firdausinuzulaa
Penghuni Kota Angin
693 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
firdausinuzulaa · 3 years ago
Text
Kenapa Tumblr ku ngga bisa muncul balon komentar nya ya :((
7 notes · View notes
firdausinuzulaa · 4 years ago
Text
Btw, pengen coment ga ada icon coment nya wkwk k.. saking lamanya ga komen di tumblr
Eh gimana sih.. Katanya mau bebas, mumpung masih sendiri mau jalan-jalan kebanyak tempat bareng temen-temen dan cari pengalaman, mungut hikmah dibanyak tempat.
Tapi, tapi, tapi,... Tiap mau jalan keinget adek yang sering bilang "mbak enak banget sih jalan2 mulu, sama temen2nya. Adek dirumah aja terus." dengan muka melasnya.
Dooohh.. Egimana kalo udah jadi mamak2,. Bisa2 gak keluar rumah kalo kek ini mah.
Karena gak selalu bisa bawa bocil kan?
4 notes · View notes
firdausinuzulaa · 4 years ago
Text
Ketenaran bukanlah syarat untuk besar dihadapan Allah..
1 note · View note
firdausinuzulaa · 4 years ago
Text
Tumblr media
nongkrong perdana bersama Syawal ini.. 🥰
Ceritanya, karena kelamaan antri nasi goreng jadi ngiter-ngiter dulu.. eh ketemulah sama bapak-bapak es puter yang udah lama kita lihat gerobaknya tapi gapernah buka..
Minal aidzin wal faidzin semua.. 🥰
0 notes
firdausinuzulaa · 4 years ago
Text
MasyaaAllah....
Ternyata lama banget akun ini gak tak utak atik.. 😁
1 note · View note
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Khawatirmu Tentang Masa Depan
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi ‘masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan ‘masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Allah tak pinta kita untuk sibuk menghabiskan waktu demi karir. Justru Allah ingin karir kita hidup untuk menyelamatkan waktu kita yang sempit ini; menghidupkannya menjadi ibadah yang bernilai berat di timbangan akhirat.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
3K notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Endingnya!
Oke baik baik, cooling down dulu.. 😅
Jadi setelah sekian purnama aku menanti kelanjutan kisah karya seseorang yang tulisannya senantiasa aku nanti, finally pagi ini aku menemukan ending ceritanya yang ga sesuai ekspektasi.. *dzig..
Sebenernya aku bilang ga sesuai ekspektasi, karena bukan itu yang aku harapkan.. Hahaha.. Tapi, ceritanya tetep ciamik dan tetep insightful banget..
"Fajar dan Senja, kebersamaan diakhir cerita bukanlah takdirnya.. Fajar meninggal tanpa pamit kepada Senja."
Oke, takdir tokoh2 dari setiap cerita ditentukan oleh sang empunya, tapi tidak untuk manusia dan kehidupan nyata.. It is still to be mystery..
Semoga, cerita kita berakhir dengan episode terbaik sesuai takdir ketetapanNya melalui lantunan lantunan doa kita ya :')
0 notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Narasi Baru Sejarah Islam: Umat dan Kesadaran Sejarah
Oleh: Muhammad Akmal Ashari
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal….” (Yusuf : 111)
Saat ini, sejarah menjadi salah satu hal yang sangat menarik untuk dipelajari dan diambil nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Tidak hanya oleh para peneliti sejarah, kalangan masyarakat yang dari berbagai kalangan pun saat ini mulai tertarik dengan hal-hal yang ‘berbau’ sejarah. Terlebih bagi umat islam dan generasi mudanya, sejarah Islam menjadi  ‘primadona’ untuk dibaca, ditonton, dan didengarkan serta dibagikan berkali-kali yang tentu dengan sumber yang valid dan kredibel, sekalipun masih ada sebagian yang terjebak dalam sumber yang invalid dan tidak kredibel.
