Text
Goodbye
I guess it’s time to say goodbye.
Sejak Tumblr diblokir lagi di Indonesia dan tampaknya bakal diblokir seterusnya, by default akses ke Tumblr semakin susah. Bisa sih pakai VPN, tapi ribet. Ribet buat saya yang mau nulis, ribet juga buat yang mau baca.
Dulu saya pernah berencana untuk tetap posting di sini lalu copy-nya juga di-posting di reisha.net. Lalu saya sempat galau apakah baik double post seperti itu. Dan pemblokiran Tumblr akhirnya memantapkan saya untuk pindah menulis topik-topik yang biasa saya tulis di sini ke reisha.net.
Saya tidak akan menghapus akun ini, tapi sepertinya tidak akan saya update lagi.
Buat yang masih mau membaca blog saya, silakan langsung akses ke reisha.net saja.
Terima kasih buat yang sudah membaca selama ini. Terima kasih Tumblr atas experience ngeblog-nya. Terima kasih semua. Mungkin kebersamaan kita di sini berakhir hari ini.
4 notes
·
View notes
Conversation
Ter-Black Panther (2y8m)
Ayah: (menunjuk ke world map di dinding) Kas, Australia mana?
Akas: (nunjuk ngasal)
Ayah: Kalau Wakanda mana?
Ibu: Oh please..
0 notes
Conversation
HP dan Kamar Mandi (2y8m)
Ayah: (mau ke toilet sambil bawa HP) Ayah ke kamar mandi dulu ya.
Akas: (sambil teriak) Jangan bawa HP ke kamar mandi Ayyaaah
0 notes
Conversation
Mana yang Lebih Susah Sih? Part 2 (2y8m)
Ibu: Nusa Tenggara.
Akas: Nusa Tenggara.
Ibu: Tabrak.
Akas: Tarbak!
0 notes
Conversation
Cicendo (2y8m)
Akas: (mengamati gambar pada kaos ibu) Ini gambar apa Bu?
Ibu: (rada cuek) Ga tau ibu.
Akas: Oh gambar mata ya?
Ibu: (masih cuek)
Akas: (bergumam sendiri) Mata.. Cendo.. Cicendo.
Ibu: (heran, perasaan ga pernah nyebut-nyebut Cicendo ke Akas)
--
Ibu: (cerita setelah ayah pulang kerja) Tadi Akas lihat gambar mata trus nyebut-nyebut Cicendo. Perasaan ga pernah bilang ke dia.
Ayah: Mungkin dia merekam iklan di TV RS Mata Cicendo, kan berulang-ulang tayangan Cicendo Eye Hospital.
Ibu: Oia bisa jadi.
0 notes
Conversation
Seragam Kondangan (2y7m)
Ibu: Akas, pakai bajunya yuk.
Akas: Nggaa.
Ibu: Pakai baju ini, kita mau pergi baralek.
Akas: Nggaa.
Ibu: Ini bajunya samaan sama ayah. Kita pakai baju seragam.
Akas: Nggaa. Baju seragam itu buat sekolah.
Ibu: (oke fine okeee) =))
0 notes
Text
Wedding Website Aznil & Hani
Kamis, 1 Februari 2018 alhamdulillah adik saya sudah sah menjadi seorang istri. Seperti halnya pernikahan saya, persiapan acara dilakukan langsung oleh keluarga besar kami. Dan tentunya dengan semangat gotong royong saya turut membantu beberapa hal yang bisa saya lakukan.
Adik saya awalnya ga gitu ngebet pengen punya wedding website, ditambah waktu persiapan yang sudah semakin mepet. Tapi karena saya udah bertekad bikinin wedding website buat adik-adik saya, maka saya kekeuh pengen bikin. Apalagi dulu saya udah bikinin buat adik ipar saya, masa iya buat adik sendiri ga dibikinin, hehe.
Baca juga: Wedding Website Reyhan & Rahayu
Development + Deployment
Dibanding wedding website lain yang pernah saya buat, wedding website adik saya ini adalah yang paling kilat dibikin (sekitar 4 harian, di sela-sela ngurus anak, proyek freelance, dan packing buat mudik) dan paling mepet di-publish, haha. Dulu rata-rata saya udah menyelesaikan web-nya sekitar 1 bulan sebelum hari H. Sementara web adik saya baru di-publish seminggu sebelum hari H, itu pun undangan cetaknya udah disebar duluan dari 2 hari sebelumnya.
Padahal di undangan cetak itu dimasukkan URL web-nya. Saya ga tau deh apa ada yang buka URL itu sebelum undangannya beres, haha. Domainnya, aznilhani.com sih udah dibeli dari awal Januari dan langsung saya set up sebagai custom domain di akun Tumblr yang saya gunakan untuk naruh webnya. Ya, web-nya tetap saya taruh di Tumblr karena selama ini selalu begitu, malas eksplor yang baru lagi, hehe. Tapi sampai web-nya beres saya develop, domainnya masih kosong kalau dibuka.
Sebenarnya saya udah berencana untuk beresin web-nya dari bulan Desember. Apa daya kondisi ga memungkinkan karena saya masih banyak fokus utak-atik dan mengisi content web pribadi saya, reisha.net. Trus bulan Januari alhamdulillah ada kerjaan freelance dari teman, jadi saya ngerjain itu dulu donk ya. Trus foto-foto dan content website juga belum disediakan oleh adik saya. Trus tau-tau udah mau mudik aja, dan undangan cetak udah siap disebar, baru deh dikebut bikin webnya, hihi.
Tema warna udah ditentukan sejak lama, yakni putih gold, sejalan dengan tema warna undangan cetak. Template lagi-lagi saya pilih yang one page biar ga ribet.
Untuk content, adik saya ngasihnya bertahap pula, ga langsung semua sekaligus. Dan yang pertama dikasih ke saya, di luar dugaan saya, adalah quote dari Aznil dan jumlahnya ada 12. Wakwaw, kirain cuma dikit. Tapi OK juga sih karena jadinya saya ga perlu pusing mikirin isi section separator dan sub heading, tinggal masukin quote aja. Namun demikian makan waktu juga sih mikir quote mana bagusan ditaruh di mana.
Content
Yuk mari kita lihat apa aja yang ada di dalam wedding website Aznil & Hani ini.
1. Preloader
Kali ini saya memilih tampilan yang ada preloader-nya. Jadi saat browser masih me-load web-nya, akan muncul layar hitam dengan tulisan nama AZNIL + HANI.
2. Section Home
Setelah web di-load, bagian yang pertama ditampilkan adalah section ini. Sederhana aja, isinya foto full dan quote singkat.
3. Section Tentang Kami
Begitu scroll ke bawah, akan muncul section tentang kami dan menu. Tadinya isinya cuma profil kedua mempelai (yang mana yang nulis adalah saya, eaaa), lalu kemudian Aznil request ditambahkan video mereka.
4. Section Separator 1
Di bawah profil ada pembatas dengan section berikutnya. Format separator di web ini sama semua, yakni quote dengan background foto prewedding.
5. Section Loveline
Berikutnya timeline yang berisi kisah Aznil & Hani dari perkenalan awal hingga memutuskan menikah. Bagian ini paling akhir dikasih sama adik saya dan ternyata lebih singkat dari ekspektasi. Tapi untungnya nemu layout timeline yang oke untuk kisah yang pendek ini, hoho.
6. Section Testimoni
Di bawah timeline langsung diisi dengan testimoni tentang pasangan. Tadinya saya berharap tulisan masing-masing dari Aznil & Hani sama panjang, ternyata tidak. Saya udah minta adik saya nambahin karena punya dia yang lebih pendek, tapi dia bilang udah ga tau mau nambah apalagi. Kalau ditampilin 2 kolom seperti biasa jadi ga oke ya, kalau dibikin satu kolom aja juga ga bagus. Trus kepikiran deh bikin kayak bubble percakapan, dan untungnya ada foto mereka yang cocok dan ga perlu diedit dengan ribet untuk jadi seperti siluet.
