Text
3 notes
·
View notes
Text
As the people leave their way to say hello
I've heard this life is overrated
0 notes
Text
1 note
·
View note
Text
Luka seperti apa yang membuatmu menangis di tengah-tengah usahamu?! Sementara kamu tahu, Tuhan mencintai sebuah upaya.
296 notes
·
View notes
Text
Kalau tak suka bilang saja, jangan terus berganti muka seperti itu. Kamu manusia, bukan bunglon.
Pangkalanbun, 15 Jan'19
2 notes
·
View notes
Text
Putus Asa
Barangkali kau pernah pada posisi bingung dan putus asa lalu sedetik berpikiran “apa aku mati saja ya, mungkin jadi lebih tenang”, nyatanya tidak demikian. Barangkali kau akan tenang sesaat akan duniamu, tapi tidak dengan dunia orang lain di sekitarmu, apalagi akhiratmu.
Tidak sesederhana itu, Bung!
Bagi beberapa orang yang putus asa, pengetahuan akan agama cukup menolongnya untuk tak memilih membuang nyawa dengan percuma.
Tapi nyatanya sekadar ilmu akan agama saja tidak cukup, kan? Bukankah kau pernah dengar selentingan kabar ada seorang yang baik pengetahuan agamanya, baik perilakunya dipandang sekitar, ia memilih pergi dari dunia.
Kita butuh keimanan, kita butuh mengimani apa yang diajarkan kepada kita. Sayangnya, keimanan kita bisa tiap saat naik turun. Keimanan kita bisa kapan saja goyah.
Kita butuh teman yang bisa mengingatkan, kita butuh teman yang bisa menguatkan. Jika kita tidak menemui itu pada orang-orang di dekat kita. Carilah dimanapun, barangkali kau akan menemukannya di tempat penjual roti, barangkali kau akan menemukannya di pelataran masjid yang sering kau lewati, barangkali kau menemukannya pada perpustakaan yang sekadar kau pandang dari kejauhan. Atau justru kau menemukannya pada sosok di dunia maya.
Carilah, carilah pada siapapun kau bisa menemukan tempat untuk membagi isi kepalamu.
Suatu saat jika ada orang seperti mereka datang pada kita, dengarkanlah ceritanya, doakanlah kebaikan untuknya. Kita tak harus selalu memberikan mereka solusi jika tak punya, cukup untuk tidak menghakiminya saja.
Sebab, sesuatu yang menurut kita sederhana bisa jadi untuknya adalah bencana. Barangkali ia belum pernah mengalami yang sesulit kamu alami. Meski begitu, bukan pada waktunya untuk berlaku lebih kuasa.
————————————————————————————————
Tak sampai disitu, selain bercerita terkadang kita juga membutuhkan sebuah cerita. Carilah, carilah cerita-cerita dari orang yang mengalami hal yang lebih pait dari yang kita hadapi, dengarkan bagaimana cara mereka memilih jalan.
Jika kita terdampar pada rasa putus asa yang bekepanjangan dan merasa sendirian, carilah sesuatu agar rasa sendirian itu bisa berkurang bahkan hilang. Carilah, jangan biarkan kejiwaan semakin lemah karena hanya menunggu keajaiban datang.
Terkadang menunggu adalah kebodohan yang kita nikmati dengan sengaja. Ada waktunya kita harus merasa pintar meski seisi dunia terlalu sering mengatakan kita bodoh. Carilah, carilah apa pun yang bisa melubangi rasa putus asa yang menyumpal pikiranmu terlalu lama.
189 notes
·
View notes
Text
“Jangan jatuh cinta pada pikiranku, karena mereka masih belum cukup dewasa dalam berkomitmen. Jangan jatuh cinta pada senyumku, karena mereka masih sering memalsukan diri. Jangan jatuh cinta karena tubuhku, wajahku, dan apa yang mampu kau lihat dari diriku. Karena mereka akan hancur dimakan waktu.”
— Jatuh cintalah ketika kau tahu kekuranganku, namun kau hanya ingin melengkapiku. Bukan menghujatku, menjauhiku, meninggalkanku bahkan membiarkanku terlena pada lumpur kebodohan. (via tehochaa)
2K notes
·
View notes
Text
Berubah
Dari tahun lalu hingga tahun ini, berapa banyak kita menyadari hal-hal yang berubah?
Mungkin,
Keterbukaan dan kedekatan dengan orang tua, yang dulu renggang menjadi dekat. Yang dulu malu-malu untuk bercerita, sekarang menjadi terbuka. Dulu selalu bertengkar soal cita-cita, kini menjadi orang tua yang paling mendukung cita-citamu Atau sebaliknya, hubungan yang dulu hangat menjadi dingin.
Kondisi finansial keluarga yang dulu pas-pasan bahkan kurang, sekarang terasa cukup. Yang dulu harus pusing untuk mencari jalan keluar akan hutang-hutang, sekarang satu persatu simpul hutang itu terlepas. Begitu juga sebaliknya, yang dulu berkecukupan, sekarang tak tentu pendapatan.
