bukanwacana
bukan wacana
46 posts
-shitposting-
Don't wanna be here? Send us removal request.
bukanwacana · 4 years ago
Text
youtube
Rehat versi 2020 yakin bgt abis ini booming krn se-soothing itu🌼
0 notes
bukanwacana · 5 years ago
Video
youtube
soothe
1 note · View note
bukanwacana · 5 years ago
Text
Lagi Jalan di Tempat
Akhir2 ini lagi merasa sedang tidak menambah apa-apa dalam hidup ini. Cuma sekedar menggugurkan kewajiban sebagai DM, tiap hari ke RS, berkutat dengan pasien di poli, mengerjakan berbagai tugas. Tapi hal2 tersebut gak menambah apa2, hanya sekedar ilmu sebatas 4A lalu, sudah. 
Akhir2 ini dibuat mikir juga, sebenarnya setelah ini saya mau kemana? Koas bentar lagi selesai. Setelah itu, hidupmu terlepas dari naungan almamater. Kamu bebas. Setelah ijazah diserahkan, kamu bebas melangkah kemana saja. Mau tidak lanjut internship? Silakan, tidak ada salah dan benar dalam hal itu. Mau nikah dulu? Atau magang di rumah sakit? Magang jadi asisten seorang professor? Atau bikin bisnis? Atau mau jalan2?
Haruskah aku mikir hal itu dari sekarang?
Nyatanya memang tinggal hitungan bulan. 1 tahun dari sekarang, kamu bisa saja sedang berada dalam salah satu opsi diatas. Masalahnya, haruskan aku milih dari sekarang?
Kalau dilempar ke 4-5 tahun yang lalu, dimana Dila yang dulu masih sangat idealis khas mahasiswa yang tidak tahu apa apa, Dila yang dulu menginginkan banyak hal. Salah satunya mau jadi dokter yang suka nulis jadi biasa nge share tulisan ttg kesehatan  demi mencerdaskan masyarakat sembari melampiaskan hasrat menulis yang ada. Kalau ditarik lagi ke hari ini, coba pikirkan, langkah apa yang sudah disiapkan demi menjadi dokter yang suka menulis tersebut? Bikin blog? Gak aktif. Mencoba nulis dikit2 di medsos? Mana ada. Bahkan, haduh mana tulisan kamu tahun ini, nol besar. Haruskah dicoret mimpi tersebut?
Setidaknya Dila yang dulu masih punya banyak mimpi lainnya. Salah satunya pengen banget menjadi seorang pioneer atau setidaknya menjadi seseorang yang berpengaruh yang dapat menggerakkan suatu desa atau suatu wilayah sehingga masyarakatnya bisa maju dan sehat. Biar bisa masuk Kick Andy. Dila yang dulu tidak merasa takut jikalau harus tinggal di wilayah terpencil jauh dari kota demi mengembangkan masyarakat. Coba kita telusuri lagi mimpi tersebut. Menjadi orang yang berpengaruh yang dapat mengembangkan masyarakat adalah suatu hal yang tidak mudah. Masalahnya adalah, apakah skill yang dimiliki Dila sekarang dapat menunjang mimpi tersebut? Apakah Dila mampu berpikir jikalau menemukan kasus sulit lalu bisa ditangani sendiri tanpa panik? Bahkan kamu menangani kasus 4A saja ngap-ngapan kan?
Oke tenang, masih ada mimpi lain. Dila yang dulu pernah bermimpi untuk menjadi seorang spesialis, walaupun masih belum menemukan spesialis yang tepat, tp dari dulu dia berharap bisa menjadi spesialis anak. Sek ta, sing genah kon. Kemaren lewat stase pedi aja cuma 30% dari otakmu ada disitu, sisanya gatau dimana. Nilaimu juga gak mencerminkan sebagai salah satu calon ppds pedi. Halo?? Apakah kamu pernah punya karya ilmiah atau sesuatu membanggakan di bidang pedi??
Iya memang, ini temanya adalah menampar diri sendiri secara tidak langsung.
Jadi trus gimana?
Gausahlah ya menyalahkan masa lalu dan tetek bengeknya. Gausah mencari alasan bahwa kamu adalah produk salah asuhan yang tidak dibentuk untuk fight dalam menggapai cita-cita. Akui aja kalau memang kamu terlalu asyik dalam kungkungan kenyamanan dan kelimpahan keamanan. Memang saat ini masih belum ada hal yang dapat menggerakan hati dan otakmu secara eksternal maupun internal. Lantas bagaimana?
Ya setidaknya dengan menulis begini, otakku jd sedikit terbuka.
