'94 · ENFP · Long Life Learner · Womenpreneur · Digital & Marketing Enthusiast
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Terkadang, kita membutuhkan kuburan di dalam diri kita untuk mengubur sesuatu yang telah mati di dalamnya. Entah pada panggilan yang tidak terjawab, atau pada rasa yang tidak sampai harap dan tujuannya.
Tidak banyak yang ingin disampaikan pada kejadian sepekan ini, hanya renungan soal impian yang rasanya harus dikubur dan diubah arahnya, bukan karena tidak percaya tapi karena realita yang mengharuskan untuk mengakhirinya, dan berharap semoga Allah memberikan pengganti dari apa yang telah mati.
Mungkin cita-cita dan harapanku saja yang masih jauh dari mendapatkan ridho, atau mungkin pada impianku yang Allah tidak aku libatkan untuk menjemputnya.
Pada akhirnya, biarkan saja naluri dan pikiran ini mengalir untuk menemukan sendiri jalan menuju ujungnya, menguatkan tekad dan mengencangkan tali perjuangan. Untuk kali ini, jangan lagi tidak melibatkan Allah untuk semua urusan. Sebab yang dicari adalah keberkahan-Nya bukan?
Menata mimpi
@jndmmsyhd
470 notes
·
View notes
Text
Kata umi, dicintai itu menyenangkan. Rasa-rasanya sejauh ini aku tak merasakan itu.
2 notes
·
View notes
Text
Penerimaan tanpa syarat adalah syarat untuk jiwa yang sehat.
Tapi, bagaimana bisa menerima orang lain jika kita tidak bisa menerima kondisi diri yang tak selalu baik (?)
2 notes
·
View notes
Text
Masa mengenal adalah masa yang tidak ada habisnya dan tidak ada ujungnya.
Selalu ada hal baru yang kita temukan dari setiap derap langkah kebersamaan..
Kita sama-sama punya kesempatan untuk menepi, tapi itu tidak kita ambil, karena kita sudah bersepakat bahwa penerimaan menjadi keharusan, meluaskan hati, dan melapangkan sabar.
Diujung sana, semoga taat menjadi pengikat, doa menjadi senjata. Karena bagaimanapun kuatnya perjanjian antara dua manusia tidak lebih kuat antara perjanjian manusia dengan tuhannya.
38 notes
·
View notes
Text
Kepadamu, Lelaki Yang Entah Siapa.
Jika nanti kau baca tulisan ini, pahamilah.
Bahwa kelak mungkin aku akan menjadi sedikit posesif. Untuk kita yang tidak perlu mengumbar apa pun di sosial media kita masing-masing. Baik foto bahagia atas pernikahan kita atau sebingkai foto keluarga. Baik itu foto pribadi kita atau foto berdua.
Kupikir untuk hal yang begitu rahasia, baiknya cukuplah kita dan orang-orang sekitar saja yang menjadi saksinya. Tidak perlu lagi para tamu dunia maya turut menjadi penonton atas bahagia yang kita tampilkan dari balik layar kaca.
Tidak peduli jumlah followers kita sebanyak apa.
Rumah tangga adalah rahasia yang harus kita jaga dari banyak pasang mata. Rumah tangga bukanlah pertunjukan sirkus yang layak dijadikan bahan tontonan demi memuaskan ribuan mata. Rumah tangga adalah kehidupan paling rahasia yang harus dijaga bahkan kepada ibu-bapak kita.
Rumah tangga adalah ibadah kita kepada-Nya. Sesuatu yang harus dilakukan sembunyi-bunyi agar tidak mengundang hasad dan dengki. Sesuatu yang harus dibangunkan padanya tembok paling tinggi agar jerat-jerat 'ain tidak menodai.
Kelak untuk urusan dunia maya, aku mungkin akan mati-matian mengingatkanmu tentang kita yang tidak perlu dipublish walau hanya sesekali. Atau mungkin tentang betapa bahagianya memiliki buah hati.
Silakan berdakwah di sana, silakan untukmu menebar risalah Rasulullah, menulis atau mungkin men-share kebaikan-kebaikan yang bisa mendatangkan hidayah pada hati siapa saja.
Namun tolong, jangan jadikan rumah tangga kita sebagai alasan untukmu berdakwah. Jangan jadikan romantisme keluarga kita sebagai alasan untukmu menampilkan apa saja yang tidak layak ditampilkan.
Karena benar, 'ain itu ada.
