Text
Bersyukur (Note #1)
Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.. Ketika Orang memuji benda milikku, aku berkata bahwa ini 'Hanya Titipan' saja. Bahwa Rumah adalah titipan-Nya, Bahwa Harta adalah titipan-Nya, Segalanya adalah milik-Nya Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya, Mengapa DIA menitipkannya kepadaku? Untuk apa menitipkan semuanya kepadaku? Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini? Mengapa hati ini ustru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA? Malahan ketika diminta kembali, Kusebut itu Musibah Kusebut itu Ujian Kusebut itu Petaka Kusebut itu apa saja Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita.... Ketika aku berdo'a, kuminta titipan yang cocok dengan Kebutuhan Duniawi Aku ingin lebih banyak HARTA Aku ingin lebih banyak MOBIL Aku ingin lebih banyak RUMAH Aku ingin lebih banyak POPULARITAS Dan kutolak sakit Kutolak kemiskinan Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku. Seolah keadilan dan kasih-Nya, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. Rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh, Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiri ... Betapa curangnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku dan bukan sebagai Kekasih Kuminta DIA membalas perlakuan baikku dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ... Duh Allah.. Padahal sering kuucapkan, Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU.. Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi pribadi yang bijaksana atas kehendak-MU Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku ... Kehendak-MU pasti yang terbaik bagi semua hambamu..
1 note
·
View note
Photo
"Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputera merdeka dan berdiri sendiri." - R. A. Kartini
#KartiniDay #Kartini #indonesian #women #heroes #inspirational #figure #womenempowerment
1 note
·
View note
Text
Bagi saya hanya ada dua keningratan Keningratan budi dan keningratan pikiran - R.A. Kartini
0 notes
Quote
Tepat di saat hari buruk menyerang, ada banyak hari baik yang menunggu giliran.
(via palawija)
2K notes
·
View notes
Text
Don't Cry
Kehidupanmu sudah sangat indah. Penuh warna, tawa dan bahagia..Jauh sebelum kita berjumpa.
Maka ketika waktunya aku pun harus pergi, Mestinya tidak ada yang berubah.Semua tetap baik-baik saja seperti semula. Tidak ada air mata yg terurai ketika kita tidak akan pernah lagi bersua.
Tetaplah ceria, menebar tawa dan teruslah bahagia seperti ketika pertama kamu ada.. Aku hanya titik warna yg tidak melengkapi dan mengurangi warna yg sudah ada…
1 note
·
View note
Photo
What happened in syria ? Ya Allah berikanlah perlindungan,kekuatan iman kepada kerabat muslimku disana berilah kekuatan dan kesabaran aku yakin engkau pasti akan memberi pertolongan pada mereka keluarga muslimku :') (Pict by @sahabatalaqsa)
0 notes
Photo
What if selena and justin singing together tonight aaa
6 notes
·
View notes
Quote
"Everyone should be respected as an individual, but no one idolized." -Albert Einstein-
0 notes
Photo
0 notes
Text
My Immortal(?)
Sore itu tampak tatapannya kosong sesekali tampak air mata membasahi pipinya,nafasnya tak beraturan,dadanya sesenggukan.Ia menarik selembar tisu dipinggirnya lalu ia buang sekenanya ia mencoba mereview segala memori tentang proses perjalanan hidupnya,proses yang menjadikan dirinya seperti ini.Senyum simpul tiba-tiba menghilangkan kemelut hati yang menurutnya konyol baru kali ini batinnya dengan hembusan nafas yang terdengar cukup keras ia mencoba mengekspresikan perasaan itu,dia ya hanya dia entah rasa rindu yang menghampirinya atau mungkin rasa itu? Tidak,tidak mungkin.
***
Hembusan angin kala itu membuatnya memilih untuk melapisi busananya dengan jaket untuk melindungi dirinya dari angin yang seakan ingin membelai lembut kulitnya dan menyapa wajahnya dengan hirupan udara segar pagi hari baginya ini adalah udara yang sangat dingin tak biasanya ia berangkat pukul 05.30 .Dengan sepeda ia begitu bersemangat nampak wajah polos dari dirinya tak bisa menutupi kegugupan dirinya hari itu adalah tanggal 10 November dimana hari itu adalah hari dimana arek-arek Suroboyo berjuang keras melawan penjajah dengan dipimpin oleh Bung Tomo .
