Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tahun ini memang tidak berjalan sesuai dengan apa yang sudah aku rencanakan, tetapi tahun ini telah berjalan sesuai dengan apa yang Allah tetapkan. Dan ketetapan Allah selalu yang terbaik.
@milaalkhansah
80 notes
·
View notes
Text
Zaman sekarang tidak sedikit orang menilai orang lain berdasarkan prasangka, pendapat orang, atau sejenisnya. Padahal sekalipun kamu dengar dia adalah pembunuh, jika dia selalu berbuat baik kepadamu, kamu harus bersaksi bahwa dia adalah orang baik. Masalah dia berbuat jahat kepada orang lain, kamu tidak berhak menghakimi.
Begitu banyak manusia yang mewarisi sifat Dajjal. Dajjal yang dilambangkan bermata satu adalah mereka yang menghakimi dengan hanya melihat satu sisi, hanya mendengar satu sisi. Padahal Allah beri dua mata untuk manusia bisa melihat dari dua sisi, dua telinga untuk mendengar dari dua sisi, dan akal untuk menimbang dan memutuskan permasalahan yang dihadapi. Tapi kebanyakan manusia memilih mematikan salah satu mata dan telinganya.
33 notes
·
View notes
Text
Ada beberapa anak yang ingin segera sukses, alasannya bukan karena ingin kaya atau bermegah-megahan.
Mereka ingin sukses untuk menebus beberapa sakit yang tidak akan terbayar oleh uang, mereka ingin sukses untuk menebus sakit kedua orang tuanya yang susah payah menyekolahkannya, mereka ingin sukses untuk sakit kedua orang tuanya dihina oleh dunia, mereka ingin sukses untuk sakit luar biasa yang diderita orang tua dan keluarganya, mereka ingin sukses sambil berlomba dengan umur kedua orang tuanya, mereka sangat takut sukses ketika ibu bapaknya sudah tutup usia.
Kepada anak-anak ini, mari kita doakan semoga Allah mempermudahkan jalannya.
- repost whatsapp status @andromedanisa
80 notes
·
View notes
Text
Kita sudah bukan lagi anak kecil yang kalau nangis, pasti nangis meraung-raung, teriak-teriak, dan durasinya lama sekali.
Kita sudah berada dititik yang kalau mau nangis, ya nangis aja keluar air mata, tiba-tiba mengalir ke pipi, terisak sebentar, hanya beberapa menit bahkan detik, setelah itu selesai. Beraktifitas kembali seperti biasa.
Yang terpenting, semua emosi yang kita rasakan, yang selama ini kita pendam bisa tersalurkan dengan baik dengan cara "menangis". Sehingga perasaan-perasaan yang selama ini kita tahan bisa sedikit lebih tenang, pikiran-pikiran yang semerawut bisa sedikit terurai, meskipun tidak sepenuhnya menyembuhkan.
233 notes
·
View notes
Text
Sederhana aja yaaAllah ;
Jika menikah itu ibadah dan membuat hamba lebih dekat dengan-Mu, maka mudahkan lah.
Dan jika mendatangi rumah-Mu adalah tempat terindah, mampukanlah hamda dengan istri dan bayi kecil hamba kelak kesana.
Lima puluh, 22 November 2024
418 notes
·
View notes
Text
Bagaimana aku takut akan hujan, sedangkan badai telah berkecamuk di dalam diriku sendiri.
Ada luka yang begitu hebat, sehingga sakitnya membuatku terdiam.
Lebih memilih jalan yang sunyi, karena ramainya dalam pikiran melebihi riuhnya suara di muka bumi ini.
Terkesan sering menyendiri, seolah mengunci erat sendi komunikasi. Tetapi sesungguhnya ia tengah berdialog dengan hati untuk mencari solusi.
Tafakur ...
