Text
The Universe is Smiling at You.
it was a simple waiting period at first, we only talked aimlessly to fill the silence.
as the morning breeze from the wind that passed the mountain has passed us, the talk is getting more specific and filled with ideas and exciting concept.
at some point, we talk about the possibility of visitor tracking,
how it would be better,
if we could make sure that everyone visiting this place is safe,
and we could prevent if something bad is happening to the visitor.
then,
that exact sentence was spoken out loud by myself:
'siapa tahu ada juga yang memang berniat menjauh, masuk terus ke dalam hutan yang jauh dari keramaian pengunjung, lalu, menghilang...'
...spontaneously smiled, my mind suddenly playing the flashback,
of the time when I feel so low and anxious,
but the frickin personality of 'gamau ngerepotin' made me strategize the noiseless s-word that left least pain for the others.
ah, how nostalgic...
at that time it feels so real, so do-able and logical.
...
...
awakened by another dialogue, I gaze into the mountain and its green-deep pine forest,
and I said to my self, the mini me inside my head:
look how far we have been.
look how validated your thought is.
feel how much different it feels now than that time,
it's okay, right?
dear universe, thank you for greeting me in such (as always) beautifully unexpected ways.
it was a nice talk :)
----------------------- Gn Puntang, in the middle of the festival hecticness, Sunday early morning, June 25th 2023.
0 notes
Text
am I the right person for myself yet?
You can’t go forward until you are the right person for you. Everything you’re insecure about or have doubts about, you will find a way to project and self-sabotage. You can’t proceed in a healthy fashion – mind, body, and soul – if you are not the right person for yourself.
Your relationships and friendships will suffer. Your entire life will suffer if you don’t first become the right person for you.
If not, it’s in our human nature to negatively project onto others. We do this sometimes without genuine purpose other than it being learned behavior that we repeatedly exhibit throughout our lifetimes. It becomes entirely toxic to our well being. Perhaps it’s time to work on you.
Because everyone else can work on themselves.
9 notes
·
View notes
Text
What happened in two years?
Said [you] in the future when [you] accidentally open this page again. I owe you that one :p
Bahkan malam ini pun lompat kesini ga sengaja, entah dorongan apa, mungkin kelamaan stuck di ruangan 3x3 ini bikin kamu kehabisan ide mau ngapain lagi, which ended up with digging your old trace of memories. Sayangnya, kamu malas, iya kamu, yang terlalu sibuk terbawa arus, sampai lupa buat spending time to preserve the memories like we used to. Hahaha I guess being adult is hard, eh? Where was those two-years-past-quarter-life taking you?
Gapapa, mungkin memang sudah berubah, kamunya, prioritasmu nya, cara kamu bertahan hidup nya. Gapapa, mungkin kamu pakai media lain, yang lebih praktis, more convenience, buat nyimpen cerita-cerita yang penting buat diinget. I know you will.
Tapi, let’s look at tonight, isn’t it nice to have something to re-read again once in awhile, entah menertawakan kealayanmu, mempertanyakan kegalauanmu, atau takjub sendiri sama rangkaian kata-katamu. Karena sepertinya kita tipe yang ga bakal tahan buat ga nengok lagi ke belakang sesekali xD
Soooo, maybe, maybe (gamau janjiin daripada ngilang lagi LOL), setelah ini kita bakal tuntasin utang cerita dua tahun itu, or start to write anything, anything at all. Or posting some old pictures stacked on our disks. Or just reblogging those fascinating posts, haha. No pressure here, amigo.
Last, happy #workfromhome, #stayathome, dan #dirumahaja :)
*Now Playing: those old songs from Edcoustic, so yeah it is officially a nostalgic time~
5 notes
·
View notes
Text
semesta, kali ini permainan macam apa yang kau ingin aku mainkan? bukankah baru kemarin aku menitipkan bisik pada angin: biarkan aku duduk manis di deretan bangku penonton, di belakang tak perlu menunggu terisi penuh ketika kau memulai pertunjukkanmu yang spektakuler seperti dulu, seperti biasanya dan aku akan terkagum-kagum menikmati jalan cerita yang kau suguhkan
tapi hey, semesta lagi-lagi kau membuatku hanyut tiba-tiba sedetik yang hilang pertahananku runtuh semua kamu menarikku, lagi bergelut dengan keimpulsifan dan improvisasi romantismu aku rindu bangku penontonku, semesta
tahukah kamu lelahnya menjadi pemain?
----------------------------------------------------------------
si empunya wajah mulai lupa akan topeng yang biasa ia kenakan mungkin ia lelah, mungkin ia tidak peduli mungkin ia hanya ingin berhenti mengerti
bahwa sekian detik yang ingin ia lalui cepat-cepat ia hanya ingin tersenyum dan mencoba mengerti
----------------------------------------------------------------
duhai, pemilik lakon yang tengah bermuram durja salahkah aku, sang penonton yang menahan tawa atas kesedihanmu, kegagalanmu seolah menantang karma yang sedari tadi menunggu di pojokan sana, mengawasiku dengan ketat aku turut berduka, juwita atas arjuna yang tampaknya mulai enggan tapi ketahuilah aku masih menjadi penonton setia meski berkali-kali arjunamu memikat bukankah aku sudah memohon pada semesta berikan aku drama terbaik di dunia biarkan aku melihat tawa isak tangis sang juwita dan arjuna yang tak terikat, lepas tanpa harus bangun dari bangkuku tanpa harus ikut terhanyut
biarkan aku memohonkan doa untukmu, yang kuingin tetap menjadi lakon setia untuk arjuna, yang sama-sama memberi kita cerita untuk dinikmati dengan cara berbeda semoga semesta menjadi panggung yang mengasyikkan dan berakhir bahagia untuk juwita dan arjuna dan untukku yang menyaksikan dengan tanpa suara
------------------------------------------------------------------
1 note
·
View note
Text
tentang seseorang bermata sendu dan sepotong chocolate ice cream di tangannya.