“Haloo,pagi Shireenz ciee jadi dokter :D “
Shireenz cukup kaget saat Cikha tiba-tiba memukul lembut pundaknya saat ia memarkir sepeda.
“Huahaha iya kamu juga ciee jadi suster”
“Pas banget nih ceritanya aku jadi orang yang membantu kamu mengurusi pasien.”
“Pasien?Kira-kira siapa coba yang jadi pasien kalau semua pakai baju dokter dan suster.”
“Haha iya yah dari tadi adanya dokter suster terus -__- “
Obrolan mereka pun berakhir saat Chika sampai di kelasnya,mereka berdua dulu satu kelas waktu SD sekarang mereka satu sekolah lagi tapi berbeda kelas.
**
Jantungnya berdegup kencang,langkahnya yang tak beraturan seakan ikut mengiringi kegelisahan hatinya,kini ia sendiri melangkahkan kaki menuju kelasnya.
“Shirenz akhirnya.”
“Kita dari tadi cemas banget nungguin kamu tau nggak.”
Shirenz tak menggubris perkataan sahabatnya itu dengan langkah sempoyongan ia mencoba duduk di bangkunya,meminum air putih yang dibawanya dari rumah.
“Kamu tahu nggak sih kalau semua udah ngumpul dari tadi,tinggal kamu aja yang belom dateng.Kamu itu gimana sih..”
“Ahh..” tampak mimik muka lega dinampakkan Shirenz.Ia buru-buru menutup botol minumnya dan langsung menjawab perkataan sahabatnya itu yang dari tadi bersenandung merdu memecah telinganya.
“Iya..iya maaf maaf banget kalian tahu aku tadi kesiangan jadi agak telat deh,lagian kan masih telat 15 menit biasanya aja aku berangkat pukul 07.00.”Balas Shirenz dengan muka melas.
“Dasar anak bayi tidurnya aja cepet banget gantian bangunnya molor.”
“Paham kok yang udah gede,yang udah punya pacar.”
“Udah..udah yok ke bawah udah mulai tuh,Shireenz siapin peralatannya ya.”
“Siap bos Auva.”
**
Seluruh anggota Osis telah selesai berkumpul dan berdo’a dan kini waktunya mereka melaksanakan tugas masing-masing.
“Shirenz ayo siap-siap,checklist peralatannya.”
“Oiya,puspaa ih selalu perhatian gitu.”
“Pede banget,aku cuma bayangin mukamu aja kalau kamu lupa bawa sesuatu gitu misalnya terus kamu linglung nyari sesuatu itu di depan artis.”
“Sambil garuk-garuk kepala lagi haha.” Auva menambahi
“Kalian semua jahat gitu ya,awas aja.”
“Papan dada udah ,teks pertanyaan udah,apalagi ya?” Suasana pun jadi hening beberapa saat..
Tepukan tangan Puspa memecah keheningan “Hp..hp Shirenz. Udah apa belum ?”
“Nah itu dia,kamu nggak lupa kan?Alat utama itu.”
Shirenz hanya terus mengeluarkan semua alat yang ada di tas mungilnya itu tangannya pun tak luput menelusuri kantong baju dan roknya.Hasilnya nihil.HP Shirenz ketinggalan di kelas.
“Teman ternyata Hp ku ketinggalan di kelas ,aku ambil dulu yaa.”
“Shirenzz kumat lagi deh penyakitnya,yasudah buruan.” Puspa pun ngomel-ngomel,sementara Auva hanya diam melihat Shirenz dengan mengeluarkan nafas panjangnya keheranan.
**
“Bruk.” Seseorang menabrak Shirenz dari depan saat Shirenz berjalan menuruni tangga dari kelasnya hingga membuat hp ditangannya berguling-guling jauh darinya.Tubuhnya tak bisa bergerak melihat kejadian itu pikiran dan matanya keras melihat handhphonenya tersebut seolah-olah akan ada sesuatu dibalik jatuhnya handhphone tersebut hingga seseorang itu mengulurkan tangannya dan Shirenz pun bangkit sambil membenarkan posisi kacamatanya.
“Terimakasih ya sudah membantu,maaf aku tidak sengaja menabrak kamu.”
“Yaampun kenapa jadi kamu yang minta maaf harusnya akulah yang minta maaf sama kamu.”
“Eee..ngaak lah tadi aku aja yang buru-buru berjalan sambil main hp,sekali lagi maafin ya.”