0 notes
bukanwacana · 6 years ago
Video
youtube
Mungkin lagu ini adalah Rehat versi oldies:)
0 notes
bukanwacana · 6 years ago
Video
youtube
Bangun pagi. Buka mata. Ambil hape, lihat jam. Lihat notifikasi, muncul notifikasi Youtube, video musik Rehat – Kunto Aji sudah keluar. Apakah dunia berniat untuk membuatku menangis pagi-pagi, pikirku. Tapi ternyata, video tersebut membawa vibe yang aneh pada hariku.
Berisi cuplikan-cuplikan video tentang hidup sehari-hari; tentang bangun pagi lalu buka gorden kamar lalu ritual pagi ke kamar mandi; tentang membuat roti meses untuk sarapan – atau jika tidak sempat bikin roti, bisa beli gorengan; tentang langit pagi dikala matahari masih sembunyi sedangkan beberapa manusia sudah harus mengaspal; tentang perjalanan pagi hari – kemacetan, bersesakan di KRL; tentang sekolah, tentang bekerja, tentang belajar; tentang ujian, tentang skripsi yang revisi; tentang bangun pagi menghadap jendela berpemandangan langit subuh menawan – tentang bangun pagi menghadap ruangan yang sama, pemandangan infus yang sama, nyeri yang sama; tentang menyiram tanaman, tentang tanaman yang mati; tentang memakan buah; tentang berlari entah mengejar apa, entah meloncat meraih apa, entah bersepeda menuju apa, entah menyelam sedalam apa, entah menarik napas dalam agar se-rileks apa; tentang tertawa entah menertawakan apa, tentang menangis entah menangisi apa, entah marah karena apa, entah lelah karena apa; intinya: tentang hidup dan kehidupannya.
Selesai menonton, kumulai membaca segala aplikasi chat dan membalasnya. Bunda mengingatkan agar mengucapkan ke Ayah yang sedang ulang tahun hari ini. Aku menghitung ulang tahun-nya – takut Bunda salah hitung. Tapi ternyata benar, ayahku sudah tak lagi muda. Hm, sudah berapa lama aku gak pulang.
Selesai dengan hape, lalu aku mandi, dengan ritual yang sama seperti biasanya. Memakai segala skincare demi wajah yg  lebih cerah – itupun dengan niat yang sama seperti hari-hari sebelumnya: biar gak minder. Memakai baju, kerudung, tak lupa pake jas lab kebesaran plus kalung id card abu-abu, serta jam tangan di tangan kiri. Ambil tas, mengisi dengan segala buku yang ada, ambil kunci mobil, mengunci kamar, lalu berangkat dengan mobil walaupun ke RS hanya 5 menit. Dengan jalan yang seperti biasanya lalu menuju lantai favorit gedung parkir lantai paling atas, hanya demi melihat view Surabaya dari gedung 6 lantai. Lalu turun dengan lift, yang hari ini tak lagi rusak.
Menuju ruangan, sambil sesekali ditanya keluarga pasien arah ruangan-ruangan yg tak mereka pahami, melewati pak koran sambil tersenyum dan sedikit anggukan – dengan permintaan maaf dalam hati karena gak beli. Rumah sakit kali itu masih sama, penuh dengan pekerja-pekerja administrasi yang berseliweran mau absen, beberapa PPDS yang berjalan dengan senyum yang disembunyikan oleh kejenuhan, beberapa DM berjalan namun masih tersisa senyum di wajahnya, pak Satpam yang masih setia berdiri di pagar mengawasi siapa saja yang lewat, beberapa keluarga pasien yang sibuk menuju ruangan yang diminta – administrasi pusat kah tadi kata perawatnya? Farmasi gedung biru yang besar? Gedung lab mengambil darah apa tadi ya, JDC? GCD kah? Atau BCD??? Iya, ternyata pagi tadi kegiatan rumah sakit masih sama.
 Entah mengapa, setelah nonton video Rehat tadi, aku jd memperhatikan hariku, ternyata hariku seperti ini, memperhatikan hal-hal kecil dan bersyukur. Ternyata pagiku pas buka mata masih ada di kamar kos yang menyenangkan ini, gak di lorong rumah sakit dengan infus di tangan. Alhamdulillah aku gak di Jakarta yang harus bangun pagi buta demi mengejar jalanan yang sepi. Ternyata perjalanan pagiku menyenangkan, gak perlu berdesak-desakan di KRL. Masih bisa naik mobil seenak jidat padahal gak nyampe 15 menit di jalan. Masih bisa beli sarapan di KPRI, gak harus menunggu hingga siang krn gak nemu orang jualan. Ternyata hidupku menyenangkan, gak perlu datang pagi-pagi buta ngurusin pasien sambil berdoa semoga gak dimarahin atasan dan gak perlu berkutat dengan sapu dan pel membersihkan jalan yang penuh lalu lalang orang hingga akhirnya kotor lagi. 