7. Section Separator 2
Berikutnya pembatas antar section lagi.
8. Section Undangan
Akhirnya sampai juga ke undangan pernikahannya, hihi. Kalimat dalam undangan ini sama dengan undangan cetak, yang mana juga sama persis dengan undangan pernikahan saya dulu, hehe.
Baca juga: Undangan Versi Cetak (1): Design
9. Section Separator 3
Kembali ke pembatas antar section, hehe.
10. Section Lokasi
Info acara disediakan dalam bentuk denah lokasi. Ada beberapa teman yang komentar, mending ditambahkan Google Maps. Nah biasanya saya memang selalu menampilkan lokasi acara dalam 2 bentuk: Google Maps dan denah. Cuma masalahnya lokasi acara resepsi kedua belum ada di database Google Maps, jalannya pun belum ada. Daripada ga berimbang karena yang satu ada Google Maps-nya sementara yang satu lagi tidak ada, mending ditiadakan aja dua-duanya, hehe.
Baca juga: Wedding Website Sre & Fadlil
11. Section Separator 4
Sebelum masuk ke galeri, saya tambahkan pembatas lagi.
12. Section Galeri
Seperti biasa, isinya foto prewedding. Kalau biasanya saya buat galeri foto berupa slider atau carousel biasa, kali ini tampilannya agak beda. Pertama dibuka, tampilannya seperti foto cetak yang bertebaran bertumpukan. Kalau mouse hover, akan kelihatan button "Lihat Galeri". Selanjutnya kalau button ini diklik, foto-foto akan menyebar lalu satu foto ditampilkan di tengah dan ada slider-nya. Suka deh. Minusnya ga ada tombol next dan prev-nya, karena buru-buru dan ga sempat utak-atik lagi, hehe.
13. Section Buku Tamu
Di bawah galeri ada buku tamu yang selalu saya bikin pakai Facebook Comment Plugin. Udah lama ga pake plugin ini, saya sempat bingung juga pas bikin App ID-nya, karena tampilannya udah beda lagi, hehe.
14. Section Footer
Di bawah buku tamu, saya masukkan quote terakhir yang tersisa, lalu di bawahnya footer berisi credit ke nama saya dan link ke reisha.net. (eh apa mending pasang link ke portfolio aja ya?) 😀
--
Kata Aznil, super sekali web-nya, hoho. Alhamdulillah kalau suka. Semoga yang lain juga suka. Berikutnya bikin wedding website siapa lagi yaa? :D
0 notes
Conversation
Sekolah (2y7m)
Antan (Kakek): Akas tinggal di kampung aja ya sama antan sama nenek.
Akas: Nggaaa.
Antan: Kok ndak mau?
Akas: Akas nanti mau sekolah.
Bunda (Adik Ibu): Sekolah di mana Akas?
Akas: Hmm.. Dekat rumah ayah di Bandung.
Ibu: (wow, padahal rasanya ga pernah nyebut-nyebut ke Akas tentang sekolah)
0 notes
Text
Wedding Website Reyhan & Rahayu
Hallooo, udah lama euy ga nulis topik wedding. Kali ini kembali bercerita tentang wedding website yang saya buat. Tahun lalu adik ipar saya menikah, tepatnya pada tanggal 22 April 2017. Dari lama saya udah berencana untuk membuatkan wedding website buat adik-adik saya dan adik-adik suami saya saat mereka akan menikah. Dan yang pertama kali dibuatkan adalah Reyhan.
Development + Deployment
Komunikasi untuk pembuatan website ini kami lakukan via WhatsApp dan email. Ga jauh beda dengan wedding website Sre & Fadlil, saya masih memilih one page wedding website. Template saya yang pilih, tapi warna ikut pilihan Reyhan & Rahayu. Awalnya mereka bilang tema warnanya biru pastel dan coklat pastel. Tapi dari template yang saya pilih, tampak aneh kalau pakai 2 warna, akhirnya kami pilih satu warna aja, biru pastel.
Untuk content, dari teks, foto, hingga icon logo, semua disediakan oleh Reyhan & Rahayu. Jadinya saya tinggal masukin aja, ga ribet, hoho. Sempat beberapa kali revisi sampai akhirnya di-publish. Wedding website ini lagi-lagi saya taruh di Tumblr, biar tinggal beli domain aja. Kami beli domain reyhanrahayu.com pada tanggal 26 Maret 2017, dan alhamdulillah ga ada masalah dengan setting custom domain pada Tumblr kali ini.
Sungguh saya bingung mau ngemeng apa lagi, haha, karena emang ga banyak cerita di balik pembuatan webnya. Langsung lihat content webnya apa aja yuk!
Content
Content wedding website pada dasarnya gitu-gitu aja ya, yang membedakan adalah cerita cinta masing-masing pasangan #eaaa. Setelah beberapa revisi, hasil akhirnya seperti berikut.
1. Section Home
Ini adalah bagian yang pertama kali terlihat saat webnya dibuka. Ada menu di bagian atas, lalu nama pasangan dan info tanggal pernikahan. Tadinya gitu aja sampai mereka meminta kalau bisa ditambahkan countdown timer. Akhirnya ditambahin deh, hoho.
2. Section Tentang Kami
Begitu scroll ke bawah, langsung ditampilkan profil kedua mempelai. Kalau mouse hover pada foto profil, akan kelihatan icon yang berisi link ke akun media sosial mereka.
3. Section Separator 1
Di bawah profil diberi pembatas antar section yang berisi quote. Quote ini juga Reyhan & Rahayu yang pilih.
4. Section Loveline
Bagian ini berisi timeline kisah Reyhan & Rahayu dari awal kenal hingga memutuskan menikah. Untuk bagian ini untungnya saya udah kenal dengan HTML+CSS timeline yang responsive. Teringat wedding website saya dulu, timeline-nya saya bikin berupa gambar, kebetulan emang bikin juga sih buat undangan cetak. Tapi kalau gambar tentunya tak se-responsive teks saat dibuka di browser, hehe.
5. Section Separator 2
Di bawah loveline dibuat pembatas lagi, tapi ini jadi semacam penghubung kisah mereka tadi ke undangan pernikahannya.
6. Section Undangan Pernikahan
Bagian ini saya salin dari undangan cetaknya. Tapi berbeda dengan wedding website saya ataupun Sre, kali ini ga ada ticker Daisypath lagi karena di atas juga udah ada countdown timer, hehe.
7. Section Lokasi Acara
Info lokasi acara disediakan dalam 2 format: Google Maps dan denah. Kali ini saya buat dengan panel accordion, biar beda gitu dari denah webnya Sre yang pake tab, hehe.
8. Section Separator 3
Berikutnya pembatas antar section lagi, kali ini diisi dengan terjemahan Q. S. Ar-Ruum: 21.
9. Section Testimoni
Bagian ini berisi pendapat, komentar, kata hati, dan semacamnya tentang pasangan.
10. Section Galeri
Isinya foto prewedding Reyhan & Rahayu. Sebenarnya beberapa foto prewedding-nya sudah saya pakai untuk mengisi section home, profil, dan testimoni. Jadi di galeri ini diisi dengan foto yang belum dipakai di section lain. Saya ga tau apa mereka memang sengaja pakai nuansa biru dongker agar cocok dengan web, atau cuma kebetulan. Tapi saya suka hasilnya, cocok dengan tema warna webnya.
