Text
Yang tak Terucap馃崈
Saat duniaku dilanda gemuruh, pun engkau seolah terlihat acuh, padahal aku tahu; diam-diam engkaulah yang paling gaduh bertanya.
Pak, terkadang diammu dan egoku untuk mengajakmu berbicara membuat dadaku seolah terasa memar. Aku tahu, engkau rindu aku yang dulu, keadaan yang dulu, akupun. Di dalam diammu aku tahu, bahwa engkau telah cukup yakin bahwa gadis kecilmu ini telah dewasa, telah mampu menentukan tujuan hidupnya sendiri.
Tapi perlu engkau ketahui, pak, aku terkadang benci menjadi dewasa; menyadari bahwa di usiamu yang semakin senja, aku masih menjadi pribadi yang biasa-biasa saja.
Pak, perlu engkau ketahui, aku tak pernah benar-benar dewasa, tak pernah. Aku tetaplah anak-anak; yang butuh bahu 'tuk bersandar, tangan yang membimbing, telinga untuk mendengar keluh, yang sering merindu tatkala jauh dari rumah.
Dalam banyak hal pak, semoga kau selalu dilindungi olehNya.
Terima kasih sudah bersabar dengan anakmu yang masih menjadi manusia biasa saja hingga detik ini.
0 notes
Text
Kepada Angin Sore Ini
馃崈馃崈
Angin, setelah aku ingat-ingat lagi, rasanya aku tidak pernah meminta waktu 24jamnya hanya untukku. Aku tidak pernah memintanya untuk melamarku segera. Apalagi untuk mengucap ijab qobul atas namaku, yang masih jauh dari rencana.
Aku akui aku pernah memintanya untuk belajar bersama, berjalan beriringan saling berpegangan.Ya, karena ketika berkeluarga pun setiap manusia tetap punya jalan dan pertanggungjawaban masing-masing dalam menjalani kehidupan ini.
Angin, padahal sebenarnya bukan hanya dia yang punya mimpi, aku juga! Bukan hanya dia yang resah akan masa depan, aku juga! Bukan hanya dia yang kehilangan arah, aku juga! Bukan hanya dia yang punya kesibukan, aku juga!
Angin, padahal yang ku tau, pikiranku sudah mulai melupakannya sebagai yang pernah aku doakan namanya, hatiku sudah menerima atas berakhirnya hubungan yang aku seriuskan lillahita'alanya sewaktu itu. Kepada angin, terima kasih telah setia mendengar bisikanku.
馃崈馃崈
0 notes
Text
Surat Dini Hari
Hallo Tuan....
Surat-surat darimu masih tersimpan rapi di dalam satu kotak khusus, terakhir kau mengirimkan surat ini yang kini aku benar-benar mengerti arti dari suratmu yang ini.
Tuan, yang selalu menyemangati untuk tetap terus berjalan dan menjelajah. Katamu Indonesia begitu indah, sangat disayangkan jika usia muda ku dihabiskan hanya disekitaran saja. Maka dari itu kau yang menyuruh ku untuk menjelajah, dan jalan jauh. Tuan juga selalu menitipkan kalimat untuk kuat dalam menjalani apapun itu, tuan kini aku kirimkan surat dariku untuk suratmu yang ini. Semoga kau temukan tulisan ini!
Teruntuk : Tuan
Tuan menempuh jalan yang mana yaa? Apakah di persimpangan itu tuan temukan saya?
Apakah tuan lengah terhadap ucapan yang telah tuan ucapkan?
Apakah tuan lupa jalan pulang menuju ku?
Atau sudah ada jalan lain yang mengalihkan?
Mohon maaf tuan, sepertinya tuan melewati jalan yang berbeda. Tuan lewat jalan mana yaa?
Kok sampai saat ini saya melewati beberapa jalan sendiri?
Terakhir dari saya, tuan tak perlu khawatir saya akan terus bertumbuh dengan sehat dan kuat dari beberapa hal.
0 notes
Text
Surat Dini Hari
Hallo Tuan apa kabar?
Maaf jika aku menyapamu terlalu malam, mengumpulkan keberanian untuk menuliskan hal ini ternyata tidak mudah.
Tuan, semoga kau selalu sehat dan bahagia. Kau tau biasanya aku tak pernah kehabisan kata dalam menulis perihalmu, tapi kali ini kata itu mendadak hilang dalam pikiran. Mungkin kau tau tuan pertanyaan apa kabar itu hanya sebagai sapaan basa basi ku saja.
Tuan pemilik senyum paling indah itu kini telah menjatuhkan pilihannya kepada yang bukan aku. Terima kasih tuan, ternyata ketidakberadaan kabar darimu adalah kabar bagiku. Tidak ada yang perlu ditanyakan kembali, tidak ada yang perlu ditunggu, dan tidak ada yang perlu untuk diteruskan.
Tulisan ini menjadi penanda bahwa aku tidak akan lagi menuliskan hal indah tentangmu. Yang perlu kau ingat tuan aku telah lama menulis sebelum hadirnya dirimu. Biarlah nantinya tulisan lain yang akan mengabarkan siapakah yang lebih kejam, dan siapakah yang sebenarnya tersakiti. Tidak adanya kabar darimu, membuat semuanya jelas tuan.
Tuan, kali ini aku pastikan segala bentuk rasa ini akan lenyap dari dalam diriku walaupun aku harus tertatih menghapusnya.
