Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
“Itu cuma jadi bom waktu buat kamu. Pasti sewaktu-waktu akan meledak.” ucap dokter yang menangani ku kemarin
Iya, aku tahu. Tapi, aku tidak punya cara yang benar-benar ampuh untuk mampu pulih. Aku memilih berdamai sedikit-sedikit, meski sesekali bisa seperti ini lagi.
Toh, kita semua tidak akan bisa benar-benar pulih, walau telah menghabiskan waktu yang lama. Kita akan membawa luka kemana-mana, namun kita akan semakin pandai menyamarkannya.
Time doesn’t really heal the pain.
(:
0 notes
Text
Belakangan semuanya terasa amat berat, melelahkan, dan begitu menyesakkan. Hanya pada bait-bait ini aku mampu bercerita, ala kadarnya, tentang kecamuk isi kepala.
Seharusnya kutulis saja, bukan disini tempatnya, di jurnal harian dengan tinta merah muda, supaya ada harap-harap setelah ditutup rapat rapat si penulis bisa sedikit lepas dan lega. Tapi sudah sampai bait kedua, jadi boleh kulanjutkan saja?
Belakangan semua tidak pernah lebih mudah, tak mengelak bahwa kurasa serupa gila, tapi hiperbola sepertinya, tapi bingung bagaimana definisikannya. Sakit juga tidak, karena tidak sakit rasanya. Tuh kan, perkara apa yang dirasa saja sahut-sahutan, bisa tenang sebentar duhai?
Sudah sampai sini namun tampaknya masih ramai berkecamuk seluruh isi kepala. Kalau begitu, kusudahi saja, takut kenapa-kenapa kalau dilanjutkan.
Mohon maaf,
dan sekian.
0 notes
Text
Lagi-lagi, tidak pernah menyalahkan orang lain yang barangkali dalam sudut pandang mayoritas, telah menyakiti. Justru, lebih menyalahkan diri sendiri, yang dengan mudah dan cepatnya yakin hingga menaruh hati.
Aku percaya, bahwa apa yang menimpaku merupakan kesalahanku, bukan kesalahan siapa-siapa, hanya aku.
Lelah sekali, patah hati tidak pernah mudah diobati. Hari-hari berlangsung lama sekali. Malam menjadi panjang dengan renungan sendiri.
Lebih dari air mata, kali ini dada yang seringkali sesak walau hanya sekadar menarik napas, kepala yang seringkali pusing tiba-tiba, badan yang entah kenapa bisa panas dingin begitu saja.
Lekas pulih, lekas beranjak, lekas menghidupi hidup selanjutnya, Devie!
0 notes
Text
When you think you are strong enough but you actually not.
0 notes
Text
Hatiku sudah rusak berkeping-keping. Jika diminta mengikuti kata hati, aku harus mengikuti kepingan yang mana?
Aku memungutnya dengan harap masih bisa diperbaiki, seadanya, tahu tak akan bisa kembali seperti semula. Kususun pecahan-pecahan asimetris dengan susah payahnya.
Dengan hati yang tidak lagi utuh ini, kiranya aku bisa memperbaiki banyak hal-hal yang ingin kuperbaiki. Walau tertatih, terseok, biarkan aku merapihkan apa-apa yang terlanjur berserakan.
Setidaknya, aku berupaya sekuat tenaga, agar tiada sesal, sebelum selamanya.
0 notes
Text
Kita ibarat garis-garis yang menuju beragam arah. Ke timur, ke barat, ke utara, ke selatan, ke timur lagi, belok ke barat, kembali ke selatan, kemanapun arah yang bisa dituju, kita pergi kesana.
Tak menutup kemungkinan, bersinggungan dengan garis lain. Entah sekadar berhadapan, entah bersinggungan, entah saling memotong, entah menyambung, entah akhirnya melepas karena harus bergegas ke arah mata angin lainnya lagi.
Mungkin pada satu waktu, akan bertemu lagi, dan mungkin juga sudah lupa, mungkin dan mungkin lainnya pasti ada, toh kita hanya garis, ‘kan?
Jakarta, 20 April 2022
0 notes
Text
Take a deep breath, look into the mirror;
“you are enough”
0 notes
Text
Accepting myself, It takes more than years.
Now I figure out that I can’t force people to accept me as much as I do. They only accept some part of me that they usually see, the “good” side of me, and it makes me do the same to everyone; showing some part of me, not the “real” me.
It’s okay, I know I can’t fit into every shape. I know not everyone could know me well. I only got myself and that’s more than enough.
Unbelieveable, I reach this point…
0 notes
Text
Selagi sempat, mari mengupayakan segala usaha yang bisa dilakukan. Aku belajar bahwa terlambat tidak apa-apa, selagi bisa dan mau, dicoba saja. Risiko bagaimana, kita selesaikan nanti, kita tanggung apapun itu.
Menjadi berani walau dikata waktu sudah terlewat, menguji daya juang berkali lipat.
Bukan berarti membenarkan keterlambatan, tidak sama sekali. Mungkin memang ada hari dimana kita tidak bisa menepati waktu, oleh karena berbagai sebab, kita melewatkan waktu, tersadar di kemudian hari dan mencoba berani meski sudah berlalu.
Ada rasa lega karena telah mencoba, dan tiada rasa sesal meski sudah terlambat. Belajar berani di waktu yang tepat dan memaknai sebuah terlambat.
Hei, kamu hebat, selamat!