Saya rasa ini merupakan bagian dari kesadaran sejarah umat Islam dan generasi mudanya. Tentang perjalanan umat selama hampir 14 abad lamanya. Banyak hal-hal yang tersembunyi namun pada akhirnya terungkap satu persatu ke permukaan dunia. Dengan mengandalkan media sosial, informasi tentang sejarah Islam yang baru terungkap menyebar dengan cepat dan menjadi identitas tersendiri bagi umat Islam. Berbagai macam aspek kehidupan perlahan terungkap ke khalayak dan menjadi pembelajaran tersendiri bagi umat.
Sikap kritis. Kurang lebih itulah yang mendasari mulai banyak dari kalangan umat Islam yang mempelajari sejarah dan mengungkapkannya kepublik. Saya ambil contoh seorang sejarawan sekaligus penulis buku The Lost Islamic History yang bernama Firas Al Khateeb. Dari karyanya menjadi penyegar dan pembuka pintu menuju ‘bagaimana perjalanan umat islam yang sebenarnya’. Karena selama ini kita ketahui sejarah selalu berorientasi pada bangsa-bangsa Eropa. Saya tidak mau mnyebut ‘disembunyikan’ atau ‘dihilangkan’, namun lebih kepada sudut pandang yang bersifat barat-sentris yang dilakukan oleh sejarawan Barat dengan pandangan orientalis. Justru dari tulisan-tulisan karya bangsa barat tersebut, sejarawan-sejarawan muslim mulai bermunculan untuk mengungkap bagaimana perjalanan sesungguhnya umat Islam selama 14 abad. Di Indonesia saja misalnya, ada buku Api Sejarah karya Guru Besar Sejarah Unpad, Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara yang menjelaskan bagaimana peran umat Islam dalam mengawal bangsa Indonesia hingga saat ini. Belum lagi peneliti-peneliti dari Insist (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations) mulai aktif untuk melakukan penelitian dan seminar terkait sejarah Islam, ditopang pula dengan komunitas JIB (Jejak Islam untuk Bangsa) yang seringkali mengadakan seminar dan bedah buku terkait sejarah Islam di Nusantara.
Selain sikap kritis, ada lagi hal yang menjadi perhatian saya. Yakni bagaimana narasi ketika menyampaikan dan mengungkapkan peristiwa sejarah Islam kepublik. Selama ini, saya perhatikan pihak yang mengungkapkannya cenderung melakukan blaming terhadap bangsa barat/ataupun orang-orang yang berpemahaman orientalis dsb. Seperti yang saya sebutkan sebelumya, narasi-narasi seperti ‘pembohongan sejarah’, ‘sejarah yang disembunyikan’, ‘sejarah yang ditutup-tutupi’, seakan menjadi pembenaran bagi peneliti muslim maupun tokoh-tokoh muslim yang mempunyai concern dalam bidang sejarah. Sekali lagi, ini masalah sudut pandang yang dilakukan oleh sejarawan-sejarawan asing terhadap sejarah perkembangan umat Islam.
Baru-baru ini misalnya, saya perhatikan dimedia sosial mulai banyak bermunculan postingan tentang kehidupan muslimah di Nusantara yang ternyata dari arsip dan foto-foto membuktikan bahwa mereka menutup auratnya dengan sempurna. Tapi justru arsip dan file foto-foto tadi malah ditemukan di KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-Land en Volkenkunde) Belanda yang hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu (akademisi misal) karena arsip yang begitu tertutup. Ini menjadi angin segar bagi umat Islam di Nusantara bahwa tradisi dan budaya menutup aurat sudah dilakukan oleh pendahulu kita di masa lampau. Ini semua berkat sejarah dan berterima kasihlah kepada sejarawan muslim yang berhasil mengungkapkannya kekhalayak ramai.