“ Kok awkward gini ya haha,terserahlah yang penting aku juga minta maaf sama kamu,tapi hp kamu?”
“Aaa..gapapa itu paling juga di benerin di tukang service juga bisa hehe.Maaf aku duluan ya.” Dengan senyum yang agak getir ia mengambil satu-satu perangkat hpnya lalu beranjak dengan cepat meninggalkan seseorang yang kini masih bingung melihat kelakuan seorang anak smp itu.
“Woyy tunggu namamu siapa ? hp kamu bagaimana ceritanya?” Dengan nada keras ia mencoba memanggil anak tersebut namun Shirenz tak memperdulikan. Ia terus beranjak.
Ruang Osis.
Shirenz duduk memejamkan matanya,tubuhnya terasa lemas.
Tanggan Puspa mengusap lembut bahu Shirenz “Renz kamu kenapa?”
“Kamu nggak papa kan,cerita dong kok kamu kayak panik gitu?” Auva duduk di depannya kepo apa yang sedang terjadi sampai membuat Shirenz seperti ini.
Shirenz mengeluarkan hpnya dari tas dan meletakkannya di atas meja bersamaan dengan Puspa memberikan air mineral ke Shirenz.
“Hp kamu mati Renz,Kok bisa ?udah di charge penuh kan ?”
“Auvaaaa bisa sabaran dikit nggak,biar Shirenz minum dulu.”
“Jadi ceritanya tadi aku ambil hp di kelas terus pas habis turun tangga sengaja atau tidak aku atau dia gitu yang menabrak aku jadi bingung sendiri terus hp yang aku pegang jatuh guling-guling baterainya lepas jadi gatau juga deh hp nya nggak bisa diidupin.”
“Shirenz kenapa sih kamu itu jadi orang kok baik banget ya,kenapa kamu tidak minta tanggung jawab ke dia.” Puspa menanggapi
“Bukan gitu Puspa kan aku udah bilang aku sendiri juga bingung yang salah siapa soalnya tadi aku emang jalan cepat gitu sambil main hp nggak liat dia lari di depanku lagian dia sebenarnya udah nawarin hp ku dibenerin sama dia tapi aku malu,nggak tau kenapa deg-degan gitu ngomong sama dia terus aku tinggal pergi sendirian dianya.”
“Ogitu ya ceritanya berarti kalian sama-sama salah.” Mendengar Auva berbicara Shirenz tertawa geli melihat mimik Auva ngeliatin Shirenz dari tadi
“Pertanyaannya kenapa kamu deg-degan?Ah..sudahlah nggak penting juga ngurusin ginian ngak selesai-selesai nanti kamu tulis aja jawaban dari mereka nggak papa kan ?”
“Iya nggak papa,Terimakasih ya kalian nggak marah kan sama aku?”
Serentak Auva dan Puspa menjawab “Big No Cillen ”
Halaman sekolah.
“Cakka..cakka..cakka” Halaman sekolah dipenuhi para pejuang yang begitu semangat teriak-teriak bukan karena semangat akan perang atau apa tetapi karena ada penampilan dari sebuah band inde yang lumayan digemari karena para personilnya yang ganteng selain musiknya juga enak didengar they are “The Finest Tree “ salah satunya adalah Cakka.Bisa jadi Cakka inilah magnet The Finest Tree untuk menarik para penggemar ataupun seseorang yang belum sama sekali melihatnya,melihatnya sekali saja mungkin sudah melting ketagihan tak terkecuali mereka ini :
“Gila..gila ganteng banget,bisa pingsan gue aaakkkk”
“Yaampun Puspa biasa aja kali,iya sih ganteng banget emang tapi nggak usah pakai teriak-teriak sekenceng gitu ah telingaku panas nih dengernya.”
“Bodoh ah yang penting aku seneng,nanti nih kalau udah selesai kalian harus temenin aku foto bareng sama mereka.”
“Terserah yang penting tugas mu selesain dulu deh jangan keburu menghayal yang macem-macem.”
Sementara itu diantara beratus murid smp yang sedang sibuk melemparkan pujian,tepuk tangan bahkan rayuan terselip seseorang yang terdiam matanya menyorot setiap gerak-gerik laki-laki yang barusan ia tabrak atau dia yang menabrakku ya batin Shirenz.Ya ternyata laki-laki itu adalah Cakka.
