Photo
[Sederhana] "Semoga kamu adalah warna warni kebahagiaan buat aku" Do'amu di saat umurku genap seperempat abad. . Terima kasih, untukmu orang baik. Semoga tetap jadi baik, ya. 😁 . @30haribercerita #30haribercerita #30hbc20apresiasi #30hbc2008 (at Bogor, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B7DeMT4A5z8u6_FIhVXcZ4eJOxAg8rKnftOV6A0/?igshid=1uu8nh5upjeo5
4 notes
·
View notes
Photo
[Guru Kehidupan] Pekerjaan terbaik di dunia ini hanya dua, yaitu guru dan bukan guru. . Bagiku, pilihanku ini bukanlah pekerjaan seutuhnya. Aku membersamainya sebagai ladang dakwah untukku. Sebab setiap yang kita lakukan bukankah akan kembali kepada Ilahi? . Menjadi guru seperti menjadi sutradara, begitu kata Pak @abdul_rachman31 selalu Direktur Pendidikan @sekolahalamcendekia. Sebagaimana sutradara dalam sebuah film, ia harus mempersiapkan film tersebut dengan semaksimal mungkin agar tak mengecewakan setiap mata yang menjadi saksi atas jerih payahnya. . Begitupun dengan guru, ia selalu berusaha untuk mencetak generasi terbaik di setiap zamannya. Tentunya sesuai kekuatan siswanya masing-masing. Hasilnya pun tak mungkin instan, langsung saat itu juga. Tapi, bisa jadi setahun, sepuluh tahun, atau bahkan ubahnya begitu lama hingga saat diri ini tak lagi membersamainya di dunia. . Terima kasih atas pembelajaran selama empat hari ini. Terima kasih telah membangkitkan mimpiku yang sempat hibernasi terlalu lama. 😁 . Untuk mengawali coretan mimpiku, aku memulai dengan menantang diri ikut projek #30haribercerita. Semoga istiqamah dan setiap katanya mengandung hikmah. . 🌾 Guru Kehidupan Sekolah Alam Cendekia Bogor 🌾 . @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2005 (at Bogor, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B671wy8ATLWegte-VcEb13BZIVtmZD4vr0Y38k0/?igshid=1r71jngu1wxf
0 notes
Photo
[Memandangmu, Memandang Akhirat] Teringat nasihat Imam Syafi'i bahwa jika kamu menjadi sahabat maka jadilah orang yang ketika seorang sahabat melihatmu maka bertambahlah imannya. Sahabatmu akan mengingat akhirat. Ibadahnya kian meningkat seraya berucap "Sungguh beruntung diriku sebab Allah hadirkan sahabat sepertimu di sisiku." . Semoga dengan hadirnya aku di kehidupanmu, bukan lagi dunia yang menjadi prioritas melainkan akhirat yang menjadi tujuan dalam setiap langkahmu. Hingga suatu saat nanti jika kamu tak menemukanku di surga tolong tanyakan keberadaanku kepada Allah, yaa. :") . Terima kasih untuk hari ini. Terima kasih telah tertawa lepas dan bertukar cerita bersama. Percayalah bahwa setiap yang datang ke kehidupan kita sudah Allah gariskan sesuai jalur kehidupan kita masing-masing. . @30haribercerita #30haribercerita #30hbc2006 (at Sekolah Alam Cendekia Bogor) https://www.instagram.com/p/B7AIW3rgqy00_cjGbJTZxPo0b4astQfgiBPo6E0/?igshid=14483rlxx60p7
0 notes
Photo
[Pohon Resolusi] Tiap yang bernyawa pasti punya mimpi. Tahun baru identik dengan mimpi baru. Resolusi baru. . . Teman-teman kelas 6 Jawara memulainya dengan pohon Resolusi. Kalau kamu? . Ini mimpiku, mana mimpimu? . @30haribercerita #30haribercerita #30hbc2007 (at Sekolah Alam Cendekia Bogor) https://www.instagram.com/p/B7Cnam_Awny_za_wGVf5KqzX0g5IRFXv7wLnig0/?igshid=g4gmrwohvumm
0 notes
Text
Berpisah di Malam Terakhir
Ramadhan sudah menginjak hari ke 29. Habis sudah kesempatan untuk menumpuk pahala sebanyak-banyaknya. Rasanya, baru kemarin melaksanakan tarawih di masjid kampus. Dan malam ini, sudah malam terakhir Ramadhan. Semoga Allah mempertemukan kembali di Ramadhan tahun depan.
