Tumgik
duniaka-ta · 21 days
Text
"Mental Raksasa."
Setiap hari, waktunya ujian. Bukan hanya di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Mental kita dilatih untuk jatuh bangun buat menghadapi semuanya. Dan akhirnya aku menyadari setelah beberapa kejadian, salah satu untuk selamat adalah untuk memiliki mental raksasa.
Mental raksasa; yang tetap gagah meski dilempar bebatuan. Yang tetap kuat meski didorong masuk ke dalam jurang. Dan yang paling penting, yang bisa menahan sakit lalu bangkit lagi tanpa melukai orang lain.
Tanpa melukai orang lain.
Kemarin ada kalimat menyentuh dari seorang teman, "Aku memilih untuk diam karena aku nggak tau ada berapa orang yang bisa sakit hati karena ucapanku. Yang lebih menakutkan, aku bisa jadi nggak kenal mereka siapa sehingga sulit meminta maaf secara langsung nantinya."
Kalimat tersebut cukup menyadarkanku bahwa masih ada orang yang berpikir panjang sebelum mengatakan atau mengetik sesuatu. Masih ada segelintir manusia yang bermental raksasa. Gagah, walau ditepis badai kencang.
Hidup memang nyatanya tentang keputusan. Baik atau buruk, adil ataupun tidak. Namun hidup juga adalah tentang menerima, tentunya dengan mental raksasa. Karena seberat apapun ujian yang kita alami, tidak serta merta itu akan mengancam nyawa kita, bukan? Kecuali diri kita sendiri pemicunya.
Hidup seperti dua mata koin. Satu sisi kegagalan, sisi lainnya kemenangan. Kalau kita kalah, bukan berarti habis peluang untuk menang. Pun sebaliknya.
Tapi yang paling terhormat adalah, mau menang atau kalah, kita harus tetap menahan diri dari menyakiti seseorang. Pun, bertahan saat disakiti. Lagi-lagi, mental raksasa. Bukan hanya dibutuhkan saat sedang menerima terjangan panah, tapi juga sangat dibutuhkan untuk meredam amarah.
Mental raksasa, membuat kita teguh meredam dan menyimpan kemarahan menjadi sebuah ketenangan.
Terakhir, memangnya apa pula keuntungan dari menyebarkan kebencian? :) Mari bermental raksasa dalam bertahan maupun beraksi.
@faramuthiaa
Kairo, 25 April 2021 || 02.23 clt
160 notes · View notes
duniaka-ta · 1 year
Text
Tumblr media
Tiba-tiba diberi jalan, tiba-tiba diberi kabar baik, tiba-tiba segala hal baik terjadi.
Barangkali memang bukan ibadah kita yang luar biasa hebat, tetapi bisa jadi ada sesuatu paling sederhana yang pernah kita lakukan ke seseorang, lalu dia mengucap doa baik ke langit untuk diri kita.
[Abdulhalimmahmud.ms]
#kutip
9 notes · View notes
duniaka-ta · 2 years
Text
Tumblr media
Hanya Aku dan Kamu
[Sarah Aulia]
Banyak hal yang kupertanyakan pada Tuhan, cinta..salah satu persoalan yang tak ingin Tuhan bosan mendengarkan.
Aku percaya... cinta adalah dua pertemuan antara doa dengan doa, dan menemukan mu aku bahagia.
Waktu telah menjawab seluruh tanya yang tersimpan dalam semoga, aku ingin bertanya...Tau ? Sebesar apa aku mencintaimu ?. Lalu dengan cara seperti apa aku memperjuangkan mu ?. Apabila tidak, tak apa..tersenyumlah, karenaa setelah ini kamu akan mengetahui jawabannya.
Kemari.....
Duduk disampingku, pegang tanganku seerat yang kamu mau, dengarlah semua yang akan kukatakan kepadamu, dan rasakan semuanya menggunakan hati.