Ternyata hidupku ya hidupku yang seperti ini.
Saking mellow nya hari ini, hampir nangis tadi saat “bimbingan” dgn dokter di poli Endokrin. Seorang ibu datang dengan anaknya yang Down Syndrome dan mau kontrol hipotiroid sang anak. Sang Dokter nanya, apakah ibu itu tau keistimewaan Down Syndrome itu seperti apa? Ibu nya gak tau. “Ini Bu, coba liat telapak tangannya”. Iya, anak itu istimewa, dia punya garis di telapak tangannya yang kita ini gak punya. Si Ibu nanya di akhir, kenapa ya anaknya masih suka lemes gini? Dokternya bercerita panjang lebar sambil menganalogikan pabrik motor. Pabrik motor mengeluarkan motor Scoopy, motor manual, motor CBR. Dari beberapa jenis motor itu apakah ada yang normal? Dan apakah si motor Scoopy bisa diajak kebut-kebutan layaknya motor CBR? Si ibu hanya iya-iya aja saat dokter itu menjelaskan, sementara dibelakangnya ini mbak mas DM kagum ttg bgmn dokter itu mengedukasi. “Tuhan juga sama, Bu, menciptakan jenis manusia ada yang kayak adeknya, kayak ibu, kayak saya, kayak mbak-mas ini, tapi siapa yang normal? Gak tau kan? Dan tuhan juga udah menciptakan adeknya seperti itu, ibu seperti ini, saya seperti ini, kalo adeknya jadi kayak saya? Wah, malah jadi seperti motor Scoopy tadi diajak ngebut.”
Iya, gak ada manusia yang normal. Dokternya juga gak normal, temen-temenku juga gak ada yang normal. Tapi setidaknya manusia bisa berkerja dengan “standard normal”. “Yang dikatakan professional itu adalah ketika kamu bekerja dengan nyaman,” kata beliau di lain kesempatan. “Nyaman karena kamu yakin sudah bekerja diatas standard. Kalo kamu bekerja sesuai standard, gak akan tuh kepikiran ’duh tadi udah begini belum ya? udah begitu belum ya?’. Kalo masih kepikiran seperti itu, berarti kamu masih bekerja dibawah standard.” Mbak DM yang satu ini pun langsung kepikiran tentang ujian kemarin yang, entah kenapa dari pertama kali DM, dari stase pertama stase interna sampe stase terakhir ini, selalu aja lupa utk nekuk kaki pas pemeriksaan abdomen. Iya, aku gak normal dan gak professional.
Tapi walaupun aku gak normal dan gak professional, hidupku masih berlanjut. Masih banyak tugas-tugas yang harus dikerjakan, masih banyak materi-materi yang harus dikuasai, bukan hanya jangka pendek demi ujian, tapi juga demi pasien masa depan. Masih terlalu banyak materi yang aku gak ngerti. Merasa kalah dengan teman sendiri yang udh baca materinya. Merasa salah karena gak pernah belajar. Lalu takut dengan ujian karena memperhatikan teman-teman yang sudah mulai latihan mengerjakan soal ujian. Lalu merasa sedih sendiri dengan diri ini karena terlalu sering membuang waktu, gak pernah belajar, merasa ‘cukup pintar’, gak pernah terlalu serius memikirkan kalo aku gak tau apa-apa dan menganggap enteng kalo hal yang aku gak tau bisa dipelajari dikemudian hari. Lalu nanti nangis sendiri kalo gak bisa ngerjain ujian.
Tapi sungguh dengan ribuan materi kedokteran ini, dan segala tetek bengek profesionalitas dan lain hal nya, jadi makin males jadi dokter. Kepikiran gimana harus bangun pagi demi pasien, pualng larut demi pasien, baca banyak hal demi pasien, melatih skill kedokteran demi pasien, melatih berbicara depan pasien, dan segalanya demi pasien. Kadang aku mikir aku gak se-baik itu. Baik dalam artian bisa ringan tangan dalam membantu maksudnya. Apalagi dengan ilmuku yang hanya separo-separo gini, skill yang gak bagus-bagus amat hm entah mau kemana nanti. 