Dan aku tidak ingin jika dengki yang tertanam di hati para penonton kita, justru mendatangkan celaka bagi keluarga kecil kita.
Maka jika kau ingin segalanya benar-benar berjalan sesuai apa yang sudah kita ikrarkan bersama, mulailah dari sekarang. Tahan jemarimu untuk menampilkan apa pun yang tidak perlu. Tahan keinginan hatimu untuk dilihat dan disaksikan banyak orang.
Karena tampil atau tidak, semuanya tidak begitu penting, kan?
Kita pun tidak akan meraih nilai sempurna pada meja penonton akibat pertunjukan yang kita tampilkan itu, kan?
Jadi tolong, rahasiakan dirimu dari fitnah. Seperti engkau yang senantiasa berpesan pada banyak laman sosial media agar para wanita merahasiakan dirinya dari mata pria.
Karena perihal ini memang terdengar sederhana, namun dampaknya begitu luar biasa.
Sebab 'ain bisa menimpa siapa saja, termasuk benda mati yang tak bernyawa. Apalagi kita yang statusnya hanya seorang hamba.
Rahasiakan dirimu.
Bukankah hal-hal baik adalah kebiasaan yang dibentuk sejak dini?
Maka tentang kebiasaan pamer diri adalah sesuatu yang bisa diubah, juga dicegah.
Aku menyayangimu dan kupastikan aku akan menjadi wanita yang paling pencemburu saat hidup bersamamu nanti.
Karena tentang bahagia, ia adalah apa yang menjadi milik kita semata. Bukan sesuatu yang perlu disaksikan jutaan mata.
Karena tentang bahagia, ia adalah apa yang kita rasakan bersama. Bukan sesuatu yang berdasar dari penilaian manusia.
Apalagi jika semua hanya berkisar dalam bingkai sosial media.
10:47 p.m || 20 Oktober 2020
342 notes
·
View notes
Text
Love is not about give and take, it’s about feel given while you give. And thats what true love is
0 notes
Text
Dek yang pnting yakinkan hatimu kalau beliau akan menjadi imam yg baik. Butuh waktu sebentar untuk memilih tapi butuh waktu seumur hidup bertahan pada sebuah pilihan, selama kita memilih karena mencari ridho allah dan orangtua insyaallah semua rintangan akan mampu dilewati berdua.
Menikah itu bukan hanya menyatukan 2 insan tapi dua keluarga yg berbeda, yg terpenting satu misi dan visi, berusaha saling mengerti memberi dan memahami satu sama lain.
-mba fitri
43 notes
·
View notes
Text
Aku bukan orang yang bisa berkata manis, tapi jika seseorang bisa membuat hidupku jadi lebih manis, gulapun akan merasa pesimis
-Bono-
0 notes
Text
Kegelisahan Perempuan
Ketika banyak lelaki lebih memilih menjadi sosok yang “lemah”, karena tak mampu tegas bersikap, cengeng saat menghadapi resiko kehidupan, hanya perduli pada posisinya yang mesti aman tanpa bisa dipersalahkan…
Dunia dipenuhi “perempuan kuat yang kebingungan”, bingung menentukan arah tujuan, bingung akan kodratnya… sebagian dari mereka merasa kehilangan sosok pembimbing, penuntun dan tempat bersandar yang kuat dan nyaman bagi dirinya yang rapuh.
Mereka pun terpaksa menciptakan banyak pemikiran guna “menutupi” sebagian dari kebutuhan emosionalnya, pada akhirnya saat ini mereka jadi terbiasa sendirian.
Jauh dalam lubuk hati mereka, terbersit kerinduan akan sosok lelaki pemimpin yang mampu menentramkan perasaan, dan bisa membuat mereka merasa ikhlas menerima dan menikmati kodrat sebagai perempuan seutuhnya.
-SatriaUtama
530 notes
·
View notes
Text
Ambisi (Seorang) Perempuan
Saat menjadi seorang anak, ambisinya ingin punya cita cita yang tinggi. Ingin segera dewasa dan bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri. Berlari dari satu pencapaian ke pencapaian yang lain. Ia ingin jadi perempuan yang sempurna!
Begitu tumbuh sedikit dewasa, ketika ia harus menemukan pasangan hidup hatinya dan otaknya ingin laki laki yang sederhana saja cocok untuk disandingkan dengan satu kata “keren” harus pinter, cakep, rapi, mapan bonus yang sering di elak tapi sebenarnya kalau ada yang kayak gitu juga ga nolak banget. Seolah menemukan pasangan hidup seperti mencari perhiasan yang tanpa cela. Kalaupun ada cela paling tidak jangan malu maluin dan bisa dibanggakan.