“Kalian tahu nggak kalau sebenarnya yang kejadian aku jatuh tadi pagi itu sama dia?”
“Haaaaaaa” Puspa dan Auva kaget
“Jadi laki-laki itu Cakka,gila beruntung banget renz tadi kamu sempet cerita kan kalau kamu bangun dengan bantuan tanggannya dia,tau deh sekarang aku kenapa kamu deg-degan.”
“Haha iyaya gimana ngak deg-degan kalau di tolong sama laki-laki se perfect dia sweet banget tau nggak.”
“Kalian selalu mikirnya gitu, sekarang nih masalahnya tugas aku kan mewawancarai bintang tamu band jadi aku ngewawancarai dia,jadi gimana ini aku malu .”
“Ngapain malu?kalau aku malah semangat lah apa kamu mau tukeran tugas sama aku hehe kalau mau sih-eittss jangan deh nanti aku takut dimarahin sama Bu Inay kan kita udah di kasih kepercayaan masing-masing.”
“Iya juga sih,udahlah Renz kamu jalanin aja kelihatannya dia baik kok apa kamu malu takut salting di depannya.”
“Ih apaan sih auva suka jahil banget,aku bisa kok jalanin sendiri.”
“Nah itu baru sahabatku semangat ya, nulisnya yang penting-penting aja biar nggak capek,Babay”
“You too,good luck yakk”
**
“Kalau hiburan kami biasanya kita kumpul bareng teman,nogkrong bareng,olahraga bareng,browsing ya seperti yang dilakukan anak remaja biasanya juga,nyanyi juga bisa tuh.” Ia sibuk menulis dengan tinta dari penanya di sebuah buku,menulis segala jawaban yang dilontarkan mereka berkaitan dengan pertanyaannya.Jelek,tulisan tangan itu sedikit menggambarkan rasa gerogi dalam dirinya.Jelas.Namun berbalik dengan apa yang harus ia capai,ia harus menghasilkan artikel mading ini sebagus mungkin seperti yang dikatakan Bu Inay.
“Are you okay?” Ucap Adrian seorang gitaris dari band tersebut
“enggh,aku baik-baik saja” Dengan kepanikan ia mengakhiri lamunannya
“Ok..terima kasih waktunya wawancaranya sudah selesai.”
“Sama-sama tapi bisakah kamu duduk bersantai sejenak menemani kami ,ceritakan sekolah ini.”Dengan menaikkan mata ia mencari jawaban Shirenz
“ Tentu,jadi sekolah ini itu adalah salah satu sekolah favorit di Jakarta semua ingin masuk disini,ohya di kantin ini ada nasi goreng enak banget mau aku pesankan?Maaf aku terlalu semangat”
“Hahaha,Sebenarnya wawancara ini buat apa sih?”
“Ooo ini,jadi gini sekolah aku itu tiap hari pahlawan selain upacara,lomba pasti ada acara guest star kayak kalian tiap tahun beda-beda bintang tamunya nah semua acara itu akan diliput oleh anggota OSIS dan akan di bikin berita semacam di majalah atau koran gitu di mading. Tiap anggota Osis memiliki satu tugas ada yang memotret,sesi wawancara bintang tamu dan lain-lain nah temenku Puspa dan Auva ngewawancarain bintang tamu yang lain dan aku kebagian ngewawancarain kalian.”
Semua ternganga melihat Shirenz bicara pikirannya mungkin bilang ternyata anak ini bicaranya lancar banget.cepet.polos dan “HAHAHAH” mereka semua tertawa lepas tak terkecuali Cakka.
“Renz kamu tahu orang ini?”
“Ttt..ahu aku tadi ketemu tadi pagi.” Penuh keraguan dan sedikit ia melipat bibirnya
“Kamu tahu ,Cakka habis ketemu kamu tadi dia dengan semangat ceritain kamu semua tentang kamu.”
“Ohya?”
“Dan dia mau minta nomer hape kamu nih,tapi biasalah dia takut haha.”
Shirenz menoleh ke arah Cakka dan ia mencuri segaris senyum dari bibirnya untuk Cakka dan sebaliknya,setelah itu hanya diam tak ada kicauan dari mereka berdua.Sampai akhirnya
“Maaf aku harus pergi aku harus berkumpul untuk mengumpulkan data ini,sampai jumpa.” Shirenz mengucap kalimat perpisahan tanpa mereka sadari bersamaan dengan sesuatu yang jatuh dari tas Shirenz di bangkunya.