Apa yang disampaikan dengan hati, akan sampai ke hati juga bukan ?. Jadi.., mari kita bicara dari hati ke hati.
Kamu tau ? Sebelum akhirnya Tuhan mempertemukan aku dan kamu, di langit doa sosokmu telah lebih dulu ku kenal sebagai semoga. Bagiku, kamu adalah semoga yang direstukan semesta.
Percayalah....
Aku telah mencintaimu bahkan sebelum aku berhasil menemukan ragamu lebih dulu.
Bagaimana bisa begitu ? bisa...karena cinta yang atas namamu telah tersimpan baik dalam langit doaku. Seberapa besar cintaku atasmu, jangan kamu tanyakan....karena cinta memang bukan sesuatu yang harus dijawab dengan perkataan. Rasakan lah kehadiranku melalui hati, maka kamupun akan tau...aku menyayangimu.
Tak hentinya aku menerbangkan namamu dalam langit-langit doaku, berharap semoga Tuhan selalu tersenyum ketika mendengar pinta-pintaku atasmu. Jangan sekalipun berfikir diamku tidak menceritakanmu kepada semesta ku, mungkin semesta sudah hampir bosan mendengar namamu yang tidak sekalipun alpa disetiap doa.
Setelah mendengar semua, adakah bagian dari diriku yang harus kamu ragukan ?
Aku ingin bersyukur dan terimakasih kepada Tuhan atas restu nya. Kini seluruh semoga yang selama ini ku rawat dengan penuh sabar, tak lagi membuahkan tanda tanya yang membuat hati debar. Ada banyak hal yang bisa kulakukan untuk ku syukuri kepada Tuhan.
Membahagiankanmu, salah satunya....
Terimakasih untukmu, karena telah sejauh ini menerima ku dengan baik dihidupmu, juga di bagaimanapun harimu, aku selalu kamu izinkan untuk tinggal. Aku bahagia memilikimu.
#puisi #poem
4 notes · View notes
duniaka-ta · 2 years
Text
Hal Sederhana
Jika mau lebih dalam menjiwai dan mengilmuinya lebih luas, sesuatu yang sering dianggap sederhana, terkadang justru bisa menjadi paling berharga [Edgarhamas]
Belajar kehidupan dari hal sederhana, dari berbagai segi dan sudut pandang. Tanpa sadar telah memberi berjuta makna. Seperti filosofi air putih. Sederhana saja, tidak mewah namun sangat berarti. 
Berawal dari kisah air putih yang cemburu dengan secangkir kopi. "Sungguh, betapa senangnya jadi dirimu wahai kopi ! Banyak orang memotretmu, menjadikanmu bait-bait puitis, lalu inspiratif pula". Kopi pun menjawab, "Terimakasih air putih, tapi apa kau tau ?, hidupmu lebih dari semua itu, mungkin jarang orang memotretmu maupun melukismu disetiap waktu. Namun sesungguhnya, kamulah segalanya. Mereka bisa tanpa ku, namun tak akan pernah bisa tanpamu. Bukankankah lebih baik bermanfaat dan berguna, daripada hidup yang sekedar dipotret saja???"
Edgarhamas juga membahas dalam tulisannya, seputar hal sederhana yang mampu mengajari kita untuk bersyukur kalau mau melihat dunia seutuhnya. Pada mereka yang shalat harus sembunyi-sembunyi, mereka yang pergi ke masjid malah ditembaki, mereka yang berbusana muslim malah dimaki, mereka yang menamai anaknya Abdullah, Abdurrahman dan Muhammad lalu esoknya diciduk tirani. Semua itu, akan membuat kita sadar bahwa menjadi muslim ditengah Indonesia yang setiap ruasnya ada masjid, setiap kampungnya ada pengajian, dan sorenya melihat anak kecil mengaji di surau-surau. Itu semua adalah "Privilege" yang besar, sangat besar. Terkesan sederhana, namun besar maknanya.