Dalam perjalanan menuju pencarian itu, didapatinya patah hati demi patah hati. Bertepuk sebelah tangan, cinta diam diam lalu ditinggal nikah, putus di tengah jalan, diselingkuhi, digantung tanpa kejelasan. Di sisi lain kehidupannya ia mendapati kegagalan demi kegagalan, keberhasilan demi keberhasilan yang apapun bentuk keduanya membuatnya letih karena menggantungkan bahagianya pada ambisi pribadinya. Hingga semua cerita itu seperti kurikulum dari Tuhan untuk membuatnya dewasa, kemudian ia jauh lebih bijak karena semua pelajaran itu.
Sampailah ia pada satu titik, ia tak lagi menginginkan laki laki yang sempurna. Ia hanya ingin laki laki yang baik. Yang tidak akan hilang cintanya ketika ia sedang malas mandi seharian dan malas berdandan (ingat kubilang di sini sesekali, bukan berarti boleh keseringan :D). Yang tidak akan hilang cintanya ketika ia salah melihat resep makanan hingga masakan jadi terlampau aneh rasanya. Laki laki yang cintanya takkan hilang karena sesekali dan sedikit kekurangan, selama sang perempuan terus mencintainya dan mencintai TuhanNya.
Ia juga tak lagi ingin jadi wanita sempurna. Setelah menjadi istri dan menjadi ibu. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik. Belajarnya, bekerjanya, waktunya, tenaganya, dan seluruh hidupnya dihidupkan untuk membahagiakan suami dan anak anaknya.
Begitulah ambisi seorang perempuan dapat bermetamorfosa :)
Alizeti, Madinah Al Munawarah
527 notes
·
View notes
Text
[Memikirkan tentang Menikah]
Ada yang benar-benar tidak sederhana untuk difikirkan. Mengambil banyak waktu untuk menepi, menghindar dari sebab-sebab gelisah, mengkhususkan diri dalam kesendirian lalu berkontemplasi memikirkan masa depan.
Adalah fase bagi perempuan untuk mengetahui kesiapan diri perihal menikah dan sejauh apa proses healing luka-luka telah dilakukan.
Ada yang butuh waktu panjang karena memikirkan karirnya, memikirkan lingkungan pertemanannya, perubahan orientasi pendidikannya, dan yang utama tentang jauh dari keluarganya.
Subhanallah tiada yang sederhana dalam hal ini, karena mengabdikan hidup pada seseorang yang baru dikenal, adalah melepaskan diri dari tempat ternyaman di rumah, butuh keikhlasan yang sangat.
Masyaa Allahu ta'ala a'lam, setiap perempuan mengalami hal ini, dan tiada yang bisa selamat dari pikirannya kecuali dengan pertolongan Allah ta'ala.
Kepada siapapun yang namanya perempuan, mohonlah kepada Allah ta'ala agar dipasangkan dengan seseorang yang (minimal) memahami situasi ini. Memahami keterguncangan dirimu saat memutuskan hal besar, sebab hal ini berimplikasi pada pemahamannya untuk ikut berfikir tentang hak-hak istri didalam pernikahan yang harus ditunaikan.
Pun menjadi dirimu tidak mudah. Sekalipun paham dan menginginkan janji-janji baik Allah ta'ala dalam pernikahan, namun mengalihkan mimpi pribadi untuk dibangun bersama pasangan adalah substansi besar yang harus dilihat keridhoan orang tua sejak mata memandang keduanya. Itu berat, sungguh berat.
https://www.instagram.com/p/CCP1yyDhdoN/?igshid=dik43zdrvo1w
- Suci Anggraeni || @sucianggr
67 notes
·
View notes
Text
Menikah dengan orang yang kita cintai itu keajaiban dan keberuntungan, tapi bisa cinta sama orang yang kita nikahi disitulah letak iman.
Masa sih nikah sama orang yang gak kita cintai?
Kenapa tidak? Asal baik akhlak, agamanya dan kalo boleh minta bonus mau yang sehobi biar hobinya berpahala karena dilakukan sama pasangan. Lurusin niat nikah karena ibadah bukan hal lain, kalo masih pake "tapi" itu artinya belum karena Allah.
