duapuluhtigajuni
Untitled
6 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
BAB 2. SARAS AYU
Aku menggeliat diranjang ketika mendengar alarm ponselku berbunyi. Suamiku masih tertidur disampingku. Aku membuka mata dan mematikan suara alarm.
“ Mas galuh..bangun, sholat subuh yuk” aku membangunkannya lembut.
Mas galuh tak bergeming. Aku mengecup pipinya pelan dan menguncir rambutku. Mataku masih terasa bengkak karena menangis semalam.
Aku meraih bra ku yang terjatuh dilantai, setelah dibuka perlahan oleh mas galuh semalam. Sejujurnya aku masih kesal dengan perihal semalam, rasanya tidak rela jika mas galuh bertemu wanita itu.
Setengah mati aku menyemangati hatiku bahwa wanita itu bukanlah tandinganku. Aku adalah wanita yang mas galuh cintai, karirku bagus, cantik, dan semua orang menyukaiku. Sedangkan dia, bukanlah siapa-siapa melainkan hanya seorang JANDA.
Aku benci wanita itu, tapi tak bisa ku ungkapkan.
Mas Galuh akan selalu membelanya dan akhirnya kami akan bertengkar.
(bersambung)
0 notes
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
3.
Saras sedang membersihkan wajahnya dimeja rias. Sementara aku sedang duduk menonton televisi.
“ Mas..�� panggil saras pelan.
“ Iya “ sahutku
“ Tadi mas kerumah Jenna?” tanyanya.
“ Oh iya, kangen aku” Aku menjawab singkat.
“ Ketemu Kaira ya disana?” Saras bertanya dengan hati-hati.
“ Iya..kenapa? tau dari Jenna?”
“ HHmmm..iya, tadi aku kesana antar buah dan makanan..Kemudian Jenna cerita kalau pas kamu kesitu Kaira lagi disitu juga”
“ Aku cuma ketemu Kaira dihalaman, pas tau aku datang dia langsung buru-buru pulang” aku membuka pernyataan seolah-olah tidak ada apa-apa antara aku dan Kaira tadi siang.
Saras diam. Dia menoleh kearahku dan matanya terlihat berkaca-kaca. Aku terkejut, aku bangkit dari kursiku dan langsung memeluknya.
“ Kamu kenapa sih?” tanyaku pelan.
“ Aku cemburu mas” bisik Saras.
“ Dek, jangan gitu...sekarang aku ini milik kamu, punya kamu, antara aku dan Kaira gak ada apa-apa. Dari awal kan kamu tau Kaira tidak akan pernah lepas dari kehidupan aku, dia terlalu lekat dengan kehidupan masa lalu aku. Jadi tolong ngertiin aku ya, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas masalah ini? Bukankah tujuan kita sudah selesai? Menikah dan hidup bahagia bersama?”
Saras cuma menunduk. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Aku mencium bibirnya mesra. Aku hanya tidak ingin wanita ini merasa ada yang salah dengan hatiku.
Saras membalas ciumanku. Dulu, kami harus diam-diam berciuman diruanganku ketika sedang berpacaran. Rasanya nikmat sekali......
Sekarang tak perlu sembunyi untuk berciuman dengannya. Aku bisa menikmatinya kapan pun waktunya.
***
0 notes
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
2.
Begitu memasuki halaman rumah adikku. Aku melihat Kaira sedang berjalan menuju mobilnya dengan tergopoh-gopoh. Pasti dia mengetahui kedatanganku kesini dan tentu saja ingin menghindariku.
Aku membuka pintu mobil dan menyapa Kaira, sebelum dia memasuki pintu mobilnya.
“ Kai, udah mau pulang?”
Kaira terlihat menoleh kearahku dan tersenyum tipis.
“ Iyesss mas, mau jemput anak-anak” balasnya dengan ceria menutupi kegelisahannya. Ah, dia memang tidak pernah berubah.
“ Eh, kamu disini aja biar aku yang jemput anak-anak ya..Udah lama gak ketemu anak-anak, kasian Jenna juga ga ada yang nemenin kalau kamu pulang”
Aku memberi alasan. Sebenarnya aku hanya ingin menahannya pergi. Kaira terlihat ragu-ragu,
“ OKE?” aku kembali memastikan.
