Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Equityworld Futures Semarang : Rupiah Jaya! Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.800
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar pot pagi ini. Tekanan yang dialami dolar AS membuat rupiah melaju mulus di jalur hijau.
Pada Jumat (18/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.750 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,47% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,03% di hadapan dolar AS. Namun ini sudah cukup untuk membuat rupiah menguat selama tiga hari beruntun. Dalam tiga hari itu, apresiasi rupiah tercatat 0,27%.
Sepertinya pelaku pasar merespons positif keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di 4%. Keputusan tersebut diambil memang untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 September 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%. Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI.
Suku bunga acuan yang tidak dipangkas membuat berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah (terutama di instrumen berpendapatan tetap) akan tetap menarik. Dengan begitu, arus modal akan mengalir ke pasar keuangan Tanah Air dan menjadi modal penguatan rupiah.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar rupiah berpotensi kembali menguat seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued didukung inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun. Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," sebut Perry.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Rupiah Menguat Sih, Tapi Wajib Waspada !
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Namun apresiasi rupiah sangat terbatas mengingat dolar AS juga sedang bangkit.
Pada Kamis (17/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.780 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,3% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Rupiah tidak bisa menguat signifikan karena tertahan oleh penguatan dolar AS. Pada pukul 07:34 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Mata uang Negeri Paman Sam bangkit setelah pasar merespons hasil rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Soal suku bunga acuan, tidak ada kejutan. Federal Funds Rate tetap bertahan di 0-0,25%. Dot plot terbaru menggambarkan suku bunga acuan kemungkinan masih bertahan rendah hingga 2023, sesuatu yang juga sudah masuk dalam kalkulasi pelaku pasar.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak dari Rp 1.006.000 per Gram
Equityworld Futures Semarang - Antam atau emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih sama seperti akhir pekan lalu di posisi Rp 1.006.000 per gram.
Demikian pula harga buyback emas Antam stabil Rp 894 ribu per gram. Harga buyback merupakan patokan bila Anda menjual maka Antam akan membelinya di harga Rp 894 ribu per gram.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Sementara harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 10.210.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 19.870.000.
Ini merupakan harga emas Antam yang dijual di Pulogadung, Jakarta. Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.20 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Berikut daftar harga emas Antam:
* Pecahan 0,5 gram Rp 533.000
* Pecahan 1 gram Rp 1.006.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.952.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.903.000
* Pecahan 5 gram Rp 4.810.000
* Pecahan 10 gram Rp 9.555.000
* Pecahan 25 gram Rp 23.762.000
* Pecahan 50 gram Rp 47.445.000
* Pecahan 100 gram Rp 94.812.000
* Pecahan 250 gram Rp 236.765.000
* Pecahan 500 gram Rp 473.320.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 946.600.000.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Ada The Fed Kamis Dini Hari, Dolar Galau & Rupiah Juga Loyo
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah berayun antara penguatan dan pelemahan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (16/9/2020). Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari nanti menjadi fokus utama pelaku pasar.
Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya membuka perdagangan dengan cukup meyakinkan, menguat 0,37% ke Rp 14.780/US$. Tetapi setelahnya, penguatan perlahan terpangkas hingga akhirnya melemah 0,07% di Rp 14.845/US$.
Setelahnya rupiah berfluktuasi antara penguatan dan pelemahan, pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.830/US$, menguat tipis 0,03%.
Membaiknya sentimen pelaku pasar merespon perkembangan vaksin virus corona, membuat rupiah langsung menguat di awal perdagangan.
AstraZaneca dan Universitas Oxford melanjutkan tahap uji coba vaksin setelah pekan lalu sempat terhenti.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Sementara Pfizer dan BioNTech berencana memperluas uji coba tahap III dengan menggandeng 44.000 orang relawan. "Keberagaman dalam uji coba klinis adalah prioritas Pfizer. Apalagi dampak pandemi virus corona berbeda- beda untuk setiap komunitas di AS," kata John Young, Chief Business Officer Pfizer, seperti dikutip oleh Reuters.
Saat sentimen sedang membaik, maka investor akan mengalirkan modalnya ke negara emerging market, dan rupiah pun mendapat rejeki.
Sementara itu, dolar AS sedang "galau" antara menguat atau melemah, akibatnya rupiah pun loyo. Dolar AS menanti pengumuman kebijakan moneter The Fed. Sebab The Fed diramal akan bersikap dovish alias memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu yang lama.
Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Menanti "Ledakan" Emas, Para Analis Pun Galau
Equityworld Futures Semarang - Harga emas dunia sepanjang pekan lalu menguat 0,47% ke US$ 1.941,5/troy ons, dan masih berlanjut pada hari ini, Senin (14/9/2020). Melansir data Refinitiv, pada pukul 16:39 WIB diperdagangkan di kisaran US$ 1.946,06/troy ons, menguat 0,23% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Emas masih bergerak dengan volatilitas tinggi, artinya naik dan turun terjadi secara signifikan dan dalam waktu singkat. Akibatnya, rentang pergerakan harian pun cukup lebar.
Para analis di Wall Street pun galau, melihat pergerakan harga emas yang tercermin dari survei mingguan Kitco. Hasil survei terhadap 15 analis di Wall Street tersebut menunjukkan sebanyak 43% mengambil sikap netral, atau belum bisa menentukan apakan emas akan menguat atau melemah, alias galau.
"Saya pikir emas masih akan bergerak di dalam rentang tertentu selama beberapa waktu," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (11/9/2020)
Sementara 36% diantaranya masih bersikap bullish alias memprediksi harga emas akan menguat, dan 21% bersikap bearish alias memprediksi emas akan turun.Sementara itu investor ritel atau yang disebut Main Street justru sangat bullish. Hasil survei Kitco sebanyak 1.359 investor menunjukkan 68% mengambil sikap bullish, 15% bearish dan 17% netral.
Pergerakan volatil emas masih akan terjadi di pekan ini, sebab bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan kebijakan moneternya.
Maklum saja, kebijakan moneter The Fed merupakan salah satu faktor yang membuat harga emas dunia terbang tinggi di tahun ini.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.
Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.
Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi.
Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS, dan positif bagi emas.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : DKI Mau 'Dikunci' Lagi, Rupiah yang Perkasa Jadi Merana
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs acuan Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah yang awalnya hijau kini berubah merah.
Pada Kamis (10/9/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.871. Rupiah melemah 0,12% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah dibuka menguat 0,2% ke Rp 14.750/US$. Namun itu tidak bertahan lama, karena kemudian rupiah masuk zona merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.790 di mana rupiah melemah 0,07%.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Rupiah tidak sendiri di zona merah karena ditemani oleh yuan China, yen Jepang, won Korea Selatan, dolar Taiwan, dan dolar Singapura. Namun meski depresiasinya relatif tipis, itu sudah cukup membawa rupiah menjadi yang terlemah di Asia (bersama yuan).
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Emas Dekati US$ 1.900/US$ dan Balik Naik, Waktunya Beli Nih ?
Equityworld Futures Semarang - Harga emas dunia berhasil menguat tipis pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sempat mendekati level US$ 1.900/troy ons. Ambrolnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menjadi pemicu berbaliknya harga logam mulia ini.
Melansir data Refinitiv, harga emas dunia kemarin menguat 0,11% ke US$ 1.930,92/troy ons setelah sebelumnya sempat merosot 1,17% ke US$ 1.906,23/troy ons.
Sementara pada hari ini, Rabu (9/9/2020), pada pukul 16:06 WIB emas melemah tipis 0,03% ke US$ 1.930,34/troy ons.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang "berdarah-darah" kemarin membuat emas berbalik arah. Aksi jual yang terjadi di sektor teknologi memicu kejatuhan bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut. Indeks Nasdaq ambrol 4,11%, S&P500 -2,78% dan Dow Jones -2,25%.
Emas merupakan aset aman (safe haven) sementara saham merupakan aset berisiko, sehingga pergerakan keduanya berlawan arah dalam jangka pendek.
"Kita melihat bangkitnya harga emas setelah bursa saham AS merosot yang memicu aksi beli aset safe haven. Investor sedang bingung, mereka tidak tahun di mana level dasar pasar saham saat ini," kata Philip Streible, kepada ahli strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (8/9/2020).
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Meski demikian, bangkitnya dolar AS membatasi penguatan harga emas. Indeks dolar AS makin menjauhi level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir setelah menguat 0,78% kemarin, dan pagi ini sempat naik 0,18% ke 93,615 yang menjadi level terkuat nyaris 1 bulan terakhir.
"Emas sedang terperangkap dalam rentang perdagangan yang sempit. Jika mampu menembus US$ 1.960/troy ons, emas baru akan kembali memasuki tren naik," kata Streible.
Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, US$ 2.072,49/troy ons 7 Agustus lalu, emas berbalik merosot, dan tidak pernah lagi kembali ke atas level US$ 2.000/troy ons. Emas juga bergerak dengan volatilitas tinggi, artinya naik-turun secara signifikan dalam waktu singkat, beberapa pekan terakhir.
Namun beberapa hari terakhir volatilitas emas cenderung merendah dan harganya menurun, tetapi masih mampu bertahan di atas US$ 1.900/troy ons.
Cuma sekali saja pada 12 Agustus lalu, emas merosot hingga ke US$ 1.863,66/troy ons, tetapi di hari yang sama juga bangkit dan mengakhiri perdagangan di US$ 1.917,81/troy ons.
Sejak saat itu, emas tidak pernah lagi menyentuh US$ 1.900/troy ons, setiap kali mendekati level tersebut emas kemudian berbalik naik.
Oleh sebab itu, Eugen Weinberg, kepala komoditas di Commerzbank, mengambil sikap netral terhadap emas.
"Banyak yang perlu dicerna pasar. Periode konsolidasi bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama tanpa mempengaruhi tren jangka panjang. Saat ini, saya tidak melihat sesuatu yang bisa membawa emas naik ke atas US$ 2.000/troy ons, ataupun ke bawah US$ 1.900/troy ons," kata Weinberg sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (4/9/2020).
Artinya, ketika mendekati US$ 1.900/troy ons emas akan naik lagi, sementara ketika mendekati US$ 2.000/troy ons maka emas kemungkinan akan kembali turun.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Sstt...Ada Bocoran Soal Harga Emas ke Depan Nih, Cek Di Sini!
Equityworld Futures Semarang - Harga emas dalam sepekan terakhir bergerak volatil. Pergerakan harga logam kuning itu sensitif terhadap pergerakan dolar greenback yang juga volatil.
Dalam sepekan harga emas dunia di pasar spot turun 2% menjadi US$ 1.932,45/troy ons. Pada periode 28 Agustus - 4 September, harga emas berada di level tertingginya US$ 1.970 pada 1 September dan terendah di US$ 1.930 pada 3 September.
Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh dolar AS. Indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang lainnya cenderung menguat meski masih volatil minggu ini.
Gerak emas dan dolar berlawanan arah. Artinya ketika dolar menguat maka harga emas cenderung melemah. Hal ini disebabkan karena emas dibanderol dalam dolar AS, sehingga ketika dolar AS menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan bisa menurunkan minat beli.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
"Korelasi emas dengan dolar telah meningkat, terutama selama beberapa minggu terakhir dan emas sedang tertekan oleh kenaikan dalam greenback menyusul laporan yang solid, terutama tingkat pengangguran," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam di BMO, melansir Reuters.
Meski indeks dolar masih berada pada tren koreksi, tetapi kenaikan dolar sepekan ini didukung oleh membaiknya rilis data ekonomi AS terutama dari sektor ketenagakerjaan.
Data penciptaan lapangan kerja (non-farm payrolls) menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,371 juta pekerjaan di bulan Agustus. Tingkat pengangguran turun menjadi 8,4% dari 10,2% di bulan Juli.
"Namun, data ini tidak mengubah sikap Federal Reserve AS untuk memompa lebih banyak stimulus ke dalam ekonomi dan mengambil toleransi terhadap tingkat inflasi yang lebih tinggi, menjaga emas tetap menarik dalam jangka panjang," kata Michael Matousek, kepala pedagang di US Global Investor.
Harga emas telah naik 27% sejauh ini, dibantu oleh suku bunga mendekati nol secara global dan kebijakan moneter yang ultra akomodatif, terutama dari The Fed, dan permintaan safe-haven didorong oleh gambaran ekonomi yang suram karena pandemi Covid-19.
Volatilitas emas yang tinggi akhir-akhir ini tidak mencerminkan bahwa harga emas berada dalam tren turun dan seharusnya dimanfaatkan untuk mengambil aksi beli. Hal ini diungkapkan oleh Frank Holmes, CEO dari U.S. Global Investor.
