Tumgik
christopersrgar · 5 years
Text
Tangan Kecil
           “Tangan-nya kecil, tangan-nya kecil, tangan-nya kecil.” Sering aku dipanggil seperti itu, tapi sebenarnya kadang-kadang aku sedih, dengan panggilan seperti itu, tapi pada masa itu aku lebih banyak bahagianya, dan kau lebih banyak takutnya, suatu perasaan yang sama-sama kita sembunyikan dengan rapih, dan akhirnya kita buka, dengan segala kejutan yang-kejutan yang mencuat keluar, rahasia itu ada yang melegakan hati, adapula yang menampar dengan kejam bertubi-tubi, alasan kenapa sedihnya aku dengan panggilan seperti itu, biar kujabarkan, mudah-mudahan baik hasilnya.
           Persis, seperti yang sering kubisikkan kepada Aida, kukatakan padanya aku malu dengan badan dan lengan kecilku, seandainya kau hidup di dunia ini, bisakah seluruh tubuhmu kudekap erat? Bisakah kepala-mu nyaman saat bersandar? Aid, gambarlah lenganku sepuasnya, terserah apapun itu, tapi hemat-hemat dengan goresan yang kau buat, karena lenganku kecil, tidak cukup merekayasa hasil imajinasimu, yang pastinya besar, tapi tidak apa-apa kalau kau suka menggambar sesuatu yang luas, tapi jangan sedih kalau lengan ini cepat habis ruang kosongnya. Tapi tenanglah, aku sepertinya bisa membuatmu tertawa terbahak-bahak dengan tingkahku, kupikir keajaiban ini lahir dari menyendiri, dengan diam dan menyendiri aku lebih peka membaca manusia, ini menurutku saja, jadi aku pandai menyajikan lelucon-lelucon yang pas untuk setiap karakter manusia, tapi sepertinya tidak semua. Jangan kecewa, kau akan tertawa lepas, puas, dengan-ku, disamping lengan kecilku yang membuatmu sedih.
           Waktu itu, banyak harapan-harapan kecilku, aku ingin sekali bisa menggendongmu. iya menggendong ibumu, yang bobotnya dua kali lipat, bobotku yang kecil. Memanjakan-nya seperti film romantis ala-ala eropa, india, afrika, antartika, dan wakanda yang dimana raganya gagah, tinggi, dan mempunyai bahu serba guna untuk kekasihnya, bisa untuk bersandar, dan bisa dijadikan bantal, atau bisa juga sebagai samsak tinju atau ulekkan cabe. Tapi apa daya, badanku yang riuk, dan bungkuk seperti udang gala ini, sangatlah perasa, dan aku benci akan hal itu. Aku ini kurus, daging, otot dan lemak, sangat dekat dengan tulang, sedikit saja mendapat tekanan, respon pada tubuhku langsung, memberi sinyal yang menuju ke arah nyeri, geli, dan sakit, dan pernah sekali kubilang padamu, bahwa aku ini lepis alias lemah pisik, tidak tahan musim yang cepat berganti, alergi debu salah satu yang membuat dia kesal, pokoknya saya ini lemah, dan aku sedih, dan benci akan hal itu. Terkadang nur, ketika kau bersandar, semua itu kutahan,dan aku bergumam pada tubuhku sendiri, untuk bisa berpartisipasi, atau setidaknya melakukan kompromi dengan hal kecil ini, inilah alasannya kenapa saya orang yang sangat gelian.