Kembali lagi tentang narasi yang cenderung blaming tadi. Saya rasa umat Islam perlu belajar dari bangsa Eropa ketika mereka berupaya menuju renaisans. Abad Kegelapan yang menyiksa akal dan pemikiran bangsa Eropa perlahan mulai mengikis dan perlahan menuju cahaya yang terang akan ilmu pengetahuan. Bangsa Eropa tidak melakukan blaming terhadap bangsa manapun yang peradabannya lebih tinggi daripada mereka (red: Islam), dan justru mereka mengevaluasi diri mereka kenapa tidak mau maju seperti peradaban bangsa Timur. Evaluasi, sikap kritis dan tidak menyalahkan pihak lain atas ‘keterbelakangan’ yang sedang terjadi. Kalau menurut Husein Heriyanto penulis buku Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, kelemahan umat Islam kontemporer adalah tidak memiliki sikap kritis terhadap ilmu pengetahuan dan berbeda dengan para pendahulunya yang memiliki sikap kritis terhadap ilmu pengetahuan hingga mampu ke puncak peradaban saat itu. Dan sekarang kesempatan itu terbuka lebar untuk mengakses segala bentuk informasi ke seluruh dunia, termasuk informasi tentang sejarah perkembangan umat Islam dari masa ke masa. Lalu bagaimana untuk mengetahui sejarah sebuah bangsa? Cari siapa penjajahnya! Karena disitulah informasi bisa didapatkan, seperti informasi muslimah Nusantara yang justru didapat dari Belanda karena Belanda lah yang dahulu menjajah bangsa Indonesia. Begitupun sejarah umat Islam di belahan bumi lainnya, semua bisa diakses dan dicari kebenarannya.
Akhir kata, kesempatan telah terbuka luas. Ilmuwan-ilmuwan muslim sudah melakukan penelitian tentang sejarah Islam dari masa ke masa. Hal-hal yang masih belum terungkap akan segera diungkap asalkan setiap jiwa umat muslim mau mencari jati dirinya dan kebesaran Islam selalu ada sepanjang masa. Ditambah lagi generasi mudanya mau mencari informasi-informasi mengenai sejarah Islam dari berbagai platform yang tersedia. Dimedia sosial misalnya, sudah ada akun-akun yang menyajikan informasi tentang sejarah Islam dengan gaya yang apik dan ciamik tanpa mengesampingkan data dan sumber yang valid serta kredibel. Ini semua demi mendapatkan hikmah, dan menjadi pembelajaran berharga bagi setiap muslim, semakin umat sadar akan sejarah maka akan semakin tinggi rasa bangga umat dengan Islam, karena kisah-kisah mereka (orang terdahulu) terdapat pengajaran bagi orang-orang yang memiliki akal.
Tangerang Selatan, 20 Februari 2019
333 notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
CEMBURU
Rasanya malu sendiri kalo ketemu lagi sama ustadz tersebut, kenapa? Karena tanpa terasa sudah cukup lama terhenti program hafalan ini semenjak pindah kantor.
Pas saya whatsapp untuk ketemuan pun saya kira jawabannya dingin, karena sudah lama tak setoran. Ternyata masyallah beliau tetap terbuka menerima saya yg masih lalai ini :(
Ketika sampai dirumahnya pun saya disambut dengan wajah tenang dan senyuman. Kemudian nasihat yang masih terus teringat oleh saya yaitu "al-qur'an itu cemburuan, kalo kita tidak berinteraksi dengannya, membacanya, mengingatnya, maka diam-diam dia akan tidak peduli dengan kita bahkan bisa pergi meninggalkan kita begitu saja" kurang lebih tuturnya.
Dari situ saya mikir kalo dicemburuin sama manusia aja ga nyaman dan ga enak, apalagi sama al-qur'an ya subhanallah.
Terlebih, pernah ga sih kita ngerasa ketika selesai menghafal suatu ayat/surah, kemudian misalnya diuji bacaannya dihadapan manusia dan alhamdulillah lancar, lalu beberapa menit/jam kemudian kita terapkan hafalan kita (di hadapan Allah) dalam sholat tiba-tiba macet atau ga selancar pas td setoran ? Subhanallah malu bener ya Allah.