Kali ini biarlah aku yang menuliskan banyak surat untukmu, dan aku tak mengharapkan balasannya kembali. Tulisan perihalmu akan tetap ada, namun tidak untuk kehadiran dan perasaan ini terhadapmu.
0 notes
Text
Orang-orang Ambis Renjana Mengabdi 馃尰
Yaa, kali ini aku akan ceritakan team balik layar dari Renjana Mengabdi. Mereka adalah orang ter-ambis yang aku temui di sepanjang tahun 2022, beruntung bangett bisa kenal dan satu team bareng mereka.
Jika bercerita tentang mereka sudah dapat dipastikan kata dan kalimat tak cukup untuk menuliskan perihal mereka. Adik-adik ambis yang luar biasa, sebelum Renjana Mengabdi lahir secara utuh ada beberapa orang yang sempat singgah dan memberikan ide-ide nya dan tak dipungkiri juga ada beberapa orang yang mundur dan sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan di Renjana Mengabdi. Jika ditanya apakah menjelang Renjana lahir tidak ada drama antar satu dan lainnya? Maka jawabannya sudah pasti ada, sini aku kasih bocoran sedikit bagaimana adik-adik ambis ini membuat aku optimis untuk menjadikan Renjana secara utuh. Sebelum Renjana menjadi utuh dulunya kami ada 9 orang, dan seiring berjalannya waktu team Renjana menjadi 8 orang. Kira-kira terbayang tidak 8 orang yang berbeda karakter, ide, serta kemauan dijadikan satu dalam satu wadah. Bisa dipastikan tentu ada hal yang terkadang tidak satu paham, apalagi dengan ditambah pertemuan yang hanya dilakukan secara online. Mis komunikasi pun terkadang tak terelakkan, tapi hebatnya adik-adik ambis ini mengatasi hal itu dan selalu saling backup apapun itu.
Jujur saja mereka berhasil membuatku iri maksimal, iri dengan kegigihan dan loyalitas mereka untuk Renjana. Di umur mereka yang masih 20tahun yang biasanya anak seumuran mereka lagi senang-senang hunting dan hangout bareng teman sepermainan ataupun doi, tapi mereka lebih memilih memikirkan program yang dapat berdampak untuk banyak orang. Jujur seumuran mereka aku hanya berfokus dan memprioritaskan agar tugas akhir skripsi ku segera selesai tidak ada prioritas lain selain tugas akhir. Namun adik-adik ambis ini rela jatah weekend nya digunakan untuk Renjana, bahkan mereka bisa menyeimbangkan antara kuliah, tugas akhir, organisasi kampus, bahkan ada yang menyambi bekerja dan Renjana menjadi prioritas mereka ditengah-tengah kesibukan. Benar-benar kagum dan salut aku melihat mereka.
April tahun lalu kami berkenalan melalui WhatsApp, membicarakan segala hal hanya melalui WhatsApp grup dan google meet mulai dari perencanaan nama, logo, visi misi sampai tujuan kami berada disini. Hambatan datang silih berganti, tapi lagi-lagi mereka yakin jika niat baik akan ada saja jalannya.
Sampai pada akhirnya lahirlah Ekspedisi Jelajah Nusantara sebagai pembuka perjalanan kami di Renjana. Lagi-lagi aku diyakinkan oleh mereka jika Ekspedisi Jelajah Nusantara ini bisa terlaksana di awal tahun, keambisan dan semangat mereka akhirnya sampai pada diriku. Persiapan dengan waktu yang terbilang singkat mulai dari lokasi, pendanaan, open recruitment relawan, hingga persiapan yang lainnya (nanti akan aku ceritakan lebih lanjut dibagian berikutnya). Adik-adik ambis ini benar-benar berhasil mentransfer energi baiknya, ditengah-tengah kesibukan masing-masing dapat mempersiapkan Ekspedisi Jelajah Nusantara #1 dengan baik.
Aku banyak belajar dari mereka, mengenai pengorbanan, kegigihan, ketulusan, bagaimana mereka mendukung satu sama lain, bagaimana mereka tetap merangkul satu sama lain dalam keadaan suka dan duku, juga bagaimana mereka percaya bahwa setiap niat baik akan selalu ada jalannya, juga perihal bagaimana mereka menguatkan doa agar dipermudah olehNya, dan bagaimana mereka melibatkan Sang Pemilik SegalanNya. Hal ini membuat rasa iri ku semakin maksimal, dibanyak hal aku sangat bersyukur dapat mengenal dan bersama dengan mereka, adik-adik ambis.
Hallo adik-adik ambis ku, Adhit, Adis, Anes, Firdha, Iin, dan Nabhan. Rasanya kata yang dituliskan gaa akan cukup untuk ngegambarin rasa syukur, kagum, dan bangga kepada kalian. Terima kasih untuk kesempatan mengenal kalian, terima kasih untuk sambutan hangat keluarga ini, terima kasih telah menjadikan Renjana utuh, terima kasih untuk banyak warna dalam kehidupan ini, terima kasih tetap berjalan bersama dan merangkul satu sama lain, terima kasih sudah berjuang sampai saat ini, terima kasih untuk semangat yang gaa pernah habis, terima kasih telah mentransfer energi baiknya, terima kasih untuk selalu meyakinkan akak kalau niat baik akan selalu menemukan jalannya, dan terima kasih untuk banyak hal lainnya. Terima kasih juga untuk Nabhan yang sudah mempertemukan akak dengan adik-adik hebat seperti kalian. Maaf yaa guys kalau aku tidak mencerminkan sebagai seorang kakak, akak kalian ini masih banyak ragu-ragu nya, masih sering ilang-ilangngan, dan masih sering pesimis dengan beberapa hal馃ゲ. Ternyata umur tidak dapat menjamin seseorang dapat berbuat lebih baik馃ズ.