“Sampai jumpa,senang bertemu kamu.” Suara berat dari pita suara mereka bersamaan dengan langkah kaki Shirenz yang menjauh dari kantin sekolah.
**
Shirenz,Puspa dan Auva mengendarai sepeda beriringan mereka mencium bau segar dari tanah yang baru dijatuhi air hujan mereka tertawa puas atas selesainya tugas mereka dengan baik menurut mereka.
“Eh aku lupa titip tanda tangannya Cakka ke kamu renz”
“Aa tenang udah aku mintain di kertas tanda tangan mereka semua malah,Auva juga aku mintain jadi adil.”
“Serius Thank youuu ya.”
“Shirenz is the best friends deh.”
Mereka mengayuh sepeda dengan santai beriringan lagu tawa dan canda.
**
Dinginnya malam menjadi selimut bagi Shirenz sangat cocok baginya untuk sekedar membaca novel dan menyuprut secangkir cappucino panas ,lembar demi lembar telah dijelajahi mata Shirenz dan kini matanya menginginkan istirahat menerawang ke arah langit luas memandangi bintang-bintang yang terlihat jelas di balkon rumahnya.
Sementara di seberang sana...
Cakka hanya mondar-mandir tak jelas seperti orang yang kehilangan arah sesekali ia lirik meja belajarnya,kartu kecil itu membuat pikirannya kacau hingga akhirnya ia memberanikan diri.
Rumah Shirenz
Ia masih betah memandangi langit hingga deringnya telepon membuyarkan segalanya,ia angkat panggilan tersebut tak lama terdengar suara seseorang yang samar-samar ia kenali.
“Halo, apakah benar ini Shirenz?”
“ Iya betul,dengan siapa saya bicara?”
“Maaf ini Cakka yang kemaren menabrak kamu.”
“Oh,Cakka kamu dapat nomorku darimana?”
“Sebelumnya maaf bukannya aku tidak mau memberitahu kamu hanya saja saat ini aku mau bertanya sama kamu apakah besok sore kamu ada acara?kalau tidak aku tunggu ya di taman dekat sekolahmu biar aku jelasin semuanya.”
“ Nnngak ngak ada acara kok bisa bisa.”
“Oke makasih,see ya.” Tuttuttutttt
Sampai telepon terputus Shirenz masih bingung dengan apa yang baru dia lakukan ia masih bingung dengan sikap Cakka,masih bingung darimana Cakka dapat nomor hapeku atau Puspa atau Auva yang kasih tau aaa tidak aku nggak boleh suudzon.Tunggu besok saja,lirihnya
**
Selepas pulang sekolah Shirenz berpisah dengan kedua sahabatnya ia ingin menepati janjinya pergi ke taman.Lewat pukul setengah dua belas Shirenz sudah menunggu di taman duduk di bawah pohon rindang,setengah jam berlalu tapi orang itu tak kunjung datang tapi Shirenz yakin bahwa ia akan datang sekedar melepas bosan ia pergi ke pinggir danau dan dilihat sosok lain dari dirinya bayangan yang terpampang di air danau itu tiba-tiba beranak tapi bayangan itu lain.
“Bagus ya pemandangannya?”
“Ngagetin aja ih kamu.”
“Maaf ya telat tadi masih ada urusan,langsung aja ya ini kemarin kartu pelajar mu jatuh di bangku,untung aku nemuin.”
“Yampun aku ngak sadar banget,makanya kamu bisa telpon aku.”
“Idihh,bilang terima kasih dong.”
“Oke terimakasih,btw pasti kamu seneng ya bisa tau nomer hape aku haha.”
“Apaan sih GE to te ER banget jadi anak,aku kejar lo.”
“Ayoooo sini kalau bisa kejar akuu hahaha.”
Mereka berkejar-kejaran layaknya burung yang terbang bebas di udara mereka bebas berlari kemanapun mereka ingin.Rumput bergoyang kesana kemari seperti ikut senang atas kebersamaan mereka.Mereka bercanda,sibuk menceritakan kesibukan masing-masing Shirenz dengan teman-temannya dan Cakka dengan band nya,berbagi ilmu,dan bernyanyi bersama.Hari itu hari kebersamaan mereka dan mereka menikmati itu.
