emtibyan
emtibyan
184 posts
Traveler. Reader. Flying Low's Rider.
Don't wanna be here? Send us removal request.
emtibyan · 7 years ago
Photo
Tumblr media
– View on Path.
0 notes
emtibyan · 7 years ago
Photo
Tumblr media
– View on Path.
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Kamu adalah pahlawan bagi diri kamu sendiri. Yang menentukan arah kemana hidupmu ya kamu, bukan orang lain. on frame : Tami Jaya, body Scorpion X by Karoseri Tentrem. #trikanayatour #trikanayatourandtravel #tamijaya #tamijayatransport #scorpionx #karoseritentrem (at UNTAR (Universitas Tarumanagara))
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Khidmah menjadi santri, mengabdikan diri untuk turut serta Membangun Generasi yang Islami nan Indonesiawi #harisantrinasional #lpqbinaaakhlaq #pesantren #nailulula
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bahagia itu dimulai dari diri sendiri, bukan dari orang lain
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Quote
Opo seng ono di adepi, seng ora ono ojo di arep-arep. Di ikhtiari sak mampune, diikhlaske sak temene
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Video
youtube
Just enjoy her show! 🎤🎶🎶🎶
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Dan esok pasti kau tetap tuangkan rindumu Pada kami dengan rasa bangga dijiwamu Pastikan tetap temani hari hari kita  dengan istri disampingmu Dan dengan bayi dipelukmu Sebuah tanggung jawab tlah temukan arti bagimu Teruskan nafas hidupmu Walaupun kau harus berbagi (Selamat Menikah Kawan by Begundal Lowokarwu)
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
#Repost @kagemjogja ・・・ Ini bukan permainan sulap, tapi uji ilmiah tentang balon yg tidak meletus kalo di panasi.. Dalam bimbel inspirasi jelajah ilmiah kita mencari tau kenapa bisa begitu. hmm keren kan?? Semangat adek adek 🙌🙌🙌 #kagemjogja #bimbelinspirasi
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Tak perlu menunggu punya rejeki berlebih untuk berbagi. Rumah Belajar Kagem Jogja membuka kesempatan bagi yang ingin berbagi di indahnya Idul Qurban ini, baik berupa pundi pundi rupiah, ekor ekor kambing sapi, maupun tenaga tenaga supernya. Info lebih lengkap bisa liat d foto. Atau chat me. Salam mbeeek 🐐🐐🐐 – View on Path.
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Olish : Pie mas hasil videone? Aku : Wis apik lis, cuma ijeh ono sing kurang je Olish : Kurang opo mas? Aku : Kurang kasih sayang Olish : -_- *dan kemudian ratusan sandal dan botol bekas melayang* #baladajomblosyariah #embungnglanggeran (at Gunung Api Purba Nglanggeran)
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Video
#Regram from @trikanayatour - Happy weekend sahabat @trikanayatour ! Liburan kemana weekend kali ini ? 😉 Oiya, hari ini mimin akan sedikit membagikan dokumentasi dari Wisata Cinta #1 Trikanaya Tour & Travel yg Alhamdulillah telah terlaksana pd hari Minggu 24 Juli 2016 di Pantai Goa Cemara Bantul. Acara berbagi cinta dengan adik-adik Panti Asuhan Umar bin Khottob terlaksana dengan peserta 90 orang + 8 pendamping dan 15 orang panitia dari Trikanaya Tour & Travel. Adik-adik dari Panti Asuhan Umar bin Khottob menitip salam & ucapan terimakasih atas kiriman cinta dari para donatur. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya balasan. Kami Trikanaya Tour & Travel memohon maaf yg sebesar-besarnya apabila masih terdapat banyak kekurangan dlm melaksanakan acara ini. Dan kami mengucapkan terimakasih yg sebesar-besarnya pula atas dukungan dari bapak & ibu sekalian baik berupa dukungan moril maupun materiil. Sekali lagi terimakasih 😊😊 . @rikalusrivirga @ryan_afranata @emtibyan @nanangadriadi . #trikanayatour #tourandtravel #tourjogja #traveljogja #tourandtraveljogja #wisatacinta #berbagicinta #donasi #donatur #thankyou #documentation #video #vivavideo
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
“The best way to make your dreams come true is to wake up.”