Eitsss, hampir kelupaan ada Ilham Syaif (Amam Baik) yang kemarin membersamai dalam Ekspedisi Jelajah Nusantara#1. Amam terima kasih banyak sudah memberi warna baru dalam Renjana, Amam semoga Renjana nantinya jadi tempat bagi Amam untuk Pulang yaa... Banyak harapan Amam menjadi bagian utuh dari Renjana, semoga yaa mam馃榿.
Terakhir untuk orang-orang Ambis, Adhit, Adis, Anes, Firdha, Iin, Nabhan, dan Amam.
Semoga tetap sehat jiwa dan raganya.
Semangat kuliahnya, semoga segera selesai.
Dan apapun yang sedang dilakukan dipermudah dan diberkahi olehNya serta dilindungi setiap langkahnya.
Mari kita menabung rindu dahulu,
Sampai ketemu lagi di bulan September馃.
鈾ワ笍鈾ワ笍鈾ワ笍
Untuk teman-teman yang ingin tau selanjutnya Renjana Mengabdi akan melakukan Ekspedisi Jelajah Nusantara #2 dimana, follow dan pantengin terus Instagram kita yakk @renjanamengandi.id 馃尰馃尰
#RenjanaMengabdi#volunteer#EkspedisiJelajahNusantara#EJN1#BumiSim-Sim#Pak-PakBharat#PerjalananRenjana
14 notes
路
View notes
Text
Kilas Balik Renjana Mengabdi馃尰
Bagian ini akan aku ceritakan perihal Renjana Mengabdi lahir dan menjadi utuh, sebelum nantinya aku ceritakan bagaimana hebat dan ambisnya team di balik layar.
08 April 2022 masih melekat dalam ingatan, selepas buka puasa ramadhan menuju sholat tarawih. Satu pesan Whatsapp masuk dari seorang teman, awalnya pesan tersebut berisi pembahasan program kerja di organisasi sebelah sampai pada akhirnya ia nyeletuk perihal NGO yang saat ini sedang bertebaran dimana-mana.
Awalnya aku menganggap ini adalah ajakan biasa yang nantinya bakalan berujung ketidakjelasan, ketika ajakan itu sudah ku "iyakan" ternyata dengan cepatnya Nabhan membuat grup Whatsapp untuk membahas ini. Seiring berjalannya waktu masuklah beberapa adik-adik ambis yang membuat semangat ku juga ikut terbakar.
Mulai dari perembukan nama, logo, dan visi misi membutuhkan waktu yang panjang sampai pada akhirnya "Renjana Mengabdi" lahir dari pemikiran bersama.
Mungkin bagi kalian yang belum mengetahui mengapa kami memilih melahirkan nama "Renjana Mengabdi" ini alasannya; Renjana Mengabdi terdiri dari 2 kata yaitu Renjana dan Mengabdi. Renjana berasal dari kata Sansekerta yang berarti " Peduli sesama, kreatif, dan hati yang kuat". Sementara Mengabdi "Sungguh-sungguh kepada Nusa dan bangsa". Jadi, bagi kami Renjana Mengabdi sebagai wadah bagi anak muda yang memiliki rasa peduli sesama, kreatif, dan keteguhan hati untuk berbuat/berdampak bagi Nusa dan Bangsa. Begitupun dengan logo Renjana Mengabdi, yaitu dua manusia yang mengangkat tangan ke atas melambangkan semangat, keceriaan, kecerdasan, dan keterampilan. Posisi tangan yang saling bergandengan juga mengisyaratkan persatuan, kebersamaan, dan saling tolong menolong.
Selanjutnya visi dan misi dari Renjana Mengabdi. Visinya yaitu; "Mewadahi para pemuda/i untuk dapat menciptakan sebua perubahan nyata melalui kolaborasi membangun negeri". Sedangkan misi dari Renjana Mengabdi yaitu; "Menjadi wadah dan melatih pola pikir generasi muda untuk bermanfaat bagi masyarakat, Merangkul serta mendukung generasi muda dalam meningkatkan jiwa sosial, serta membantu mengoptimalkan pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi kreatif.
Renjana Mengabdi merupakan bentuk aksi nyata dan bagian dari doa-doa kami agar generasi muda peka akan keadaan sekelilingnya, bekerjasama dan saling merangkul untuk dapat berbuat baik dan berdampak sekecil apapun di masyarakat. Renjana Mengabdi lahir di tengah-tengah banyaknya NGO yang berlomba-lomba untuk mengadakan pengabdian dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya daerah 3T. Alhamdulillah nya Renjana Mengabdi juga sudah mendapatkan izin dan SK dari Kemenkumham yang di sahkan pada 18 Agustus 2022. Maka dari itu Renjana Mengabdi hadir sebagai salah satu dari banyaknya wadah pemuda untuk berbuat dan berdampak baik bagi masyarakat, sebagaimana jargon dari Renjana Mengabdi itu sendiri; "Berkolaborasi dan Bersinergi Bersama Untuk Negeri".