Teman-teman kita yang sedang meniti jalan berhijrah, ada yang dulu jauh dari majelis ilmu, kini jauh lebih rajin dari kita sendiri. Yang dulu shalatnya suka tertinggal, sekarang menjadi orang yang paling tepat waktu. Yang dulu belum menutup aurat, sekarang malah lebih rapat daripada kita. Begitu juga sebaliknya, ada yang dulu kawan satu kajian, sekarang hilang entah kemana. Yang dulu paling rajin mengingatkan kita akan maksiat, sekarang justru ahli maksiat. Yang dulu kerudungnya terurai panjang, kini lepas dari ikatan.
Kalau kita mencari, ada banyak perubahan disekitar kita yang mungkin tak kita sadari tapi terjadi. Terjadi seiring dengan perubahan yang ada dalam diri kita sendiri. Karena fokus hidup kita selama ini tidak ada di sana, kita tidak mengamati, juga tidak tahu apa saja yang terjadi sebenarnya. Hanya bisa menyangka tanpa memahami proses.
Begitulah perjalanan, hidup seorang manusia naik dan turun. Yang kita sangka baik, ternyata tidak, dan sebaliknya. Yang kita kira akan bertahan dalam perjalanan ini, ternyata lebih dulu berhenti. Yang kita sangka akan menemani perjalanan kita, ternyata memilih untuk pergi.
Berubah, adalah tentang dirimu sendiri. Orang lain, juga berubah, dan bukan kapasitas kita untuk menilai dan menghakimi. Hakimilah diri ini, apakah aku sudah berubah menjadi lebih baik dari hari kemarin? Yogyakarta, 5 Januari 2019 | ©kurniawangunadi
948 notes
·
View notes
Photo
Kesalahan Yang Lalu
Jika dihitung-hitung, rasanya bayak sekali kesalahan yang kita lakukan di masa lalu. Banyak sekali rasa penyesalan yang datang menyerbu. Memang manusia, letaknya lupa dan dosa. Sempat terbayang, rasanya tak bisa menebus itu semua.
Berhenti, cukup sampai di sini saja. Hidayah tak akan datang hanya dengan berdiam tanpa melakukan apa-apa. Hikmah akan tampak kepada siapa-siapa yang menjemputnya. Sekalipun dengan niat yang kecil rupanya. Meskipun melangkah dengan jarak hanya sehasta.
Ingatlah bahwa Allah SWT Maha Pemaaf lagi Maha Pemelihara. Jika kita kembalikan semua kepada-Nya, niscaya Dia akan senantiasa menunjukkan jalan-Nya. Jika kita bertaubat dengan kesungguhan, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosa kita.
Maka damaikanlah diri ini dengan masa lalu. Mulai hari ini, melangkahlah untuk terus maju. Awali dengan akhlak yang baik sebagai dasar perubahan. Karena dengan akhlak yang baik, akan melunturkan kesalahan-kesalahan. Karena dengan akhlak yang baik, di akhirat akan memberatkan timbangan. Karena dengan akhlak yang baik, akan membawa kebaikan untuk kehidupan yang sekarang dan yang akan datang.
318 notes
·
View notes
Text
2019 : Unpredictable
Karena terbiasa dengan masa - masa yang berat sejak dulu, terutama sejak 2012 hingga akhir 2015, gw agak heran ketika 2016-2018 gw lalui dengan lebih tenang. Banyak ujian, tapi cenderung lebih terkondisikan daripada beberapa tahun sebelumnya. Alhamdulillah.
Jadi buat teman - teman yang tengah mengalami masa sulit, yakinlah besok - besok masa itu akan berakhir. Yang penting adalah bagaimana cara kita menemui episode sempit itu sebelum menjemput episode lapang.
Tadinya berpikir, mungkin ini gantinya karena beberapa tahun sebelumnya dilanda banyak ujian berat bahkan terancam dengan kematian. Tapi kemudian berpikir lagi, jangan - jangan ini hanya ‘istirahat’ dari masa - masa berat. Untuk kemudian disusul dengan ujian berat kembali.
Khawatir itu selalu ada, waswas yang sumbernya sudah ketahuan : setan.
Terus terang 2019 menjadi tahun tanpa rencana dan target buat gw : kecuali satu hal saja yang sedang dipersiapkan untuk memasuki awal tahun ini. Memutuskan untuk pulang kampung dan menyudahi pekerjaan di Bandung (karena proyek penelitian yang dikerjakan juga sudah hampir selesai dan bisa dituntaskan dari kampung), terus terang gw masih gamang dengan rencana yang berhubungan dengan pekerjaan.
Seenggaknya, pekerjaan yang gw jalani saat ini membuat gw punya cita - cita baru : menjadi praktisi sekaligus peneliti.
Nafsu sih ingin kerja di perusahaan manufaktur seperti dulu, tapi menekan dalam - dalam keinginan itu, karena tak lagi sejalan dengan prioritas dan rencana hidup yang lebih besar/baik. Memutuskan memilih sesuatu yang akan mengubah hidup gw secara keseluruhan, adalah juga dengan berani memotong keinginan - keinginan yang hanya akan jadi batu sandungan.