           Oh iya, dengan keminderan ini pula membuatku bergerak sedikit, walaupun tetap di kamar, aku ingin beritahu, sekarang ini aku sudah rajin push-up walaupun maksimal cuman 7 kali, kalau sit-up saya jago, bisa sampai 35 kali dan diulang 2 kali, ya aku tetap bergerak, bahkan saat menangis sekalipun, saat otot-ototku tidak kuasa dengan standard yang kutambah setiap harinya. Sampai pada hari ini aku menyadari badanku mulai mengeras, tapi aku minim menggerakan anggota tubuhku, dikarenakan adanya nyeri, pada gerakan tertentu. Oh iya sudah 2 minggu, aku tidur tanpa horden, horden kayuku patah, akibat dari pelampiasan emosiku yang masih labil, aku meminta ke namboru horden yang baru, tapi dia tidak meladeni, sepertinya karena aku akan pindah, dia kesal. Aku menyadari pentingnya horden dalam rumah di saat sekarang ini, dulu kupikir itu hanya urusan orang dewasa saja, ya orang dewasa yang rajin mempersulit kehidupannya, dan satu lagi hanya sebagai nilai estetis saja. Ternyata tidak begitu sayang, boleh kau kupanggil sayang? Oh jangan itu tidak baik. Dingin sekali, karena itu pula aku terhanyut pada rasa sakit yang kurasa, nyamuk tiba-tiba banyak, asap kendaraan yang masuk, dan satu lagi yang paling menyebalkan adalah, cahaya matahari yang langsung menembus muka, disaat aku tidak siap bangun dan sejuta suara motor yang masuk ke bangunan ini yang kuharapkan itu kau datang. Saranku hargai horden kalian semua, apapun yang terjadi dia pertahanan pertama dari udara dingin, udara yang tidak bagus, dan cahaya matahari, kupikir ini ndak perlu dijelaskan.
           Balik pada masalah badan yang mengeras, aku bangga dengan hasil proses yang kualami pada hari itu, sampai pada hari dimana, ada seorang teman kampus datang, dan berkata “Semakin kurus saja chris.”, entah kenapa, disitu dan saat itu juga, hancur harapanku untuk menghilangkan tangan kecil ini, kembali aku berkaca, dan ternyata benar, aku mengurus dan mengeras, kembali aku tertunduk, dan merasa ini sia-sia. Lemak-ku menghilang terganti oleh otot-otot yang dipaksa keluar, seperti daging keras, tapi tidak membesar, untuk kedua kalinya dalam hidupku, hidupku yang penuh lelucon ini, aku menyerah pada kebahagiaan yang kubuat.
           Kau tahu kenapa masalah tangan kecil ini kutuliskan, zeyeng? Oh jangan itu tidak baik, jangan panggil itu. Maaf aku masih sering membuntuti kalian, walaupun aku tahu sumber kesengsaran ku ada disana. Kau sering bersandar pada lengannya, kuperhatikan lengan-nya besar, sering dia menggebuk drum, dan kau nyaman, terlihat dengan senyum-mu yang bahagia, sekali lagi aku sengsara. Lengan besarnya, sesuai dengan cita-citanya yang besar pula. Kadang-kadang aku membandingkan diri, ndak perlu kau larang aku membandingkan, nyatanya itu sudah pernah keluar dari dirimu, dan mendadak aku sengsara lagi. Kadang-kadang aku bertanya, bisakah tangan kecil ini, melakukan hal-hal yang membuatmu senang, sekedar yang kecil-kecil saja. Tapi tidak, nyatanya. Sesuatu yang besar adalah tujuan utama-mu, tapi ndak papa, kau pantas mendapat sesuatu yang besar, bersama orang berlengan besar, dan upaya yang besar pula. Semoga kau menjadi orang besar. Sekarang ini aku berusaha mencintai tangan kecil ku.
Tumblr media
0 notes
christopersrgar · 5 years
Text
Tumblr media
Bad monk. 2 July 2019
0 notes
christopersrgar · 5 years
Text
Tumblr media
Vertu blessuð! Nur. Saya rindu hehe.
July/2019
0 notes
christopersrgar · 5 years
Text
Tumblr media
May everything go in a good manner. May/2019.
