euodiaesthetic
euodiaesthetic
EUODIA'S JOURNAL
2 posts
Hello! My name is Euodia and this platform will be my life's journal. I hope you will find something inspiring here!
Don't wanna be here? Send us removal request.
euodiaesthetic · 4 years ago
Text
first #35mm story.
“world will be vanished, memories won’t”
-180221
Halo! Kita bertemu lagi!
Let’s talk about analog first. You must be questioning me, “kenapa analog?”
Sebenarnya ya, ini adalah rasa keingintahuan aku sendiri, sih. Sewaktu kecil, aku begitu sering lihat mamaku memotret kami (sebatas Kak Angel, aku dan Rut sih, karena setelah itu aku ingat kamera mama itu aku banting dengan merasa tidak berdosa. Sorry Soni, you still have some photographs too hehe) dengan kamera analog - kalau tidak salah beliau menggunakan Fujifilm Analog Series MDL-9, kamera analog point and shoot. Aku ingat banget kamera analog itu disimpan sebaik mungkin, dengan catatan tidak boleh dipegang anak-anak. Namanya juga anak-anak, makin digituin makin penasaran ya. Tapi ya, an accident happened. Kalau tidak salah ingat, kamera itu terbanting dengan entengnya oleh aku sendiri, sehingga rasa penasaran untuk mencoba analog sewaktu kecil terhentikan sementara karena kamera yang sudah tiada hahahahaha.
Long story short, aku mulai dewasa, punya pekerjaan dan pastinya punya uang. Beberapa hal terpikir untuk aku gali, khususnya beberapa keinginanku yang belum tercapai selama masih hidup. Entah kenapa, aku terpikir untuk mencoba kamera analog. Lebih tepatnya, keinginan itu “dicerahkan” kembali setelah melihat toy cam (point and shoot one) punya mama yang tidak terpakai sewaktu aku kembali ke Medan. Benar-benar terbengkalai di laci penyimpanan boneka dari aku kelas 6 SD gitu kalau tidak salah? Soalnya alasan beliau kamera itu rusak, jadi aku pikir beneran tidak bisa dipakai. Iseng nih, aku coba isi dengan roll film Kodak Colorplus 200 dan bisa-bisa saja digunakan (meskipun sampai sekarang film itu belum aku cuci sih). 
Sekali itu aku coba untuk pakai toy cam, tapi sepertinya kurang greget kalau cuma punya kamera itu ya karena kekurangannya adalah tidak punya flash. Jadilah, dengan segala pertimbangan aku membeli satu kamera point and shoot dengan harga murah untuk sejenisnya. Masih mau mencoba ya, daripada aku beli yang mahal banget taunya aku tidak jago motret sayang aja gitu uangnya.
Tumblr media
ini penampakannya ya gengs :)!
Seperti yang bisa dilihat, kamera analog ini merk Fujifilm di seri Xpose. Kemarin dapat versi New Old Stock dengan harga Rp 157.000,- sudah termasuk ongkir di T*kped. Lumayan uang tidak terkuras banyak, khususnya untuk aku yang masih pemula. Penggunaan baterainya juga cuma satu baterai AA, jadi irit.
Untuk roll film sendiri, aku tidak terlalu banyak tahu perbedaan roll film jenis C-41 atau ECN-2. Tapi di pasaran ECN-2 itu jelas lebih murah dari C-41, range harga bisa sampai 2 kali lipat. Jadilah aku mencoba beli film ECN-2 dahulu dari Hipercatlab seharga Rp 65.000,-. Ini murah sih, karena aku juga langsung beli di tempat. 
Setelah  tahu bahwa film ECN-2 itu ternyata tidak disarankan untuk kamera point and shoot,  karena ada resiko film merusak motor dari kamera tersebut. Akhirnya itulah pertama dan terakhir aku beli film ECN-2. Tunggu nanti aku sudah siapkan budget beli kamera analog yang lebih canggih lagi aja. Sayang kamera langsung hancur perkara roll film hahaha.
Tidak berapa lama, akhirnya aku udah memotret dengan roll film tersebut sebanyak 36 kali. It’s time to develop the roll. Kebetulan banget ada tempat cuci film yang sedang promo devscan ECN-2 seharga Rp 35.000,- di crazyforfilmlab, langsung cus untuk cuci film ini. Tidak lama sih prosesnya, sekitar 1-2 hari hasilnya sudah dikirim ke drive aku. 
AAAAAAAAND, (drumrolls) bagian yang aku tunggu yaitu melihat hasilnya. 
To be honest, I’m pretty impressed with the results. Here are some photos i took with this camera.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
*dari atas ke bawah: Bank OCBC NISP Asia Afrika - around Jl. Braga - memories with friends at Cafe around Jl. Natuna - Gedung Konferensi Asia Afrika
Setelah lihat hasilnya, aku sendiri merasa ada kepuasan tersendiri ya melihat hasilnya. Looks like I captured this around 90′s padahal di tahun 2021. They look very classic, authentic (bc I captured it by myself) and have ancient feels. Now I know why my mom loved capturing pictures through analog camera. 
Finally, I did something that interesting yet happy while doing it. Juga rasa penasaranku sebelumnya juga terjawab setelah hasil ini keluar. 
So, the next question. “Will I continue this?”
Ofcourse, will do! Aku bakalan melanjutkan keingintahuan ini, malah berencana untuk menabung membeli kamera yang yaaa lebih baik dari kamera sekarang. For upgraded experience and another new experiments. Selagi masih hidup, rasanya tidak apa-apa untuk mencoba hal lain, mungkin setelah ini aku bakalan coba kamera analog jenis range finder? Who knows? Mungkin setelah uangnya terkumpul dulu deh, hihihi.
Anyways, we already arrived at the end of this post. I hope this post might enlighten you for using analog camera. For further capturing results, you can find it in my Insta or VSCO profile. 
End of this post. Lots of love, XOXO!
0 notes
euodiaesthetic · 4 years ago
Text
first one, in 2021.
“do one new thing, makes you have no limit”
 -120221
halo.
sudah lama rasanya ga pernah ngetik banyak-banyak di laptop seperti ini, terakhir sepertinya cuma untuk skripsi, terus hanya fokus untuk review produk di Female Daily. well, it feels weird, hehe. 
oke, sebenarnya aku mau buat pengakuan. aku belum punya konsep yang bisa diutarakan untuk konten pertama ini, hahahaha maaf banget. aku minta maaf, kalau kontennya mungkin tidak akan sebagus ekspektasi orang-orang melihat aku. hahaha ya iyalah, ini mah hanya jurnal biasa. you cannot expect anything in here. tapi ya, mungkin aku bisa cerita sedikit kenapa aku memutuskan membuka platform tumblr seperti ini. 
simple, i want to try something new. like, really new.
aku ingin menyampaikan hal baru yang kulakukan disini, dalam bentuk apapun itu. pastinya semuanya bisa dikeluarkan di platform ini. bisa dikatakan semacam penampung ide-ide atau eksperimen yang aku lakukan dalam hidup aku, baik yang berhasil maupun yang gagal. 
and i want to be close with people who read my posts. mungkin tidak seindah di instagram, tak sereceh di twitter, tidak se-aesthetic di vsco. tapi lebih kepada aku yang apa adanya, raw me. but i hope you enjoy this roller-coaster of mine.
aku appreciate sekali untuk teman-teman yang siap merespon dan mau membagi inspirasi ke depannya dengan aku, supaya sama-sama berubah menjadi lebih baik bukan?
sekian dulu basa-basinya, sudah malam. kita cerita lagi nanti di postingan kedua ya. God bless you!
1 note · View note