bagaimanakah dunia terlihat bagimu? warna dan riak yang dimiliki setiap serpihannya karena aku melihat kesejukan, di matamu mata yang menjanjikan kebaikan dunia.
ataukah sebenarnya semua hanya tentang yang sederhana bahwa pecahan semesta hanyalah pecahan yang setiap darinya memiliki makna tidak harus merumitkan apa yang ada di baliknya kamu begitu mengabaikan tapi bukankah dengan begitu kamu bahagia?
sepotong chocolate ice cream di tanganmu meleleh, jatuh.
0 notes
Text
so many things to feel, so many things to write.
i wish i’ll be just as spontaneous as i used to be (in writing).
let’s write them again to memorize it, shall we?
0 notes
Text
Dear universe, tau aja kalo agenmu ini kurang peka pun kurang inisiatif. Mendadak melihat sesuatu yg bikin #ngingetinsomething, lalu menghubungkannya dengan manis untuk disampaikan ke siapa lagi kalo bukan objek semua tulisan tanpa judul ini tertuju. And it turns out the meaning behind it was so deep, as usual. And a little bit teasing, hihi. Semoga si objek pun menerima keisenganmu dengan baik, ya. Thank you <3
Westlife, If Your Heart's Not In It, Bandung 2009.
0 notes
Text
Lelah
Kita semua hanyalah orang-orang yang lelah:
atas kehampaan,
atas kerumitan yang kita buat sendiri,
atas perasaan-perasaan bersalah itu,
atas dosa yang kita tahu,
atas pembenaran dari kesalahan-kesalahan yang kita buat,
atas ketidakpastian
Kita semua lelah
Kita semua ingin berhenti
Kita semua ingin menyerah saja,
bahkan untuk menghadapi diri sendiri
30 notes
·
View notes
Text
Yang Paling
Orang yang paling sedih saat tahu kita bersedih adalah orang tua kita. Yang lebih khawatir saat kita khawatir. Yang sangat bahagia saat kita bahagia. Bukankah sebenarnya sederhana bagi kita untuk berbakti? Hanya saja, kita terjebak pada gaya hidup, tren, pada hal-hal kekinian yang membuat kita resah karena sibuk membandingkan pencapaian, penampilan, kekayaan, dan atribut lainnya.
Kita bingung pada diri kita sendiri dan orang tua lebih bingung pada anaknya yang tidak bisa menjelaskan hidupnya. Seakan mereka merasa gagal mendidik kita padahal kita yang gagal mendefinisikan diri sendiri, kita gagal meletakkan sumber-sumber kebahagiaan dan rasa syukur. Kita menjadikan cita-cita orang lain menjadi cita-cita kita tanpa kita sadari bahwa kapasitas kita berbeda. Kita sibuk merawat penampilan tapi lupa merawat akal sehat.
©kurniawangunadi
2K notes
·
View notes
Photo
It's really been two years since I've met you, having an adventure together with all the tiny remarkable details. Let's just hope that it will be better on many years ahead :)
0 notes
Photo
dmyprtnr turned 6 today! wooohoooo! oh actually the username itself is kinda changed in this year hehe. jadi mungkin, selamat ulang tahun yang ke-enam, bolabapau? :)
semoga lebih rajin dan konsisten lagi nulisnya, ya. *ini mah buat gw bukan buat tumblr nya ahaha*
2 notes
·
View notes
Conversation
"Loving you, is my greatest sin"
and I really don't mind with that.
37 notes
·
View notes
Quote
Semua butuh waktu. Di masa depan nanti, di puncak kehidupanmu nanti, kau akan menengok kebelakang lalu mengangguk dan mengerti tentang kenapa semua itu dulu harus terjadi.
Don’t be sad, be better instead. (via mbeeer)
Hmm pas banget. Take it as a learning to understand yourself better, neng.
2K notes
·
View notes
Quote
Kamu sadar ngga, dalam banyak kesempatan, penghalang terbesar antara dirimu dan keberhasilan adalah diri kamu sendiri. Iya. Rasa malas, suka berleha-leha, hobi menunda-nunda, meremehkan komitmen, lemah kemauan, terlalu sensitif, dan banyak lagi. Akarnya? Kamu memanjakan nafsu dan membiarkan hatimu terkotori sedikit demi sedikit. Ingat, kamu selalu punya pilihan untuk menundukkan nafsu dan mengikuti apa yang hati bersihmu katakan. Kamu bisa mulai detik ini juga. Jangan menunggu sampai Allah yang menamparmu agar kamu sadar.
(via yasirmukhtar)
2K notes
·
View notes
Photo
((((((a little voice inside my head start humming))))))
Jika seseorang yang begitu kau cinta bertanya hal seperti ini hanya karena ia telah memilih hati yang lain, apa jawabanmu?
2K notes
·
View notes
Text
To the time that has passed and can never brought back:
Gregeeeet ketika tau ada banyak hal yang bisa di-improve dan itu ga dilakuin cuma gara-gara ga ada waktu. Dan ketika tau sampe saat ini masih belum tau apa-apa ternyata.
0 notes
Photo
Also see Ted-up: to overthink with disastrous results.
1K notes
·
View notes