diipaaaa - Tumblr blog

[diipaaaa]

Kita bisa diam, sembari duduk bersebelahan. Sebab aku sendiri pun fasih dalam kesunyian. Left, unsaid. Dipaaa https://www.instagram.com/p/CQS0RrtM3JQ9ER7GlEm3OVeUSWRT3khfKa1Nz80/?utm_medium=tumblr

[diipaaaa]

Hujan Bulan Oktober

Sabtu di awal jam, tanah basah sebab hujan. Aromanya, sesedap asap kopi. Namun Sial, dalam tarikan napas yang panjang, masih saja engkau yang datang.

Kenapa harus hujan yang menjawab?

kenapa bukan kamu dan dering telfonmu? atau ucapan selamat pagimu?

kenapa harus hujan yang menjawab?

dari segala cara semesta membungkam rindu, kenapa harus hujan yang menjawab?

tubuhku kaku, lidahku kelu. kutarik lagi selimutku, sambil menahan segala afeksi darimu.

Ku menghela nafas.

Kuminta pada langit untuk tetap menjatuhkan hujan tanpa harus merasa sungkan apakah aku akan merasa tertekan pada suasana tenteram yang menikam.

#Dipaaa

[diipaaaa]

Hujan di Sabtu Pagi

Sabtu pagi aku kelelahan untuk bangun.

Orang orang sudah siap dengan isi kepala dan tenaganya yang katanya bisa mmbangun kota dan kantongnya

Kamarku merengek minta di bereskan. Ada secangkir hujan yang jatuh dan aromanya yang membuat ku tertidur satu semester.

Aku tidak sengaja membawa hujan yang kusimpan dengan bulan lalu untuk kuhidangkan di bulan oktober.

Kemudian tumpah menyenggol salah satu bagian ku. Keragu raguan.

Sekarang ada pelangi di langit langit kamarku. Aku tidak bisa melihat apakah dia abu abu atau mejikuhibiniu. Aku buta warna semenjak menginjakan kaki di tempat ini dan mengenalmu.

Dikepalaku akan menempel bantal yang takkan pernah mau berkenalan dengan sarung. Aku tidak perlu sembunyi dari apapun , katanya.

Aku benci ketika kau berkata; Semoga Mimpi indah.

Tidak ada orang yang ingin mimpinya lebih menyenangkan dari kenyataan.

Setiap pagi aku bangun dari sisa mimpi baik yang kau dengungkan dari jauh dan di sambut dengan ketakutan yang menegangkan.

Aku berdiri di depan cermin , tubuhku adalah kumpulan dan gumpalan kesedihan dan kemarahan yang kau lihat di jalanan kota.

Gelandangan, penjual koran, penjual gorengan, kemacetan, hujan, langit yang mendung, langit yang terik dan senja yang sedih.

Aku tidak pernah membayangkan seseorang mampu membaca kesedihan tubuhku. Katanya, wanita tidak mencintai laki laki yang sedih , atau penuh kesedihan , atau terbuat dari kesedihan.

Sabtu, pukul 06.07 , angin tidak pernah tenang.

[diipaaaa]

[diipaaaa]

[diipaaaa]

Kencan Hemat Part 2

Aku ingin mengajakmu kencan. Tapi hemat. Bukan di restoran mewah dengan mejanya yang bertaplak coklat. Kita bisa duduk di teras memperhatikan cat pagar rumahku yang mengelupas, menunggu tukang sate atau tukang bakso atau tukang nasi goreng yang duluan lewat.

Mungkin nanti jika tukang sate lebih dulu datang, kamu akan bertanya mengapa tukang sate di komplek rumahku tak seperti kebanyakan tukang sate yang kamu tahu. Ia tidak berteriak, tidak pula bersuara, hanya lewat begitu saja. Ku beri tahu, dulu sekitar sepuluh tahun lalu, belakang rumahku masih kosong. Hanya rimbunan semak yang tahunan tidak dipotong. Bapak tukang sate muda dulu masih tipikal, masih seperti tukang sate pada umumnya. Berteriak-teriak sampai orang yang tak berniat membeli dagangannya luluh bahkan beli dua. Sampai suatu malam, ia digoda sesosok wanita. Konon makhluk astral, sejak saat itu pula bapak tukang sate tak pernah lagi berteriak. Takut bertemu lagi katanya, takut jatuh cinta lalu diamuk istrinya di rumah.

Jika skenario kencan-hemat-kita terlaksana, lantas apakah aku akan tersemat dengan mudah pada apa saja yang kita lakukan berdua?

Apakah untukmu—aku akan seperti mbak cantik tanah kosong belakang rumah—gentayangan?

Setiap makan sate, ingat aku. Setiap dengar cerita hantu, ingat aku. Setiap melihat cat pagar yang mengelupas, juga ingat aku. Apakah aku akan menjadi manifestasi lagu Duo Ratu, untukmu?

Kalau toh belum berhasil, tidak apa-apa. Akan kuajak kamu untuk berkencan hemat-kencan hemat selanjutnya. Mengulangi lagi duduk di teras sambil melihat cat pagar rumah yang mengelupas. Menunggu tukang bakso atau tukang nasi goreng, semoga mereka lebih sakti dan membuat kita sepakat berkompromi (sambil saling jatuh hati).

[diipaaaa]

Kencan Hemat part 1

Aku ingin nonton film denganmu. Tapi hemat. Bukan di bioskop, cukup di laptop. Satu earphone dibagi dua, aku yang kanan dan kamu yang kiri. Lantas lengan kita terpaksa berdempetan untuk menonton bersama sebab layar laptopku tak sebesar layar lebar. Semoga kamu tak mendengar hatiku yang mensyukuri kita yang sedekat ini.

Kita bisa menonton film aksi, horror, komedi, kartun, drama, atau apapun yang kamu suka. Tapi barangkali jika kamu memilih film seram, dan adegan menegangkannya sedang berjalan. Mungkin mataku akan diam-diam kupejamkan, sebab jujur saja aku gampang dikagetkan. Sedetik kemudian aku pasti tersentak terkejut tak karuan sebab lupa jika earphone belum kulepaskan.

Nanti setelah kita rampung menonton-film-versi-hemat, aku penasaran apakah kamu akan mengingatku ketika kamu sedang menatap laptop untuk mengerjakan tugas sembari memakai earphone untuk mendengarkan lagu?

Apakah nanti saat melihat siapa saja tersentak terkejut, kamu akan mengingatku yang pernah sok berani menonton setan tapi sebenarnya takut?

Toh jika acara menonton hemat kita gagal sebab dalam hatimu belum tumbuh rasa spesial, aku masih punya banyak stok film mulai dari kartun hingga musikal. Mari kita coba lagi.

Siapa tahu, selain kita bisa menonton film tanpa biaya lebih untuk membeli camilan bioskop yang mahalnya keterlaluan, kita bisa melakukan hal lain bebarengan. Seperti misalnya; saling jatuh hati, makin mengenal dan sepakat jadi pasangan.

Multitasking dan produktif, bukan?

#Dipa

[diipaaaa]

Malam sudah menjelang, masih berkutat pada pekerjaan yang seperti kejar tayang, tapi pikiranku masih melayang,

"kamu sedang apa?"

Dipa-dan-CeritaYangTakKunjungUsai

[diipaaaa]

[diipaaaa]