat.
Tidak ada do'a yang tertunda, karena memang belum saatnya.
"Semoga Allah, menunda terkabulnya doa-doamu, penantian panjangmu dan ketika kesabaranmu sudah hampir habis. Hingga nanti dirimu bersyukur tanpa henti, hatimu dipenuhi dengan ibadah rasa ridha dan ketenangan dalam kepasrahan, dan kamu bersyukur atas musibah yang menimpamu dan mensyukurinya. dalam cobaanmu, lalu Dia memuliakanmu dengan menjawabnya, dan hatimu telah dipenuhi makna kepastian dan ketundukan, dan alangkah indahnya jawaban itu bila dibarengi dengan, “Sesungguhnya kami mendapati dia sabar.”
_deentalks
Ini untuk diriku mungkin yang ingin disegerakan semua, tapi tidak bersabar dalam meminta. noted to self.
246 notes
·
View notes
Text
I will marry a man who loves me and can provide for me abundantly.
I will marry a man who inquires about my thoughts, feelings, and ideas regularly and genuinely.
I will marry a man who gives me everything I want.
I will marry a man who gives me free reign of his finances.
I will marry a man who gives me a life where nothing is unattainable.
I will marry a man that my family loves.
I will marry a man who treats my friends as if they are his friends.
I will marry a man who is proud to call himself my husband.
I will marry a man with whom I can communicate with clearly and openly.
I will marry a man that makes me smile as l'm falling asleep.
I will marry a man that makes me want to be the best version of myself.
I will marry a man who buys me everything I want because he understands this is what makes me happy.
4K notes
·
View notes
Text
Ayo, ajak aku berkeliling
Aku hanya ingin lebih tau, tentang jalan yang kau tapaki pulang-pergi kerja, atau tukang sayur langgananmu, juga nasi kecap favoritmu,
Aku hanya ingin lebih paham, pada langit yang kau tengadahi bila hari melelahkanmu, atau sesaknya 5 lampu merah yang harus kau tempuh,
Aku ingin jua mengerti, rasa udara ketika pagi kau menerjang sang waktu dan kala sore kau bergegas membunuh waktu,
Bisakah pertemuan esok hari, kita sambangi seluruh jejak kaki mu itu, kita sapa seluruh wajah yang biasa kau temui?
Tak perlu aku kau ajak mengelilingi toko elok di ujung sana, apalagi duduk di tepian taman mengantongi roti tersohor bulan ini, tak perlu.
Aku hanya ingin lebih tau, biasa-biasanya kamu,
biasa-biasa yang membentukmu, yang menjadikan senyummu bisa seteduh itu, sabarmu bisa sedalam itu, tawamu bisa serenyah itu,
Tak perlu selalu seru apalagi banyak warna,
Aku, hanya ingin lebih tau, tentangmu.
293 notes
·
View notes
Text
Makna "Belajar Agama"
Tidak mudah hidup di zaman yang memang kerusakan sudah dianggap sebagai hal yang biasa, teruslah menuntut ilmu agama, bersamai dan sabarlah terhadap orang-orang shalih.
Kemaksiatan itu adalah sesuatu yang memang menyenangkan bagi hawa nafsu, tapi derajat surga tertinggi tak bisa di raih oleh orang-orang yang tunduk pada hawa nafsunya, berbahagialah mereka yang memiliki kesempatan untuk melakukan kemaksiatan tapi lebih memilih untuk menjauh pergi karena takut pada Allah, semoga Allah istiqomahkan yang demikian. Telah di saksikan sepanjang zaman yang istiqomah adalah yang serius pada agamanya.
Salah satu kekurangan kita sebagai anak muda dalam memahami makna "belajar agama" adalah kita belajar hanya pada perkara-perkara yang menyenangkan hati kita. Seperti: materi kajian mengenai jodoh, rezeki, circle pertemanan, dll yang tentu semua itu materi yang juga tak kalah penting.
Namun, belajarlah juga dan terutama pada perkara inti dalam agama: soal aqidah, tauhid, kesyirikan, pembatal-pembatal keislaman, nama dan sifat Allah, dan ilmu-ilmu lain yang kita pikir sempit dan cetek padahal dalam dan luas.
Mempelajari hal-hal di atas bukan agar kita jadi ustadzah/guru/pengajar. Namun utamanya untuk mengangkat kebodohan diri dan orang terdekat kita. Mengubah karakter, sifat, kebiasaan kita yang selama ini bergantung dengan makhluk menjadi bergantung kepada Allah, yang selama ini orientasinya dunia menjadi orientasi akhirat. Hakikatnya tujuan kita belajar agar karakter kita berubah dan hal tersebut butuh banyak waktu.
Lalu, ilmu ini bila dipelajari kemudian diamalkan, akan menjadikan kita pekerja yang bertanggungjawab, karyawan yang disiplin, ibu yang shaalihah, ayah yang penyayang, tetangga yang menyenangkan hati, pemuda yang santun, pelajar yang semangat, pemimpin yang bijaksana, presiden yang adil, pedagang yang jujur.
Atau singkatnya, menjadi manusia yang bertaqwa dan penuh dengan kebaikan serta kebermanfaatan, baik dalam kesendirian ataupun dalam kebersamaannya dengan orang lain.
