faqiratul-ilmi
bintuhafidz
61 posts
Menulis itu caraku menyapa semesta. Karena dengannya seolah jiwaku menyatu dengan aksara kata yg diciptakan semesta.
Don't wanna be here? Send us removal request.
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Lelah ya? Rasanya tugas banyak dan gak selesai-selesai -> *SABAR*
Justru disini letak nikmatnya menuntut ilmu, ada pada prosesnya, bukan pada hasilnya.
Rasanya jika membaca siroh ulama dalam menuntut ilmu, perjuangan kita masih jauh. Sangat jauh.
Jadi, tetaplah semangat & jangan mengeluh. Karena keletihanmu akan membawamu pd kehidupan yg cemerlang dimasa depan. Insyaallah
4 notes · View notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
SEBELUM MENINGGAL DIA BERUCAP “AKU MENCIUM BAU SURGA ”
Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam AsShahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda :”Ada tujuh golongan orang yang mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain naunganNYA,,,,, diantaranya seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah.”
Dalam sebuah hadits Shohih dari Anas bin an-Nadhr radhiyallahu ‘anhu ia berkata,”Wah, angin surga. Sungguh aku telah mencium bau surga yang berasal dari balik gunung uhud.”
Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta’ala.
Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi. Ia melanjutkan kisahnya, “Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudaranya di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.
I. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
II. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
III. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
MaasyaAllah, sungguh indah kematian seperti ini. Kita memohon kepada Allah semoga menganugerahkan kepada kita Husnul Khotimah.
Saudara-saudara tercinta, kisahnya belum selesai. Saudaranya bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga. Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU.’
Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’
Referensi : Serial kisah teladan Muhammad bin Sholih Al-qahthani
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Hati-hati sama berbohong. Kenapa?
Sekali berbohong kesananya makin mudah untuk berbohong. Sekian lama akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, dan tidak ada rasa bersalah saat berbohong.
*Na'udzubillahi min dzaalik*
Anda muslim?
Sifat muslim itu *JUJUR*
:')
2 notes · View notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Allah tau apa yang kamu butuhkan :)
Tak semua inginmu baik menurut-Nya. Pun tak semua keenggananmu buruk menurut-Nya.
والله يعلم وأنتم لا تعلمون
Jadi, percayakan saja hidupmu pada-Nya.
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Apa yang Allah mudahkan jalannya itu yang terbaik :)
Itu jawaban doa2 mu selama ini. Jika ditengah ada sedikit kerikil lalui aja, jgn goyah apalagi berbalik.
Perjuangkan apa sudah Allah katakan "Ini yg terbaik untukmu, hamba-KU"
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Setiap perjalanan yang di tempuh, pernahkah kita selalu berpikir,
Akan kemana akhir dari langkah ini? Akan dimana jejak kaki ini terhenti? Siapa yang akan ditemui pada akhir perjalanan?
Seringkali kita menyiapkan bekal semaksimal mungkin saat akan melakukan perjalanan, tak boleh ada yg tertinggal. Titik!
Pernahkah menyiapkan bekal dgn maksimal saat perjalanan yg dituju adalah kampung akhirat? Sadarlah!
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Cemas, risau, dan galaumu harus berkelas. Gak melulu tentang cinta, dunia, dan semisalnya. Risaulah memikirkan kehidupan diakhirat bagaimana.
Apakah selamat menjawab pertanyaan2 dari Allah? Apakah akhir kembaliku surga atau neraka? Apakah selama ini amalku di terima?
Jadilah berkelas :')
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Berdoa sama Allah. Minta tolong sama Allah. Usahakan ke Allah dulu sebelum ke yang lain, dalam hal apapun itu.
Katanya, kita minta yg terbaik. Namun saat keinginan tak sesuai dengan kehendakNya mengapa kecewa?
*Pihak siapakah yang lebih tau yg terbaik, kita atau Allah?*
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Lantas, kalau aku sholat tapi ternyata masih maksiat, gimana? Bukannya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?
Hey, jangan salahkan perintah sholatnya. Tapi lihat *kualitas* sholat dirimu.
*Apa mengerjakannya sebagai ibadah? Atau hanya sebagai rutinitas harian?*
*Sudah berusaha khusyu? Atau yg penting udh sholat?
Sungguh, berbeda sekali hasilnya ke hati.
1 note · View note
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Beberapa kisah terdengar. Jika ingin bertemu sukses, harus berteman dengan perjuangan, pengorbanan, lelah.
Banyak kisah2 heroik muncul, alangkah baiknya fokus kita bukan pada menganga dgn mata berbinar melihat orang tersebut.