Sederhana juga mengajarkan arti dari sebuah ketulusan. Ini terlihat hanya sebatas asumsi, namun jika perlu bukti coba saja. Cukup jadikan dirimu sederhana dan lihat siapa yang menerimamu apa adanya, disitulah arti sebuah ketulusan bekerja.
Kata Eyang Pram. "Hidup itu sederhana, yang hebat itu tafsirannya. Sama halnya buku, buku itu sederhana, yang hebat itu tulisannya" [Pramoedya Ananta Toer]
2 notes · View notes
duniaka-ta · 2 years
Text
Tumblr media
"Aku berdoa semoga pertemuan kita kemarin hanyalah prakata-prakata singkat untuk saling mengenal sebelum kita menjadi dua tokoh utama di sebuah cerita panjang yang berakhir bahagia ...."
(Via mbeer)
1 note · View note
duniaka-ta · 2 years
Text
Rindu Tanpa Nama
Bisikan angin menembus dinding malam
Rintihan hujan menemani hati yang kesepian
Mengusik rindu yang tak pernah berhenti menggema
Menyapa diri sampai mana mengasuh rasa
Aku hanya takut salah, lantas membuat-Nya marah
Sungguh, banyak sekali jebakan cinta tak berarah
Kau tau...? Menjaga hati bukanlah perihal mudah
Kini kubiarkan ia bersimbah darah
Menahan rindu yang kian membuncah
Walau rinduku tanpa nama
Namun yakin ia tahu dihati mana harus bersinggah
Walau rinduku tanpa nama
Aku telah mencintaimu sebaik ini meski belum bersua
Walau rinduku tanpa nama....
Saat ini hanya bait doaku yang mampu memelukmu
Walau kau belum tau siapa aku
Yakin saja bahwa aku bagian dalam dirimu
Kelak kitalah dua tokoh utama, dalam kisah panjang memadu rindu
Kota Susu, 04 Februari 2021
1 note · View note
duniaka-ta · 2 years
Text
Orang Minoritas
Mereka yang memilih menjadi kaum minoritas. Berdiri teguh diatas prinsip yang dibawa & dipilihnya.
Mereka membentuk nilai & citra dirinya tanpa bergantung pada validasi eksternal. Memilih tumpuan afirmasi positif disetiap pijakan-pijakan langkahnya.
Mereka selalu merasa cukup & complete dgn apa yg ada padanya. Memiliki hal biasa sederhana yang ditopang kokoh oleh apresiasi dari dalam dirinya.
Mereka yang selalu matang berfikir sebelum menjatuhkan tindakan. Berlandaskan pada tujuan & esensi, bukan sekadar hanya sebatas "ikut-ikutan"
Dari aku, penghuni beranda biru tua,
Untuk kalian, kaum minoritas dimanapun berada.
0 notes
duniaka-ta · 2 years
Text
Notif 2
Dimana ada sebagian orang, mereka butuh waktu untuk mencerna dan memahami segala keadaan yang terjadi. Ada pula bermacam tipe mereka dalam menjalani. "Meredakan Keadaan" bahasanya. Dan terkadang orang salah faham menanggapi. Mudah sekali mengira dan bercakap, padahal hanya asumsi belaka karna kurang tanggap. Tak mau mencari kebenaran maupun mengandalkan kesabaran. Malah hanya berujar kalimat tanpa peduli pada fakta.
~👑~
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
SUDAH SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI
Bismillahirrahmanirrohim..
Pernahkah kita melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapat musibah ?
Dan sama tenangnya saat mendapat keberuntungan ?