Sesuai rencana, malam ini akan diadakan buka bersama keluarga. Alhamdulillah, Allah berikan nikmat berkumpul dengan keluarga. Nikmat yang tak semua orang dapat merasakannya.
Buka bersama sudah, tarawih pun sudah. Tiba waktunya pulang.
"Pak, nginep aja di sini. Kan ini rumah bapak."
"Ngga ah, pulang aja"
Padahal waktu sudah malam, sudah pukul 9 malam lebih. Entah apa yang membuatnya enggan untuk bermalam sehari saja di rumah. Iya, di rumah. Rumah yang penuh dengan kenangan sejak 20 tahunan silam.
"Kenapa pulang? Di sini kan ada anak-anak."
"Ya kan di sana nemenin istri."
"Pak, istri mah ga bisa bawa bapak ke Surga. Yang bisa bawa Bapak ke surga cuman anak."
Hingga terucap kalimat seperti itu darinya, aku hanya bisa terdiam bisu. Ga bisa berkata apa-apa. Hanya bisa berdo'a.
Semoga Allah melembutkan hatiku dan hatinya. Semoga Allah menggerakkan kaki dan hatinya untuk kembali bersama satu atap. Aamiin :"
Dalam Perjalanan Pulang Indramayu, 1 Juli 2019
0 notes
Text
PERLAWANAN SUNYI MURSI
Ahmad Jilul Qur'ani Farid - Wartawan Majalah Gatra
Seorang kawan bertanya kepada saya, siapa politisi idola saya? Saya jawab saya tak mengidolakan politisi. Apa sebab? Karena orang yang hidup tidak dalam titik nadir adalah orang biasa-biasa saja, Hatta seorang politisi hebat sekalipun masih hidup dengan kenyamanan sosial dan materiil diatas rata-rata kebanyakan orang. Tidak ada yang istimewa.
Sementara nama-nama besar dalam catatan sejarah adalah tentang orang-orang yang teguh hingga titik nadir. Memilih untuk hidup menderita karena memegang prinsipnya atau memperjuangkan nasib orang banyak.
Antitesa utama dari kemewahan sosial dan materiil adalah jeruji besi, tentu tanpa sebuah tindakan kriminal dan pidana, alias tahanan politik, dipenjara karena melawan penguasa. Nelson Mandela dipenjara, Soekarno dipenjara, Tan Malaka dipenjara, Pram dipenjara, Hamka dipenjara.
Mungkin kita akan menganggap beruntung yang kemudian bebas, tapi bisa jadi lebih beruntung ia yang hingga akhir hayatnya mati dalam titik nadir, bagi saya kematian dalam titik nadir karena memegang prinsip adalah kematian yang mulia. Karena hingga mati ia tak tersentuh hipokritnya dunia, dalam kesenangan dan kemewahan pribadi semata.
Adalah Mursi, nama baru yang akan dicatat sejarah sebagai orang yang mati mulia. Ia berprinsip tak mengakui Pemerintahan yang terbentuk karena mengkudeta hasil pemilu yang sah. Andai ia mau mengangguk barang sekali, mungkin kebebasan akan dirasakannya sambil menikmati hari tua.
Kalau dalam pandangan kebanyakan orang, Toh apa lagi yang harus Mursi perjuangkan? Organisasi sudah bubar centang perenang, aktivisnya ditangkapi dan lari keluar negeri. Sudah tak ada harapan bagi Ikhwanul Muslimin di Mesir, ia sudah game over.
Tapi memang Mursi tak sedang membela Ikhwanul Muslimin, ia sudah tak punya daya dan upaya, yang masih bisa ia bela tinggallah suara rakyat yang memilihnya, meski mungkin para pemilihnya bisa jadi sudah melupakannya.
Bersenjatakan tubuhnya yang renta, ia lakukan perlawanan Sunyi, dengan mengorbankan satu demi satu organ tubuhnya digerogoti penyakit dalam penjara, ia tukar dengan prinsip bahwa kekuasaan As Sisi tidaklah sah dan pilihan rakyat harus dibela.
Diabetesnya terus menggila, sebelah matanya hampir buta entah kenapa, paru-parunya meradang akibat dinginnya penjara, jantungnya berdebar-debar akibat hipoglikemia, mulut dan rahangnya terluka.