"Volatilitas emas menjadi peluang untuk buy on dip. Anda salah jika tak membeli emas," kata Holmes saat diwawancara oleh Kitco, Selasa (2/9/2020). Holmes memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons dalam waktu 2 sampai 3 tahun ke depan.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : 2 Hari Berturut-turut Harga Emas Bergeming
Equityworld Futures Semarang - Harga emas Antam hari ini kembali stagnan. Harga emas Antam hari ini dijual Rp 1.030.000 per gram.
Ini adalah kedua kalinya secara berturut-turut harga emas stagnan. Harga emas stagnan setelah turun Rp 7.000 pada hari Rabu (16/9) lalu.
Demikian dikutip dari situs logam mulia laman perdagangan Antam, untuk butik Gedung Antam, Jumat (18/9/2020). Kemarin harga emas turun Rp 7.000.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Sementara untuk harga pembelian kembali atau buyback emas Antam hari ini juga tetap di Rp 932.000 per gram. Harga buyback ini berarti, jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga emas tersebut.
Harga emas Antam tersebut sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9%. Bila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45% maka bawa NPWP saat transaksi.
Berikut rincian harga emas Antam hari ini:
Emas batangan 1 gram Rp 1.030.000 Emas batangan 5 gram Rp 4.930.000 Emas batangan 10 gram Rp 9.795.000 Emas batangan 25 gram Rp 24.362.500 Emas batangan 50 gram Rp 48.645.000 Emas batangan 100 gram Rp 97.212.000 Emas batangan 250 gram Rp 242.765.000 Emas batangan 500 gram Rp 485.320.000 Emas batangan 1.000 gram Rp 970.600.000
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Dolar AS 'Bangkit dari Kubur', Rupiah Bisa ke Rp 15.100/US$
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah melemah 1,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.740/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp 14.800/US$ atau merosot 1,61%.
Tekanan yang dialami rupiah berisiko masih berlanjut pada hari ini, Kamis (3/9/2020). Mata Uang Garuda tertekan akibat rencana Revisi Undang-Undang nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI). Dalam revisi ini akan ada banyak beberapa pasal yang dihapus dan juga ditambahkan.
Salah satu yang disoroti dalam revisi tersebut adalah adanya dewan moneter yang diketuai Menteri Keuangan, yang nantinya akan ikut dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), bahkan juga memiliki hak suara dalam menentukan kebijakan BI. Hal tersebut dikhawatirkan akan menghilangkan independensi BI.
Melansir CNBC International, Kepala Ekonom Asean di Nomura, Euben Paracuelles, mengatakan revisi untuk menetapkan dewan moneter yang diketuai oleh menteri keuangan adalah "tidak biasa" dan tidak sejalan dengan praktek terbaik tentang bagaimana kebijakan moneter seharusnya ditetapkan.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
"Investor mungkin melihat tersebut sebagai masalah besar, yang dapat memicu capital outflow, yang pada akhirnya menekan nilai tukar rupiah," katanya dalam program "Squawk Box Asia" di CNBC International Rabu (3/9/2020)
Selain itu kemungkinan program "burden sharing" pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berlanjut hingga tahun 2022 juga memukul rupiah.
Hal itu diisyaratkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jurnalis media asing Selasa lalu di istana Bogor. Jokowi mengungkapkan, jika pertumbuhan ekonomi tahun 2021 mencapai target 4,5%-5,5% maka pemerintah tidak perlu lagi melakukan program "burden sharing" di tahun 2022.
Artinya, jika pertumbuhan ekonomi tak mencapai target, maka program "burden sharing" akan kembali dilakukan.
"Burden sharing" merupakan program dimana BI akan membeli obligasi pemerintah tanpa bunga alias zero coupon. Program tersebut sudah dilakukan mulai awal Juli lalu.
Ada kecemasan di pasar "burden sharing" akan memicu kenaikan inflasi di Indonesia akibat semakin banyaknya jumlah uang yang beredar. Ketika inflasi meningkat, maka daya tarik investasi di Indonesia menjadi menurun, sebab real return yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Hal ini dapat memukul nilai tukar rupiah.
Tekanan bagi rupiah akan semakin kuat hari ini setelah indeks dolar AS "bangkit dari kubur". Sejak memasuki kuartal III-2020, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini merosot lebih dari 5% ke 92,338 di akhir Agustus lalu. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2018.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Harus Hati-Hati Beli Emas Nih! Turun Lagi, Ini Penyebabnya
Equityworld Futures Semarang - Harga emas pada perdagangan pagi Rabu (2/9/2020) mengalami penurunan. Penguatan dolar AS menahan kenaikan harga emas dalam dua hari terakhir.