Masalahnya kemudian setelah membuat keputusan besar, gw khawatir bahwa tahun ini menjadi tahun yang berat. Gw waswas bahwa tahun ini kembali menjadi tahun yang sulit.
Lagi - lagi, waswas itu sumbernya hanya satu : setan. Mana suka sih setan melihat kita memilih yang benar?
Jadi, 2019 ini adalah tahun yang unpredictable. Satu - satunya prediksi yang gw yakini adalah bahwa tahun ini akan menjadi tahun penuh tantangan. Prediksi manapun yang akan terjadi, satu hal yang bukan lagi prediksi, tapi adalah sebuah kepastian : Laa khawla walaa kuwwata illabillah.
Apapun yang akan terjadi di 2019, semoga Allah selalu menolong.
Tuban, 52 besok lagi.
148 notes
·
View notes
Photo
Menyikapi Masa Lalu
Masa lalu merupakan bagian dari hidup kita. Setiap dari kita pasti memilikinya. Namun tidak semua masa lalu itu sempurna. Ada beberapa hal yang bersifat tercela, ada beberapa saat yang membuat kecewa. Sehingga bagaimana sikap kita terhadap masa lalu adalah yang paling utama.
Kepada Masa Lalu Kita
Banyak hal yang kita jalani di masa lalu. Dan tidak semuanya sesuai dengan apa yang kita mau. Hal-hal yang menyakitkan, maupun mengecewakan pasti pernah kita lalui. Kesalahan dalam bertindak maupun keburukan dalam berbuat pernah kita jalani. Tapi beruntunglah hanya Allah dan diri ini yang mengetahui.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seluruh umatku mu’afa (dimaafkan dosanya), kecuali orang yang melakukan dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dengan terang-terangan yaitu, seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kemaksiatan) pada waktu malam, lalu dia masuk pada waktu pagi, kemudian mengatakan: “Hai, Fulan! Kemarin malam aku telah melakukan demikian dan demikian”. Dia telah melewati malamnya dengan ditutupi (kemaksiatannya) oleh Rabb-nya (Penguasanya, Allah), dan dia masuk pada waktu pagi menyingkapkan tirai Allah darinya.“ (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka bukankah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Mengetahui. Allah saja mau menutupi masa lalu ini. Yang terkadang bagi kita sulit diterima hingga saat ini. Lantas sebagai pribadi yang terpuji, hendaklah kita jangan menceritakan aib diri sendiri. Janganlah mengumbar keburukan masa lalu kepada siapapun, termasuk pasangan kelak nanti. Karena Allah sudah berbaik hati menutupi. Itulah jalan untuk memperbaiki diri. Itulah jalan untuk bertaubat dan tidak mengulangi keburukan itu lagi.
Sehingga teruslah berbuat kebaikan, karena akhlak yang baik akan melunturkan kesalahan yang lalu, seperti mentari melumerkan es yang beku (Ibnu Abbas). Janganlah lelah untuk terus bertaubat, karena Rasulullah SAW bersabda, "Setiap manusia banyak berbuat salah (dosa). Dan sebaik-baik dari orang-orang banyak berbuat salah (dosa) adalah orang-orang yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Kepada Masa Lalu Dia
Semua orang pasti pernah melalui hal yang mengecewakan dan membuat kecewa. Namun masing-masing ukurannya tidaklah sama. Tidak bisa kita bandingkan dengan diri kita. Kita juga tidak tahu perjuangan seperti apa yang pernah dilaluinya. Maka, janganlah menghakiminya dengan sudut pandang kita. Dan dahulukanlah prasangka baik ketika berjumpa dengannya.
Jika dia bercerita tentang masa lalunya, janganlah kita memviralkannya. Tutuplah aibnya dari siapapun juga. Tinggalkan sifat yang sebetulnya itu buruk, yaitu menyukai drama. Drama yang mempertontonkan aib seseorang. Drama yang memperlihatkan kehebohan aib dengan gamblang. Karena Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT sudah sangat baik dengan menutupi masa lalu hamba-Nya. Maka janganlah memaksa seseorang untuk bercerita tentang masa lalunya. Karena Allah saja mau menutupinya, lantas mengapa kita yang sekedar hamba-Nya seakan-akan melangkahinya? Cukuplah terima dia dengan segala keinginannya untuk memperbaiki diri. Bantulah dia agar terus berada di jalan yang Allah ridhoi. Yang paling inti, maafkanlah dia agar kita mendapatkan hati yang damai. Karena dengan memberi maaf yang punya khilaf, menentramkan hatinya. Dengan memberi maaf pada yang tak merasa bersalah, menentramkan hati kita. (Salim A. Fillah)
Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (An-Nisa’ : 149)
622 notes
·
View notes
Quote
Kalau standar cantik itu beneran yang kayak: 1. Mancung 2. Tinggi 3. Putih 4. Alis tajem 5. Bibir merah membara 6. Langsing 7. Gigi putih 8. Mata jernih 9. Rambut badai 10. Muka bersih kek porselen 11. Jari jemari lentik aduhay
Fix gua buruk rupa. (via bumiitubulat)
199 notes
·
View notes