0 notes
christopersrgar · 5 years
Text
31 July 2019
Tidak ada salahnya, ku ingatkan kembali ke isi hatiku dan kepalaku, sesuatu yang terlalu klise untuk menjadi pengingat, perihal bahwa semuanya tentang berada diatas dan jatuh kebawah atau dari bawah dinaikkan ke atas. Masalahnya apakah kita tidak terbuai kepada sesuatu yang menaikkan kita, atau terhanyut pada apa yang menjatuhkan kita, tenang saja kawan, menemukan titik masalah bukan berarti adalah solusi, tidak ada yang salah dengan perasaan yang terbuai entah itu menjadi raja atau ratu satu hari lalu menjadi orang kista 328 hari. Tidak apa-apa terbuai, semua punya caranya masing-masing untuk memanjakan diri seperti saya yang suka gigit-gigit bibir, mengkoleksi kuku hasil gigitan saya dan bermimpi menjadi biksu yang bisa split, atau mempunyai rambut lurus seperti pak jokowi, saya rasa ini ndak nyambung sama sekali. Kawanku,  sekarang inipun aku terbuai, entah sampai kapan dan sekuat apa? Aku tidak tahu kawan, bukankah kita begitu ? Kita masing-masing punya pisau yang kita gunakan untuk menyayat diri, lalu berharap dicintai Tuhan dengan kesengsaraan yang kita ciptakan, lalu pisau itu kita simpan rapih dan kita bersihkan setiap harinya. Tapi itu tidak salah sahabat, yang salah itu adalah menjadikan potongan rambut tentara menjadi model rambut yang diidam-idamkan kaum pria untuk sekarang, yang salah itu adalah cuci kontol di dispenser kamar karena malas ke kamar mandi (ini pesan bagi mereka yang punya kos kamar mandi luar), dan sekali lagi kutekankan, yang salah adalah mereka yang  langsung tidur saat selesai bercinta dengan kekasih,  meludahi orang tua sendiri, dan satu lagi membuka tutup botol bir dengan gigi, atau menggunakan “Stella pengharum ruangan” sebagai pewangi badan, ini sih sudah dua kali, tapi tidak apa-apa, semakin banyak yang kita anggap salah, mudah-mudahan semakin khatam kita menimbang salah dan benar.
Hari ini doa ku terbang melayang-layang, entah itu langsung sampai pada orang yang kutuju, atau doa itu mencari jalan-nya sendiri. Aku takut semua doa yang lahir yang kuyakini keberangkatannya, yang kususun rapih pesannya, dan yang kuberikan hatiku sepenuhnya itu, lahir sebagai Sang Pemberontak  atau menjadi seseorang yang gigih melawan dan tidak mau ditundukkan kepalanya, atau yang pandai menjawab contoh “Aleksandr Solzhenitsyn, Albert Camus, Pramoedya Ananta Toer, Che Guevara, Ayatullah Khomeini. Kalau aku bisa berbicara dengan doa yang kulahirkan dan model mereka semua seperti contoh di atas, aku bernazar pada semesta dan dispenser kamarku untuk tidak lagi melahirkan mereka, kalaupun dikehidupan selanjutnya adalah doa sebagai oksigen kita, aku berharap pada semesta aku ingin terlahir kembali seperti kerang saja, pertanyaannya adalah “Antum tahu dari mana kerang itu ateis?”, iya ndak usah dipikirkan, perhatikan saja. Terbayangku doa itu seperti yang kulakukan sekarang ini sebagai manusia yang keras kepala, pantang dilarang kata salah satu lirik lagu abang kita. Atau sebelum doa itu ku-utus keberangkatannya dengan kata “Amin”, dia sempat-sempatnya mendengar lagu ”Frank Sinatra-My Way”, atau membaca “Quotations of Mao”, atau lebih parahnya lagi, doa yang keluar dari tubuhku ini, melakukan masturbasi sebelum memulai keberangkatannya, atau ada doa-doa yang berdebat hebat masalah sistem negara yang ideal, apakah itu monarki atau demokrasi atau liberal, dan adalagi doa yang pergi ke taman lalu tidur-tiduran sambil mengelus-ngelus selangkangannya, ada doa yang lagi menyeduh kopi “Kapal Api”, ada yang lagi baca Indoprogress, ada yang sedang presentasi, ada yang menyiapkan CV, dan adapula yang haru melihat saya melahirkan doa-doa yang lain,dan do yang haru tersebut melahirkan doa-doanya juga. Alhasil semua doa itu pending atau terlambat sampai pada tujuannya. Repot sekali Dulce Maria, kalau mau ndak repot jadi kerang laut saja. Padahal kerang laut pun punya kerepotannya sendiri.