Hallo pemuda/i Indonesia sudah waktunya kita sebagai generasi muda, untuk berbuat baik dan berdampak bagi masyarakat sekitar.
Bagi kamu yang masih bingung untuk berbuat baik dan berdampak bagi sekitar, bisa kepoin akun instagramnya @renjanamengandi.id yakk馃尰馃尰. Dan tunggu kelanjutannya Ekspedisi Jelajah Nusantara #2.
1 note
路
View note
Text
Perjalanan Renjana(ku)
Hallo...
Aku balik lagi nih馃榿
Yaa, mungkin sebagian orang tau kalau aku lebih tertarik mengabadikan apapun itu dengan tulisan. Gaa tau entah kenapa, lebih dapat aja kalau mengenang hal-hal yang terjadi lewat tulisan.
Jadi....
Nantinya aku bakalan mengabadikan mereka orang-orang hebat yang aku temui di awal tahun ini. Mereka yang ku kenal dengan singkat namun cukup memberikan banyak memori indah.
Dalam perjalanan kisah ini, akan aku bagikan 2 bagian kisah yang cukup memenuhi kepala dan dadaku saat ini karena sudah menanggung rindu. Bagian pertama perihal mereka; team balik layar Renjana Mengabdi yang nantinya akan aku spill sedikit bagaimana kami menjadi team yang saling mendukung. Bagian kedua perihal orang-orang yang tak kalah hebat di Ekspedisi Jelajah Nusantara #1 Bumi Sim-Sim.
Dan inilah....
Kisah Perjalanan Renjana(ku) di Bumi Sim-Sim 馃尰馃尰
Stay tune yakk馃尰馃尰
0 notes
Text
Kita tumbuh sama-sama yaa!!
馃尡馃尡
Hallo Bay...
Mungkin suatu saat nanti Bayu baca ini馃ゲ.
Kau tau bay bagaimana berkecambuknya hati kakak perempuanmu ini ketika menulis ini? Ia menulisnya dengan berurai air mata. Entah karena haru, sedih, atau gembira. Yang jelas, dia bersyukur kepada Allah karena menghadirkan mu dalam hidupnya. Dan kau tau betapa takutnya kakak perempuanmu ini ketika kau bertambah besar namun langkahnya masih kecil dan jalan ditempat, ia takut jika kau memiliki kehidupan baru dan meninggalkannya, dan yang paling ia takutkan adalah kau tidak menjadikannya sebuah rumah untuk tempatmu pulang mengadukan keluh kesahmu.
Tulisan ini antara ketakutan dan ungkapan rasa sayang dan syukur dari seorang kakak perempuanmu yang sering kau sebut dengan "mbak".
10 November 2004, tangisan bayi kecil itu pecah diantara jatuhnya air hujan dan angin kencang. Kelahirannya membawa warna dan suasana baru untuk keluarga kecil itu. Ternyata waktu berputar begitu cepat, tepat hari ini 10 November dirimu berusia 18 tahun. Selamat bertambah umur bay, semoga tetap sehat, tetap bahagia, tetap berbuat baik, dan tetap bersyukur akan semua hal yang telah diberi.
Bay, mungkin nantinya jalan hidup tak selalu mudah tapi mbak mu ini yakin kau tetap bisa melewatinya. Seperti bagaimana kita lewati jalan terjal 4thn lalu dimana pada saat itu peran kita berganti, kau yang selalu menguatkan aku untuk menerima dan mengikhlaskan kepergian almarhuma mamak. 4thn lalu disaat tangisku begitu pecah tapi kau mencoba kuat untuk mengiqomahkannya di liang lahat馃ス. Terima kasih sudah menjadi topangan untukku saat itu.
Bay saat ini aku tak pernah tau, apa yang kau lakukan jika kau rindu mamak selain dengan mendoakan? Aku juga tidak pernah tau apakah ada tangismu yang terisak ditengah malam?
Tapi percayalah bay, mbak mu ini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan itu馃ゲ.
Bay, sepertinya sudah cukup tulisan mellownya馃槄.
Mbak cuma mau ngucapin;
Selamat Hari Bayu
Semoga tetap dijaga dan dilindungi olehNya
Tetap Sehat
Bahagia
Murah rezeki
Tetap bersyukur untuk apapun itu馃尰馃尰
Dan..
Banyak lagi doa-doa baik untuk adik bungsu mbak馃馃徎馃馃徎.
Selamat bertambah umur bay..
Kita tumbuh sama-sama yaa馃尡
Tumbuh menjadi dewasa yang tidak menyebalkan馃馃尰馃尰
4 notes
路
View notes
Text
Review Buku
Demi mengembalikan semangat menulis ku dan mengurangi kemageranku ini. Maka ku putuskan untuk kembali menulis, kali ini aku akan menulis "Review Buku yang telah ku baca". Nantinya di setiap Sabtu malam atau Minggu pagi akan ada satu tulisan Review Buku yang terposting di akun Tumblr yang sudah lama bersawang ini馃槄. Selamat membaca tulisan singkat ini ^ ^
Review Buku
Laut Bercerita
Sebuah Novel Oleh Leila S Chudori
379 hlm
Kepada mereka yang dihilangkan,
Dan tetap hidup selamanya.
Novel ini bukan novel fiksi sejarah saja, namun juga tentang aktivis yang berjuang di tahun 1991 - 1998 yang menyingkap tentang kediktatoran rezim pada saat itu.