161 notes
·
View notes
Text
Setenang Malam
Ada seseorang yang hari ini terasa gelap hari-harinya, terasa buntu jalan hidupnya, bahkan hanya untuk melangkah keluar rumah saja ia takut, tersebab terlalu bising isi kepalanya, dan hatinya pun sedang bergemuruh tidak menentu.
Kamu tahu, setiap kita pasti akan merasakan ketidaknyamanan hidup, sebab begitulah Tuhan mengatur dan menuliskan alur cerita hamba-Nya, agar ia tahu dan sadar, bahwa tangan dan uang itu seringkali tidak mendatangkan solusi.
Cobalah ingat lagi, soal dimana dahulu kamu dan aku pernah mengalami masa-masa sulit, bukankah saat itu doa kita begitu menyejukkan dan menenangkan hati? Bukankah dulu sholat kita begitu nikmat, bahkan sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat kita tunggu. Untuk mengadu pada Tuhan di saat yang lain mungkin sedang lelap dalam tidurnya.
Sulit ya rasanya untuk mengulang hari-hari itu :')
Hari ini, sebenarnya yang kita butuhkan adalah apa yang kita dulu pernah lakukan. Mendekat pada-Nya. Semudah dahulu kita menangis pada-Nya.
Aku pun sama denganmu, sedang menunggu ijabah dari apa yang selalu ku langitkan, menanti terwujudnya harapan pada apa yang aku selalu prasangkakan.
Ada satu hal yang selalu menenangkan untuk diingat, bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan prasangka baik hamba-Nya. Pasti.
Wahai hati, bersabarlah sedikit lagi, ya :')
@jndmmsyhd
335 notes
·
View notes
Text
Inget ini;
Kalau kamu bantu orang sekali, orang tsb akan berterima kasih.
Kalau kamu bantu orang ke-2 kali, orang tsb akan mulai mengantisipasi kamu.
Kalau kamu bantu orang ke-3 kali, orang tsb akan mulai berfikir kamu pasti akan bantu.
Kalau kamu bantu orang ke-4 kali, orang tsb akan merasa berhak atas bantuan kamu.
Kalau kamu bantu orang ke-5 kali, orang tsb akan menganggap bahwa sudah kewajiban kamu untuk membantunya.
Dan saat kamu berhenti untuk membantunya lagi setelah itu, orang tsb akan membencimu & mengingatnya sepanjang hidup.
Gak percaya? Coba aja..
270 notes
·
View notes
Text
Realita kehidupan, berapa banyak pikiranmu untuk menyerah dengan kehidupanmu, dirimu tetap bertahan bukan?
Maka tetaplah bertahan, dikemudian hari, sakitmu akan menjadi sehatmu, sedihmu akan menjadi bahagiamu, luka akibat perjuanganmu akan menjadi bekas perjuanganmu, hidupmu akan menjadi cerita indah untuk keturunanmu.
Semangat, mari berjuang, mari bertahan, dan mari saling menguatkan.
103 notes
·
View notes
Text
91/365
Kau yang aku rahasiakan dalam doa, nanti jika akhir dari kita tak seperti yang aku kira, maaf jika namamu tak berhenti aku tulis dalam puisi.
67 notes
·
View notes
Text
Senyumnya masih semanis yang aku ingat, meski debar itu sudah tak ada. Tapi pada mimpi-mimpi kami yang pernah saling terikat, aku masih ingin lelaki seperti dia.
—@yhharahap
55 notes
·
View notes
Text
Kupejamkan mata, kudengar degup yang berirama, tanpa kupu-kupu beterbangan, tanpa sesak yang menekan. Kemana pergi semua rasa? Aku terjebak dalam ruang kebosanan. Menyisakan repetisi, untuk kembali menyakiti diri.
—@yhharahap
54 notes
·
View notes
Text
05.01.2023
di mana kau akan aku temukan beranda rindu yang berahi atau pelukan ranjang yang dingin?
47 notes
·
View notes
Text
Surat Untukmu
Mas!