Selama 7 tahun, Ia melawan hingga titik nadir, sampai tumbang, hingga raga kakek berwajah teduh itu tak lagi mampu lagi jadi senjata terakhir perlawanannya. Nahas, kalau dilihat dari kacamata materil. Hina, kalau dipandang dari perspektif penguasa. Menyedihkan kalau ditatap dari kacamata awam.
Tapi Mursi sudah menang, ia jauh lebih mulia dari penguasa yang ia lawan. Tanpa angkat senjata, As Sisi sudah kalah. Martabat Mursi melambung tinggi seperti jiwanya yang kini merdeka menghadap Rabbnya, sementara harga diri As Sisi jatuh karena dzalim membunuh seorang Kakek renta.
Selamat jalan kakek berwajah teduh, dada jutaan orang kini telah kau buat membara, akibat perlawanan sunyimu dalam dinginnya penjara. Panjang Umur Perlawanan! Pendek Umur Kedzaliman!
Ditulis oleh
Ahmad Jilul Qur'ani Farid - Wartawan Majalah Gatra
70 notes
·
View notes
Text
Gue percaya solusi itu dekat cuma kita aja yang suka ngejauh :')
“Istighfar” kok jadi sumber inspirasi?
“kalo lagi "mentok” bangett, apa sumber inspirasimu?“
"istighfar ribuan kali dan shalat taubat sampe capek.”
“hah? ga nyambung ah.”
“siapa bilang? inspirasi itu memang buah dari pikiran kita. tapi siapa yang punya kendali terhadap pikiran kita?”
“hmmm…”
“Kita mentok nih, terus googling cari inspirasi , siapa yang punya kendali terhadap kedua bola mata kita yang berkordinasi dengan jari kita di laptop, lalu kita memilih salah satu dari sekian banyak link website di google, yang akhirnya mencerahkan?”
“terus?”
“Bisa aja ada website yang mencerahkan, tapi kita nggak milih itu karena di saat yang bersamaan HP lo bunyi terus kedistrak, atau tiba2 mati lampu akhirnya lo lupa lagi tadi googling apa, atau tiba2 mules wkwk. Yang akhirnya kita nggak jadi tercerahkan.
Semua itu terserah Allah mau ngizinin atau enggak. Rezeki bernama inspirasi itu selalu ada, tapi bisa jadi terhalang karena kita rutin ngerjain maksiat. Jadi banyak minta ampun dengan istighfar dan shalat taubat biar penghalang itu ilang deh.”
“ah masa sih? gw ga percaya.”
“ya terserah. kalo gw udah pake cara ini dari 7 tahun lalu. so far it works. jadi gw lanjutin ajah.
lagian dengan begitu, gw jadi lebih tenang karena gw percaya solusi itu dekat. cuma kita aja yang suka ngejauh.
Allah seneng sama kita kalo rajin taubat broh.
Lagian kalau Allah udah seneng, kelar urusan semua. mau nyari apa lagi sih?”
“hmmm…”
–
Depok, 14 Juni 2019
912 notes
·
View notes
Text
Sudah Enam Tahun
Tulisan ini agak panjang, mohon bersabar bagi yang ingin membacanya. 😁
Tepat 20 April kemarin, PKS milad yang ke 21 bertepatan dengan enam tahun sudah ibu menghadap Ilahi. Rabbi, ampunilah dosa-dosanya, tempatkan ia di sisi terbaik-Mu. Rabbi, aku merindunya, sampaikan salam ku untuknya.
Enam tahun, waktu yang cukup lama untuk bisa menjadi pribadi yang lebih lapang dalam menerima segala takdir-Nya. Namun, sepertinya tak cukup bagi diri ini yang masih banyak kurangnya. Tak sedikit derai air mata mengalir kala mengingat peristiwa enam tahun silam, begitupun ketika mengingat perjalanan selama enam tahun tanpa almarhumah.
Ayah, sosok inilah yang kemudian menuntut diri ini untuk terus ishbir sebab kita harus fashbir shabran jamiilaa dan kita meyakini bahwa innallaha ma'ashshaabiriin. Bertumbuh bersamanya tanpa seorang bidadari membuatnya sulit untuk terus menapaki jalan kehidupan. Sebab tanpa adanya dorongan dari perempuan, lelaki tak akan sempurna melewati hidupnya. Begitulah kira-kira alasannya kenapa mencari sosok pengganti almarhumah. Orang bilang, ini dinamakan puber kedua. Do you know about that?