Singkatnya menceritakan perjuangan Biru Laut dan teman-temannya dalam memperjuangkan keadilan Indonesia. Sampai pada akhirnya, organisasi mereka dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah dan satu persatu mereka ditangkap untuk diintrogasi dan disiksa lalu dihilangkan secara paksa.
Buku ini dibagi menjadi II bagian. Bagian Sudut pandang Biru Laut dan sudut pandang Asmara Jati (adik laut).
Dibagian I Biru Laut alurnya maju mundur, dibuka dengan interogasi mereka lalu flashback saat dimana perkenalan Laut dengan teman-teman organisasinya Winatra dan Wirasena, balik lagi ke keadaan mereka lagi disiksa, kemudian flashback ke waktu di mana mereka melakukan aksi di Balungan. Pada bagian pertama menurutku banyak banget yang buat ngilu dan nyeri ketika adega siksaan para oknum kejam, Bu Leila mendeskripsikan dengan detail rasa sakitnya hingga aku bisa ikut terbawa dalam luka yang dirasakan oleh Laut.
Bagian 2 Asmara Jati pada bagian ini menceritakan tentang respon keluarga dan usaha mereka untuk mencari anak mereka yang dihilangkan secara paksa oleh rezim pada masa itu.
Tidak hanya itu, Laut Bercerita juga berkisah tentang kisah keluarga yang kehilangan sekumpulan sahabat, yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa, dan lancar berkhianat. Sejumlah keluarga yang mencari kejelasan akan anaknya, dan tentang cinta yang tak akan pernah luntur.
Menurutku, para tokoh aktivis di sini benar-benar pemberani dan kuat. Bukan hanya laki-laki saja tapi juga perempuannya mereka tak gentar untuk melawan rezim yang berlaku seenaknya pada masa itu.
Terakhir, aku selalu suka kalau mereka lagi diskusi kritis sekali pikiranku ikut terbuka tentang sejarah negeri ini kadang ikut terbawa topik yang sedang didiskusikan oleh laut dan teman-temannya di Winatra dan Wirasena.
Dan ada beberapa kalimat pembelajar yang ku dapatkan dalam novel Laut Bercerita ini, diantaranya:
"Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita."
"Ketidaktahuan dan ketidakpastian kadang-kadang jauh lebih membunuh daripada pembunuhan."
"Kita jangan takut pada gelap, gelap adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada setiap gelap ada terang meski hanya secercah di ujung lorong. Kelam adalah lambang kepahitan, keputusan, dan rasa sia-sia. Jangan pernah membiarkan kekelaman menguasai diri kita."
"Matilah engkau mati,
Engkau akan lahir berkali-kali."
Novel Laut Bercerita menjadi salah satu buku yang ku selesaikan dengan durasi terlama. Setiap membaca buku ini energiku terkuras, buku ini juga yang berhasil menguras air mataku berkali-kali.
Mas laut tenanglah di dasar sana. Damailah dengan semua penghuninya, Terima kasih telah bercerita.
"Kehidupan di bawah laut semakin sunyi atau mungkin lebih tepat lagi kehidupan sesudah mati adalah hidup tanpa bunyi dan tanpa rasa."
馃ズ馃ズ
#ReviewBuku
#ReviewBukuDwinta
#LautBercerita
4 notes
路
View notes
Text
23
Menyadari akan usia yang bertambah, sedangkan waktu terus berjalan. Ditahun lalu berjanji, akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik, dan ditahun ini pun masih dengan janji dan harapan yang sama.
Tak lupa mensyukuri segala hal yang telah didapat. Seperti dipertemukan, dan didekatkan dengan orang-orang yang baik. Dianggap ada, diberi dukungan penuh, didengarkan, adalah salah satu hal yang selalu ku syukuri setiap harinya.
Allah begitu baik kepada setiap hambanya. Berkali-kali dikecewakan, namun tak pernah meninggalkan..
Di 23 tahun ini, aku diingatkan kembali perjuangan seorang ibu melahirkan juga lelahnya bapak membesarkan. Ini yang menyadarkan jika yang bertambah bukan hanya umur, tapi juga rasa syukur.
23 tahun umur dimana orang mengatakan "dewasa" namun tidak dengan pola pikir dan perilaku. Semoga perempuan ini menjadi dewasa, dengan artian dewasa yang sesungguhnya. Bukan hanya sekedar usia.
Belajarlah untuk menyayangi dirinya sendiri. Dengan tidak mengabaikan jam makan, perasaan dan kebahagiaan. Mulai untuk menjadi teman untuk diri sendiri.
Jika tak sanggup berlari maka berjalan saja, tak perlu memaksa diri seperti mereka. Jadilah perempuan yang ingin terus belajar. Belajar menjadi perempuan yang Sholehah, walaupun tak pernah mudah. Belajarlah mandiri, meski terasa sulit. Belajarlah untuk berlapang dada pada setiap kehendakNya, walaupun diam-diam perempuan ini menangis sesegukan. Belajarlah pada apa yang terjadi pada kisah yang terlalui.
Terima kasih untuk Bapak, almarhuma mamak, Mas Alkhar, Kak Rizka, dan adik Bayu yang sampai saat ini tak berhenti untuk menyayangi dan memberi dukungan. Dan teruntuk orang-orang baik yang ikut mengirimkan doa terbaiknya untuk saya
Terakhir..