“ Ga usah mas..anak-anak nanti kaget, soalnya aku gak ada ngomong apa-apa sama anak-anak. Kasian mas galuh juga capek baru pulang kerja, kalau gitu saya pamit dulu ya mas..dadah”
Aku tidak sempat menjawab apapun. Kaira sudah masuk kedalam mobilnya dan menyalakan mesin mobil.
Aku berdiri terpaku saat dia membuka jendela mobil dan berlalu dengan senyuman khasnya.
Wanita ini....
adalah wanita yang tidak akan pernah bisa aku gapai...lagi...
***
0 notes
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
1.
Jam sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Aku melepaskan jas dokterku dan duduk sambil meneguk teh manis yang sudah dingin karena tak sempat aku teguk.
Aku mengambil ponselku dan membuka aplikasi chat diponselku.
“ Dek, aku baru kelar nih..kamu dimana?” aku mengetiknya dan mengirimkan ke istriku.
Sambil menunggu balasan dari Saras, aku mencari riwayat chat dan menemukan satu nama dari sekian chat.
KAIRA
Deg!!!!! Jantungku berdetak seperkian detik, aku menutup chat tersebut.
Astagfirullahal’adzim...
Aku berbisik dalam hati, menyadari bahwa wanita ini tidak pernah benar-benar pergi dalam hatiku.
Aku mengehela nafas panjang dan tak lama ada chat balasan dari istriku.
“ Hi mas..aku masih di UGD nih, pasien numpuk banget...oh iya kalau mau makan aku ada siapkan ikan goreng bumbu kesukaanmu dimeja ya, kalau udah dingin tinggal suruh mbok is goreng lagi, gapapa kan? hati-hati dijalan pulangnya yah...”
“ Ok.”
Aku meraih tas kerjaku dan berjalan keluar dari ruangan. Poli sudah sepi, hanya telihat asistenku sedang merapikan dental unit.
“ Din, aku pulang dulu” pamitku.
“ Oke dok, hati-hati” balas dina, asisten yang sudah menemaniku bekerja dari usia 20an sampai setua ini.
Aku menjauhi Poli Gigi dan berjalan menuju parkiran tempatku memarkirkan mobilku.
Setiba didepan mobilku, aku melihat apa saja yang ringsek setelah ditabrak dokter kosih. Tampak ada goresan dipintu kemudi, namun tak ada keparahan lain.
Aku membuka pintu mobil dan mulai menyalakan mesin mobil. Hari ini kembali aku akan makan sendiri dirumah. Hanya ada mbok is yang standby didapur untuk bersiaga kalau-kalau aku butuh bantuan.
Entah kenapa hari ini aku sedang ingin makan bersama seseorang. Tapi istriku tak memungkinkan untuk menemaniku. Akhirnya aku memutar setir menuju rumah kedua orangtuaku yang telah lama meninggal dan sekarang ditempati oleh adik perempuanku bersama suaminya. Adik perempuanku baru saja melahirkan, jadi aku ingin sekalian menjenguknya dan bayinya.
Sebelum tiba dirumahnya, aku menelpon adikku Jenna.
“ Assalamualaikum, mas”
“ Walaikumsalam jen, kamu dirumah ga? Mas mau jenguk ponakanku” 
“ Ada dong, kan belum lepas 40 harian..”
“ Oh iya, mas lupa” aku tertawa
“ Hhhhmmm....tapi mas, dirumah ada Mbak Kaira? gimana?”
Lagi-lagi mendengar nama itu jantungku kembali berdetak. Ada rasa ingin membatalkan rencanaku tapi ingin bertemu dirinya juga sangat besar.
“ Aku sih gapapa, Kaira kenapa-napa gak ketemu mas?” ledekku
“ iiiih sok ganteng, wes langsung kerumah aja ya. Mbak kaira lagi bikin sop ayam buat new mom ini”
Aku mengiyakan kemudian mematikan sambungan telpon. Dengan perlahan aku menginjak pedal gas agar dapat cepat bertemu dia.......KAIRA.