11. Section Separator 4
Berikutnya pembatas antar section lagi, kali ini diisi dengan terjemahan doa Nabi Muhammad SAW pada pernikahan putrinya Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Thalib.
12. Section Buku Tamu
Seperti biasa, guestbook ini saya buat dengan Facebook Comment Plugin. Aturan dari Facebook untuk pemakaian comment plugin ini di-update lagi, sehingga kali ini saya harus punya App ID. Tapi enaknya, saya bisa menambahkan Reyhan & Rahayu sebagai moderator komentar yang masuk, sehingga mereka pun dapat notifikasi di akun Facebook-nya saat ada yang mengisi buku tamu ini. Di bawah buku tamu tinggal footer yang berisi credit ke nama saya, hihi.
--
Ternyata panjang juga ya content-nya. Overall saya suka wedding website ini, kyaaa. Birunya bagus, fotonya matching, template-nya kece.
Beberapa bulan lalu saya diminta memindahkan wedding website-nya karena webnya mau diubah jadi blog, seperti halnya wedding website saya dulu. Jadi undangannya saya pindahkan ke reyhanrahayu.com/invitation. Tapi sampai sekarang masih belum diisi-isi blognya, wkwk.
Sedikit bocoran, wedding website berikutnya adalah untuk pernikahan adik saya, hoho. Kalau ada yang mau bikin juga, boleh japri ke saya ya, hihi. Portfolio saya ada di sini #teteuppromosi ^^v
0 notes
Text
Mengurus Pindah Faskes BPJS di Bandung
Seiring dengan kepindahan kami ke Bandung, kami merasa perlu untuk mengurus pindah Faskes tingkat I BPJS kami. Saat itu Faskes BPJS kami masih di Balikpapan, sementara Faskes BPJS tidak berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, kecuali untuk kondisi gawat darurat. Selama di Balikpapan, semua administrasi terkait BPJS diurus oleh suami saya, karena BPJS kami awalnya memang diurus dengan perusahaan tempat kerja suami. Di Bandung, suami meminta saya yang urus karena suami susah cari waktu ke BPJS, katanya biasanya prosesnya lama, heu. Baiklah.
Oia saya mengurus pindah Faskes BPJS ini tahun lalu, maaf kalau infonya ga up to date lagi. Tapi ada beberapa hal yang bisa jadi catatan dari pengalaman saya.
Pertama Mencoba dan Gagal
Sebelum datang ke kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandung (yang mana lokasinya lumayan jauh dari rumah), saya menelepon ke sana untuk menanyakan persyaratan yang dibutuhkan. Sebenarnya udah banyak informasi yang tersedia di internet, tapi berkaca dari pengalaman urusan administrasi sebelumnya, beda daerah beda prosedur, makanya saya prefer tanya langsung ke tempat yang akan saya tuju.
Di telepon, katanya saya cuma perlu bawa kartu BPJS lama, KTP, dan KK. Saya tanya lagi, apakah saya perlu bawa surat keterangan domisili, karena KTP saya masih KTP Padang. Katanya ga perlu. Ya udah, saya pun malas mengurus surat keterangan domisili karena mesti berjenjang ke RT dan RW. Oia, walau kami tidak tinggal di Padang setelah menikah, KTP kami masih KTP Padang karena sejauh ini kami belum permanen menetap di mana. Saya juga malas ribet ngurus pindah-pindah KTP dan KK, keingat dulu ribet dan panjangnya proses mengurus KK baru.
Tanggal 27 Februari 2017, saya pergi ke kantor BPJS Kesehatan Bandung. Niatnya mau berangkat sepagi mungkin, ujung-ujungnya sampai sana di atas jam 9 juga. Dan saat datang, di sana udah ramai banget yang antre. Saya ambil nomor antrean, lalu mengambil formulir yang mesti diisi. Setelah menunggu lama, akhirnya saya dipanggil. Di meja petugas, ternyata saya harus menyerahkan surat keterangan domisili, aarrgghh. KZL. Mau debat karena di telepon dibilang ga perlu, tapi saya urungkan karena rasanya percuma. Kata mbaknya, saya bisa pergi urus surat keterangan domisili dulu, dan nanti bisa balik lagi untuk melanjutkan prosesnya tanpa ambil nomor antrean lagi.
Baiklah. Karena saya memang udah mengalokasikan hari itu untuk mengurus ini, saya segera pergi ke rumah Pak RT untuk meminta surat keterangan domisili. Dan sesampainya di rumah Pak RT, ternyata Pak RT-nya tidak ada di rumah, sedang kerja, dan baru pulang di atas jam 5 sore. Aarrgghh. Saya coba ke rumah Pak RW, kali-kali bisa langsung ke Pak RW, ternyata ga bisa, harus ke Pak RT dulu. Dirasa ga mungkin lanjut urus BPJS hari itu, saya menyerah dan langsung pulang.
Mengurus Surat Keterangan Domisili
BPJS saya mesti diurus, mau ga mau saya harus mendapatkan surat keterangan domisili. Saya ke rumah Pak RT dan meminta dibuatkan surat. Di Pak RT prosesnya cepat, Pak RT-nya juga baik. Pak RT cuma isi form trus dicap dan ditandatangani.
Oia dari urusan surat ini saya baru tau kalau alamat saya itu di "Kab. Bandung", haha. Sejak pindah, saya taunya alamat saya "Bandung" aja, jadi saya berasumsi itu "Kota Bandung", ditambah tetangga depan rumah pajang kode pos alamat rumahnya, dan kode pos itu kode pos wilayah Kota Bandung. Tapi emang dekat perbatasan sih rumahnya, jalan kaki ga nyampe 5 menit udah sampai deh di Kota Bandung, haha. Dan tetangga saya kayaknya salah pajang kode pos 😛 #dibahas.
Selanjutnya saya ke Pak RW. Saya kira tinggal nambah cap dan tanda tangan aja, eh ternyata di Pak RW dibuatkan surat baru lagi, dan kali ini mesti nunggu Pak RW-nya ngetik data dan nge-print. Sempat ada yang salah pula, jadi mesti print ulang.
Dari RW, saya bingung apakah saya harus urus lagi sampai kelurahan. Tanya Pak RW katanya ga perlu. OK lah, saya pun malas mencari kantor kelurahan di mana.
Ke BPJS Lagi
Tanggal 6 Maret 2017 saya kembali ke BPJS Bandung untuk mengurus pindah Faskes. Kali ini saya sudah bawa kartu BPJS lama, KTP, KK, dan surat keterangan domisili. Saya sampai sekitar jam 10, ambil nomor antrean lagi, isi formulir lagi. Saya mesti isi ulang formulir karena alamat yang saya isikan sebelumnya salah, haha.
Untuk pilihan Faskes masih saya kosongkan, karena saya ga tau pilih yang mana. Kata suami sih waktu di Balikpapan, Faskes-nya petugasnya yang nentuin, mana yang lebih dekat dari rumah. Saya kira bakal gitu juga. Trus karena tau bakal antre lama, saya pun pergi hunting taman dulu, daripada bengong di sana.
Akhirnya giliran saya dipanggil. Pas lihat formulir saya, petugasnya nanya pilihan BPJS-nya mana. Heu. Saya disuruh pilih sendiri dan bisa lihat daftar Faskesnya di teras depan. Yo wes lah lihat dulu. Dan sembari saya milih Faskes, petugasnya melayani orang lain dulu. Saya pun memilih Puskesmas yang paling dekat dari rumah aja, padahal ga tau Puskesmasnya seperti apa.