Untukku, selamat bertumbuh, juga terus berproses menjadi lebih baik ya!馃尰馃尰馃尰
0 notes
Text
Ini Bukan Tentang Keresahan :)
Belakangan ini, banyak kabar baik yang sampai padaku. Yapps, kabar baik itu tidak lain dan tidak bukan adalah satu langkah untuk penyempurnaan agama (Menikah) mulai dari kerabat, orang terdekat, keluarga, dan teman kerja yang perlahan-lahan mempersiapkan dirinya untuk menjalankan salah satu ibadah seumur hidup.
Lalu, bagaimana dengan aku?
Sudah dapat dipastikan banyak pertanyaan yang dilemparkan kepadaku. Mulai dari, "Kapan nikah?" "Si "A" itu anaknya udah mau 2 loh, kamu kapan lagi?" Belum lagi stigma yang menurut ku tidak perlu dipertanyakan "Uda lulus kuliah kan, uda langsung nikah aja, uda kelamaan itu belajarnya nanti juga pasti jarang kepakai ilmunya."
Omongan yang seperti itu sudah biasa terdengar di lingkungan kita, yaa maklum saja, tinggal di negara yang orang lain sibuk mengurusi kehidupan orang emang seperti ini resikonya, padahal Tuhan tidak pernah menuliskan tanggal kadaluwarsa di tiap punggung perempuan untuk menikah.
Eittss, tulisan ini bukan ngebahas mengenai (mereka) orang-orang yang sibuk mengurusi orang lain. Namun, kali ini aku mau ngebagiin sedikit pandangan ku mengenai ibadah paling panjang ini :).
Menikah menurut ku ini merupakan pilihan yang benar-benar harus dipikirkan, dimulai dari kesiapan diri, kesiapan mental, kesiapan ilmu, bekal untuk bertahan hidup, dan tujuan hubungan yang akan dibawa kemana nantinya, semua harus benar-benar dalam keadaan Siap tidak hanya itu pasangan yang kita pilih juga harus benar-benar yakin, dan mampu untuk menjadi petunjuk, pembersama, sekaligus teman dalam perjalanan yang nantinya akan dilalui seumur hidup ini. Karena, menikah itu tidak untuk satu atau dua hari, menikah juga tidak hanya sekedar menyatukan laki-laki dan perempuan dalam ikatan akad, menikah juga bukan ucapan SAH yang menjadi patokannya, menikah juga bukan hanya mendekatkan dua hati yang jauh. Karena, kelak laki-laki yang kau pilih akan menjadi nahkoda dalam setiap perjalananmu, dalam setiap badai dan goyangnya ombak di depan. Dan kamu sebagai peta dari kapal yang akan melaju menyusuri lautan ataupun samudera kehidupan. Saling bekerjasama agar kapal yang ditumpangi itu tidak goyang dihantam ombak dan tidak tenggelam menghantam karang.
Menikah itu menurut ku menyelaraskan dua hati dan pikiran. Menikah itu meniadakan sikap keegoisan dan keangkuhan, bersama mencari jalan keluar, dan merapikan kekhawatiran. Menikah itu mengumpulkan kekurangan untuk sama-sama menyempurnakan.
Sebab menikah adalah ibadah terpanjang dalam hidup, menikah merupakan ikatan sebaik-baiknya rekatan. Karena dengan menikah, ketenangan dan menenangkan ada di setiap harinya. Dan dari itu untuk menuju ke pernikahan banyak yang harus benar-benar disiapkan karena ibadah dan perjalanan ini membutuhkan bekal yang sangat-sangat harus siap :).
馃摲 : Pinterest
3 notes
路
View notes
Text
Bunga Oktober.
Sudah lama tidak membagikan cerita, ternyata sudah tiba saja di penghujung Oktober. Bulan yang menurut ku banyak sekali bunga-bunga di dalamnya, mulai dari kuntum bunga yang malu-malu untuk muncul, lalu bunga mekar merekah hingga layu dan gugur. Oktober, lagi-lagi aku ditampar dengan keras oleh semesta dan kenyataan. Masih dengan hal yang sama untuk tetap memperluas sabar dan memperbanyak mengucap syukur.
Ada banyak hal yang ku dapatkan di Oktober ini, sebab itulah aku menyebutnya Bunga Oktober.
Ada beberapa hal yang harus aku lepaskan dengan ikhlas, perihal keinginan dan lainnya. Sama seperti gugurnya kelopak-kelopak bunga dari tangkainya ketika tertiup angin.
Ada semangat baru yang sedang ku rawat dan terjaga, begitupun dengan list-list baru yang ingin ku capai. Ku upayakan agar ia merekah dan benar-benar menjadi bunga yang mekar nantinya.
Lagi dan lagi, gadis naif ini tertegun dengan ketetapanNya. Gadis yang memaksa semua harus berjalan dengan yang direncanakan dan harus sesuai dengan inginnya.
Namun ia lupa bahwa ia hanya bisa membuat skenario terbaik, penentu segala rencana tetap ada padaNya. Sang Maha dari semua Maha, Sang Penentu terbaik untuk kita manusia yang terkadang masih saja memaksa kehendak sendiri.
Perlahan, ia lepaskan keegoisan dan keserakahan pikirannya. Mencoba berdamai dan kembali seperti semula, wajahnya sendiri sudah lama tak menyiratkan senyum yang tanpa kepura-puraan. Perlahan, dengan pelan-pelan mencoba hidup dengan kepura-puraan.