***
0 notes
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
BAB 1. Galuh
“ Dok galuh...dok”
Dari belakang aku mendengar suara memanggilku, langkahku terhenti kemudian aku membalikan badan mencari suara itu.
Pak Yatmo, security rumah sakit ini tampak berlari mengejarku tergopoh-gopoh.
“ Dok galuh, maaf..Dokter Kosih gak sengaja nabrak mobil dokter diparkiran”
Mataku terbelalak kaget.
“ Tapi pasien saya sudah nunggu di poli pak yatmo..gini aja, nanti saya kasih nomor kontak saya dan bilang dokter kosih nanti japri saya aja untuk penyelesaiannya. Saya gak sempat lagi urus masalah ini, pasien saya udah numpuk”
Nadaku sedikit kesal. Pak yatmo sepertinya sudah paham bahwa saya tidak suka dengan ujarannya.
“ Siap dokter galuh, nanti saya sampaikan ke dokter kosih’
Pak Yatmo kembali membalikan badan, sebaliknya pun aku. Mobil yang baru saja ku beli bersama istriku adalah mobil yang ditabrak rekan sejawatku pagi ini. Mobil ini adalah mobil impianku selama ini, bagaimana saya tidak kesal jika mobil itu ditabrak oleh rekan sejawatku.
Aku kembali melangkahkan kakiku menuju Poli Gigi tempatku bertugas. Aku merogoh saku celanaku dan mengambil ponselku. Aku mengetik nama istriku dibuku kontak,
“ dr. Saras Ayu “
Aku menekan tulisan Calling dan sambungan telpon kami pun tersambung. Tidak menunggu lama terdengar nada menyambut telponku,
“ Assalamualaikum mas galuh “
“ Walaikumsalam, dek tolong bantuin aku. Dokter kosih nabrak mobilku diparkiran, aku ga sempat lagi urus. Pasienku udah numpuk nih, bisa minta tolong bantuin aku hubungi dokter kosih?”
“ Walah, kok bisa? yang kasih tau siapa tadi?” balas Saras ditelpon.
“ Pak yatmo yang ngasih tau, kamu ada pasien ga?” tanyaku
“ Ini lagi kosong sih, nanti aku minta handle anak-anak KOAS aja sebentar sambil aku urus mobilmu”
“ Oke, minta tolong ya dek..aku kerja dulu ya” ucapku sambil mematikan sambungan telpon dan masuk kedalam ruanganku.
Aku meletakan tas kerjaku dan mulai mengenakan jas dokterku. Hatiku sedikit tenang karena permasalahanku pagi ini akan diselesaikan oleh istriku.
Oh iya, sedikit menceritakan sosok istriku SARAS AYU. Dia adalah wanita yang banyak dikejar oleh banyak dokter dirumah sakit ini. Kebetulan aku dan saras bekerja di rumah sakit yang sama. Wajahnya cantik, kulitnya putih, tutur katanya pun lembut. Kami menikah kira-kira setahun yang lalu pada saat saya berusia 40 tahun dan Saras berusia 38 tahun. Usia yang cukup matang untuk menikah, dan saat ini kami belum memiliki anak kandung.
Kebanggaanku ketika aku bisa menikahi wanita idaman banyak pria. Aku selalu berjalan bangga disampingnya, karir ku juga berjalan baik semenjak aku menikahinya. Saras Ayu wanita yang lihai mengambil hati siapapun, termasuk komite direktur rumah sakit. Saat ini dia menjabat sebagai wakil direktur, sedangkan aku baru saja diangkat menjadi Kepala Poli Manajemen Kesehatan Gigi dan Mulut.
Begitulah sekilas cerita tentang aku dan istriku.
***
0 notes
duapuluhtigajuni · 3 years ago
Text
Prolog: Setia
Aku terlalu lama berjalan sendiri..
Berjalan sendiri dengan segala idealisme yang aku genggam erat.
Mungkin tidak satu atau dua orang yang menyebutku “Bodoh”
Tapi,
Aku percaya, ini adalah kebahagiaanku.
Setia pada orang yang salah..
Bandung, 23 Juni 2022
1 note · View note