fauziahulfaa
Ceritaku đź’›
55 posts
Mari kita bercerita tentang hari-hari yang kita lewati bersama đź’›
Don't wanna be here? Send us removal request.
fauziahulfaa · 6 years ago
Text
Aku salah, ketika aku mulai menggantungkan harapan-harapan itu padamu. Pun aku tahu, bahwa semuanya akan berakhir kecewa.
Tetapi mengapa dengan bodohnya aku berkali-kali melakukan hal yang sama?
Benarkah ini cinta? Atau hanya ambisi tak mau kehilangan?
Aku tahu; Kita ini pencipta rasa
Pilihlah rasa bahagia, rasa yang membuat hidupmu tanpa air mata. Lantas, mengapa seringkali menangis?
Memang, terkadang air mata jatuh tanpa di minta. Air mata tidak hanya menggambarkan kesedihan.
Tetapi nyatanya, coba tanya hatimu.
Kamu belum kuat menggenggam rasa bahagia hingga seringkali kalah dengan rasa yang lain.
Hidup ini singkat, gunakanlah untuk bahagia :)
0 notes
fauziahulfaa · 7 years ago
Text
Aku Akan Selalu Mencintaimu
Aku akan selalu mencintaimu, meski banyak hal menyebabkan kita tidak bisa bersama pada akhirnya.
Aku akan selalu mencintaimu, meski kau kelak akan meninggalkanku sendirian.
Aku akan selalu mencintaimu, meski kau kelak menikahi seorang selain aku.
Aku akan selalu mencintaimu, meski segala hal di dunia ini berubah dan kau kehilangan alasan untuk tetap bersyukur.
Dan meski pada suatu malam kau termenung sambil menatap langit yang tanpa bintang, memikirkan kemungkinan seandainya akulah yang kau nikahi, ingatlah bahwa aku akan tetap mencintaimu.
—
© Tia Setiawati | Palembang, 1 November 2017
531 notes · View notes
fauziahulfaa · 7 years ago
Text
Sebuah Doa, Banyak Pinta.
“Bila kau punya ingin yang banyak, mintalah padaNya. Dengan selengkap-lengkapnya deskripsi. Dengan serendah-rendahnya hati.”
-
Aku berharap semua orang akan mengucapkan doa ini, setiap saat tangan mereka menengadah. Meski itu pada malam yang pendek dengan doa yang begitu panjangnya.
:
Aku berharap aku akan dipertemukan dengan seorang yang tidak mengecilkan nilaiku, apalagi perjuangan-perjuanganku dalam proses meraih segala mimpiku.
Aku berharap aku akan dijodohkan dengan seorang yang tidak membuatku mempertanyakan arti diriku bagi dirinya, makna hadirku dalam hidupnya. Karena ia tidak pernah bosan membuktikan, bahwa aku adalah penting baginya.
Aku berharap aku bertemu dengan seorang yang mau menemaniku dalam segala sedih dan lelah hidup ini, namun masih bersedia menertawakan segalanya demi kewarasan diri.
Aku berharap aku akan dijodohkan dengan seorang yang mampu menjadi kekasih paling setia, sahabat dalam suka dan duka, serta saudara yang rela membenarkan segala keliru dan salah.
Aku berharap aku akan disatukan dengan seorang yang menghargai segala hal kecil terkait diriku, menghargai keluarga dan juga semua orang yang menyayangiku.
Aku berharap aku akan selamanya diberikan kesempatan bersama dengan seorang yang mengingatkanku bahwa aku pantas mendapatkan cinta yang sama seperti cinta yang kuberikan.
Aku berharap aku akan mencintai seorang yang juga mencintaiku, dan mendoakan segala hal baik yang sama, seperti aku mendoakan kebaikannya.
Aamiin…
-
© Tia Setiawati | Palembang, 2 November 2017
1K notes · View notes
fauziahulfaa · 7 years ago
Text
Terima Kasih Telah Mematahkan Hatiku.
Karena kau, aku lebih paham apa artinya nyeri. Terlebih karena aku menjalaninya sendiri.
-
Kepada yang sudah menjadi asing dan entah. Terima kasih karena pernah singgah. Datang sekadar mengenalkan apa artinya indah. Meski lalu pergi. Kemudian hanya menyisakan nyeri.
Kepada yang sudah menjadi masa lalu. Terima kasih karena pernah menjanjikan masa depan. Setidaknya aku belajar kecewa. Lalu kemudian, bersiap-siap patah sampai dasar terendah.
Kepada yang sudah membuat patah. Terima kasih telah memberi kesempatan hatiku runtuh sampai tak bersisa. Sepertinya, dunia ini sekejap hitam, lalu berangsur abu-abu. Lalu aku harus berjuang sendiri, mencari warna untuk masa depanku nanti.
Kepada kau, yang mungkin nanti membaca ini. Terima kasih telah memberiku alasan untuk membuka diri. Menuliskan semua luka lalu berniat menyembuhkannya.