Tetap terkendali dan sabar saat difitnah, diejek dan dicaci, sebaliknya juga bersikap kalem saat disanjung ?⠀⠀
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan atau menjadi pimpinan, dan juga saat menjadi bawahan.⠀
Bersikap biasa saja ketika makan di restoran mewah dan tidak menolak makan di warung sederhana di pinggir jalan.⠀
Tidak bangga saat naik mobil mewah dan tidak minder saat naik bajaj atau bus umum.⠀
Tidak rakus dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak mengeluh saat jatuh miskin.⠀
Menggunakan sandang-papan dan peralatan untuk dimanfaatkan FUNGSINYA bukan untuk dipamerkan MEREKNYA. ⠀
Mata mereka sudah tidak silau, dan tidak tergoda dengan indahnya bungkus atau pernak pernik asesoris.⠀
MEREKA LEBIH MEMILIH ARTI HIDUP⠀
Memilih teman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi.⠀
Orang-orang seperti ini, adalah orang-orang yang sudah "SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI"⠀
Kakinya menapak bumi dalam menjalani realitas kehidupan, tetapi JIWANYA sudah berada di 'Langit'.⠀
Ego atau ke 'aku' annya sudah ditaklukkannya. Buat mereka, kehidupan di atas bumi yang mereka jalani hanyalah sekedar peran-peran fana amanah dari Sang Khalik yang Maha Agung.
Tampilan orang-orang seperti ini mungkin kurang seru atau kurang asik, dan tidak banyak orang-orang seperti ini. ⠀
Tapi carilah mereka...
DAN JADIKAN MEREKA SAHABAT SEJATI..
Bila tak kau temukan, maka jadilah mereka..
#ZoominarUmmiHani
#mendidikanak
#sholehduluataucerdasdulu
52 notes · View notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Notif 1
Tumblr media
Aku tidak belajar bagaimana menjadi seseorang yang dikagumi banyak mata, cukup menjadi aku, perempuan yang tidak hanya sebagai milik seseorang, tetapi menjadi perempuan yang mendampingi seorang lelaki dengan mimpi besar dan ingin yang kuat.
Aku memang tidak mengerti benar, seberat apa hari yang ia jalani. Tapi seberat dan seburuk apapun jalan yang ia hadapi. Aku ingin ia percaya bahwa aku tidak akan pernah meninggalkannya, ia tak akan berjln sendirian. Kupilih dirinya dan hidupnya, semua yang ia perjuangkan akan ada aku dibelakangnya, menopangnya sebisaku dan semampuku, meski tak akan terlalu kuat, tapi akan membuatnya percaya jika ia dikasihin daan disayangi.
#kutip
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Kualitas Ibu Menentukan Kualitas Anak
Bismillah..
Mau coba sedikit sharing yang agak panjang (?) dari hasil seminar online di chatroom Paltalk dan YM yang sudah lama berlangsung. Tema ini dibawakan oleh Ibu Dra. Wirianingsih yang akrab disapa dengan sapaan Ibu Wiwi. Kenal dong yah sama Ibu Wiwi, seorang ibu dengan 10 anak penghapal Qur'an. Selamat membaca :)
Dalam surat  An Nisa’: 9, Allah mengingatkan agar orangtua tidak meninggalkan anak yang lemah di kemudian hari, baik itu lemah iman, lemah akal, lemah  pikiran, lemah fisik, ataupun lemah mental. Hal ini jelas sangat  berkaitan dengan peran ibu, karena anak melekat erat pada ibunya secara  fisik, maupun secara psikis.
Diingatkan pula bahwa yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah kualitas ayahnya karena kualitas ibu tidak dapat berdiri dengan  sendirinya. Dia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan  antara laki-laki dan perempuan. Hal ini disebutkan oleh Allah dalam surat An Nisa’: 34 bahwa “Laki-laki itu adalah pemimpin kaum perempuan di dalam rumah tangga atau keluarga.” Jadi kaum laki-lakilah yang menduduki posisi sebagai decision maker yang akan menjadi penentu arah pembinaan keluarga.
Rasulullah saw juga mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa “Carilah kalian tempat perhentian yang baik, karena  darinya engkau akan mendapatkan keturunan yang baik pula.”
Hal ini  dilakukan jauh sebelum menikah sehingga jika kita mau menentukan kualitas ibu juga harus dipertimbangkan kualitas dari laki-lakinya.