― Muhammad Ali
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
by Rizka Amalia Shofa.
Kapan wisuda? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan beli rumah? dan kapan-kapan yang lainnya. Oya, ada satu kapan yang ingin ditanyain cewek ke cowok yang udah lama php, kapan kamu nikahin aku? Ahaha
0 notes
emtibyan · 8 years ago
Video
youtube
I didn't want to hear it then but, I'm not ashamed to say it now Every little thing you said and did was right for me I had a lot of time to think about, about the way I used to be Never had a sense of my responsibility Back then I didn't know why Why you were misunderstood So now I see through your eyes All that you did was love
Spice Girls - Mama 
Lebaran tinggal hitungan hari dan masih terjebak diriuhnya Jogja, liat video ini makin membuncahkan rasa untuk segera pulang...
2 notes · View notes
emtibyan · 8 years ago
Text
Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI
Kolom Prof Rhenald Kasali (UI).
Mungkin kita semua sepakat, anak-anak yang pintar di sekolah belum tentu pintar dalam kehidupan.
Sayangnya banyak orang tua yang masih berpikir, kalau anaknya juara kelas, pintar di sekolah, pasti akan pintar menjalani hidup.
Untuk itulah sering kita lihat orang tua yang amat protektif, membuat anak merasa sudah belajar walau itu hanya di sekolah. Sedangkan perjalanannya menuju sekolah, pergaulannnya, kebiasaannya mengambil keputusan dalam keadaan sulit, selalu disterilisasi orangtua.
Apalagi bila orang tua punya kuasa, banyak koneksi, punya uang, maka semua itu akan distrerilisasi lebih luas lagi. Padahal yang membentuk orang tuanya hari ini sukses sudah jelas: orangtua mereka tak seprotektif mereka.
Kalau sudah begitu, apa hasilnya?
Anda lihat sendiri, banyak anak-anak pandai di sekolah tak berdaya saat di-bully kawan-kawannya, kurang bergaul, dan bila dikejar anjing di kampung, ia tidak bisa melompat, larinya tercekat.
Dan di usia dewasa, ia bisa menjadi sosok yang sulit bagi teman-teman, pasangan dan kolega-koleganya. Ia akan merasa terus pandai, seakan-akan kecerdasaannya tetap, tak berubah.
Ke Luar Negeri, Bagus
Pepatah mengatakan, dunia ini ibarat sebuah buku. Mereka yang tak melakukan perjalanan (hanya kuliah saja), hanya membaca satu halaman.
Terilhami oleh Susi Pudjiastuti, saya pun menugaskan mahasiswa ke mancanegara. Tidak main-main. Satu orang satu negara.
Menteri Kelautan dan Perikanan ini, sejak remaja sudah menyewa truk dari kampungnya di Pangandaran, hanya bersama seorang sopir, ia pergi membeli ikan ke Cirebon atau Indramayu, lalu berjualan ke Pasar Ikan di Jakarta.
Bila dulu saya menugaskan tiga orang satu negara, sejak kehadiran Ibu Susi di kelas itu, saya mengubahnya menjadi satu negara-satu orang.
Syaratnya, tidak boleh di antar, dan tak boleh ada yang menjemput. Itupun harus pergi ke negara yang tak berbahasa Melayu.
Anda tahu siapa musuh program ini?
Para mahasiswa melaporkan, ada dua pihak. Pertama adalah orang tua yang selalu beranggapan anaknya bak princess. Orangtua bahkan merespon dengan negatif, takut anaknya kesasar. Padahal doktrin kelas itu sejak awal sangat jelas, “Berpikir karena kesasar.”