Ia pun rela meninggalkan darah dagingnya, demi membersamai tulang rusuk barunya. Tak hanya sentuhan yang tak mereka dapatkan, secara finansialpun mereka harus tertatih-tatih bahkan harus rela meminjam kepada orang baik.
Hingga pada titik jenuh, di enam tahun ini. Aku merasa sudah cukup bibir ini terus menasihatinya. Cukuplah do'a yang menjadi kekuatan titik balik seseorang. Karena Allah lah yang membolak-balikkan hati manusia.
Semoga Allah kian melapangkan hati ini dalam menerima segala takdir-Nya. Aamiin (:
Bogor, 21 April 2019
Masih menunggu sosok baik
3 notes
·
View notes
Text
Ketika berdo'a, berharaplah kepadaNya agar senantiasa ditambahkan rezekinya sebab rezeki dariNya engkau pergunakan untuk kepentingan saudaramu dan ummat bukan untuk sendiri. In Syaa Allah, ketika niat dalam kebaikan untuk kebermanfaatan ummat maka Allah akan tambahkan rezekimu dan memberkahinya. (:
Nasihat sebuah buku
Bogor, 10 April 2019
0 notes
Text
Sudah Dijamin
Setiap anak yang terlahir ke dunia ini mempunyai rezekinya masing-masing. Sudah dijamin. Tak usah kau ragu. Tak usah kau bermain dengan persepsi sendiri. Karena bisa jadi, prasangkamu melebihi kuasa Tuhanmu.
Selagi kamu masih keluar rumah untuk ikhtiar mencari rezeki. Di saat itu pulalah Allah akan memberimu rezeki. Layaknya seekor burung yang keluar dari sarangnya, Allah pasti akan memberinya rezeki untuk keluarganya yang sudah menunggu di sarang. Itulah konsep rezeki, "kata seorang teman".
Semangat, ya!
Bogor, 29 Maret 2019
1 note
·
View note
Text
Mengambil Keputusan
Benarlah sepatah dua kata orang bijak "Jangan pernah mengambil keputusan baik di saat engkau bersedih maupun senang."
Dan aku, menyepakatinya.
Redamlah hatimu sejenak. Bahkan hingga tiga haripun tak masalah. Agar kelak, keputusan yang engkau ambil tak berbuah penyesalan. Agar keputusan yang engkau ambil sesuai dengan nalurimu.
Semoga Allah kan senantiasa menenangkan hati kita, melapangkan hati kita, dan memberikan petunjukNya dalam setiap urusan kita.
Aku, yang masih terus belajar untuk mengambil keputusan dalam keadaan tenang.
Bogor, 28 Maret 2019
1 note
·
View note
Text
Niat aja dulu, perkara sudah ada atau belum. Yang utama tetaplah niatmu.
Luruskan niat sebelum datang takdir baik dariNya.
1 note
·
View note
Photo
Memang betul, tapi hal itu tak semudah mengembalikan telapak tangan. Terlebih untuk seorang Thinking yang susah Move On. Meskipun begitu, teruslah mencoba untuk mengobati luka lama~
“Jadilah lebih baik setelah ditinggal pergi”
Jika hari ini kau dicampakkan begitu saja oleh seseorang, dan dibiarkan pergi tanpa dicegah, mungkin sudah waktunya kau berbenah diri, dan belajar tentang kelapangan hati.
Tentang keikhlasan menerima sebuah takdir. Juga tentang ketabahan menyikapi sebuah kenyataan pahit. Bahwa dirimu tak diharapkan lagi.
Ketahuilah bahwa semua ada waktnya. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang abadi selamanya. Termasuk hubungan kamu yang baru saja berakhir.
Tidak mengapa. Sungguh!! Tidak perlu bersedih begitu. Jikapun sesak melanda dirimu, menangislah untuk melegakan hatimu. Tetapi setelahnya, tidak boleh lagi kau terlihat rapuh.
Luka-luka yang bersemayam itu jangan kau jadikan alasan untuk melemahkan dirimu sendiri. Cobalah untuk mendewasa lagi. Berpikir lebih bijak bahwa seharusnya air matamu tidak jatuh untuk seorang laki-laki yang tidak lagi bersedia untuk dicintai;olehmu.