Pada 08.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot melorot 0,32% ke US$ 1.963,5/troy ons. Sementara di saat yang sama indeks dolar menguat 0,13% ke posisi 92,454.
Gerak harga emas cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan greenback. Saat dolar AS melemah maka harga emas menjadi lebih murah sehingga dapat mendongkrak minat investor dan meningkatkan permintaan beli yang pada akhirnya bisa mengerek permintaan.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Faktor lain yang juga menjadi penahan kenaikan lanjutan harga logam kuning ini adalah rilis data ekonomi AS yang bagus. Angka PMI manufaktur AS bulan Agustus versi Markit berada di 53,1 dan membaik dari bulan sebelumnya di 50,9.
Mengacu pada data ISM, angka PMI manufaktur bulan lalu berada di 56 juga lebih baik dari posisi Juli di angka 54,2. Adanya perbaikan dan harapan bahwa ekonomi secara perlahan bangkit membuat investor lebih berani mengambil risiko dan minat terhadap aset-aset safe haven seperti emas menjadi terpengaruh.
Untuk jangka menengah dan panjang, prospek emas masih dinilai bagus oleh banyak pihak, terutama karena rendahnya suku bunga riil dan ancaman inflasi yang tinggi di masa mendatang akibat kebijakan bank sentral global.
Dalam hal ini investor mencari emas karena diyakini sebagai salah satu aset lindung nilai (hedging) yang bisa memberikan proteksi terhadap depresiasi mata uang.
Lagi pula untuk bisa mendongkrak inflasi di kisaran 2% dan mendorong penciptaan lapangan kerja, bank sentral AS Federal Reserves (the Fed) dirasa masih perlu memberikan berbagai stimulus.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Ada Harapan Ekonomi RI Bangkit, Rupiah Terus Perkasa
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Harapan akan pemulihan ekonomi Indonesia membuat rupiah punya tenaga untuk terus menguat
Pada Selasa (1/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.530 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,38% di hadapan dolar AS. Ini membuat rupiah menguat dalam tiga hari perdagangan beruntun. Selama tiga hari itu, penguatan rupiah tercatat 0,75%.
Dari dalam negeri, ada kabar baik yaitu aktivitas manufaktur Indonesia meningkat dan sudah masuk zona ekspansi. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Agustus 2020 berada di 50,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 46,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, berarti pelaku usaha siap melakukan ekspansi.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Siap-siap! Harga Emas Bakal Balik Lagi ke US$ 2.000 Pekan Ini
Equityworld Futures Semarang - Pada perdagangan pagi awal pekan ini, Senin (31/8/2020), harga logam mulia emas mengalami kenaikan. Meski ditutup dengan penguatan harga emas cenderung volatil pada pekan lalu.
Pukul WIB, harga logam kuning tersebut di pasar spot 0,41% dan dibanderol di US$ 1.973,8/troy ons. Harga emas dunia pekan lalu naik 1,29% dan ditutup di US$ 1.964,49/troy ons.
Minggu lalu harga emas bergerak dengan volatil setelah ketua bank sentral AS (Federal Reserves/the Fed) Jerome Powell memberikan pidatonya di simposium Jackson Hole Kamis lalu (21/8/2020).
Dalam pernyataannya Powell tak memberikan panduan spesifik terkait dengan kebijakan moneternya ke depan. Powell hanya memberikan sinyal bahwa the Fed akan menerapkan kebijakan moneter untuk mendongkrak inflasi rata-rata di 2% dan tingkat pengangguran yang rendah.
Memang Powell tak secara eksplisit memberikan gambaran kebijakan bank sentral AS ke depan. Namun stance dovish masih kental terasa. Itu tandanya suku bunga akan dipatok tetap rendah selama beberapa tahun mendatang.
Pernyataan Powell sempat membuat harga emas berayun liar. Namun kembali anjloknya indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback di hadapan mata uang lain serta turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menjadi sentimen positif bagi emas.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Emas yang diyakini sebagai aset safe haven dan memiliki karakteristik lindung nilai (hedging) serta preservasi kekayaan dan punya store of value akhirnya ditutup menguat 1,29% minggu lalu merespons adanya ancaman inflasi yang tinggi di masa mendatang.