-
“Kau tahu, bahwa pada satu titik dalam hidupmu, hati perlu untuk patah. Untuk tahu apa arti berjuang menuju tidak menyerah. Untuk menemukan ia yang bersedia berjalan searah.
Kelak nanti, ia yang seharusnya bersamamu, harus mendapatkan seorang yang mencintai dirinya sendiri. Meski hatinya pernah merasa patah. Meski pernah merasa dunia ini tak pernah memihaknya.”
-
© Tia Setiawati | Tangerang, 22 Agustus 2017
878 notes · View notes
fauziahulfaa · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Kalian; perempuan-perempuan yang akan dirindukan nantinya đź’• #kknlyfe #PejuangKKN #palasari #indonesia #kkn038 #myteam #mylovelyteam #uinsyarifhidayatullah #jakarta #photogrid #instamuslimah (di Palasari, Indonesia)
0 notes
fauziahulfaa · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Teruntuk Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa kali saya temui kakek ini, bahkan beberapa kali pula saya mencari keberadaan beliau. Beliau kakek tua yang giat mengais rezeki, tak peduli tubuh renta, tak peduli sengatan matahari. Berjalan pagi dari rumah membawa gerobak kecil miliknya yang berisi "bola kecil dan abu gosok". Fikirnya saya saat tahu pertama kali apa yang beliau jual "jaman sudah se-modern ini sudah jarang sekali yg menggunakan abu gosok". Namun, beliau tidak menyerah. Tidak menjadikan ke-rentaannya utk meminta belas kasih seseorang. Itu yang saya patut acungi jempol. Pagi ini, ketika ingin berangkat ke kampus. Saya bertemu kakek ini sedang duduk di pinggir jalan dengan lemahnya. Sontak saya berhenti, berniat membeli se-plastik abu gosok utk membantunya. Sebab jika saya hanya memberinya uang, sy takut beliau tersinggung. "Pak, beli abu gosoknya ya" berkali2 saya berkata, beliau hanya terdiam. Ternyata, pendengaran beliau terganggu. Saya mengencangkan suara dan beliau akhirnya mendengar. Dengan tergopoh2 utk berdiri beliau menyiapkan abu gosok pesanan saya. "Tidak usah banyak2 pak, berapa harganya?" "3000 ribu neng" Saya terdiam, untuk seplastik abu gosok beliau hanya menjual 3000 rupiah. Benar2 nominal yg tdk ada apa2nya utk jaman skrg. Saya pun bayar, memberi dengan lebih berniat bukan untuk menganggapnya peminta2 tapi karna simpati saya sebagai manusia (bukan utk riya hanya berbagi kisah). Setelah saya bayar, begitu banyak doa yg beliau layangkan utk saya sambil mencoba duduk kembali. Karena memang sudah lama sekali sy mencari kakek ini, moment ini pun saya gunakan utk sedikit bertanya ttg kehidupannya. "Bapak tinggal dimana?" "Deket, di deket bengkel las daerah pisangan" (Saya menyimak) "Saya tinggal numpang sama orang, anak saya tinggal di cikarang. Perut saya sakit neng, selama puasa gak pernah makan karena gak ada apa2 dirumah. Saur sm buka cuma pake air putih aja" Suaranya terdengar parau menahan tangis. "Bapak kenapa gak istirahat aja? Gak usah puasa aja pak" Beliau hanya tersenyum. Dan berkata "maaf ya neng, saya gak bisa ngobrol banyak. Perut saya sakit kalo banyak ngobrol" "Ohiyaa pak, saya pamit ya pak" Tangis saya tertahan, saya merasa tertampar pagi ini. Beliau sudah se-tua itu, masih sanggup berpuasa. Masih sanggup bekerja. Saya yang se-muda ini, masih sering mengeluh, masih sering menyepelekan makanan sdgkan kakek tersebut, untuk makan pun susah. Dari tulisan ini, Saya bermaksud mengajak teman2 semua utk membantu beliau terkhusus mahasiswa/i UIN Jakarta karena posisi beliau yg dekat dgn kampus dan seluruh warga tangerang selatan. Jika kalian temui kakek ini, berhentilah sejenak. Belilah abu gosoknya yg seharga 3000 rupiah atau bola kecil yg seharga 5000 rupiah. Pak, semoga hari ini Allah memberimu rezeki yg berlimpah dan semoga ibadah puasamu beberapa hari ini di terima oleh Allah. Ciputat, 31 Mei 2017 #mariberbagidibulanberkah #berbagiterhadapsesama #ramadhanberkah
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Listening to Jangan Bersedih by Tiffany Kenanga
Ini semua telah Tuhan rencakan, jadi jangan bersedih (lagi)~ – Preview it on Path.
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Kukira, rasa kita masih sama. Namun nyatanya, Purna sudah rasa dihatimu.
Mungkin ini yang disebut “cinta jadi benci”.
Tak mengapa.
Ini ceritaku, Begini alurnya.
Cukuplah sajak yang mewakili rasa dihati ini :)
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Aku menamaimu “titik” Karena dalam sebuah kalimat, fungsi tanda titik digunakan untuk mengakhiri maksud kalimat tersebut.