Saya kembali ke meja petugas. Pas cek persyaratan yang dibutuhkan, rupanya saya harus punya fotokopi berkas-berkasnya. Err. Salah saya juga sih ga fotokopi dari awal, karena mengira cukup bawa aslinya untuk diperlihatkan aja. Mesti fotokopi lagi deh ke luar. Di kantor BPJS-nya ga ada tempat fotokopi, jadi mesti jalan dikit sampai ketemu tempat fotokopi.
Balik lagi ke meja petugas, saya masih harus nunggu lagi karena petugasnya masih handle orang lain. Akhirnya dipanggil lagi. Saya ditanya apakah BPJS-nya sudah dibayar, untungnya udah. Kalau belum kan repot lagi. Fyuh. Syarat udah lengkap, surat keterangan domisili yang cuma dari RT/RW alhamdulillah diterima. Petugas pun segera mencetak kartu BPJS yang baru. Tadinya saya kira baru bisa diambil beberapa hari lagi, eh ternyata langsung jadi, alhamdulillah. Dan kartunya ternyata sudah bernama Kartu Indonesia Sehat dan bentuknya seperti kartu ATM. Sebelumnya kartu BPJS saya cuma dari kertas yang di-laminating, ukuran kartunya pun ga standar, hehe.
Alhamdulillah akhirnya beres juga urusan administrasi ini. Dipikir-pikir lagi proses untuk pindah Faskes BPJS ini bisa cepat dan ga ribet, asal persyaratannya lengkap dan formulir diisi dengan benar. Yang bikin lama itu antreannya (saya sampai jam 10.00, selesai jam 13.15), plus buat saya perjalanan ke kantor BPJS-nya karena jauh. Kalau prosesnya lancar sih postingan saya ga bakal sepanjang ini, haha.
--
Catatan saya dari pengalaman ini:
Untuk mengurus pindah faskes BPJS, siapkan kartu BPJS lama, KTP, dan KK serta fotokopiannya. Untuk yang alamat KTP-nya beda dengan alamat domisili, siapkan juga surat keterangan domisili dari RT/RW. Untuk yang KTP-nya sama mungkin ga perlu surat keterangan domisili lagi.
Sebelum mengurus pindah faskes, pastikan BPJS-nya sudah dibayar lunas.
Sebaiknya tentukan pilihan Faskes baru sebelum ke BPJS. Faskes baru ternyata bisa dipilih sendiri, jadi mending pilih yang OK sekalian, dari segi jarak ataupun fasilitas. Saya cuma pilih mana Puskesmas yang paling dekat dari rumah, tanpa survey dulu Puskesmasnya seperti apa. Pas coba berobat ke sana, ternyata kondisi Puskesmasnya menyedihkan ya ampun, ga nyangka seperti itu, padahal Puskesmasnya udah di wilayah Kota Bandung. Sempit, pengap, sirkulasi udara ga bagus. Puskesmas di kampung saya jauh lebih bagus dan lebih besar. Merasa menyesal memilih Puskesmas itu, tapi kalau urus pindah Faskes lagi males, dan belum tentu bisa, jadi ya udahlah, pasrah, haha.
Datanglah sepagi mungkin ke BPJS biar ga kelamaan antre. Klasik sih ini, di mana-mana urusan administrasi dan birokrasi memang sebaiknya dari pagi banget.
Isi formulir pindah Faskes BPJS dengan lengkap dan benar biar ga perlu bolak-balik.
0 notes
Text
Talk Show 1000 HPK: Stimulasi Kreatif untuk Optimalisasi Kecerdasan Buah Hati
Ini sedikit cerita dan catatan tentang talk show yang saya ikuti tahun lalu, tepatnya tanggal 4 Maret 2017. Acaranya bertajuk Talk Show 1000 Hari Pertama Kehidupan "Stimulasi Kreatif untuk Optimalisasi Kecerdasan Buah Hati", bertempat di RSU Hermina Pasteur. Saya dapat info acaranya pas scroll instagram kalau ga salah. Saya daftar ikut karena acaranya gratis, topiknya menarik, ga apa-apa deh bela-belain jauh-jauh ke Pasteur, hehe. Saya ikut sendiri sama Akas, suami ada kegiatan lain.
Saya sampai di Pasteur sedikit terlambat dari jadwal acara. Tapi sesuai dugaan saya sebelumnya, acaranya belum dimulai, ngaret. Namun ruangan sudah ramai, kursi yang tersedia hampir penuh. Syukurlah saya masih dapat tempat duduk. Kalau lebih telat lagi mungkin udah ga dapat tempat duduk.
Acara pun dimulai. Setelah dibuka oleh MC, acara masuk ke talk show bersama Dr. Meita Dhamayanti, dr., SpA(K). Karena namanya talk show, tadinya saya kira formatnya berupa ngobrol santai dengan Dr. Meita, membahas contoh dan praktik stimulasi kreatif untuk bayi dan anak itu seperti apa, tapi ternyata lebih berupa pemaparan materi. Dan melihat slide materinya saya agak merasa seperti ikut kuliah, jadi kadang bosan, heuheu.
Mau nyatet bingung, akhirnya saya cuma foto-fotoin slide-nya, itupun hasilnya rada blur karena saya duduk agak di belakang, manalah bisa kamera HP diandalkan buat motoin slide yang tulisannya kecil-kecil. HP penuh, foto-fotonya saya pindahin ke HD. Nah daripada materinya cuma ngendon di HD dan entah kapan dilihat lagi, mending saya tulis di sini aja deh ya. Yang blur dan ga kebaca sama saya ga bakal saya masukin, daripada saya mengarang indah dan ternyata salah, hihi.
Stimulasi Kreatif Multisensori, Upaya Optimalisasi Kecerdasan Anak
Dr. Meita membawakan materi dengan judul "Stimulasi Kreatif Multisensori, Upaya Optimalisasi Kecerdasan Anak". Isinya terutama tentang tumbuh kembang anak dan stimulasi yang bisa dilakukan terhadap panca indra bayi/anak.
Tumbuh vs. Berkembang
Ciri khas anak adalah mereka tumbuh dan berkembang. Tumbuh dilihat dari aspek kuantitatif, misal meningkatnya ukuran dan jumlah sel dan jaringan interseluler, dan meningkatnya ukuran fisik dan struktur tubuh.
Sementara berkembang dilihat dari aspek kualitatif, misal meningkatnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Berkembang juga identik dengan pertumbuhan dan perkembangan otak. Berkembang berarti bertambahnya kepandaian anak menjalankan fungsi yang lebih kompleks. Jika perkembangan anak baik, maka kualitas anak akan baik. Sebaliknya jika terdapat gangguan perkembangan, maka kualitas anak akan berkurang.
1000 Hari Pertama Kehidupan
1000 hari pertama dalam kehidupan seorang anak adalah periode yang sangat penting. Periode kritis ini ini dimulai sejak janin berada dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Kalau di-breakdown kira-kira seperti berikut.
Periode sejak konsepsi sampai dengan kelahiran, dibulatkan saja jadi 9 bulan = 270 hari.
Periode 2 tahun pertama, yakni usia lahir sampai dengan 1 tahun (365 hari) dan usia 1-2 tahun (365 hari).
Jadi totalnya 1000 hari. Di 1000 hari pertama kehidupan ini, pertumbuhan dan perkembangan anak sangat cepat. Di akhir trimester 1 seluruh organ sudah terbentuk, dan selanjutnya semua tumbuh dengan cepat.
Upaya Optimalisasi Kecerdasan Anak.