Pelemahan dolar disertai dengan penurunan harga emas membuat logam kuning tersebut menjadi semakin murah dan kembali dilirik oleh investor. Apalagi dengan opportunity cost emas yang rendah melihat suku bunga riil yang masih tetap rendah.
Pada dasarnya investor masih melihat fundamental emas untuk jangka panjang masih menarik. Baru-baru ini, survei yang diluncurkan oleh Kitco memperkirakan harga emas akan bullish di minggu ini.
Sebanyak 80% dari 15 profesional di Wall Street yang berpartisipasi dalam survei tersebut memprediksi harga emas bakal naik minggu ini. Sementara 20% sisanya netral.
Kitco News melaporkan seorang kepala perdagangan MKS Afshin Nabavi memiliki pandangan bullish terhadap emas di atas US$ 1.900 per ons-nya. Ia mengatakan bahwa jika dolar AS tak mampu melampaui level resistennya maka harga emas berpotensi kembali menuju US$ 2.000.
"Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di dunia" kata Nabavi. "Semuanya mendorong harga emas untuk naik lebih tinggi" tambahnya, mengutip Kitco News.
Charlie Nedoss, ahli strategi pasar senior di LaSalle Futures Group, mengatakan bahwa dia juga bullish pada emas dalam waktu dekat karena the Fed memilih untuk mendukung pasar tenaga kerja daripada inflasi.
"Untuk the Fed, suku bunga rendah bukanlah masalah tetapi tingkat pengangguran lah yang jadi masalahnya dan itu berarti mereka akan melakukan apa yang mereka bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja dan itu akan bagus untuk emas," katanya.
Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Kitco yang melakukan interview kepada 2.375 responden Main Street. Dari total responden yang berpartisipasi tersebut sebanyak 57% nya memandang bullish harga emas.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Perkasa di Awal Pekan, Rupiah Sentuh Rp 14.500/US$ Lagi
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (31/8/2020) setelah membukukan penguatan lebih dari 1% sepanjang pekan lalu.
Dolar AS yang sedang loyo merespon kebijakan terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membuat rupiah mampu perkasa lagi.
Melansir data Refinitiv, rupiah langsung melesat 0,79% ke Rp 14.500/US$ begitu perdagangan hari ini dibuka. Terakhir kali rupiah menyentuh level tersebut pada 6 Agustus lalu.
Sayangnya, rupiah mengendur, pada pukul 12:00 WIB berada di level Rp 14.550/US$ menguat 0,44% di pasar spot.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.
Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Begini Ramalan Harga Emas Setelah Kemarin 'Ditekan' Powell
Equityworld Futures Semarang - Harga emas bergerak volatil akhir-akhir ini. Setelah anjlok pada perdagangan kemarin, hari ini Jumat (28/8/2020) harga logam kuning tersebut mulai mencoba bangkit.
Pada 09.00 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,32$ ke US$ 1.935/troy ons. Kemarin harga emas di pasar spot ditutup di US$ 1.928,9/troy ons.
Emas merosot lebih dari 2% pada hari Kamis karena imbal hasil surat utang AS naik setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pedoman terkait strategi baru yang agresif untuk mencapai target inflasi 2% bank yang disampaikannya dalam simposium Jackson Hole
"The Fed memiliki kesempatan untuk memperbarui pedoman ke depan mereka dan memberi sinyal bahwa pasar tenaga kerja mungkin memerlukan lebih banyak dukungan tetapi kami benar-benar tidak mendapatkannya," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
"Kami mungkin akan melihat stimulus sedikit berkurang di sini dan sementara ini benar-benar telah mendorong pergerakan yang kuat dengan kurva obligasi pemerintah AS dan dolar, ini memberi kami konsolidasi [harga emas] yang membuat frustrasi.
"Imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang bergerak ke level tertinggi dalam beberapa bulan setelah pernyataan Powell tersebut. Hari ini imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun berada di angka lebih dari 0,7%.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tentu menjadi sentimen negatif untuk emas lantaran opportunity cost memegang aset tak berimbal hasil seperti emas menjadi naik.
Dalam simposium Jackson Hole the Fed mengatakan akan berusaha untuk mencapai inflasi rata-rata 2% dari waktu ke waktu, mengimbangi periode di bawah-2% dengan inflasi yang lebih tinggi "untuk beberapa waktu" dan meluncurkan strategi baru yang agresif untuk mengangkat lapangan kerja.
