Kalaupun pada akhirnya hidup membawa kita pada takdir hidup yang biasa saja, semoga kita selalu bisa menjadi orang biasa yang mudah merayakan hal-hal sederhana.
Saya memang ga sebanyak itu bepergian, tapi cukup untuk dibilang rutin. Bertemu dengan orang baru, bercengkrama bahkan berkenal dengan mereka.
Ada waktunya merasa sangat dekat dengan mereka, yang kadang nama saja tak saya ingat apalagi detail yang lainya. Tapi lebih sering tak memilih untuk lebih dari sekedar itu, merasa akrab dengan orang buat saya bukanlah pilihan, baik menambah kawan atau apalah itu. Terkadang mereka justru tak mengganggap sebagai kita mengganggap mereka.
Bagaimana manusia melihat manusia lain sering hanya dibatasi karena penampilan, bukan berarti saya untuk dilihat sebagai siapa dan bagaimana.
Tapi bagaimanapun, bagaimana bisa sesama manusia melihat manusia lainya dengan mata merendahkan.
Mungkin lebih personal, secara penampilan saya masih terlihat sangat muda dan tak sesuai dengan usia, yang hampir kepala 3 ini. Seperti remaja, ya karena badan pun yang ramping dan tidak terlihat bertenaga. Bahkan sewaktu sekolah saya sering disebut seperti orang sakit karena memang terlihat tak bergairah. Sering orang lain meminta saya untuk rajin makan, ini lah itu lah. Ya saya paham mereka mungkin perhatian. Dan itu saya hargai.
Dengan kondisi penampilan saya seperti itu, saya sering tak diperhatikan untuk hal-hal yang memang sebenarnya itu kemampuan saya. Seperti diketinggian, soal pendakian, bagaimana aktivitas dengan resiko yang tinggi. Saya sering tak diperhatikan. Dan biasanya saya selalu berusaha sendiri setelah itu, tak menaruh perhatian lebih karena hal-hal barusan. Just keep going, dan selalu menyakinkan 'its oke, saya bisa melakukan itu dilain tempat dan mungkin saya akan lakukan sendiri, but ist oke'
Sejujurnya itu menyakitkan.
Disatu sisi, setelah begitu perjalanan-perjalanan yang saya lalui, sudut pandang yang saya ambil adalah bisa menilai bagaimana manusia memanusiakan sesamanya adalah hal yang paling penting, tidak dipengaruhi penampilan, siapakah dia, umur berapakah dia, dan atau apapun itu.
Sejauh ini ga terlalu suka dengan adanya NGO yang mengatasnamakan kemanusiaan. Ya walaupun saya ada didalamnya, dibagiannya.
Terkadang mereka yang menjadi volunteer/relawan benar-benar butuh juga dimanusiakan oleh NGO yang besar itu. Apalah etis memperkaya diri sendiri dari receh-receh jalanan, sedangkan mereka yang dijalanan untuk makan saja harus pintar-pintar mencari yang murah. Sekedar untuk berhemat.
Beberapa hari rasanya cukup untuk bisa menilai seseorang disebuah kelompok apakah dia bisa membimbing atau hanya sekedar mengarahkan. Ada yang sangat baik disini, tapi yang terbaik sedikit sulit dilihat. Mungkin tekanan pekerjaan bisa membuat orang lupa bagaimana harusnya membimbing seseorang untuk menjadi apa yang memang seharusnya dia inginkan. Tapi rasanya itu memang bagian dari sebuah tantangan ketika memang kita diharuskan menjadi pemimpin.
Ah, rasanya keluhan seperti ini karena memang aku saja yang tak cakap bagaimana menyesuaikan harapan orang lain.
Tapi bagaimanapun disini asalnya dari sudut pandangku.
Terlalu banyak tuntutan tanpa arahan. Jujur saja aga sedikit menyulitkan.
Gua pun seperti itu, terlebih bagaimana setiap tahun selalu bertambah usia, sekarangpun sudah 27tahun. Dan seiring usia yang terus bertambah terkadang apa yang gua inginkan sedikit demi sedikit menjauh dari genggaman. Menyedihkan. Tapi memang seperti realitanya.
Namun,
Satu hal yang selalu gua percaya. Menikmati hal yang membuat kita bahagia adalah sesuatu yang mahal, menonton anime, bersepeda, melihat komedi dan hal hal yang orang pikir di usia 27 tahun sudah tidak wajar. Tapi itulah yang membuat gua bertahan sampai sejauh ini. Setidaknya selalu memiliki prinsip bahwa kebahagiaan bukan bagaimana orang lain yang menilai. Rasanya amat sangat membantu diri sendiri.
banyak teman-teman sekelilingmu belum banyak mengenal apa itu mendaki gunung, buatlah hal itu terkesan menyenangkan dan mudah dilakukan, namun jika sekelilingmu sudah banyak yang melakukannya, buatlah kegiatan tersebut, penuh resiko dan membutuhkan persiapan yang merepotkan.