Sebesar itukah rasa cemburunya Al-Qur'an kepada kita? Sehingga Allah masih belum ridho kepada kita untuk membaca dan mendapatkan pahalanya dariNya.
Semoga cemburunya Allah dan KalamNya ini pertanda sayangNya kepada kita agar bisa lebih dekat dan lebih istiqomah untuk membaca, menghafal, dan mentadabburi Al-Qur'an untuk kehidupan sehari-hari. Aamiin ya Rabb.
2 notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Note
Assalammualaikum kak, saya mau minta pendapatnya, Begini, saya punya pasangan skrng, dan kami sudah bertunangan skrng, Nah masalahnya, doi tdk setuju dgn pekerjaan saya skrng karena sering berbaur dgn laki", saya seorang cpns dimana dikantor pasti ada laki" nya, doi meminta saya berhenti dari pkrjaan, dan diminta dirmh saja kelak kalau mnjd istrinya, dgn alasan ingin memuliakan wanitanya, Apakah saya hrs melepas pkerjaan saya atau membatalkan rncana pernikahan kami smntara kami sdh bertunangan ?
Perempuan Berhenti Bermimpi Karena Laki-Laki?
Wa’alaikumsalam wr wb.
Memuliakan wanita itu bukan dengan mengurungnya. Memuliakan wanita itu berikan mereka kebebasan untuk menjadi manusia seutuhnya. Memberikan tempat yang sama di masyarakat sebagai mana kaum lelaki telah mendapatkan keistimewaan ini semenjak lama. Menghormati pilihan-pilihan mereka selama tidak berakibat fatal terhadap kemanusiaan. Untuk yang relijius: selama tidak melanggar syariat agama. 
Wanita tidak menjadi mulia hanya karena ia disuapi makanan; dipakaikan perhiasan; atau dikurung dalam kemegahan. Ia menjadi mulia karena perilaku terhadap orang lain, karena ilmunya terpakai di masyarakat, karena pengaruhnya mampu menggetarkan sebuah bangsa. Jangan kurung wanita, siapapun tidak boleh merendahkan manusia lainnya.
Soal pertanyaanmu, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi saya bisa membantu: lakukan apa yang dirimu cita-citakan. Lelaki yang mendatangimu seharusnya membantu kamu untuk menuntaskan mimpi-mimpi. Memberimu energi untuk mencapainya, bukan menghalang-halangi. Apalagi sampai mengatur-ngatur cita-citamu. Jika kamu perempuan, jangan pernah berhenti bermimpi hanya karena laki-laki. Pernikahan itu soal kesepakatan: sama-sama sepakat untuk menjadi sepatu kiri dan kanan. Berjalan bareng-bareng satu tujuan. Kamu sayap kanannya, dia sayap kirinya. Tidak ada yang superior dalam satu rumah tangga; tidak ada yang lebih mulia. Saling bantu. 
278 notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Draft: Ladang Amal
Cakra
“Semua yang ada dalam hidup kita adalah ladang amal”
Manusia kadang saling menilai. Membandingkan takdir masing-masing kemudian mencari siapa yang paling beruntung dalam hidup. Padahal hidup itu seperti gunung es. Apa yang nampak hanya secuil dan mungkin hanya 10% dari yang tidak tampak.
Maka ada baiknya kita kembali pada hakikat, bahwa semua yang ada dalam hidup seseorang adalah ladang amal bagi pribadi masing-masing. Kita tidak pernah dapat memilih cobaan mana yang akan datang. Tapi kita bisa memilih, ke arah mana hidup kita akan berjalan.
Seperti hari ini. Tepat tiga hari sebelum saya berangkat ke Google Singapura, ibu saya mendadak pingsan. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter bilang bahwa Ibu saya terkena mioma uterus stadium tiga. Saya akhirnya memutuskan untuk merawat ibu dan membatalkan kontrak saya dengan Google.