Dalam konteks ibu sebagai sebuah institusi. Kita sering mendengar kata “ibu negara”, jika kita mendapati ibu yang baik maka negara juga akan baik. Jika ibunya rusak maka negara juga akan rusak. Hal itu setidaknya dalam konteks bagaimana negara memperhatikan kaum wanita dengan sebaik-baiknya perlakuan. Sehingga mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sebaik-baiknya, karena kelak mereka akan menjadi seorang ibu yang berkualitas, cerdas dan berdaya guna, serta bertakwa kepada Allah.
Kata kualitas yang telah disebut sebut di atas memiliki definisi. Definisi kualitas disini ada tiga. Definisi berkualitas dalam konteks ibu secara individu yang pertama yaitu konteks ibu sebagai hamba Allah. Hubungan kedekatannya dengan Allah akan mencerminkan kepribadiannya, kemudian akan terpancar dan menurun kepada anak-anaknya.
Definisi yang kedua adalah dalam konteks ilmu yang dimiliki. Dengan cara membedakan kata-kata pintar dan cerdas inilah, akan dipaparkan arti penting sisi keilmuan seorang ibu  yang berkualitas. Pintar belum berarti cerdas namun cerdas sudah  pasti pintar. Banyak lulusan S1, S2 dan S3 yang pintar tapi sayangnya mereka tidak cerdas. Dalam pengertian Rasulullah saw, cerdas yaitu orang yang membekali hidupnya dengan sebaik-baiknya kemudian ia bersiap-siap untuk menghadapi kematian. Hal ini menjadi berbeda jika dibandingkan dengan definisi cerdas yang dikemukakan oleh pakar pendidikan, yaitu kemampuan individu untuk mengambilkan suatu keputusan secara cepat dan tepat, dengan segala resikonya. Cerdas yang dimaksudkan di sini yaitu cerdas mengelola dirinya, mengatur waktunya dan cerdas menekan orang lain untuk menuntun mereka dalam kebaikan kemudian merajutnya menjadi sebuah kekuatan  besar membangkitkan bangsa ini untuk mendapatkan ridha Allah.
Kemudian definisi ketiga adalah berkualitas dari sisi fisik yaitu sehat badannya. Jangan sampai potensinya besar tetapi sakit-sakitan. Hal ini tidak dapat dimanfaatkan oleh orang lain atau umat. Berkualitas dari sisi fisik akan menopang kualitas keimanan dan ilmu yang ada untuk dapat melakukan aktifitas-aktifitas beramal. Karya dari suatu pemikiran hanya akan dapat dibuktikan ketika beramal. Dan yang melakukan ini adalah jasad atau fisik.
Intinya, kualitas orang hidup sebagai seorang individu adalah bertakwa, cerdas, berakhlak dan berdaya guna.
Dari ketiga hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kualitas ibu tidak dapat berdiri sendiri dalam konteks  individu karena terkait dengan pemberdayaan dirinya di dalam keluarga. Hubungannya dengan anak, jelas di sini dapat dikatakan kualitas ibu menentukan kualitas anaknya. Jangan sampai masih ada perbedaan kualitas pendidikan anak laki-laki dengan anak perempuan dalam pengertian peningkatan pendidikan mereka dalam kategori takaran  yang sama. Jika ingin melakukan perubahan besar terhadap kualitas anak  perempuan atau kualitas ibunya, hal ini di mulai dengan dengan melakukan perubahan pada paradigma cara mendidik anak-anak di rumah. Terutama pada anak laki-laki karena ia nanti akan menjadi bapak atau suami. Bagaimana ia memperlakukan istrinya sehingga kelak istrinya dapat menjadi ibu yang berkualitas. Begitupun berlaku pada anaknya, bagaimana ia mendidik anak perempuannya, sehingga ia menjadi anak yang  berkualitas. Hal ini jelas berjalan beriringan.