Kau perempuan. Dan kupikir setiap perempuan memiliki stok kuatnya masing-masing. Tinggal bagaimana kau mengolahnya menjadi sebuah kewarasan yang hakiki.
Setelah ditinggal pergi, seharusnya kau menjadi lebih baik. Seharusnya kau bisa menempa dirimu untuk menjadi sosok yang takkan (lagi) dicampakkan begitu saja oleh laki-laki.
Terlebih dahulu, kau harusnya menghargai dirimu sendiri. Mencintainya lebih daripada kemarin-kemarin. Agar kau sadar bahwa dirimu layak dicintai oleh sosok yang lebih baik.
Sekarang, usaplah air matamu dengan kesabaran. Basuhlah lukamu dengan senyum penuh keikhlasan. Maafkan dirimu yang mungkin pernah mencintai orang yang salah. Dia.
Sudah saatnya kau bertumbuh menjadi perempuan yang tangguh. . 📝@gadisturatea #gadisturatea #muslimahberhijrah #dakwah #islam #hijrah #muslimahberdakwa #inspirasi #muslimahtangguh #duniamuslimah #produktif #cerpen #prosa #rianyazzahra #writer https://www.instagram.com/p/BuhwEOjgGLW/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=5yrs8j0wnm41
246 notes
·
View notes
Text
Menunggu Takdir TerbaikNya
Tepat di awal Februari, rutinitas corat coret agenda bulanan sudah melayang-layang di atas kepala.
Ku ambil spidol merah.
Tanganku langsung tertuju di pojok kiri atas papan agenda. "Menunggu Takdir Terbaik Nya", kalimat itu yang kemudian menggerakkan jari jemariku.
Dan Allah Maha Mengabulkan setiap harap hambaNya.
Entah takdir apapun yang menimpamu. Percayalah, bahwa itu yang terbaik dariNya. Tiada kesia-siaan yang Allah berikan dalam hidup ini. Semua sudah sesuai kadarNya. Kalaupun engkau berpikir hal tertentu di luar batas kemampuan mu, tenanglah. Elus dadamu, katakan padanya bahwa Allah tidak akan memberi suatu takdir di luar kapasitas hambaNya.
Apa harapmu di bulan Maret?
Ditemani langit senja Bogor, 22 Februari 2019
1 note
·
View note
Text
Teruslah berjalan. Jalanmu masih panjang. Semoga Allah menguatkanmu hingga akhir.
0 notes
Text
Sesuatu yg sudah diikhlaskan. Lalu kemudian menuju perjalanannya masing-masing. Antah berantah. Then, kalau kata Allah yang akhirnya pergi ditakdirkan untuk kembali lagi, kita bisa bilang apa?
Nasihat seorang teman
Jika memang bukan ia yang kembali, Allah pasti akan datangkan yang lebih baik darinya.
Bogor, 16 Februari 2019
3 notes
·
View notes
Text
Menerka Waktu
Berhati-hatilah dengan prasangka, bisa jadi ia tak sesuai dengan realita.
Wahai waktu, aku sedang belajar dalam melewatimu tanpa harus menerka yang tidak-tidak. Yang ku yakini, hanya Allah yang tahu waktu terbaik bagi setiap hambaNya, untuk hal apapun itu.
Wahai waktu, karenamu aku belajar perlahan tuk merelakan hati. Agar ia tak lagi menerka-nerka. Karena semakin menerka, semakin rumit pula persepsi itu bermunculan.
Cerita darinya pada siang bolong ini telah membuatku sadar untuk terus lebih memperpanjang kesabaranku, untuk tak lagi bertanya-tanya. Kenapa kenapa dan kenapa. Kini ku sadari, betapa indahnya buah dari bersabar. Betapa indahnya buah dari penantian panjang dengan ikhtiar semaksimal mungkin.
Ya Rabb, terima kasih untuk siang bolong yang cerah di pekan pertama bulan di mana Ibu dilahirkan. Terima kasih atas jawaban indah yang kau beri. Setidaknya ku tak lagi menerka-nerka hal yang tak pasti.
Wahai hati, tenanglah. Bersabarlah dengan kesabaran yang baik. Jika Allah telah berkehendak, maka ia akan memberikan jawabanNya kepadamu di waktu yang tepat.
Bogor, 3 Februari 2019
3 notes
·
View notes