Orang tua harus memenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan dasar yang dimaksud yaitu:
Kebutuhan fisik-biomedis ("ASUH")
Kebutuhan psikososial: - Kebutuhan emosi/kasih sayang ("ASIH") - Kebutuhan akan stimulasi ("ASAH")
Stimulasi
Stimulasi berarti memberikan rangsangan yang tepat kepada anak. Stimulasi pada tiga tahun pertama (golden age) adalah dasar pembentukan kecerdasan. Rangsangan yang dilakukan sebaiknya:
Dilakukan sejak bayi berada dalam kandungan
Dilakukan setiap hari
Merangsang semua sistem indra
Merangsang gerak kasar dan halus
Mengajak berkomunikasi
Dalam suasana menyenangkan bagi bayi dan anak
Pengasuh yang baik harus memberikan rangsangan/stimulasi dengan bermain.
Yang dirangsang: sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama dan kepemimpinan, moral-spiritual
Cara: rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret, menggambar
Kapan: setiap kali interaksi dengan anak, saat memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur, dll.
Pola Pengasuhan (Parenting Style)
Otoritatif (demokratik) - Penuh kasih sayang, kehangatan, kegembiraan - Ciptakan rasa nyaman + aman + dilindungi - Peka pada isyarat bayi/anak (minat, keinginan, pendapat) - Diberi contoh, bukan dipaksa - Dibantu, didorong, dihargai - Koreksi, bukan ancaman/hukuman Hasilnya anak akan lebih percaya diri, mandiri, dan kreatif.
Otoriter (diktator) - Melarang, membatasi, tidak mendengar minat/pendapat, sering menghukum/abuse Hasilnya anak akan kurang inisiatif, kreativitas, dan komunikasi.
Permisive - Serba boleh Hasilnya anak akan kurang kendali diri dan kurang tanggung jawab.
Tidak dipedulikan - Diterlantarkan Hasilnya kemampuan anak akan rendah.
Child Temprament
Easy (40%) - Regularly, positive mood, cheerful - Adapts easily to new environment or experience
Difficult (10%) - Irregular, tend to negative mood - Slow to adapt new environment or experience
Slow to Warm Up (15%) - Low intensity of mood, low activity level, somewhat negative mood - Low adaptability to new environment or experience
Mixed (35%)
Stimulasi Otak
Stimulasi sejak dini dilakukan untuk merangsang:
Otak Kiri - Konvergen (menyempit, menajam) - Logika - matematika, rasional - Tata bahasa, membaca, menulis
Otak Kanan - Divergen (melebar, meluas) - Imajinasi, kreativitas, seni - Musik, nyanyi - Sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan - Moral, spiritual
Kecerdasan Multipel - Kerjasama orak kanan dan kiri
Kebutuhan Stimulasi untuk Tumbuh Kembang
Sejak dilahirkan, panca indra bayi berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak yang menghubungkan dengan keluarga dan lingkungannya. Stimulasi multisensori akan bermanfaat bila terjadi secara bersamaan, terintegrasi, dan terkait satu sama lain.
1. Sensori/Indra Penglihatan (Vision)
Saat indra penglihatan bayi berkembang, ia akan belajar mengenal koordinasi mata-tangan. Kontak mata merupakan bagian penting untuk menciptakan komunikasi dengan bayi. Kemampuan bayi melakukan kontak mata yang cukup lama merupakan bentuk perkembangan awal kemampuan komunikasi bayi. Kualitas kontak mata juga penting. Ketika ibu tidak responsif dan jarang menyentuh bayinya maka bayinya cenderung cemberut dan jarang tersenyum.
2. Sensori/Indra Penciuman/Bau (Smell)
(Duh bagian ini blur parah fotonya, mayoritas ga kebaca T.T) Memandikan bayi dengan sabun yang wanginya sesuai dapat membatu bayi tetap tenang dan rileks. Sabun yang wanginya sesuai meningkatkan ikatan batin/bonding ibu dan bayi.
3. Sensori/Indra Pendengaran (Hearing)
Ibu dan bayi memiliki bahasa unik tersendiri. Pendengaran bayi mulai berkembang saat janin berusia 23 minggu kehamilan dan merespon terhadap stimulasi suara. Pendengaran bermanfaat dalam proses belajar bahasa dan menstimulasi perkembangan otak.
Lagu pengiring tidur yang dinyanyikan oleh orang tua meningkatkan kualitas tidur bayi, ditandai dengan tidur tenang dan detak jantungnya yang melambat teratur. Penelitian pada 272 bayi prematur (32 minggu) terbukti kualitas tidurnya lebih baik bila dinyanyikan lagu pengiring tidur oleh orang tuanya.
4. Sensori/Indra Peraba (Touch)
Indra peraba/sentuhan merupakan indra pertama yang terbentuk sejak di rahim. Mendekap bayi yang baru lahir (skin to skin) ke dada ibunya akan menenangkan bayi dan menstabilkan detak jantungnya. Sentuhan memicu lepasnya hormon oksitosin yang semakin menguatkan perasaan kedekatan (bonding). Indra peraba juga membantu bayi belajar bentuk dan tekstur.
5. Sensori/Indra Pengecap (Taste)
Sebelum 7 bulan, bayi lebih banyak menggunakan mulutnya. Mulut mempunyai lebih banyak pusat saraf per mm2 dari pada bagian tubuh lainnya.
Acara Lainnya
Setelah materi dari Dr. Meita, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Velvet Junior yang merupakan sponsor utama acara ini. Isi materinya ya seputar pakaian bayi, kenapa kita mesti memilih produk tekstil yang aman dan tidak berisiko terhadap kesehatan serta ramah lingkungan. Dan tentunya promosi bahwa produk Velvet Junior sudah memenuhi kriteria pakaian bayi yang baik dan aman dan sudah memenuhi standar Oeko-Tex® 100.
Saya baru tau ada standar ini, kirain cukup SNI aja. Standar Oeko-Tex® 100 adalah sistem pengujian dan sertifikasi yang seragam secara global untuk bahan baku, produk setengah jadi, dan produk akhir di semua tahapan produksi yang berkaitan dengan zat berbahaya, yang dilakukan oleh lembaga independen. Sederhananya, kalau sudah memenuhi standar Oeko-Tex® 100, artinya produk yang dihasilkan sudah aman dari sejak masih bahan baku hingga sudah jadi produk akhir.
Namanya promosi, saya ga gitu merhatiin semua yang disampaikan, hehe. Selain soal standar Oeko-Tex® 100, yang menarik dan saya ingat itu tentang kenapa pakaian bayi jarang yang berwarna gelap, soalnya dulu saya pernah wondering soal ini. Kalau diamati mayoritas pakaian bayi warnanya lembut kan ya dan didominasi putih. Rupanya untuk menghasilkan kain berwarna gelap, dibutuhkan berbagai pewarna tekstil, dan kebanyakan pewarna tekstil ini tidak aman untuk kulit bayi. Oh baiklah, akhirnya terjawab juga.
Setelah Velvet Junior, ada simulasi permainan dengan anak. Saya lupa juga timnya dari mana. Kalau yang ini baru deh praktik langsung. Timnya bercerita untuk anak, mengajak orang tua untuk praktik membuat mainan dari pita, dan menyediakan permainan yang bisa merangsang multisensori anak. Hanya saja karena saat itu Akas belum gitu ngerti plus banyak anak lain yang lebih besar sudah duluan ikut, Akas ga saya ikutkan ke dalam aktivitas ini.
Usai permainan saya udah ga fokus lagi dan pengen cepat pulang. Sebelum pulang, saya mengambil goodie bag dan makan siang yang sudah disediakan. Isi goodie bag-nya ternyata ada 1 stelan panjang, 1 stelan pendek, dan 1 singlet Velvet Junior. Wah alhamdulillah, untuk acara gratisan dan dapat goodie bag seperti ini rasanya beruntung sekali, hihi. Yang saya dapat ukurannya masih kegedean buat Akas saat itu, tapi bagus lah ya daripada dapat yang kekecilan, hehe.