Menjadi manusia yang bahagia dan tenang dari dalam dirinya, kuat jiwanya, optimis dan tidak pernah berburuk sangka pada Allaah 'azza Wa Jalla.
Bogor, 14 Dzulhijjah 1445 H.
56 notes
·
View notes
Text
Perihal meminta jodoh
Tiba-tiba saja aku teringat perkataan temanku waktu kuliah. Saat itu kami masih semester lima. Dalam perjalanan menuju masjid kami bercerita banyak hal. Hingga pada suatu jeda dia membicarakan soal jodoh. "Kita harus meminta dari sekarang saa, mau yang gimana kriterianya. minta aja sama Allah, tipe kamu yang gimana. Doakan aja setiap habis sholat" katanya waktu itu.
Pada saat itu aku belum pernah berfikir soal jodoh. Orang baru semester lima, bagaimana mungkin di tenagh padatnya jadwal kuliah, banyaknya jumlah tugas, dan harus mengurus kegiatan organisasi mana mungkin aku sempat berfikir soal jodoh.
Bahkan sejujurnya sampai saat ini, usiaku sudah memasuki 20 an terakhir aku masih belum tau kriteria seperti apa yang aku inginkan. Kata orang-orang kita harus meminta secara spesifik sama Allah.
Sebenarnya aku tidak pernah berfikir untuk menikah. Aku bahkan tidak tau sosok suami seperti apa yang aku inginkan. Myngkin ketika usiaku masih 20an awal aku hanya berfikir asal jangan yang seperti ayah. Karna aku tau, aku tidak akan sesabar dan sekuat ibuku.
Berfikir soal pernikahan baru saja muncul beberapa bulan kemarin. Dan sejatinya aku bahkan belum tau kriteria yang seperti apa yang aku mau. Hanya saja waktu itu, dia benar-benar membuatku merasa nyaman. Mungkin karna dia baik, fikiran tentang pernikahan terlintas sebentar di benakku.
Perihal meminta jodoh, aku belum berani meminta langsung kepada Allah. Aku tidak ingin permintaanku asal-asalan. Aku ingin memikirkannya lebih dulu, sebenarnya jodoh seperti apa yang aku butuhkan. Namun saat ini, ntah mengapa aku mulai mencari2 bagian dari dalam dirimu, di antara kriteria jodoh yang aku inginkan.
4 notes
·
View notes
Text
seminggu terakhir perasaan dan pikiranku rasanya sangatlah sibuk menterjemahkan apakah pilihan yang akan aku ambil sudahkah tepat atau sebaliknya. sebisaku menganalisa dengan penuh kesadaran dan logika, namun di sisi lain seperti ada yang mengganjal beban begitu berat.
beberapa kali terbesit di pikiranku untuk berdiskusi dengan salah seorang yang sangat ingin aku hubungi, namun selalu aku urungkan niat karena takut mengganggunya dengan masalah pribadiku.
hari ini, tepatnya sore ini, aku pulang ke rumah bersama langit yang begitu cerah. biasanya suasana hatiku akan sangat bahagia melihat indahnya langit biru sambil menikmati sore hari di perjalanan. namun sebaliknya dadaku terasa sesak menahan sesuatu yang akan keluar dari mataku.
ternyata aku telat menyadari bahwa selama ini bukanlah sebuah keputusan yang membuatku ragu, namun perasaanku yang belum siap menerima perpisahan yang akan aku hadapi.
1 note
·
View note
Text
Nasehat indah dari Ustadzatuna Dalal Zanquthy Hafizhahallah
“Syukurilah nikmat-nikmat yang Allah berikan agar Allah menyempurnakan nikmatNya kepadamu.
Hari Arafah adalah hari terbaik. Akuilah kekurangan dan dosa-dosamu di hadapan Allah, mintalah ampunanNya. Berdoalah kepada Allah untuk dirimu terlebih dahulu, baru keluarga, dan orang-orang yang kita cintai, dan juga orang-orang yang telah mengajarkan kita kebaikan, orang-orang yang telah menunjukkanmu kepada cahaya Alquran ataupun kepada hidayah Sunnah.
Mulailah doa dari perkara yang paling penting, dan mulailah dengan meminta perkara akhirat, baru dunia. Mintalah agar Allah teguhkan di atas ketaatan, minta agar Allah ampuni dosa-dosa kita, minta agar Allah beri kita kemudahan melewati siroth, minta agar Allah masukkan kita ke surga, dan doa yang lain, yang pasti fokuslah meminta akhirat terlebih dahulu baru urusan dunia.
Iringi doa dengan rasa harap dan sangka baik kepada Allah. Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai. Berdoalah dengan ikhlas dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa-doamu.”
📝 telegram divyacarella | 📷 pinterest divaarinda9
80 notes
·
View notes
Text
887 notes
·
View notes
Text
sepanjang aku jatuh cinta, yang paling menyedihkan adalah; jatuh cinta kepada seseorang yang tak bisa kutuliskan dalam cerita. sebab kisah kami tak ada, hanya sebatas kenal dan meninggalkan banyak ragu di dada.
—nonaabuabu
376 notes
·
View notes