Setiap kali orangtua protes, saya selalu bilang, “Memang kalau tersasar, mengapa?”
Dari situ, sebagian tiba-tiba tersentak dan tertegun sendiri karena hampir semua orangtua pasti pernah kesasar, dan toh akhirnya pulang juga dengan selamat. Malah menjadi semakin pandai, lebih percaya diri.
Sebagian lagi, responsnya begitulah, memindahkan anaknya ke kelas lain. Mereka mengambil keputusan untuk anaknya yang sudah dewasa dengan menghentikan sebuah proses belajar yang penting untuk membangun hidup mereka.
Orangtua juga mengatur banyak hal. Tiket pesawat, rute tujuan, menginap di mana, siapa yang jemput, makan apa, pakaian dan perlengkapan, sampai SIM Card dan obat-obatan.
Padahal anaknya gaul, sehat, senang berpetualang. Dan kalau diatur, ia malah menjadi merasa tak dipecaya, bahkan malu dengan kawan-kawannya.
Bagi saya, ini semua bisa membuat anak kurang terlatih menghadapi kesulitan. Sebab setiap kali menghadapi persoalan kecil saja, mereka bisa menghindar dan cepat-cepat minta bantuan.
Dan musuh kedua adalah, para dosen sendiri. Ya, para akademisi percaya anak pintar itu tak boleh banyak bermain. Baca, baca, baca, buat tugas. Padahal anak-anak pintar itu terlalu serius, terlalu steril dan kurang bermain.
Anda tahu apa yang dilakukan orangtua agar anak-anaknya diterima di perguruan tinggi yang bagus?
Mungkin Anda bisa lihat bagaimana treatment orangtua sejak anaknya masih kecil. Jangankan untuk menuju perguruan tinggi, untuk diterima di SMP yang bagus saja, sejak kelas 5 SD anak-anak itu sudah dilatih pulang sore/malam hari, ikut les ini dan itu. Katanya untuk diterima di SMP A harus ikut bimbel di B.
Kalau sudah begitu, anak-anak yang pandai ini menjadi kurang bergaul dan menjadi kurang asyik di mata teman-temannya. Mereka dicetak dalam alam berpikir bahwa pandai dalam kehidupan itu ada di ruang kelas, melalui program tertulis. Padahal pandai itu adalah mampu mengambil keputusan yang tepat.
Bayangkan, bila sejak kecil sampai dewasa anak-anak itu tak pernah berlatih mengambil keputusan dalam keadaan sulit. Bahkan untuk naik taksi saja ia tak berani.
Pergi ke luar negeri seorang diri, bagi seorang anak ia akan belajar banyak hal. Bagaimana kalau ketinggalan pesawat, kehilangan bagasi, kesasar, diganggu orang, mengunjungi situs-situs penting, mengatur waktu, makan, dan seterusnya.
Mengapa harus dijemput?
Kisah anak-anak pejabat yang orang tuanya begitu bernafsu mengatur dan mengawal anak-anaknya agar tak kesasar di luar negeri, saat ini sudah amat keterlaluan. Orang tua telah mengambil hak-hak penting si anak untuk menjadi rajawali.
Anak diasumsikan sebagai sosok yang tak mampu bergerak sendiri, dan seakan-akan alam tak memberi ruang bagi anak untuk belajar. Padahal, anak SLB sekalipun punya kemampuan belajar yang luar biasa kalau diberi kesempatan, dan sebaliknya kalau dianggap bodoh.
Mungkin anda sudah menerima catatan seorang dosen di Surabaya yang viral dua hari ini. Sayang, saya tak menemukan sumbernya setelah beredar dari satu WA ke WA lainnya. Tapi saya kira apa yang dilakukan untuk merekam momen yang ia lihat dan catat harus kita hargai. Ini sebuah catatan yang istimewa bagi para orangtua dan pendidik.