Di dunia manusia yang sudah sampai di tahap Revolusi Industri 4.0 ini, kita selalu ditahap dimana umpan balik itu adalah hal yang penting, setiap pesan, setiap permintaan, setiap penawaran, setiap perhatian, selalu dalam hati kita tuntut mendapat hal yang sama sebaliknya, tapi kembali pada doa-doa yang kulahirkan ini, kita tidak punya kuasa untuk menuntut jawabannya, kita hanya melihatnya pergi dengan harapan dia kembali dengan sehat walafiat, atau menjadi pahlawan piningit yang datang secara tiba-tiba membawa sesuatu yang kita tunggu, ketika kita sedang sekarat. Kadang-kadang yang paling kubenci, mereka menghilang, lenyap ditelan waktu, atau tabrakan di tengah jalan, atau ditangkap polisi karena membawa ganja 4 kilo. Kadang-kadang sahabatku sayang, doa itu kembali dengan wajah yang bersinar-sinar, seperti seseorang yang menemui bapaknya, karena mendapat gelar sarjana dan menjadi lulusan cum-laude dengan nilai yang sangat baik, kadang doa itu kembali penuh luka, seperti habis dikeroyok security Bank Indonesia yang standarnya harus sabuk hitam di setiap bidang bela diri, kadang-kadang ada yang hilang, dan kita hanya berharap apapun itu terbaiklah, rupa-rupanya doa-doa yang menghilang itu, menemukan kekasihnya lalu menikah, dan hidup bahagia, dan kadang-kadang dia memberontak pada tuan-nya dan melawan balik, kadang-kadang sifat melankolisnya keluar, kadang-kadang ada yang menahan diare sampai wafat. Tapi tidak apa-apa, hidupku ini banyak mengproklamirkan ketidak apa-apaan, supaya lempang semuanya, daripada apa-apa, dan gara apa-apa, jadi minum obat nyamuk, kan bahaya kawan.
Perihal terkadang-kadang ini kawan, kadang aku tersenyum kecut dengan kehidupanku sendiri, yang 23% susah tidur, 17% hasrat bercinta, 10% lelucon,  dan 50% bersih-bersih kamar. Untuk sekarang persenannya begini, mudah-mudahan tidak berubah, coba kalian pikirkan, hidup mana lagi yang lebih indah seperti kehidupan dengan statistika diatas. Nanti mungkin berubah, soalnya hidup butuh makan, mau makan harus pintar-pintar cari laba. Kalau saya membayangkan hidup di zaman perekonomian merkantilisme, mungkin saya sudah mati saat sedang bersih-bersih kamar, entah itu terkena peluru nyasar atau peluru tidak kesasar, alias menjadi target utama. Kembali pada masalah kadang-kadang ini, kadang-kadang ini secara harafiah, atau secara gamblang bisa diartikan suatu masa enak dan satu masa lagi tidak enak, sebenarnya tujuanku menulisi masalah kadang-kadang ini, untuk berkaca diri tentang kehidupanku yang kadang-kadang jadi kaisar yang sering buang makanan, lalu satu masa menjadi pengemis yang mengais sisa makanan, terkadang makanan itu kubuang, pada satu masa aku mencarinya, kubersihkan, lalu kumakan.