Dari berbagai kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an, sebagai contoh adalah bagaimana seorang ibunda Hajar yang berkualitas yang dipilih oleh seorang suami yang berkualitas seperti Nabiyullah Ibrahim. Kemudian melahirkan seorang anak yang berkualitas yaitu Nabiyullah Ismail, yang kemudian menurunkan Rasulullah SAW.
Sejarah Salafusshalih yang  termasuk di dalam 30 tokoh-tokoh besar yang berkualitas juga karena mereka memiliki ibu-ibu yang berkualitas, yang dibarengi pula dengan bapak-bapak yang berkualitas sekelas imam Syafi’i misalnya. Beliau ditinggal wafat ayahnya usia 6 tahun, namun seluruh isi kepala ayahnya sudah diwariskan kepada ibunya, agar meneruskan pendidikan anaknya sehingga menjadi ulama besar yang kita kenal seperti sekarang ini dan mahzhabnya pun dipakai di Indonesia.
Hasan Al-Banna pun memiliki ayah dan ibu yang berkualitas. Bapaknya seorang ulama dan ibunya seorang yang cerdas. Jadilah ia seorang ulama besar, arsitek peradaban pada awal abad ke-20 yang telah mampu melakukan perubahan peradaban Islam yang ada sampai sekarang.
Jadi kesimpulannya, jika kita ingin menjadi ibu yang  berkualitas, mulailah dengan mendekatkan diri kepada Allah, mohon petunjuknya ke jalan yang lurus. Dan hanya orang-orang yang diberi petunjuk ke jalan yang luruslah, yang senantiasa mengajak orang lain untuk bersikap lurus.
Ada satu pertanyaan menarik (menurut saya) yaitu pertanyaan mengenai peluang menjadi ibu  yang berkualitas dengan disesuaikan permasalahan kesibukan ibu di luar rumah dari salah seorang peserta. Dalam pandangan Ibu Wiwi, bahwa tidak boleh dipisahkan antara kegiatan di luar rumah dengan pendidikan anak. Sebisa mungkin menyatukan keduanya. Karena sesungguhnya ketika seorang ibu sedang aktif di luar rumah, adalah salah satu cara mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain. Di sisi lain, seorang ibu jika bertemu dengan anaknya secara fisik, harus berkualitas pertemuannya dengan anaknya. Misalnya kapan anak menyetorkan hafalannya, kapan orang tua mengajarkan mereka memasak di rumah, kapan waktu untuk  jalan-jalan bersama keluarga, kapan orang tua belajar dengan anak-anak. Jadi semua kegiatan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Anak-anak pun akan memahami jika ibunya aktif di luar rumah adalah salah satu cara  untuk meningkatkan kualitas diri, sama dengan ketika anak-anak sedang beraktifitas di luar rumah. Karena orangtuanya pun beranggapan bahwa  mereka beraktifitas di luar rumah untuk meningkatkan kualitas dirinya. Jadi mereka pun tidak merasa ditinggalkan oleh ibunya.
Sebaliknya  tidak bisa dijamin pula, jika ibu tidak pergi ke mana-mana ia dapat  menjadi ibu yang berkualitas. Banyak kecelakaan kecil yang terjadi, justru ketika ibu sedang berada di rumah. Hanya Allah-lah yang mampu menjaga anak-anak kita dengan baik. Kembali beliau mengingatkan bahwa yang sangat berpengaruh di sini adalah faktor kedekatan seorang ibu kepada Allah. Anak adalah titipan Allah maka jagalah hubungan kita dengan Allah. Maka Allah akan menjaga kita. Kebanyakan kesalahan yang ada adalah mengukur kualitas ibu dengan anak dari frekuensi pertemuannya. Namun standar ini menjadi lain jika memang seorang ibu, diberikan potensinya oleh Allah untuk beraktifitas di rumah saja.
Sederhananya jangan mendzalimi diri sendiri dan orang lain. Maksudnya di sini adalah dzalim jika ia bisa membawa ember 100 namun ia hanya membawa 10 ember, begitupun sebaliknya jika ia hanya bisa membawa 100 namun ia justru membawa 1000 ember.