Sekian catatan saya tentang acara ini. Foto-foto slide-nya bisa istirahat dengan tenang deh sekarang, haha. Semoga bermanfaat yaa.
1 note
·
View note
Conversation
Tumbuh Besar (2y6m)
Akas: (lagi ogah-ogahan makan)
Ibu: (teringat kalau dia pengen banget pakai baju bergambar crane, tapi ukurannya masih kegedean buat Akas, jadi dimanfaatinlah buat bujuk makan) Kas, ayo makan, katanya mau tumbuh besar biar muat baju crane-nya. Mau kan tumbuh besar?
Akas: Oh iya. (trus makan dengan lumayan damai)
Ibu: (win!)
Akas: (udah beres makan) Akas mau pakai baju ken (crane)-nya sekarang ya, Akas udah tumbuh besar.
Ibu: Hahaha, tumbuh besar ga secepat itu boi!!
0 notes
Conversation
Lagu Masak (2y6m)
Ibu: (nyanyi demi agar suasana makan Akas lebih ceria) Kasih Ibu, kepada Akas, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Akas: Nyanyi lagi bu, nyanyi lagu masak.
Ibu: Hah? Yang mana lagu masak?
Akas: Yang ibu nyanyiin tadi.
Ibu: Lagu masak? Kasih ibu kepada Akas?
Akas: Iya itu.
Ibu: Kok jadi lagu masak...
Ayah: Oh, mungkin karena lirik "sepanjang masa", masa - masak.
Ibu: (doh)
0 notes
Text
ITBMh Homecoming 2017: Membangun Keluarga Kuat untuk Bangsa yang Hebat
Pertama kali lihat publikasi acara ITB Motherhood Homecoming 2017 alias reuniannya ibu-ibu alumni kampus gajah, saya sudah merencanakan untuk datang. Acaranya banyak yang menarik, tapi saya masih ragu beli tiket. Saya berminat dengan acara talkshow-nya, yang menghadirkan Teh Yuria P. Cleopatra & Kang Ismir Kamili (penggiat parenting, homeschooler, penulis buku), Ibu Tjutju Sukaesih (ibunda Bapak Ridwan Kamil), dan Bapak Asep Haerul Gani (psikolog, pakar family therapy). Tapi di jadwal cuma sekitar 2.5 jam, kok rasanya bentar banget ya waktunya, bisa ga puas ntar. Namun setelah panitia menjembreng isi goodie bag, tanpa pikir panjang saya langsung daftar beli tiket, wahaha. Godaan pisan.
Sebenarnya acara ITBMh Homecoming 2017 ini berlangsung seharian dari pagi sampai sore, tapi di hari H saya baru sampai di kampus sekitar jam 11, heuheu. Jadi mari fokus cerita tentang talkshow-nya aja ya, karena materinya bagus banget buat di-share.
Opening Talkshow
Acara dimulai sekitar jam 13, dibuka oleh Teh Inday selaku MC, dilanjutkan dengan special performance sand painting oleh Vina Candrawati. Saya jarang nonton TV jadi tadinya ga tau lho Teh Vina ini siapa, haha. Ternyata terkenal. Dan ternyata alumni ITB juga. Sand painting kali ini bertema "Aku, Ibu, dan Aku Ibu", bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak perempuan dari lahir, tumbuh besar, kuliah dan wisuda, menikah, hingga punya anak alias menjadi seorang ibu juga. Keren.
Selanjutnya ada performance tarian ceria dari belasan anak dan balita, juniornya ibu-ibu ITBMh. Mereka anak-anak dengan latar belakang usia berbeda, tempat tinggal berbeda, minat berbeda, tapi bisa menari bersama-sama dengan baik. Katanya mereka cuma latihan 8x dan itupun ga selalu full team. Mantap.
Talkshow Bersama Teh Yuria P. Cleopatra & Kang Ismir Kamili
Talkshow pun dimulai dengan obrolan bersama Teh Yuria P. Cleopatra yang biasa disapa Teh Patra. Selama ini cuma lihat nama beliau di Facebook, akhirnya bisa lihat langsung juga. Harusnya talkshow-nya sama Kang Ismir alias suaminya Teh Patra juga, tapi beliau mendadak ga bisa hadir di hari H. Tapi ternyata panitia sudah menyiapkan video wawancara dengan Kang Ismir. Obrolan dengan pasangan ini mayoritas berkaitan dengan visi dan misi keluarga dan pengalaman mereka dalam menjalankannya.
Visi dan Misi Keluarga, Kenapa? Bagaimana?
Visi dan misi keluarga sangat diperlukan agar waktu tidak berlalu dan mengalir begitu saja saat kita membangun keluarga. Di awal kehidupan keluarga muda, biasanya visi dan misi ini belum terasa perlu, tapi kadang membuat keluarga terlupa membahas dengan serius mau seperti apa sih keluarga itu ke depannya. Tentunya kita tidak mau waktu terbuang begitu saja sementara kita ternyata belum memaksimalkan segala potensi yang ada dalam keluarga kita.
Membuat visi dan misi keluarga diinisiasi oleh kepala keluarga, tapi dibuat dengan rapat keluarga, dengan musyawarah yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Keluarga adalah satu tim, kerja bersama, bukan beban. Bahas kegiatan harian, mingguan, dan bulanan dengan semua anggota keluarga. Setelah punya visi dan misi keluarga, jagalah agar visi dan misi itu tetap hidup, yaitu dengan membuat suasana yang mengarah ke visi dan misi itu dalam setiap aktivitas keluarga.
Semua Anggota Keluarga, Bagaimana denga Anak yang Masih Kecil?
Anak sudah bisa diajak berdialog dan berdiskusi sejak dini. Saat anak sudah bisa duduk untuk makan sendiri, saat itu kita sudah bisa berdialog dengannya. Di umur 5 tahun, anak sudah bisa diajak mendiskusikan aktivitasnya, kesukaannya, dll. Sebaiknya obrolan serius dengan anak sudah dibiasakan sebelum usia 7 tahun, karena setelah 7 tahun anak seperti sudah punya dunianya sendiri, akan lebih sulit untuk mengajaknya ngobrol serius kalau belum terbiasa.
Komunikasi dalam keluarga harus selalu jalan. Keluarga Teh Patra biasanya mengambil satu waktu makan di mana seluruh anggota keluarga harus ada, bisa digunakan untuk membahas apapun. Di sisi lain, membiasakan anak ngobrol dan berdiskusi dengan orang tuanya, bisa melatih anak untuk terbiasa dan tidak takut untuk ngobrol dengan orang dewasa lainnya.
Bagaimana Menghadapi Masa Aqil Baligh Anak?
Masa aqil baligh anak tidak terlepas dengan pendidikannya sejak dini dan orang tua adalah role model untuk anak. Di usia dini, biasakan anak berlaku sesuai gender-nya, misal anak laki-laki diajak shalat ke masjid, anak perempuan dibiasakan pakai rok atau jilbab. Sebelum anak aqil baligh, ajarkan ilmu fiqh yang akan dia gunakan nanti, sehingga ia akan paham seperti apa gejala fisiknya saat sudah baligh nanti, kewajibannya apa saja, dsb. Tapi mengajarkan berbagai hal ini tetap harus memperhatikan tahap perkembangan usia anak.
Bagaimana Manajemen Waktu di Samping Kegiatan yang Banyak?
Teh Patra tergolong ibu yang aktif berkegiatan di mana-mana, padahal anaknya juga banyak. Saat berkegiatan di luar, waktu anak kecil masih sering dibawa ke mana-mana. Dan di tempat acara biasanya ada panitia atau rekan yang bisa dititipi anak.