Tapi, fokuskan pada perjalanan dia meraihnya. Percayalah, banyak duri yang dihadapinya. Jangan lupa, terus libatkan Allah.
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
*Mari merajut ukhuwah hingga surga*
Dunia ini fana. Karenanya, tak ada yang abadi padanya. Hingga dunianya sendiri pun akan hancur dilahap lorong waktu, dengan izinNya.
Siang-malam kita saksikan selalu begitu. Pun hari2 senin hingga minggu, berulang terus tiada henti.
Karena hidup ini perputaran waktu, tak ada yg tetap. Mungkin seperti hatimu tak melulu tentang bahagia, kadang kesedihan datang melanda.
Lambaian perpisahan semakin mendekat, tapi tak mengapa, akan ada pertemuan menanti yg lebih indah di depan sana, pertemuan di surga Insyaallah.
Selamat meraih asa dan cita _teman2_
_salam ukhuwah_:)
@nafilatullatifah_
4 notes · View notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
"Nasehati aku, malas ini semakin menggerogotiku. Aku payah dalam melawannya." ujarku sendu.
Dengan pelan kamu berbisik tenang:
_"jika kamu futur, coba diam sebentar, ambil langkah mundur sedikit, ingat kembali apa yg membawamu sampai dititik ini. Lalu mulai mempersiapkan untuk melangkah dan berlari kedepan."_
1 note · View note
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Sebagian kita merasa malu jika maksiat yang dilakukan diketahui orang lain.
Malu semalu malunya.
Tapi apakah kita tidak malu saat maksiat diketahui Rabbul 'Alamiin? Padahal kita hidup dibumiNya? Padahal nikmat melihat, mendengar, berbicara, semua dariNya?
Akal mana yang bisa menerima?
Berpikirlah jiwa!
Lalu, mari kembali :)
1 note · View note
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Hei aku, yang tengah menikmati kubangan maksiat. Saat ada yg mengingatkan aku berdalih sulit tanpa ada usaha benar2 keluar dari kubangan itu.
Ah bodoh sekali aku, menuhankan nafsu bukan menuhankan Allah. Miris!
Padahal aku tau ini salah, tapi aku masih melakukan.
Padahal aku tau ini neraka, tapi enggan untuk keluar meski panas.
Apakah akalku jalan? Tebak sendiri..
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
ITTAQILLAH!!
Bertaqwalah kepada Allah dimana pun berada.
Tidak malukah bermaksiat saat kita berada dibumiNya? Tidak malukah melanggar larangaNya saat napas ini masih diberiNya?
Tidak malukah wahai jiwa? Mana rasa bahwa Allah selalu mempertikan? Kemana TAUHID mu !? Kemana IMANmu!?
Lenyapkah? Lunturkah?
Wahai hati ~ melembutlah
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
PULANG~
Sebaik mungkin aku siapkan bekal saat ingin pulang. Tak boleh ada yg lupa. Titik!
Tapi nyatanya aku lupa siapkan bekal terbaik saat pulang ke negeri akhirat.
Tapi nyatanya aku tak peduli akan bekal yg harus aku siapkan saat pulang ke kampung akhirat.
Tapi nyatanya.. Sudahlah ~
Dimana akalku? Yg fana dikejar, yg abadi abai. ~Aneh!~
0 notes
faqiratul-ilmi · 5 years ago
Text
Semakin aku mendekatinnya, aku menemukan bahwa benar, isi dari alquran bahwa semuanya adalah petunjuk, pedoman, kisah-kisah luar biasa yang bisa jadi pelajaran bagi setiap manusia yang ingin mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.
Aku jatuh cinta.
Bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta pada sesuatu yang seindah ini.
Kini terhentak! Quran bukan sekedar bacaan. Ia adalah surat cinta terindah sepanjang masa, diturunkan dari Dia Yang Maha Cinta, kepada manusia terbaik sepanjang masa. Aku berharap menjadi salah satu bagian bukti nyata, menyebarkan keindahan ini pada siapapun yang aku temui. Aku ingin bercerita tentang bagaimana alquran memberikan efek luar biasa pada hati yang ingin menyucikan diri. Tentang bgmn alquran adalah jalan cinta yg akan membuatmu menemukan tujuan hidupmu. Menenangkan. Menyejukkan. Sekaligus membuatmu terenyuh meski sudah berkali-kali mengulang bacaanya.
Kalau kau ingin merasakan jatuh cinta yang tidak akan pernah menyakitimu, jatuh cintalah pada alquran.
Dikutip dari sebuah buku...
0 notes