Ada tips yang beliau berikan yaitu dengan cara maping waktu dengan merencanakan rentang waktu. Maping waktu berguna untuk melihat sebanyak apa interaksi ibu dengan anak. Ternyata seluruh kegiatan kita sesungguhnya lebih banyak bersama anak. Kemudian buat rentang waktu yang disesuaikan dengan umur Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 3 rentang waktu yaitu 0-20 tahun yang sesuai dengan rentang umur yang telah diutarakan oleh imam Ali untuk membentuk kepribadian anak, 20-40 tahun di sini lah waktu untuk menimba ilmu atau wawasan sebanyak-banyaknya, 40-60 tahun adalah usia produktif yaitu usia di mana seseorang telah dapat memberikan kontribusi berbakti untuk umat atau kepentingan terbaik dakwah.
Intinya adalah jika ingin memanage suatu kegiatan dilihat dari sejauh mana kita melihat kualitas waktu kita.
Dari kegiatan ibu di luar rumah pertanyaan peserta selanjutnya beralih kepada tahapan-tahapan cara mendidik anak hingga bisa menghafal Qur’an dalam usia yang masih muda. Ibu pemilik 4 cahaya mata yang telah Hafidz Qur’an ini menjabarkan secara gamblang tentang tahapan-tahapan itu, yaitu tahapan memilih pasangan, kekompakan visi suami istri dalam membentuk keluarga Qur’ani, kemudian mencarikan lingkungan untuk anak yang juga dekat dengan Al Qur’an, yang terakhir adalah rajin ke toko buku.
Dengan rajin membawa anak-anak ke toko buku maka akan memperluas wawasan anak. Diharapkan dengan banyaknya  mereka berinteraksi dengan dunia ilmu maka akan dapat memotivasi mereka dalam menghafal Qur’an. Ketika ingin memiliki keluarga Qur’ani maka seyogyanya harus mencari pasangan yang memiliki visi yang sama. Tentunya haruslah seseorang yang bertakwa. Kekompakan di dalam rumah bisa di mulai dari kedua orang tuanya, misalnya dengan senantiasa memutar murottal di rumah, di dalam rumah tidak ada gambar-gambar yang syubhat, makanan dijaga dari hal-hal yang haram dan syubhat, jika ingin mendengarkan musik, juga musik-musik yang Islami, yang dapat  mendekatkan anak kepada Allah.
Sekian sharingnya, semoga bermanfaat.
415 notes · View notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Aku khawatir tentang orang2 yang melihatku.
Aku masih ingat bagaimana orang memandang ku saat itu.
Saat itu aku belajar kalau seseorang bisa menyakiti orang lain, hanya dengan menatap.
Aku yakin tidak akan mengalami itu lagi...
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Tumblr media
"Kau yang selalu ikhlas menjaga kesendirianmu, kelak akan dipertemukan dengan seseorang yang tak pernah rela meninggalkanmu seorang diri." _rifha_
Teguh lah pada prinsip yang selama ini telah kau jaga. Jangan mudah terbawa arus yang semakin hari, semakin kencang. Berusahalah untuk melawannya, guguhkan pendirian. Yakinlah bahwa semuanya akan indah pada waktunya. Jangan menyalahi aturan-aturan Tuhan. Sesuatu yang baik, akan datang diwaktu yang tepat.
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Aku merasa bersalah, karena jalanku lambat, aku merasa bersalah pada mu, setelah kufikirkan tindakanku, aku lalai, butuh waktu lama untuk memahami masalah hati, memahami rasamu. Itu semua karena aku canggung dalam mengekspresikan perasaanku. Hatiku tak enak karena ketidakmampuanku adalah penyebabnya. Aku orang yang lambat, karena memang aku butuh belajar untuk semua ini, jadi mungkin aku tak bisa menyamai kecepatanmu. Namun, aku akan mengambil langkah ke arahmu dengan kecepatan ku sendiri. Perlahan, untuk waktu yang lama.