Kalo udah paham konsep jodoh, rezeki, maut dibarengi DUIT (doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal) mah santuy, pilihan Allah sudah pasti yang terbaik.
Allah telah menjatah dan membagi secara proporsional dan adil tentang setiap urusan hamba-hamba-Nya, kita tinggal nurut aja, gak usah neko neko.
Kalo kata Ustadz Salim A Fillah "Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil pake jalur halal ataupun haram, dapatnya juga itu juga. Yang beda rasa berkahnya"
#nikah #pacaran #jodoh
43 notes
·
View notes
Text
Rasanya kalau ngomongin nikah nanti aku pengennya ngebahasnya udah nggak cuma tentang "kamu terima aku apa adanya" "aku ingin menua bersama", "kita harus saling memahami", "menemani dari nol", dan semacamnya.
Islam udah selesai dengan masalah ini. udah ngasih jalan lewat Qur'an dan hadist ngejalani peran masing-masing dalam rumah tangga itu kayak gimana. Dan, rumah tangga yang harmonis itu kayak gimana. Tinggal kitanya aja yang mau untuk mempelajari ilmunya sampai maut menjemput kita
Dan dalam Islam, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Batasannya sampai maut menjemput diri. bukan cuma sampai pendidikan tinggi.
Kalau bisa, aku pengen kita nanti selain bahas hal diatas, Kita juga ngebahas visi misi pernikahan yang jelas. Selain umumnya ibadah dan surga, kita juga bahas Mau kayak gimana rumah tangga kita? Gimana caranya pernikahan kita ini bermanfaat buat ummat? Dakwahnya makin melesat, lewat tulisan, lisan, hal apapun yang kita mampu. Investasi akhirat.
Mempersiapkan, mencetak, generasi hebat penakluk Roma kelak. Menyambut kembali gemilangnya peradaban Islam.
Ya, inginnya begitu.
37 notes
·
View notes
Text
Kalau tujuanmu beneran untuk Menikah
Kalau tujuanmu mengenal laki-laki/perempuan beneran untuk menikah, maka tidak akan ada tahun depan tunggu KKN selesai, tunggu skripsi selesai, tunggu ini dan itu.
Kalau tujuanmu benar-benar untuk menikah, maka kamu akan datang dengan tanggal, bulan, tahun yang jelas.
Kalau tujuanmu benar-benar untuk menikah maka kamu harus tau bedanya melamar dan membooking perempuan.
Duhai wanita tiket pesawat saja paling lama di booking 1 hari, kenapa anda bisa tahan dengan bookingan laki-laki dalam waktu bertahun-tahun? ditambah gratis jalan-jalan dan chat-chattan, harus seperti apalagi Allah menjagamu agar tetap dalam kesucian? tau tidak? laki-laki sangat sensitive dengan masa lalu perempuan.
Kalau tujuanmu memang untuk menikah, maka kamu duhai wanita lebih baik mencari laki-laki lain yang siap menikah daripada menunggu yang seolah-olah siap.
Belum lagi ditambahi bumbu-bumbu saling komitmen dan tetebengeknya.
Tidak ada komitmen dalam hubungan percintaan tanpa diawali akad nikah, sebelum ijab qobul terjadi semuanya hanya kemungkinan, kemungkinan kamu bersama dia, atau bersama orang lain bahkan kemungkinan kamu meninggal atau dia meninggal.
dan tentu saja kalau kamu benar-benar tujuannya untuk menikah maka kamu tidak akan mau dengan laki-laki yang tidak jelas kesiapannya untuk menikah. Dan kesiapan untuk menikah itu ditunjukan melalui tingkah laku serta action bukan dari kata per kata, kalimat per kalimat yang tak punya wujud nyata dalam kehidupan.
Begitupun wahai laki-laki kalau tujuanmu untuk menikah maka kamu hanya akan mencari wanita yang memang siap untuk dinikahi diwaktu yang kamu tentukan, bukan tenggelam bersama chattingan dan kawan-kawan dalam permintaan tunggu selesai skripsi atau lainnya.
404 notes
·
View notes
Text
Kamu tau kan aku punya banyak sekali impian, impian yang entah kapan bisa aku wujudkan. Semoga denganmu, satu satu impianku Allah yang kabulkan :)
1 note
·
View note
Text
Aku memang belum mencintaimu, tetapi aku melihat adanya keimanan dan ketaqwaan dalam dirimu. Jadi, adakah alasan lain bagiku untuk tidak menerimamu?
Dini 30.09.20
1 note
·
View note