Ini surat pertamaku untukmu, dan mungkin akan menjadi satu-satunya.
Aku sudah tahu siapa kamu, seseorang yang kunanti hadirnya bertahun-tahun sudah. Yang belum aku tahu adalah, apakah kelak Tuhan berbaik hati menali kita dalam kisah yang kuinginkan.
Saat pertama kali kau hadir di hidupku, aku begitu terganggu. Kau terlalu banyak bicara, berkomentar dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Tapi mungkin karena itu aku jadi memperhatikan, sambil gusar dalam dada “siapa sih dia?”
Kesalahanku, seharusnya tak mencari tahu. Seharusnya aku tetap tak melihat pada kedalaman hidupmu. Tidak butuh waktu lama untuk membuatku terpesona dengan bagaimana kau berpikir, bicara, bersikap juga tertawa. Meski aku tahu seberapa biasa bagimu menjadi demikian, dan aku tahu pula ada yang harus aku hentikan sebab tahu kemana muaranya.
Tapi Mas, kenapa kau tetap menyapa dengan senyum sumringah? Tak bisakah kau menduga bahwa ada jiwa kesepian yang kesenangan dengan apa yang kau lakukan? Tak bisakah kau menganggap aku tiada seperti ribuan jiwa lainnya?
Aku tak ingin menjadikanmu tokoh dalam sajak yang berisi makian. Aku tak mau Mas.
Kamu biarlah kata yang selalu aku baca, biarlah gambar yang selalu kulihat, biarlah suara yang selalu kudengar. Itu kenapa aku bentangkan ribuan jarak, menutup semua kemungkinan, agar aku tak mati dalam angan.
Namun jika aku boleh meminta, Mas, berhentilah menjadi laki-laki yang kuinginkan. Aku lelah mempertanyakan bagaimana engkau yang begitu jauh dari defenisiku soal cinta hadir sebagai manfestasi cinta itu sendiri.
Sudah kulihat hidupmu yang jauh dari hingar bingar hidupku. Sudah aku tahu ketidakmungkinan itu. Bisakah kita untuk tak pernah bersinggungan lagi, Mas?
Bahkan jika di kehidupan selanjutnya, mari untuk tak bertemu di kebetulan mana saja. Aku tak ingin meminta kemustahilan kepada Tuhan. Sebab aku tahu, bukan perempuan seperti aku yang kau inginkan.
95 notes
·
View notes
Text
Dewasa Menjadi Diam
Semakin dewasa semakin susah mengakui rasa lelah dalam diri, sebab tahu tak ada yang peduli sedang hidup terus berlanjut. Bukan salah mereka, toh kita kerap secara kolektif berpikir bahwa orang dewasa mampu menyelesaikan masalahnya.
Kurasa benar, tapi sepertinya kita turut mengesampingkan bagaimana proses menyelesaikan itu. Perasaan apa yang bergumul di hati mereka, ketakutan macam apa yang mereka lihat, dan banyak hal yang sejatinya tak jauh beda dengan perasaan-perasaan saat kita masih bertumbuh dan diwajarkan untuk meluapkan semua kekhawatiran.
Pada akhirnya kita terbiasa memendam, hingga kadang tak mengenali mana yang patut dipendam mana yang harus dikeluarkan.
Suatu kali saat mencoba untuk jujur dengan apa yang kita pikirkan dan dirasakan, kita dituding menjadi manusia tak berdaya dan tak mampu mengendalikan hidup sendiri. Hidup dalam emosi dan perasaan. Lain kali kita memilih diam, kita dianggap tak mampu menyampaikan pendapat dan tak punya pendirian.
Orang-orang di sekitar selalu saja punya celah untuk membuat kita tersudut, jatuh dan tersingkir. Sengaja atau tidak sengaja, mungkin memang pada dasarnya manusia di desain untuk saling melihat kesalahan manusia lain. Sedangkan untuk melihat kebaikan kita membutuhkan ekstra pengetahuan yang mudah didapatkan namun lebih mudah dilupakan dan diabaikan.
