If it's meant to be, things will be just great... eventually
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tolong jangan membenci sesutau hanya karena itu mengganggu mu, coba dipikirkan lagi makna dari fenomena tersebut.
Hai, malam ini tiba-tiba ingin menulis tentang hal yg daritadi membuat ku berdialektika dengan diri sendiri. Sebelumnya ku ucapkan turut prihatin dengan kericuhan yang terjadi di Kota Blitar 🙏
Selasa, 18 Februari 2020
Siang ini aku merasa terpukul saat partner ku mengirim beberapa video ke WA, entah itu dari oknum mana menjarah jualan warga, padahal seperti yg kita tahu mereka jualan untuk mencari nafkah buat keluarga. Menjelang sore, trending Twitter pun semakin membuat ku sedih, banyak video para oknum tersebut membakar kendaraan bermotor, tawuran menginjak-injak sawah, dan lain sebagainya. Kekhawatiran mulai terjadi, Bagaimana kabar Ayah dan Mamah disana? Apakah Ayah sudah pulang dari kantor? Kalian yang memiliki keluarga di Blitar mungkin akan merasakan ke khawatiran yg sama.
Sebenarnya peraturan "tanpa penonton" itu adalah solusi yang dianggap untuk menghindari kericuhan. Tapi apa? Sekali lagi, nafsu ingin menunjukkan bahwa identitas merekalah yg kuat akhirnya membawa peristiwa kericuhan ini terjadi.
Sepakbola itu bagus, nilai-nilai yang dibawa pun juga bagus, tetapi terkadang kita lupa tentang makna sportivitas dalam setiap pertandingan. Permasalahan daerah seolah-olah layak untuk ditandingkan dalam ajang olahraga yang satu ini, bahkan menurut ku tidak ada korelasinya. Mengapa ini terus terjadi? Apakah kita masih bisa mentoleransi hal semacam ini? Pembunuhan yang pernah terjadi pada supporter bola seolah hanya menjadi pemberitaan yang ramai diperbincangkan, tapi minim aksi untuk menghentikan segala permasalahan.
Menurut ku, sudah banyak mahasiswa dan para ilmuwan mengkaji tentang fenomena ini, tapi mana implementasi dari lembaran-lembaran kertas yang telah tertuang hasil pemikiran dan ide cemerlang tersebut?
Pertanyaan ku "kapan kita akan berdamai menyukai tim yang berbeda tanpa menghujat, kalah ataupun menang tanpa saling menjatuhkan?" Ayo memulai dari diri sendiri, mulai membuka diri dengan keberagaman, kurangi membenci, jangan malas bernalar, jangan menyalahkan orang lain ketika gagal, dan nurani nya ayo lebih peka karena kita bersaudara.
Teringat dengan kalimat alm. Pak Soekarno "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri,”
0 notes
Text

Terbangun di jam 01.00, seharusnya bisa ku gunakan untuk sholat malam sambil menunggu rasa kantuk datang lagi, namun untuk hari ini aku sedang tidak boleh sholat. Akhirnya ku sibukkan diriku dengan melihat story teman-teman di Instagram. Betapa aku ter-enyuh saat ini, membaca berita:
1. Ada anak SMP yg dikeroyok oleh teman2nya hingga menyakiti fisik maupun psikis nya;
2. Masjid di Indonesia masih banyak yang belum memiliki karpet layak digunakan untuk ibadah, bahkan ada yang 15 tahun belum diganti;
3. Seorang anak usia dibawah 10 tahun tinggal bersama ibunya di rumah yang tidak layak huni, sedangkan dia adalah seorang tuna netra;
4. Seorang selebgram yang dulu pernah sakit DBD sedangkan orang tuanya telah bercerai, waktu itu kakeknya yang membantu biaya pengobatannya, dan saat itu dia berjanji ingin membalas kebaikan kakeknya. Akhirnya dia menggunakan sosmed nya untuk mewujudkan hal itu, walaupun dg cara yg kurang tepat Alhamdulillah sampai perjalanan dia proses berhijrah.
Kisah-kisah di atas membuat ku berdialektika dengan diriku sendiri dini hari ini. Hai apa yang sudah kamu lakukan untuk orang-orang dan lingkungan sekitar mu? Masih kurang banyak aksi mu!
Lihatlah orang-orang disana masih ada yg ibadah dengan kondisi kurang nyaman, namun mereka terus berjuang tidak meninggalkan sholatnya, dan tetap meramaikan Masjid. Bagaimana dengan dirimu selama ini? Sedangkan di lingkungan mu Masjid kokoh berdiri bersih dengan segala kelengkapannya.
Betapa diri ini kurang mensyukuri nikmat perdamaian, lihatlah di luar sana ada anak yang dianiaya teman-trmannya sendiri. Sedangkan dirimu memiliki banyak teman-teman yang mensupport hal positif, malah kau abaikan dengan kesibukan di dunia maya.
Betapa diri ini kurang mensyukuri nikmat sehat, lihatlah ada anak yang berjuang menahan rasa sakit dan berdoa agar orangtua nya mampu mendapatkan biaya untuk pengobatannya. Sedangkan diri ini masih sering menunda sarapan, makan fast food, dan mengonsumsi minuman kurang sehat.
Betapa diri ini kurang mensyukuri kehangatan bersama seorang ibu, "Bu, aku pulang besok" adalah kalimat yang dinanti ibu mu. Sedangkan kau malah menyibukkan menyusun rencana liburan bersama teman-teman mu.
Astagfirullah, dari kisah-kisah tersebut aku sadar bahwa diri ini belum baik dan belum banyak action. Langkah simple yang akan ku lakukan mulai hari ini adalah memulai dari memperbaiki lifestyle diri sendiri, sisihkan uang bulanan untuk membantu orang lain walaupun sedikit setidaknya akan sangat membantu daripada ditabung hanya untuk kesenangan pribadi, mending untuk orang lain yg membutuhkan, InsyaaAllah hati kita akan tentram dan orang yang dibantu akan senang. Utamakan ibu, karena kita tidak tahu kapan Ibu kita akan dipanggil oleh-Nya. Tetaplah bersyukur! 🙏
0 notes
Text
French fries (dibaca: frens fraiz) ialah potongan kentang yang digoreng kering. Bentuknya panjang tapi kecil dan tipis. Tahukah kamu? Ternyata Kentang berasal dari Peru dan Bolivia di Amerika Selatan. Pada abad ke-15 orang Spanyol membawanya ke Eropa. Kentang bisa tumbuh dengan subur. Pada akhir abad ke-18 kentang sudah menjadi salah satu makanan utama di Eropa, di samping roti. Dari sana kentang menyebar ke jajahan-jajahan negara Eropa sampai tiba juga di Indonesia.

1 note
·
View note