Oktober dengan segala macam bunga-bunga yang hadir.
Terima kasih sudah menegur dan menyadarkan (kembali)
馃尰馃尰
1 note
路
View note
Text
Bocah Kecil yang Beranjak Dewasa.
Entah angin apa yang hadir malam ini, rasanya aku ingin sekali menuliskan perihal tentang bocah laki-laki yang dulu cukup sering cekcok dan berebut permen ataupun mainan denganku.
Dia adalah Muhammad Bayu Ramadhan Syah, adik sekaligus bocah kecil yang kini postur tubuhnya lebih besar dari aku kakaknya. Bay, panggilan akrab ku padanya namun terkadang aku memanggilnya dengan sebutan bayi馃榿. Aku dan Bay terpaut jarak 5thn usia, dulu aku sangat sebal ketika dia lahir, namun sekaligus senang ketika dia sudah beranjak umur 2-3thn karena aku bisa ikut bermain mobil-mobilan ataupun sekedar mengajarinya memanjat jerjak jendela馃槀.
Setelah mamak berpulang, aku berusaha menjadi rumah ternyaman baginya untuk pulang. Mendengarkan segala ceritanya, memasakkan masakan kesukaan, menyiapkan segala kebutuhan, hingga membantunya menentukan pilihan.
Ternyata kini ia sudah tidak kecil lagi, menuju 17thn umurnya sudah mulai tumbuh jenggot dan kumis tipisnya. Aku juga kini mulai melonggarkan kata tidak yang terkadang sering terucap, aku kini sudah mulai sedikit demi sedikit membiarkan apa yang menjadi pilihannya. Namun jika itu tidak baik, akan dengan perlahan ku beri tahu, dan jika itu baik akan ku bebaskan tapi tetap berada dalam pantauan.
Bay, mbak tau kau kini sudah beranjak dewasa. Namun bagi mbak, bay masih tetap adik kecil Mbak yang harus tetap mbak jaga dan perhatikan dalam hal apapun itu. Bay juga menjadi alasan terbesar mbak untuk bangkit setelah mamak berpulang.
Bay, terkadang mbak sedih+bangga ketika bay sudah bisa menegur dan mengingatkan mbak akan sesuatu. Tidak hanya itu, terkadang juga bay yang menenangkan mbak dalam situasi-situasi yang bay sendiri belum lalui :')
Bay..
Terima kasih sudah menjadi teman terbaik dalam segala hal. Tempat cerita terbaik, teman jalan kemanapun, teman ber-eksperimen di dapur dan banyak hal-hal lain yang terlalui bersama bay.
Maaf, kalau sampai sekarang mbak masih sering rewel padamu, masih banyak kurangnya. Dalam hal apapun, mbak tetap berusaha untuk tidak hanya menjadi sosok kakak, namun berusaha untuk menjadi pengganti mamak, yang menjadi tempat ternyamanmu untuk pulang dan bercerita :')
Bay...
Kita tetap barengan yakk
Jangan jadi tua yang menjengkelkan yaa馃寶
馃枻馃枻
0 notes
Text
Bertumbuh
2 Agustus 1999 menuju shubuh tangis bayi kecil perempuan itu terdengar nyaring, kali pertama bayi kecil itu melihat dunia dan di sambut dengan suka cita orang-orang terdekatnya.
Tepat di tanggal 2 Agustus, bayi perempuan kecil itu menjadi anak kedua dari ayah dan ibunya, memiliki satu kakak laki-laki yang selisih umur dengan nya 3tahun. Bayi perempuan itu diberi nama Dwinta Ayu Widyastuti,Sy.
.
Kini sudah 22thn umurnya. Bayi itu beranjak dewasa namun tetap menjadi gadis kecil di keluarga nya. 22thn sudah, hanya ingin mengucap syukur karena diberi nikmat dan kesempatan untuk hidup dan berjalan di bumiNya. Terima kasih untuk alm.mamak yang 22thn lalu telah berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk gadis kecilnya lahir melihat dunia, terima kasih telah menjadi guru sekaligus tempat pulang ternyaman setelah gadis kecil nya ini bertumbuh remaja. Terima kasih juga untuk bapak yang selalu berusaha apapun itu untuk membuat seutas senyum untuk gadis kecilnya.
.
22thn, tahun ke-3 yang terjalani tanpa mamak, tanpa ucapan dan doa-doa darinya. Semoga gadis kecil mu ini tetap kuat menghadapi semesta yang semakin bercanda dan segala hal lainnya, diberikan sabar seperti sabar mu mengurus ketiga anakmu.
.
Alhamdulillah 22thn, tak banyak yang dipinta hanya ingin tetap sehat entah itu jiwa dan raga, tetap kuat dan diberi kesabaran yang tiada batasnya.
Terima kasih untuk orang-orang baik yang mendoakan, semoga hal-hal baik juga menyertai teman-teman semua.
.
Tetap sehat untuk kita semua馃尰馃尰馃挋..
馃摲 : Perjalanan menuju 22thn
0 notes
Text
Juli yang tak basah dan tak juga kering.
Di penghujung Juli yang tak basah dan tak pula kering. Tak bisa terpungkiri diakhir bulan ini aku nyaris hampir menyerah dihantam kenyataan dan dikejar dengan beberapa kewajiban yang harus segera dituntaskan.