Artinya, kalimat tersebut telah usai. Tidak bisa ditambah lagi dan harus memulai kalimat baru yang berbeda.
Sama halnya denganmu, yang telah usai denganku. Tidak ada lagi kisah. Tidak ada lagi cinta. Tidak ada lagi rasa.
Usai ! Menjadi kenangan~
Rabu, 21 Desember 2016
1 note · View note
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Jika kebanyakkan wanita memimpikan dan mendambakan sosok "dilan". Lain halnya denganku, Yang hanya bisa memimpikanmu dan mendambakanmu. Kamu, lebih dari sekadar dilan ❤
1 note · View note
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Desember,
Dinginmu mulai menusuk ruam2 tulangku.
Membuatku terpaku kaku
Sekelebat kisah tentang desember tahun lalu berdatangan silih berganti.
Aku takut kecewa
Aku takut menangis
Karena desember ini menyakitkan! Tidak akan pernah seindah dulu (lagi)
Dan, Aku masih mematung didepan jendela Memandangi hujan yang turun dengan lebatnya
Sejak kau pergi, Hujan bukanlah sesuatu yang ku tunggu.
Aku benci hujan!
Bersamaan dirimu dan bulanku. Desember!
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Aku bersyukur, Ketika Tuhan percaya dan menitipkan hatimu padaku. Apa kamu tahu ? Karnamu, aku mampu menari-narikan penaku pada secarik kertas dikamarku. Karnamu, aku mampu berbagi motivasi kepada yang membutuhkan. Dan karnamu, aku mampu mengubah gelap menjadi cahaya. Hidup itu cerita. Aku sebagai tokoh utama, dan kamu sebagai pelengkap! Tentunya, jika tidak ada pelengkap ceritaku akan basi, monoton, dan tidak berwarna bukan begitu? Tetapi, kamu melengkapi :) Oleh karena itu, Walau sesaat aku bersyukur Karena kedatanganmu melengkapi cerita hidupku. Hey kamu, Ceritaku ❤
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Quote
Aku lupa, kapan terakhir kali aku tertawa ketika tidak memikirkanmu :')
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Kepergiannya sudah tujuh tahun Namun luka itu masih dengan setia menggerogoti tubuh mungilku. Bahkan, tanpa aku sadari Luka itu semakin menganga setiap harinya. Aku depresi, Mengapa luka itu tidak mau pergi? Padahal sudah bertahun-tahun lamanya semua berakhir. Apa aku harus menua dengan luka ini? Dia sudah bahagia, Dengan kehidupan barunya. Lantas, mengapa kamu juga tidak bahagia dengan kehidupanmu yang baru? Aku lelah, Karena luka itu sakit. Sakit dan semakin sakit Haaaaaahh T_T
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Jika saja aku tahu, kedatanganmu yang kedua kali hanya untuk sebuah kata "pamit". Jika saja aku tahu, kedatanganmu hanya sekadar singgah. Mungkin aku tidak akan pernah mau membuka pintu kembali. Seringkali aku berkata, Jangan pergi lagi ! Jangan pergi lagi ! Jangan pergi lagi ! Dengan enteng sambil tersenyum kamu menjawab "tidak, aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kali, aku tidak akan pergi lagi" Nyatanya ? Sumpahmu, Hanya sebuah kata Sumpahmu, dusta! Kamu tetap saja pergi. Pergi bersama senyum meninggalkan tangis. Mungkin, Memang aku yang terlalu bodoh. Memberi kesempatan tanpa mempertimbangkan. Hah, sudahlah. Aku bisa apa? Nebula telah mendatangiku (lagi). Sampai jumpa :") Jum'at, 18 November 2016
0 notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Quote
Bagiku, jatuh cinta bukan perihal satuan angka, tapi rasa, dan ia tak butuh alasan, berbeda dengan perpisahan, kau pergi tanpa kata-kata? Itu kurang ajar namanya
(via bulangerimis)
527 notes · View notes
fauziahulfaa · 8 years ago
Text
Bukan Aku yang Menyerah
Bila di masa depan nanti Tiba-tiba kau mengingatku lagi Ingatlah bahwa bukan aku yang menyerah Apalagi pergi lebih dulu dan mengaku kalah
Karena… Selalu aku yang menunggu, saat kau yang terlambat Selalu aku yang setia, saat kau sengaja lupa Selalu aku yang berjuang, saat kau ingin melepaskan Selalu aku yang mengerti, saat kau bahkan enggan menjelaskan Selalu aku yang tinggal, saat kau bilang tak akan kembali
Maka, bila sekarang aku merelakan Itu bukan karena aku kelelahan Namun karena kau tidak sama sekali menunjukkan perubahan
Ingat lagi, bahwa bukan aku yang menyerah : Aku hanya belajar melepaskan, seorang yang tak pernah ingin tinggal.
Tangerang, 26 Oktober 2016
- Tia Setiawati
762 notes · View notes