Namun, the Fed tidak memberikan pernyataan secara eksplisit tentang berapa lama mereka akan mempertahankan suku bunga rendah, atau seberapa tinggi hal itu akan memungkinkan inflasi.
Seperti yang diketahui bersama, the Fed telah memompa stimulus besar-besaran dan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk mengangkat ekonomi AS dari dampak pandemi virus corona.
Meskipun harga emas bergerak volatil dan cenderung susah untuk mencapai level tertingginya lagi, tetapi prospek logam mulia ini ke depan masih dinilai positif oleh para analis.
"Kami mengharapkan dukungan untuk harga emas tetap kuat, karena komentar Powell dengan jelas mencerminkan bahwa pemulihan ekonomi dari krisis Covid-19 akan berlangsung lama dan bertahap, dengan dukungan bank sentral yang cukup diperlukan untuk menghindari kemunduran," kata Cailin Birch, ekonom global di The Economist Intelligence Unit, mengutip Reuters.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Damai Itu Indah! AS-China Akur, Keperkasaan Rupiah Berlanjut
Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah belum bosan berada di zona hijau, meski sudah berhari-hari menjadi mata uang terbaik Asia.
Pada Rabu (26/7/2020), US$ 1 dihargai Rp 14.580 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,41% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,2% di hadapan dolar AS. Rupiah sudah menguat selama tiga hari perdagangan beruntun. Dalam tiga hari tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,28%.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Walau sudah menguat lebih dari 1% dalam tiga hari terakhir, tetapi rupiah tetap berada di tren depresiasi selepas kuartal II-2020. Pada kuartal III-2020, rupiah masih melemah 3,24% secara point-to-point.
Oleh karena itu, rupiah masih punya ruang untuk mencetak technical rebound. Apalagi faktor eksternal pun mendukung apresiasi mata uang Tanah Air.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes
Text
Equityworld Futures Semarang : Emas Tetap Ambles Saat Dolar AS Melemah, Pertanda Apa Ini ?
Equityworld Futures Semarang - Harga emas dunia terus menurun dalam 4 hari terakhir, termasuk pada hari ini Rabu (26/8/2020), yang melemah 0,7% ke US$ 1.914,47/troy ons pada pukul 14:05 WIB. Jika melihat lebih ke belakang, emas sudah melemah sejak 2 pekan lalu. Yang menarik, di saat yang sama indeks dolar Amerika Serikat (AS) juga mengalami penurunan.
Indeks dolar AS mulai dalam tren menurun sejak bulan Juli, di saat yang sama harga emas mulai dalam bergerak naik dan melesat hingga berkali-kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Sepanjang bulan Juli, indeks dolar AS merosot 4,15% sebaliknya emas melesat 10,9%. Ambrolnya indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini memang menjadi pemicu harga emas terus melesat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.
Memang emas sudah mulai menguat sejak virus corona menyerang bumi ini, negara-negara masuk ke jurang resesi, dan bank sentral di berbagai negara bertindak agresif dengan menurunkan suku bunga dan menerapkan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE). Faktor-faktor tersebut menjadi modal kuat bagi emas untuk terus bergerak naik, tetapi pemicu terakhir terbangnya harga emas adalah ambrolnya indeks dolar AS.
kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka
Emas dan dolar AS merupakan 2 aset yang unik, keduanya adalah "teman" sekaligus menjadi "lawan".
"Teman" karena keduanya sama-sama menyandang status aset aman (safe haven). Saat kondisi perekonomian global menurun atau terjadi gejolak di pasar finansial maupun dari sisi geopolitik, keduanya akan menjadi target investasi sehingga nilainya sama-sama menguat.
"Lawan", dalam hal ini karena emas dunia dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS sedang murah atau sedang nyungsep, maka harga emas dunia akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat, harganya pun melesat. Dengan kata lain, pergerakan emas dunia dan dolar AS akan berlawanan arah.
Grafik di atas menunjukkan pergerakan emas (garis oranye) dan indeks dolar AS (garis ungu) yang berlawan arah. Grafik tersebut mempertegas ambrolnya dolar AS menjadi pemicu penguatan harga emas.
Tetapi dalam 2 pekan terakhir, kedua aset ini bergerak searah. Harga emas dunia ambles 5,9% sejak 10 Agustus hingga hari ini, sementara indeks dolar AS melemah 0,35%.
news edited by Equityworld Futures Semarang
0 notes