Angin dan badai cukup keras menerjangku. Dan tak terelakkan lagi, ketika kata tak mampu lagi berucap dan diri terlalu perih untuk menjelaskan. Maka hal yang paling melegakan ialah menuangkannya dengan tetes-tetes air mata.
.
Dan di penghujung bulan ini, kembali menguatkan apa yang seharusnya, menyadarkan bahwa semua akan indah pada waktunya.
Dan terakhir : "kau hebat, kau kuat. Semua manusia punya jatah jatuh bangunnya masing-masing. Jangan paksakan dirimu untuk bisa sejajar dengan pencapaian mereka, proses yang mereka lalui denganmu juga berbeda. Aku lebih suka kamu yang begini, yang seperti ini"(katamu di penghujung telepon).
.
Terima kasih Juli dengan segala tawa yang bergulir berganti air mata dan bahagia, terima kasih orang-orang baik yang selalu menguatkan馃尰馃尰.
Terima kasih untuk perjalanan yang menemani menuju usia baru, walaupun di usia ini aku masih banyak mengeluhnya.
Tetap sehat orang-orang baik yang selalu memberi,mengasihi, dan mengingatkan. Semesta menjaga kitaa馃尰馃尰.
馃摲 : Langit sore dari beranda teras rumah
0 notes
Text
Sedikit tentang ku.
.
Kali ini tulisan yang ku tulis merupakan sedikit gambaran tentangku. Yaa, aku gadis tengil milik ayah ku. Mari kita mulai perkenalan ini :).
.
Terlahir dengan nama Dwinta Ayu Widyastuti,Sy sebuah nama yang meskipun aku tidak tau tentang arti namaku, namun aku yakin ada banyak doa-doa baik yang terdapat di dalamnya. Selain nama ku yang terbilang cukup sulit untuk disebutkan, ternyata nama ku juga cukup unik bukan? Yaa, ada SY diakhir nama ku, itu ialah gabungan nama dari ayah dan ibu ku.
.
Dari kecil aku bertumbuh di desa, menjadi gadis yang terbilang cukup manja. Menjadi anak tengah dengan satu abng laki-laki dan adik laki-laki membuat ku menjadi tuan putri diantara mereka. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan aku memutuskan untuk merantau ke kota melanjutkan pendidikan, beruntungnya aku memiliki orang tua yang dengan leluasa membebaskan mimpi anak-anaknya untuk bersekolah tinggi.
.
Tak banyak yang berubah dari ku, sampai pada akhirnya ibu berpulang. Kehilangan secara tiba-tiba membuat ku terpuruk cukup lama, mengurung diri dan menangis menjadi teman yang cukup akrab dan lama kala itu. Aku mencoba bangkit walau aku tau ada yang hilang dari ku. Ahh, entahlah nanti kalian juga akan merasakan bagaimana berjalan hanya dengan satu tumpuan.
.
Hari berganti, aku kembali mencoba mengembalikan senyuman ku seperti dulu. Mencoba berjalan menyambangi tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, dan cerita-cerita baru lainnya.
Tak banyak yang berubah dariku, hanya saja kini aku menjadi gadis yang sangat sensitif akan beberapa hal. Walaupun beberapa orang yang kini ku temui terkadang memuji secara berlebih terhadap ku, pada nyatanya aku tidaklah sebaik yang mereka kira masih banyak kurangnya, masih sering mengeluh nya, dan terkadang masih saja kufur akan nikmat.
Seperti kebanyakan perempuan lainnya, aku cukup menyukai makanan pedas dan manis, sangat menyukai kopi, musik, buku dan hujan. Nanti akan ku ceritakan juga bagaimana aku sangat menyukai kopi, hujan dan mahir merangkai sajak patah hati馃き.
Namun apapun itu, aku sangat berterima kasih kepada semesta dan orang-orang baik yang selalu membersamai dalam tiap langkah. Aku akan tetap seperti ini, gadis kecil yang ingin sekali banyak tau. Doakan semoga langkah kaki ini tetap tegak menjelajah bumiNya :')
.
#KembaliMenulis
#Journey
#MetamorfosaRasa
#Bagian2
0 notes
Text
Rindu yang tak berujung..
Tahun ke-3 ku kira akan biasa saja. Namun ternyata tangis ku masih sering pecah diantara sunyi malam, rinduku juga kian menggunung, dadaku semakin sering sesak menahan rindu. Bagaimana ini, terkadang aku masih menjadi gadis yang egois, dan berbohong pada diri sendiri.
Aku seperti tidak menemui diriku sendiri, bertopeng senyum dibalik duka, berkata baik-baik saja, dibalik luka yang masih berdarah dan menganga, berdiri tegak namun nyatanya telah banyak patah. Tak ku temui lagi diri ku yang dulu, aku yang kian egois menuntut temu yang ku tau itu takkan terjadi.
.
Jalan ku kini kian gontai, seperti kehilangan arah tak tau mau kemana. Merasa pulang, namun tidak pulang, berada di rumah namun tidak seperti berada di dalam rumah. Menuju hari kemenangan (katanya) namun aku merasa tidak menang, tidak menang akan diriku sendiri yang masih saja sampai sekarang berkata "Ikhlas" namun masih sering bercucuran air mata untuk menuntut temu.
Rindu ku semakin menjadi, tangis ku juga lebih sering pecah menuju penghujung ramadhan tahun ini. Bagaimana bisa tersenyum sumringah menyambut hari kemenangan yang sudah di depan mata, jika separuh dariku telah tiada..
0 notes