Dalam satu masa sahabatku, kadang-kadang aku bisa pakai pakaian yang harum dan wangi, aku bisa laundry sebanyak dan seberat yang kumau, kalau bisa mouse-pad pun ikut saya laundry, kadang- kadang pula dalam satu masa, saya harus pakai pakaian yang sudah dipakai 4 hari berturut-turut, lalu ditambah sedikit stella pengharum ruangan, semuanya menjadi indah dan selesai. Dalam satu masa sahabatku, saya bisa punya shampoo beserta dengan conditioner dan tetek-bengeknya, dengan merek-merek yang keren (menurut saya merek shampoo yang keren itu, dilihat dari ke-elegan-nan penulisan logo, dan bentuk botolnya, contohnya tresemme) bahkan saat saya tidur-tiduran aroma shampoo tersebut masih tercium, kadang-kadang pula dalam satu masa, saya harus isi botol shampoo dengan air, saya ndak tau ini wangsit dari zaman kapan, tapi kita merasa tenang dan misi mandi kita selesai asalkan banyak busa yang keluar, kadang-kadang pula, saya tidak keramas seminggu, kalau pembaca tau kusutnya bulu-bulu pada sapu, seperti itu jugalah kerasnya rambut saya. Dalam satu masa saya bisa bersabun menggunakan sabun kambing susu (goat milk), sebenarnya saya ndak terlalu suka sabun ini, karena busanya ndak keluar, kalau disiram beberapa kali gak hilang-hilang, kadang bikin badan saya terlihat licin, seperti peserta kontes binaraga, tapi saya suka aromanya, tingkat percaya diri saya meningkat setelah mandi pakai sabun ini, dan tiba-tiba pula saya ingin dan percaya diri untuk jadi presiden di Indonesia, nantinya. Dalam satu masa sahabatku, saya bisa makan enak di kamar, pesan segala-galanya dan mengikuti lapar mata saya, terkadang makanan itu kutinggal tidur, lalu besoknya kubuang, dan dalam satu masa pula saya harus masak nasi, lalu beli lauk yang sudah dingin, atau hutang-berhutang demi makanan. Dalam satu masa saya bisa punya kopi satu kotak penuh isi 8, mereknya Good Day, dan dalam satu masa pula saya harus kuat minum air putih seperti ikan mas. Dalam satu masa, saya bisa punya rokok bermacam-macam, Marlboro dan Surya 16, Marlboro untuk santai dan Surya 16 untuk buang hajat, dan dalam satu masa pula saya harus bakar ulang puntung-puntung tersebut. Dalam satu masa saya bisa kuat ereksi dan penetrasi saat bercinta dan dalam satu masa pula saya cepat keluarnya, atau saya ndak selera melakukan hubungan seks. Dalam satu masa saya bisa berpengharapan dan dalam satu masa mati pula harapan itu.
Iya kawanku, hal-hal seperti ini sudah biasa dikatakan, kupikir anak SMP yang baru tumbuh dadanya atau yang baru berjerawat atau yang baru mimpi basah pun mengerti akan hal ini. Tapi balik lagi sebagai pengingat, bahwa dalam satu masa ada masanya, kadang rumus untuk ujian ini adalah ketidakapa-apa-an yang saya buat, untuk lempang dan berserah, ini menurut saya. Kuingatkan sekali lagi, ini menurut saya. Semoga seluruh makhluk hidup makan enak, dan hidup lempang, seperti kerang laut. Kembali lagi saya menghakimi kehidupan kerang laut, yang saya anggap tidak sedahsyat kehidupan kita-kita racing team, tapi sekali lagi tidak apa-apa, asal itu menyelamatkan dari segala masa, kupikir menjadi tidak adil dalam pemikiran adalah wajar dan lumrah. Tidak apa-apa kawan.
Salam, Maaf & Terimakasih
Tumblr media
1 note · View note