Terimakasih telah mau berbagi peran tulus kepadaku. Aku yang dingin dan cuek, kamu yang rada bawel melengkapi sesosok aku. Menjadikan setiap momen berubah menjadi hangat dan nyaman.
~👑~
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Jalan cerita setiap orang itu berbeda-beda, dan jikalau ada orang yang ngga suka, wajar. Tapi jangan sampe merusak jalan cerita seseorang. Cari solusinya, jika memang tidak menyukai cerita seseorang, "Ya Tulislah Ceritamu Sendiri".
~👑~
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Jadi begini, ada secarik nasehat dari buku yang ku baca, karya Silmi Novita Norman. Nasehatnya begitu merasuk dalam fikiran dan hatiku, aku ingin berbagi, mungkin saja untuk kalian juga hihi.
Jika tak dapat berkata baik, berpuasalah!
Puasa bicara,
Diam, lalu hening
Melahap semua keinginan terburuk.
Jangan kunjungi Facebook, Instagram, Twitter dan media sosial lainnya, nanti kamu pusing.
Kata-kata tumpah ruah, disepanjang jalan kata-kata diobral murah.
Dirumah saja! Matikan hape! Matikan TV!
Mengena sekali, menurutku. Jika saja lagi marah, lagi tak enak hati, atau kondisi diri lagi kacau. Berpuasalah dari media sosial, tenangkan diri, takutnya malah mengacau di medsos, menyesal dikemudian hari.
0 notes
duniaka-ta · 3 years
Text
Orang Orang Hebat !
Beberapa pekan lalu aku coba-coba mengikuti program mengajar untuk mahasiswa di seluruh Indonesia. Tak pernah terfikirkan jika aku lolos dalam seleksi. Diprogram inilah serasa fikiran ku dipaksa untuk melek, melek intelektual. Disini aku bertemu dengan beragam mahasiswa, dari universitas diseluruh indonesia dalam berbagai jurusan, berbagai agama dan tentu banyak sekali keunikan dari mereka. Kulihat dan kuamati disetiap kali ada pertemuan dalam Zoom Meeting, sungguh mereka luar biasa, mereka orang-orang hebat, ingin rasanya aku berkenalan, mendengar pengalamannya, serta kisah-kisah nya dalam menjelajahi ilmu pengetahuan. Karena jika "bertukar", mungkin aku belum sepadan dengan mereka.
Aku merasa jauh sekali dari mereka, walau begitu..., aku tak lantas menjatuhkan kemampuan (minder maksudnya). Aku bisa ditakdirkan bersama mereka bukan untuk minder, bukan untuk merasa paling kecil, paling tak bisa apa-apa. Justru ini menjadi kesempatan besar untukku dalam belajar tentang banyak hal, menambah wawasan, menambah pengalaman, serta menambah pertemanan. Aku bangga bisa berada di antara mereka. Bagiku lebih baik begitu,
_berada diantara orang-orang hebat walau berada diurutan paling bawah, daripada berada diurutan paling atas namun diantara orang-orang biasa_
Karna kita bisa belajar dari orang-orang hebat itu, dan pastinya akan tertular kehebatan dari mereka. Aku percaya itu, asal mau belajar dan berusaha serta tidak mudah putus asa.
Walau saat ini aku harus berjibaku dengan kesulitan, menyelesaikan setiap tugas-tugas yang diberikan. Tidak mengapa bagiku, aku pasti bisa menyelesaikannya. Bukan hasil akhir yang kufikirkan, namun bagaimana aku mampu menyelesaikan atas apa yang telah aku mulai, sekaligus berusaha dengan sebaik-baik usaha. Masalah hasil akhir itu terserah yang kuasa, karena keputusan terbaik ada pada-Nya.
Rabu, 10 Febuari 2021.
19:07, Kota Susu.
0 notes