Ia mencatat kejadian saat menemukan seorang siswa SLB penderita tunagrahita yang begitu bahagia saat menemukan alamat yang dicari. Siswa itu kabarnya diberangkatkan dari Jogja untuk mencari alamat di Surabaya.
“Syaratnya boleh bertanya, namun tidak boleh diantar, tidak boleh naik kendaraan yang bersifat mengantar seperti taxi dan becak. Tidak boleh meminta - minta. Dan masih banyak aturan lain Bahkan dia mencari tempat sampah untuk membuang sampahnya.” Catat orang berjasa ini.
Tapi yang membuat saya tercengang adalah catatannya yang ini: “Dia berkata bahwa dia dilarang bersedih. "Kata pak Guru aku ngga boleh sedih, kalau sedih nanti bodoh lagi”, ucapnya polos.“
Sekarang tinggallah kita memeriksa apa yang telah kita lakukan pada anak-anak kita. Apakah benar kita telah melatih anak-anak kita untuk menjadi pemimpin yang hebat, rajawali yang matanya tajam dan mampu terbang tinggi, atau menjafikan mereka burung dara yang indah, yang sayap-sayapnya terjahit.
Anak-anak yang dijemput dengan fasilitas yang dimiliki orantua akan kehilangan banyak momen yang bisa membuat ia kelak lebih pandai dalam hidup.
Kisah anak-anak saya di Fakultas Ekonomi yang pergi ke luar negeri sudah dibukukan oleh mereka sendiri dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor. Edisi terbaru juga telah disiapkan anak-anak itu dalam episode Duta Perdamaian.
Ketika mendengarkan presentasi mereka, saya selalu belajar bahwa anak-anak hebat ini kelak akan menjadi lebih hebat lagi. Dengan metode sharing economy, mereka kini bisa menyebar ke mancanegara dengan biaya minimal.
Tak terbayangkan bagaimana mahasiswi saya yang dompetnya hilang di London bisa tetap menyelesaikan misinya hingga ke Scotlandia, menembus dua negara selama 10 hari dengan sehat.
Tak terbayangkan bagaimana mereka mengajarkan dua perempuan Jepang memakai hijab. Tak terpikirkan pula bagaimana mereka berkenalan dengan anak-anak konglomerat dan dijadikan narasumber di berbagai kampus yang mereka kunjungi.
Anak-anak yang steril tak punya cerita menurut versi mereka sendiri. Dan anak-anak itu bisa jadi pembual yang hebat. Tetapi anak-anak yang tak dijemput KBRI kalau ke luar negri, yang berani menghadapi hidup ini dalam perhitungan yang dilatih sendiri, kelak akan mempunyai story versi mereka sendiri.
Personal story adalah modal dasar seorang pemimpin. Ia akan merasa hidupnya berarti, dan sadar bahwa di luar sekolah ada banyak pelajaran yang bisa melatih kepemimpian, empati sosial dan pemgambilan keputusan.
Jadi, sudahlah. Hentikan dagelan ini, orangtua!
30/6/2016 (Kompas.com)
8 notes · View notes
emtibyan · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Berdasarkan data IKAPI, sekitar 30 ribu buku terbit setiap tahun. Sekitar 5 persen-10 persen dari total buku tersebut diproduksi ulang untuk difabel netra. Namun, dari jumlah tersebut tidak diketahui secara pasti berapa jumlah buku yang dikhususkan untuk anak-anak.
Dalam rangka hari anak nasional dan dukungan terhadap literasi bagi adik-adik difabel netra, LoveProject ID mempersembahkan:
Nge-Audio Yuk!
Periode pengumpulan: 27 Juni-23 Juli 2016
Keterangan lengkap silahkan cek gambar berikut.
Fanpage: https://www.facebook.com/LoveProjectID Link form: bit.ly/ngeaudioyuk
=======================================
Mari berbagi. Tak harus dengan materi. Suara kitapun sangat berarti bagi mereka :)
0 notes