Tapi wawancara dengan Kang Ismir berikutnya menjawab bahwa kesibukan Teh Patra itu bisa berjalan dengan baik tak lepas dari dukungan suami.
Bagaimana Menyikapi Istri yang Sibuk Berkegiatan di Luar?
Keluarga adalah satu kesatuan, jadi kegiatan semua anggota keluarga jangan konflik. Ritme aktivitas ayah dan ibu berbeda, di mana ayah cenderung tetap/rutin, semantara ritme ibu sangat dinamis, apalagi setelah melahirkan. Jadi disesuaikan saja.
Untuk kegiatan kemasyarakatan dan banyak beraktivitas dengan orang lain, mungkin tidak menghasilkan materi atau malah menambah pengeluaran, tapi percayalah bahwa manfaatnya akan kembali kepada kita. Kita bisa sekaligus jadi role model bagi anak untuk beraktivitas di masyarakat. Suami perlu memberikan dukungan kepada istri, bahwa istri melakukan kebaikan sehingga istri harus difasilitasi.
Talkshow bersama Ibu Tjutju Sukaesih
Narasumber kedua adalah ibunda dari walikota Bandung. Ibu Tjutju Sukaesih yang biasa disapa Makci lebih banyak bercerita pengalamannya tempo dulu. Banyak yang menilai Makci adalah ibu yang luar biasa, punya anak seperti Bapak Ridwan Kamil yang dekat, hormat, dan selalu mendengarkan nasihat ibunya. Tapi Makci sendiri merasa beliau ibu yang biasa saja, karena menurut beliau, beliau bukanlah ibu yang punya segudang ilmu parenting, dan beliau jadi dikenal karena seorang Ridwan Kamil.
Cerita Makci kadang melebar ke mana-mana, kadang saya bingung kok ceritanya melenceng ke situ, tapi in the end masih nyambung dengan apa yang ditanya MC. Bisa dimaklumi sih karena umur beliau sudah 78 tahun, malah saya salut beliau masih lancar dalam berdiskusi.
Dari pemaparan Makci, saya menyimpulkan bahwa apa yang beliau ajarkan kepada anak-anaknya intinya adalah penanaman aqidah yang baik. Ibadah mesti dipahami maknanya, bacaan shalat harus dipahami maknanya. Bergaul boleh dengan siapapun tapi tetap mesti tau batasannya. Sampai sekarang 2 hal yang masih rutin beliau tanya ke anak: sudah makan? sudah shalat?
Makci bercerita saat Kang Emil minta izin untuk mencalonkan diri jadi walikota Bandung, beliau nanya tujuannya apa. "Kalau tujuannya cari uang, cari jabatan, atau cari popularitas, tidak usah," katanya tegas, karena tujuan hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah (seperti dalam QS. Adz-Dzariyat: 56). Makci akhirnya memberi izin setelah Kang Emil bilang tujuannya agar bermanfaat bagi orang banyak. Makci memang selalu mengajarkan bahwa "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni).
Makci pun menyuruh Kang Emil untuk bersihkan hati, luruskan niat untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Beliau juga berpesan agar nantinya Kang Emil selalu mendahulukan shalat, jangan lakukan shalat di waktu sisa.
Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab, tapi karena waktu terbatas, akhirnya cuma satu penanya yang diberi kesempatan. Pertanyaannya ada 2 poin utama.
Bagaimana Menghadapi Konflik Pada Anak-Anak?
Sesama saudara biasanya banyak konflik saat kecil, ada saja yang dipertengkarkan. Bagaimana dengan Makci yang anaknya banyak? Menurut Makci, beliau alhamdulillah tidak pernah menghadapi konflik yang parah, semua tampak baik-baik saja. Tapi beliau melihat sosok anak pertamanya sangat bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Beliau juga tidak membedakan ataupun membandingkan anak, termasuk tidak mengomentari anak orang lain. Juga jangan memaksakan keinginan orang tua kepada anak.
Bagaimana Agar Anak Tetap Mendengarkan Orang Tuanya hingga Dewasa?
Tidak semua orang yang sudah tua punya anak yang tetap dekat dengan orang tuanya, masih mendengarkan pendapat orang tuanya, dan tidak merasa lebih hebat dari orang tuanya. Tapi kita melihat Makci masih dekat dengan anak-anaknya. Buat Makci, silaturrahmi antar anggota keluarga mesti selalu dijaga. Siapa yang punya waktu, dialah yang berkunjung. Beliau tidak mengharuskan anak-anaknya lah yang harus mengunjungi ibunya. Beberapa kali beliau lah yang mengunjungi Kang Emil di Balaikota dan beliau tidak pernah merasa direndahkan oleh hal itu.
Pesan Makci
Sebagai penutup, Makci memberikan pesan pada kita semua sebagai orang tua bahwa anak itu perlu diberi modal. Beliau kasih modal DUIT SAJUTA. Bukan, maksudnya bukan uang 1 juta, melainkan:
Doa: apa saja yang diinginkan, selalu berdoa kepada Allah.
Usaha: doa saja tidak cukup, harus berusaha juga.
Ilmu, Ikhtiar Ikhlas
Tawakkal
Sabar
Jujur
Taqwa
Mini Workshop bersama Bapak Asep Haerul Gani
Beres talkshow, kedua pembicara di atas keluar dan panggung diserahkan sepenuhnya kepada Pak Asep. Saya belum tau Pak Asep ini siapa, tapi banyak yang bilang bagus. Saya baru belakangan ngeh kalau dengan Pak Asep ini formatnya mini workshop, bukan talkshow. Pantes beda sendiri, hehe.
Sebelumnya peserta diberi handout 2 lembar kertas yang isinya print out 12 slide. Tapi di luar dugaan, selama Pak Asep berbicara, slide yang ditampilkan cuma 2: 1 slide judul sama 1 slide isi. Waktu 1 jam memang ga cukup deh buat materi dari Pak Asep, aaaaa.
Pak Asep membawakan materi tentang "Keluarga Kokoh di Era Digital". Beliau memulai bahasan dengan tingginya angka kasus perceraian di Indonesia, bahkan di dalam tahun yang sama dengan pernikahannya. Dan dari pengalaman beliau sebagai family therapy, banyak cekcok besar pada pasangan justru terjadi karena hal sepele, tapi bisa memicu perceraian. Padahal menurut beliau tidak ada rumah tangga yang hancur, yang ada adalah rumah tangga yang belum dibangun. Selain itu juga banyak pasangan yang bisa menuliskan, merencanakan, dan menjalankan wedding-nya (acara pernikahannya) dengan sempurna, tapi tidak punya rencana sama sekali dengan marriage-nya (kehidupan setelah menikahnya).
Contoh Kasus
Cekcok karena hal sepele itu mayoritas terjadi karena kurangnya komunikasi dengan pasangan dalam menghadapi hal-hal kecil, salah memahami kata-kata atau gestur yang ditunjukkan pasangan. Misal, seorang suami duduk diam sambil tertunduk lemas. Saat seperti ini, suami berharap istri datang membawa minuman dan menghiburnya. Di sisi lain, si istri menganggap saat seperti itu maka suaminya harus dibiarkan sendiri dulu, si istri menjauh dulu, karena pengalaman dalam keluarganya dulu, saat ayahnya seperti itu, ibunya menyuruhnya untuk jauh-jauh dulu dari ayahnya.
Jika hal tersebut tidak pernah dikomunikasikan, si istri tidak akan pernah mengerti bagaimana harapan suaminya, dan ujung-ujungnya bisa memicu pertengkaran. Jadi, alangkah lebih baiknya hal-hal seperti ini dibicarakan. Istri tanya saat seperti itu suaminya maunya gimana, suami jelaskan kalau dia maunya begitu.