Sayangnya tulisan ini pun akan berakhir di titik, tak ada yang bisa kita lakukan dengan itu. Kita hanya kembali kepada nasehat lama, berbaliklah dari mereka, lanjutkan hidupmu seberapa sia-sia pun ia. Kau sudah terlalu hanya untuk sekedar berdebat tentang salah dan benar. Bukankah kebenaran juga terkadang tak membawa kau pada ketenangan?
Sekali lagi, menjadi dewasa berakhir menjadi kita yang diam tak peduli apa yang kita rasakan.
195 notes
·
View notes
Text
Setiap hari aku selalu berusaha untuk menjadi sosok yang tenang dan tidak berisik,
namun tetap saja isi hati dan pikiran sangat penuh dan berantakan,,
ada kalanya aku ingin menghindar sebentar dari segala situasi, namun tentu saja tidak mungkin dan pada akhirnya tetap kujalani semua ini lagi dan lagi.
Entah sudah berapa kali rasanya aku ingin menyerah, namun bisikan dalam hati menyuruhku mencoba bertahan sekali saja.
Terkadang aku juga bertarung dengan rasa takut, yang mungkin bagi sebagian orang itu biasa saja namun bagiku itu adalah masalah besar,
sesekali aku ingin tertidur tanpa perlu memikirkan apapun, aku ingin merasakan damai dan tenang walaupun hanya sesaat
namun untuk saat ini semesta belum merestuiku untuk beristirahat dan selanjutnya adalah aku akan tetap berusaha kuat, kuat dan kembali kuat.
#hatiyangberisik_
109 notes
·
View notes
Text
Kemarin temanku ada yg hampir percobaan bunuh diri. Tapi suicidal thoughts udh cukup sering mampir di kepalanya, dan ini adalah rencananya yang kesekian kali. Puncaknya, dia mau memulangkan dirinya bersama kereta-kereta yang melaju kencang di stasiun. Alhamdulillah Allah masih sayang. Alih-alih ke stasiun, dia mau belok ke poli Jiwa utk rehab. Orang tidak akan pernah menyangka jika sosok ini punya problem yg bikin dia pengen mengakhiri hidup. Dari luar dia nampak baik. Sangat baik. Sama aku seringnya kelewat tengil. Sering mancing emosi. Tapi juga berbaik hati utk berbagi lokasi jajan dan jalan.
Tau apa sebabnya? Rumah dan orangtua. Bersyukurlah orang-orang yang dapat merasakan hangatnya rumah dan kasih sayang orang tua. Bersyukurlah sesiapa yang merindukan rumah dan apa-apa yang ada di dalamnya. Bersyukurlah kamu yang menjadikan rumah sebagai tempat berpulang, serta peluk hangat Ayah-Ibu sebagai peluk ternyaman. It's such a blessing. Buat sebagian orang mungkin itu sederhana. Tapi bagi lainnya, rumah yang ramah adalah hal yang luar biasa.
Tapi teruntuk sesiapa yang luka dan trauma bertumbuh dari apa yang kita sebut rumah, percayalah, itu bukan akhir dari segalanya. Kamu boleh pergi dari rumah sejenak, tapi jangan pergi dari dunia. Kamu mungkin berpikir jika kamu adalah beban dan tidak ada yang menginginkanmu sebab perkataan" yang menusuk dari orang² yang kita sebut keluarga itu, tapi sekali lagi, percayalah, ada banyak orang yang bersyukur dengan keberadaanmu, ada orang-orang yang menyayangimu meski tak pernah berucap, ada teman-teman yang diam-diam mengulum senyum akan tingkahmu.
Stay alive and keep your life, pelukku untuk segala pelikmu 🌻
64 notes
·
View notes