Mereka temukan kenyamanan disaat mereka bersama dan kenyamanan itulah yang membuat mereka menjalin komunikasi baik,setiap minggu mereka pasti pergi ke taman sekedar refreshing( mungkin) atas kesibukan selama sepekan sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi sepasang sahabat.Ada orang mengatakan “Jika ada orang yang bersahabat satunya laki-laki dan satunya perempuan,kemungkinan salah satu dari mereka atau keduanya akan memiliki rasa” bagi Cakka itu mitos tapi kini rasanya ia benar merasakan itu hingga akhirnya..
Sore itu mereka duduk di bawah pohon rindang seperti biasa,pertemuan kali ini sedikit rasa cangung terutama Cakka.
“Cakka kok diem sih lihatin apa lihatin aku ya,jangan gitu deh kalau ngeliatin malu tau.”
“Kamu ya, selalu ngak pernah berubah “ sambil mengelus kepala Shirenz sampai rambutnya berantakan.
“Iihh,nggak terasa ya kita udah lama jadi sahabat aku inget banget dulu pas pertama kali kita ketemu di sekolah kamu ngomongnya baku banget sekarang mahh behh.”
“Halah yang ada kamu lagi,bentar deh aku mau nyanyi buat kamu nih dengerin ya”
Tangan lentik Cakka mulai memetik gitar dan tak lama keluar kicauan merdu dari Cakka..
Temukan arti di balik cerita
Hati ini terasa berbunga-bunga
Membuat seakan aku melayang
Terbuai asmara
Adakah satu arti dibalik tatapan
Tersipu malu akan sebuah senyuman
Membuat suasana menjadi nyata
Begitu indahnya
Dia seperti apa yang selalu kunantikan,aku inginkan
Dia oh dia melihatku apa adanya seakan ku sempurna
Dia bukakan pintu hatiku yang lama tak biasa
Percayakan cinta hingga dia disini memberi cinta ku harapan
Give me your love,give me your love now,so come on and love me,come on and love me
“Gimana?”
“Bagus bagus.”
“Shirenz aku serius .”
“ Ya aku juga.”
“Hmm,sudahlah kita pulang aja kamu pikir kalimat terakhir dari lagu itu ya.”
“Oiya Jika ada orang yang bersahabat satunya laki-laki dan satunya perempuan,kemungkinan salah satu dari mereka atau keduanya akan memiliki rasa,menurutmu?”
Shirenz benar-benar di buat mati kutu oleh Cakka,sama sekali ia tak mengerti apa maksudnya dan nggak seperti biasanya dia meninggalkan Shirenz sendiri begitu saja.
***
Setelah kejadian kemarin sore tak ada lagi sms atau telpon dari Cakka,berulang kali Shirenz melihat dan memutar balikkan handphonenya seperti mainan ia mulai cemas dengan kelakuan Cakka hingga rasa cemas itu membuncah menjadi sebuah airmata. Ia melirik jam di dalam kamarnya tepat pukul 5 sore ”Sudah satu hari ia tak menghubungiku” batin Shirenz dan itu membuatnya gila dan hampa ia hanya bisa menatap langit dari balkon rumahnya kosong entah apa tetapi tetap bisa membuat bulir air matanya terus bercucuran entah berapa tisu yang dihabiskan jika sedikit mengusap ia buang. begitu seterusnya adzan maghrib berkumandang ia pun masuk dan memilih menghadap Allah ia tumpahkan segala beban ia ceritakan semuanya kepadanya dan dalam do’a tersebut terselip nama Cakka didalamnya.Selepas sholat ia sedikit merasa tenang ia berkaca matanya terlihat bengkak dan tiba-tiba Shirenz mulai berfikir keras lagi ia mengingat segala kejadian yang telah ia alami dengan Cakka sampai pada suatu titik.Shirenz tersenyum simpul.
Dear diary,
Diary tau nggak siapa orang yang paling ngak peka di dunia?itu aku diary
Sekarang aku tahu apa maksud perkataan Cakka kemarin dan bodohnya aku nggak peka.
Cakka bilang “ Jika ada orang yang bersahabat satunya laki-laki dan satunya perempuan,kemungkinan salah satu dari mereka atau keduanya akan memiliki rasa” Tapi apa bener rasa itu rasa cinta?