0 notes
Text
Tidak seharusnya, manusia meminta maaf karena sudah menjadi dirinya sendiri. Ia tak perlu meminta maaf pada siapapun, bahkan pada dirinya sendiri.
Ucapkanlah terima kasih, sebab menjadi diri sendiri saat ini adalah hal yang sukar. Tak semua orang mampu jujur dengan dirinya. Entah apapun alasannya, mungkin memang jujur akan diri sendiri perlu persiapan yang panjang.
0 notes
Text
Seperti bernapas, yang kadangkala kita menghirup dan menghembuskan dengan cepat sekali, yang sesekali kita tahan dalam-dalam hingga terasa sesak dan berat lalu menghembuskan dengan perlahan.
Semua sesuai kebutuhan, sesuai situasi, sesuai kehendak maupun dengan tidak sadar sistem pernapasan telah bekerja dengan sendirinya.
Perihal melepas pergi, terkadang terasa berat sekali, bahkan merasa sudah tidak sanggup lagi. Tapi melepas pergi, juga dapat dilakukan dengan cepat sekali, sebab tahu ada banyak hal penting yang menanti untuk ditemui.
Sungguh, tidak sama sekali aku mahir, tidak sama sekali ku ahli, tapi aku banyak belajar sekali🌻
0 notes
Text
I learn how to be stronger instead of going down.
Klasik yah kalau aku bilang, aku belajar dari berbagai kejadian dalam hidup? Sorry, but I do. Aku belajar banyak dari segala peristiwa, baik yang menyenangkan maupun sebaliknya. Entah mau dikata sok tahu atau bagaimana, tapi aku merasa jauh lebih mendewasa daripada sebelumnya. Menanggapi banyak hal dengan berusaha bijak, dan tentu saja selalu berusaha kuat di setiap kejadian yang bisa dikatakan ruwet.
Terima kasih atas berbagai pembelajarannya. Terima kasih diriku karena sudah mau belajar!
0 notes
Text
[AKU YAKIN ITU]
Apa yang aku semogakan dalam setiap doa-doaku, memang tidak semua sudah Allah persembahkan nyata, tapi sejauh ini apa yang sudah aku pinta Allah memberikan dengan cara-Nya yang selalu luar biasa.
Dari situlah aku percaya, suatu hari nanti aku akan memiliki semua hal yang telah kudoakan hari ini, aku yakin Allah akan mempersembahkan dengan elegan apa yang telah aku semogakan kepada-Nya. Mungkin bukan hari ini doaku dikabulkan, tapi esok siapa tahu.
Sekarang mungkin Allah masih membuat jeda, Allah ingin aku lebih giat lagi menyemogakan apa yang aku harapkan baik, supaya aku pun terus berusaha dan berdoa kepada-Nya. Agar tak lantas terus berputus asa, padahal nyatanya kesempatan itu masih selalu ada, hanya saja akunya yang kurang mau bersabar.
Tidak ada hal yang sia-sia dari jeda yang Allah persembahkan, karena seperti apapun keadaannya aku sangat yakin dibalik itu semua ada rencananya yang luar biasa.
Aku percaya, suatu hari nanti, aku akan memiliki semua hal yang telah aku doakan hari ini, aku yakin itu. Insya Allah!
Teruslah berdoa, tetaplah berharap dan jangan mudah putus asa. Karena, semua itu kita anggap mustahil, tapi bagi Allah itu sangat-sangat mudah.
....................
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
-Surakarta, 27 September 2020-
0 notes
Text
Banyak yang tak ku ahli, begitu pula menyambutmu pergi
Banyak yang tak ku ahli, begitu pula menyambutmu tak kembali~
(Nadin Amizah - Rumpang)
0 notes
Text
Bahwa apa yang kau pijaki sekarang adalah akumulasi dari usaha-usaha dan do'a-do'amu di jauh hari. Maka ketika kau mulai melemah, merasa jenuh, ingin segera sudah, ingat lagi bagaimana kau memulai semuanya, ingat lagi betapa tidak mudahnya kau mendapatkan hari ini. . . . Semangat! Always remember why you started :) *aku sedang menyemangati diriku huhu*
0 notes
Text
Tak apa, biarkan pedih yang kemarin itu, jadi cerita kita masing-masing, kita simpan dalam-dalam, kita biarkan ia mengempis terbakar mentari atau mengembun di pagi hari.
Inginku satu, pada akhirnya nanti, kita sudah saling lega dan bahagia. Agar temu yang kita cipta ini tak sia-sia belaka. Setidaknya ada cinta yang bisa kita kenang, ada cinta yang bisa kita rasa, barang sebentar dan sedikit saja.
Aku selalu memaklumi, aku selalu melapangkan, aku berulang memaafkan, aku selalu tapi mungkin tampaknya tak begitu, maka mohonkan maaf atasku, yang jauh dari apa yang dibayangkan.
Tuhan, perkenankan kami mencipta akhir yang baik, bantu kami, maafkan kami, ampuni…
-Surakarta, 20 September 2020-
0 notes
Text
Perjalanan menuntun kita menuju banyak tempat, mengalami banyak hal, menemui banyak orang, merasakan banyak warna. Sebelum perjalanan ini selesai, mari bersiap menyambut akhir, menggenggam tangan kita sendiri sekuat mungkin, memeluk diri kita sendiri sebanyak mungkin, karena pada akhirnya, yang tersisa di akhir nanti hanyalah diri sendiri; dengan berbagai rupa kenang-kenang yang takkan terlupa🌻
0 notes