"Manual Book" Pasangan
Saat kita membeli barang, kita bisa dapat manual book penggunaannya. Tapi saat kita menikah, kita tidak pernah mendapatkan "manual book" tentang pasangan kita. Kenal atau pacaran lebih lama pun tidak menjamin seseorang tau semua tentang pasangannya, karena orang cenderung menampilkan yang baik-baiknya saja saat pacaran. Pacaran lama tidak menjamin pernikahannya bakal awet.
Ada kebiasaan orang Betawi dulu yang menarik. Jadi 3 bulan sebelum menikah, keluarga akan mengundang calon menantunya ke rumah, dan menjelaskan segala hal tentang anaknya yang mungkin tidak diketahui oleh si calon menantu, si calon jadi tau sisi baik-buruknya, jadi tau dalam kondisi X mesti Y, dll. Dan untuk calon menantu perempuan, calon ibu mertuanya juga akan mengajarkan bagaimana memasak ala ibu mertua, karena bagaimana pun anaknya sekian lama terbiasa dengan masakan ibunya. Mertua bisa dibilang jadi mentor bagi menantunya. Bagaimana dengan zaman sekarang? 😀
4 Tema Besar dalam Keluarga
Selama pemaparan, slide yang ditampilkan berisi tentang 4 tema besar dalam keluarga:
Self Worth: perasaan atau ide tentang diri sendiri.
Communication: orang menggunakan dan bekerja dengan makna.
Family System: aturan tentang cara merasa dan bertindak.
Link to Society: cara seseorang berhubungan dengan institusi.
Pak Asep lebih banyak membahas tema komunikasi. Komunikasi perlu terus diperbaiki, tidak hanya dengan pasangan, tapi juga dengan anak. Komunikasi bukan cuma tentang ngomong/ngobrol, karena bisa saja yang terjadi kita banyak berkata-kata tapi tidak terjadi komunikasi. Misal, si ibu ngomong panjang lebar kepada anaknya sambil cuci piring di dapur, tidak melihat bahwa anaknya sedang fokus melakukan hal lain, anak ga dengar apa-apa tapi ibu jadi emosi karena merasa anaknya ga pernah dengerin ibunya. Padahal bisa beda hasilnya kalau si ibu mendekat dulu pada anaknya dan minta anaknya untuk mendengarkannya sebentar.
Lalu Pak Asep meminta sejumlah peserta maju untuk melakukan simulasi. Di awal, peserta diminta berdiri berdua berhadap-hadapan, yang satu berdiri (ceritanya ayah/ibu), yang satu lagi berlutut (ceritanya anaknya). Lalu si ayah/ibu sambil berdiri disuruh bertanya pada si anak, "udah bikin PR belum?", lalu ditanya perasaan si anak gimana. Berikutnya si ayah/ibu diminta mengubah posisi/gestur (dari membungkuk, jongkok sehingga sama tinggi dengan si anak, jongkok sambil merangkul anak dari samping, dan sambil memeluk si anak dari belakang), menanyakan hal yang sama. Hasilnya, beda posisi/gestur, beda pula hal yang dirasakan anak.
Bisa disimpulkan bahwa gestur sangat mempengaruhi komunikasi, bahkan bisa jadi gestur lebih powerful dibanding kata-kata. Mana yang paling pas buat pasangan/anak kita, mesti kita coba cari tau sendiri, karena tiap orang beda-beda.
Dalam komunikasi harus kongruen/selaras juga antara kata-kata/kalimat, nada suara, dan fisiologi (sikap tubuh). Harus kongruen antara apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, dengan apa yang diucapkan. Karena ketidakselarasan antara hal-hal tersebut juga bisa membuat lawan bicara salah paham.
Terkait family sistem, aturan dalam keluarga mesti dipahami dan konsisten untuk semua anggota keluarga. Aturan mestinya nyaman untuk semua pihak. Karena itu aturan itu perlu dirumuskan bersama. Ini jadi nyambung deh dengan materi dari Teh Patra tadi.
Terakhir Pak Asep ngasih PR agar nanti di rumah peserta memperbaiki komunikasi dengan pasangannya. Duduk bareng, tanya, kasih feedback agar bisa lebih saling memahami. Jangan cuma berandai-andai agar pasangan mengerti dengan sendirinya tanpa perlu dikomunikasikan.
Sampai di sana deh catatan saya. Heuheu.
Tapi saya ketik ulang di sini deh ya beberapa materi di handout yang tidak sempat dibahas.
Materi dari Handout Bapak Asep Haerul Gani
Keluarga, Bermasalah vs. Berkah
Aspek Bermasalah Berkah Self Worth Rendah Tinggi Communication Tidak langsung, kabur, umum, tidak jujur Langsung, jelas, khusus, jujur Rule Kaku, tidak tulus, tak dapat negosiasi, berlebihan, tidak manusiawi, selamanya Luwes, tulus, dapat negosiasi, tepat, manusiawi, dapat diubah Link to Society Menakutkan, menyalahkan, menghamba Terbuka, penuh harapan, berdasar pilihan
Pertanyaan
Self Worth: yang mana?
Communication: bagaimana dan apa hasilnya?
Rule: seperti apa dan seberapa baik bagi mereka?
Link to Society: dengan cara apa dan apa hasilnya?
Self Worth
Kemampuan menilai dan memperlakukan diri sendiri dan orang lain dengan penuh martabat, cinta kasih, dan sesuai realita.
Self worth positif: integritas, jujur, bertanggung jawab, belas kasih, cinta, competence
Ingat Tanda-Tanda Anda Low Bat
Manusia merasa berharga bila ia merasa dipahami
Sebagian pertengkaran terjadi saat low bat
Sebagian keputusan berisiko besar diambil saat low bat
Lebih banyak pasangan dan anggota keluarga tidak paham bahwa seseorang sedang membutuhkan bantuan untuk membuat ia beralih dari low bat ke full bat
Perlu kiranya memahami dan mengetahui yang dibutuhkan diri sendiri dan orang lain saat mengalami low bat
Self Worth Key Rings
Wisdom: kesadaran, pengalaman, sumber dalam
Golden: rasa ingin tahu, inovasi, peluang baru
Detective: observasi, analisis, pilihan
Decision: kekuatan, ketegasan, ya-tidak
Courage: apa yang diinginkan, keinginan jadi kenyatakan, diri sebagai rujukan
Heart: sayang diri, peduli orang lain, konteks
--
Ish, sampai sini udah hampir 2.500 kata lho. Ada yang masih bertahan baca sampai sini? Haha. Ada yang masih ingat kalau saya beli tiket acara karena tergoda goodie bag? Wkwk. Ini nih isi goodie bag-nya.
Bagaimana kesan acara talkshow-nya? Saya sih kurang puas. Bukan karena materinya kurang memuaskan, tapi karena waktunya terasa kurang banget, haha. Pembicara menarik itu memang sesuatu banget. Tapiii, jujur saya masih banyak roaming dengan bahasa Sunda yang sering diselipin Makci ataupun Pak Asep. Tinggal 6 tahun di Bandung ga membuat saya paham bahasa Sunda, hihi.
Sekian cerita dan resume materi talkshow dan mini workshop "Membangun Keluarga Kuat untuk Bangsa yang Hebat" dari saya. Semoga bermanfaat.
1 note
·
View note
Conversation
Dat Logic (2y6m)
Ibu: (melihat mobil-mobilannya abis dipreteli) Ini mana rodanya Kas?
Akas: Ini rodanya di sini.
Ibu: Kenapa ga dipasang rodanya?
Akas: Iya dilepas aja, kalau dipasang nanti masuk angin mobilnya.
0 notes