Dan kata ini “ kamu pikir kalimat terakhir dari lagu itu ya.” Lirik lagu terakhir itu Give me your love,give me your love now,so come on and love me,come on and love me.Aku yakin maksudnya kamu nembak aku dan itu dengan cara yang lebih sweet maaf aku sudah berprasangka buruk.
Tapi aku memang tak pernah bermimpi untuk ngak pernah mau ke hati manapun.Tidak untuk siapapun.Meski aku tahu takdir Tuhan yang mengaturnya dan aku ingin menjaga impian itu Cakka meskipun kamu memang selalu ada buatku dan segalanya yang ada di kamu itu baik dimataku.Aku senang kau berani mengutarakannya tapi maaf aku nggak bisa karena aku hanya ingin kita sekedar bersahabat karena menurutku sahabat itu lebih tulus dan selamanya nggak pernah putus berbeda dengan pacaran jika sudah putus kita seperti tak pernah kenal kembali.Aku tak mau itu.
Selepas menulis di buku diarynya itu ia merasa lega dan besok pagi Shirenz bertekad untuk menemui Cakka,Shirenz tertidur pulas.
Pagi.
Shirenz bangun pagi,pagi sekali ia bersemangat menemui Cakka dan menjelaskannya semua saat ia selesai mandi ia dapati hp nya berdering dan betapa senangnya Shirenz setelah melihat nama Cakka di layar hp itu perlahan-lahan wajah ceria itu menjadi gelap tertupun awan wajahnya mendadak cemas.Ia segera berbena dan cepat-cepat meninggalkan rumahnya.
Hingga ia sampai di ..
“Cakka..kenapa bisa begini tante?”
“Eh..tante juga nggak tahu tapi penyakitnya menyerang begitu cepat dan kami pun nggak tahu cakka punya penyakit itu. “
“Yaampun Cakka maafin aku” Shirenz terus menangis didepan Cakka
Tiba-tiba Cakka membuka matanya perlahan
“Shirenz?kenapa nangis aku nggak papa kok,maaf buat apa?”
“Cakka kamu sadar tante tante Cakka sadar.”
“Kamu harus kuat ya Cakka,maaf aku nggak bisa jadi pacar kamu tapi aku Cuma ingin kita sahabatan selamanya.”
“Nggak pa-pa ,menurutku sahabat lebih baik tapi aku tak bisa terima kasih telah memberiakn kekuatan bagiku selama ini .” Ujarnya lemah
Shirenz yang mendengar menjadi lebih sendu ia tak percaya
“Kamu bisa Cakka kamu pasti sembuh kamu kuat.” Ujar Shirenz dalam tangisan
Namun tak ada lagi balasan dari Cakka ia kembali menutup matanya lekat-lekat dengan mengenggam tangan Shirenz .
“Cakkkaaaaaaa,bangun bangun kamu nggak boleh pergi.” Shirenz terpaku,memeluk Cakka dengan erat dengan menangis meraung-raung
“Sudah sayang sabar ikhlaskan kepergiannya,jangan menangis Cakka pasti sedih kalau lihat kamu seperti ini.” Ibu Cakka mencoba memberi ketenangan sampai Shirenz benar-benar tenang .
“Selamat jalan Cakka meski kau telah pergi dan takkan ku temui lagi tapi aku yakin engkau selalu ada dihatiku,aku beruntung bisa kenal denganmu,kamu yang memberiku begitu banyak keceriaan,pelajaran tentang cinta,semangat hidup,kasih sayang,perjuangan dan kebahagiaan.Kan kuingat saat pertama kali kita bertemu di 10 November di hari pahlawan dan kau adalah pahlawan,pahlawan yang berjuang dari kerasnya penyakit sendiri tanpa ada orang lain, maafkan aku aku seorang dokter bayangan yang tak bisa menyembuhkanmu.”
I'm so tired of being here Suppressed by all my childish fears And if you have to leave I wish that you would just leave 'Cause your presence still lingers here And it won't leave me alone These wounds won't seem to heal This pain is just too real There's just too much that time cannot erase When you cried I'd wipe away all of your tears When you'd scream I'd fight away all of your fears I held your hand through all of these years But you still have all of me You used to captivate me By your resonating light Now I'm bound by the life you left behind Your face it haunts My once pleasant dreams Your voice it chased away All the sanity in me I've tried so hard to tell myself that you're gone But though you're still with me I've been alone all along
-------------------------My immortal by Evanesvence---------------------
1 note
·
View note