“Lo gila ya Cak? Mestinya kan lo berangkat ke Singapore sekarang? Lo nyari kerjaan itu susah”
“Ibu gue lagi sakit. Gue harus ngerawat beliau”
“Tapi kan ada adek lo Cak. Ntar kalo lo berhasil, lo kan bisa ngirim duit ke rumah buat orang tua lo”
Awalnya saya hendak memilih logika yang dilontarkan kawan saya. Tetap berangkat ke Singapura. Ibu dirawat dua adik saya dan saya mengirim uang yang banyak untuk biaya pengobatan ibu dan biaya sekolah kedua adik-adik saya. Tapi di saat-saat seperti ini, ketika tidak ada satupun laki-laki di rumah, saya harus mengerti bahwa tanggung jawab seorang anak laki-laki adalah menjadi tulang punggung keluarganya. Menafkahi keluarga, menjaga dan mendidik adik-adik saya hingga mereka menikah.
Pekerjaan bisa dicari lagi. Tapi kewajiban ini tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Hidup adalah ladang amal. Dan perjalanan hidup kita hanyalah perpindahan dari satu ladang amal ke ladang amal yang lain.
Kata-kata itu yang diucapkan almarhum ayah saya ketika saya masih kecil. Ayah saya, seorang PNS golongan tiga yang menghabiskan seluruh waktunya untuk beramal.
“Ayah kenapa nggak kerja di perusahaan minyak aja sih? Kan gajinya besar?”
“Ladang amal ayah di sini Cakra. Lagipula meskipun ayah kerja di sini, rezeki kita cukup kan”
“Tapi teman-teman ayah kan sukses semua”
Ayah saya tertawa dan menjelaskan kepada saya tentang makna kesuksesan yang baru bisa saya cerna hari ini. Dulu ayah saya juga pernah diterima di perusahaan minyak. Namun nenek saya tidak mengizinkan karena nenek tidak mau ditinggal jauh. Ayahpun memilih untuk tetap tinggal. Menjadi PNS di lingkungan pemprov Jawa Timur serta menjadi guru ngaji di sore hari. Apakah ayah saya kurang fighting spirit sehingga harus menyerah pada titah ibunda? Apakah ayah saya bukan orang yang memahami bahwa seorang muslim sebaiknya kaya agar bisa beramal?
Ayah saya sangat memahami itu. Beliau berikhtiar untuk memberi nafkah terbaik bagi keluarganya. Namun bila di luar sana ada banyak rekan kuliah ayah yang lebih kaya dari ayah saya, itu berarti Allah mentakdirkan demikian. Bukan karena ayah saya malas. Bukan karena ayah saya tidak beruntung.
“Harta yang baik adalah harta yang dikelola orang shalih Cak. Itu yang harus menjadi motivasi kamu dalam berbisnis. Tapi kelak kalo Allah belum mentakdirkan kamu kaya, jangan pernah kehilangan kreatifitas dalam beramal. Dan jangan pernah membandingkan takdir kamu dengan takdir orang lain”
Saya berdoa untuk ayah. Setiap mengingat beliau, hati saya selalu rindu. Alhamdulillah Allah memberi saya kesempatan untuk dididik oleh laki-laki shalih seperti beliau.  Hari ini sebenarnya seperti mimpi. Seminggu lalu juga seperti mimpi. Jantung saya rasanya berhenti berdetak ketika saya mendapat kabar bahwa saya lolos rekruitmen Google yang njelimetnya minta ampun. Hari ini saya harus dengan lapang dada melepas semua kesempatan ini dan merubah kembali road map hidup saya. Dulu saya berharap bisa bekerja di Google tiga sampai lima tahun untuk tahu budaya kerja di sana lalu melanjutkan sekolah bisnis di MIT kemudian menjadi pengusaha. Sekarang?
Saya harus merawat ibu dan mencari kerja di Surabaya. Selanjutnya? Saya harus bersemedi terlebih dahulu untuk menentukan kelanjutan hidup saya. Apakah tahun depan mencoba ke Google lagi? Atau mengambil master untuk menjadi dosen? Banyak pilihan. Tapi dengan hati yang setengah kecewa, setengah melayang, saya belum bisa memutuskan apa-apa.
Keputusan ini, bila dijalankan dengan ikhlas pasti diganti dengan pahala yang baik.
*Beep* *Beep*
Handphone saya berbunyi. Ada nama Alfin di sana.
“Helloo Bos Alfiin”
“Assalamualaikum Ustadz Cakraaa. Tante Ratna sakit? Gimana kondisinya?”
“Waalaikumussalam. Iya Ibu sakit. Gue di Dr Soetomo. Alhamdulillah kondisi beliau membaik tapi masih belum sadar”
“Lo jadi ke Google?”
“Barusan gue putusin enggak. Gue kerja di rumah aja. Sambil nungguin Ibu sama jagain adek-adek gue”
“Moga keikhlasan lo diganti sama yang lebih baik Cak. Terus habis ini lo mau ngapain? Lo udah ada biaya buat Tante Ratna?”
“Alhamdulillah ada BPJS sama tabungan gue. Tapi kayaknya gue harus cari projek di Surabaya Fin biar bisa kerja sekalian ngerawat ibu.”
“Ehm…..Kalo gue ngomongin kerjaan dalam kondisi kayak gini sopan nggak ya? Gue pengen jenguk Tante Ratna sambil ngobrol sama lo tapi ini masih di Jakarta”
“Wkwkwk….Dasar Alfiin….Iya nggak apa-apa Fin. Gue seneng kalo lo mau nawarin kerjaan ke gue”
“Iya Cak. Gue ada projek sama Pemkot. Gue pengen lo jadi Business Ownernya. Development Team yang lain udah siap. Insya Allah orangnya cekatan jadi lo nggak berat kerjanya”
“Thanks ya Fin”
“Anytime Cak. Lo punya ladang amal ibu lo. Gue punya ladang amal temen gue yang lagi ngerawat ibunya hoho. Meskipun kalo dipikir-pikir lagi, nyuruh lo kerja di tempat gue itu sebenernya bukan pertolongan. Lebih tepatnya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kapan lagi gue bisa nikung Google? Wkwk. Orang kayak lo terlalu keren buat ditolong”
“Haha…Lo bakat banget ngambil hati orang Fin. Makasih banyak. Setidaknya tawaran lo bikin gue nggak repot muter-muter cari projek. Anyway, gue tunggu di rumah sakit”
“Insya Allah besok gue kesana. Take care Cak”
140 notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Bagaimana Allah akan memperkaya hati dan duniamu. Sedangkan waktu pagi saat dimana Allah mencurah-curahkan rahmatnya, kau masih terlelap dengan pulasnya. Apalagi belum bersujud untuk kesyukuran masih diberi hidup.
850 notes · View notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Tumblr media
D A H S Y A T !
*manggutmanggut!
0 notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Aku yakin aku yakin aku yakin...!
0 notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Malem ini dapet pencerahan dari ketua genk SESAT wkwkwk..
Kota Angin, 12 Oktober 2019
0 notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Sederhananya, saat aku mengingat tentang kamu, semangat datang dengan begitu cepat. Lalu pergi..
0 notes
firdausinuzulaa · 5 years ago
Text
Menemukan yang se frekuensi itu, berarti menyatukan potensi, membuka ruang kebermanfaatan yang jauh lebih besar. Sadar atau tidak, selama hidup kita akan selalu di pertemukan dengan orang-orang yang satu frekuensi dengan kita. Semoga Allah pilihkan satu diantaranya mendampingi hidup kita.
Bandung, 29 September 2019
430 notes · View notes