Tenangkan hati  Semua ini bukan salahmu  Jangan berhenti  Yang kau takutkan  Takkan terjadi
 fyi, Mas Kun, kalimat diatas selalu jadi mantraku kalo capek. Terima kasih banyak sudah menciptakan karya yang luar biasa:)
1 note · View note
bukanwacana · 6 years ago
Text
satu tahun
ditutup
dihalangi
dikekang
dihalau
dihindari
disembunyikan
dihadang
dikunci
digembok
dimatikan
diblok.
Kini tumblr kembali lagi, dengan minim postingan dewasa, katanya. Hm, gak tau aja kalo tumblr saranaku menulis. Setelah 1 tahun menghilang,(tumblr-nya serta minat menulisku) semoga tahun ini bisa rajin menulis kembali. 
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Link
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Text
WAHAI ANAK KULIAHAN, KALIAN BELUM BERHAK LULUS KALO GAK TAU LAGU INI
He he friendly reminder aja nih, coba nih bagi yg lagi kesusahan ngerjain skripsi, jangan2 kalian emang belum sah untuk lulus karena gak tau lagu-lagu jaman SD di bawah ini he he he. 
Lagu-lagu dibawah tahun 2010 emg legend banget, banyak band-band yang sekali terbit ilang, ada yang masih ada sampe skrg kyk Nidji. Eh tp Nidji aja udh ganti nama ya. Gue gak akan nulisin lagu dari band-band yang emg udh terbukti luar biasa kayak Sheila on 7, Jikustik, Nidji, Peterpan, Ungu, Padi, Ada Band, mereka mah gak akan pernah dilupain. Coba denger lagu-lagu dibawah ini, kalian tau gak? 
1. D’Masiv - Diantara Kalian
youtube
Kalo ini sih legend banget, lagu-lagunya D’Masiv selalu jadi nomor 1 di chartnya Dahsyat (sblm mjd acara yg alaynya kebangetan). Apa?? Kalian ga pernah nonton Dahsyat?? Oke fix kita beda kasta. Kalian kasta Brahma gue Syudra wkwk. Lagu D’Masiv lainnya: Apa Salahku, Cinta Ini Membunuhku, Cinta Sampai Disini, Rindu 1/2 Mati, Merindukanmu Btw, lagu-lagunya D’Masiv ini mellow-mellow semua entah karena efek penyanyinya apa gmn ya?? 
2. Samsons - Kenangan Terindah
youtube
Kalian beneran udh gaul kalo bisa nyanyiin lagunya ini dari awal sampe akhir tanpa terkecuali bagian yg backsound ceweknya, bagian hooo ho ho ho - nya improvisasi si Bams, apalagi bagian net net net neet gitarnya. Fix.
3. Zigaz - Sahabat Jadi Cinta
youtube
Kebangetan banget kalo kalian gatau lagu ini, at least kalo kalian bisa ikutan teriak pas bagian “TIDAKK!” I appreciate it.
4. Gabby - Tinggal Kenangan
youtube
Lagu ini serem loh gengs, isu yang beredar sih katanya yang nyanyi lagu ini bunuh diri gitu:( gatau sih sebenernya gimana, tp ygt de gosip di SD gue sih gitu, kalo di SD kalian gimana? wkwk
Jaman SD dulu, mulai banget hits yang namanya sinetron. dan dibawah ini adalah lagu-lagu soundtrack sinteron yang hits pada masanya. Aku ga afal sinetronnya tp inget lagunya wkwk sori y ga pernah tertarik nonton sinetron soalnya. Btw, di tumblr cm bisa nge attach max. 4 video, jd silakan liat link yang ada di judulnya aja ya
1, Monita - Kekasih Sejati
Lagu ribuan FTV SCTV pada jamannya:’) fix kalian belum sah gaul kalo gak pernah nonton FTV siang-siang pulang sekolah 
2. Kepompong - Sindentosca
Sebenernya ya gengs, gue masih gak paham dengan analogi kepompongnya, tapi yaudahlah yg penting sinetron Kepompong kalian tonton juga kan? Apa kalian juga gak tau?? Coba ditonton dulu aja biar sah jadi generasi milenial
3. Letto - Ruang Rindu 
Lagu sinetron juga nih, yang gatau kebangetan. Ya even tho you never watch sinetron, at least kalian mantengin MTV Ampuh di Global TV kan?? Lagu ini aja udh di cover pake bahasa Jepang loh saking legend nya wkwkw. Lagu Letto lainnya enak-enak bener deh coba aja dengerin satu-satu : Sandaran Hati, Sebelum Cahaya, Lubang Di Hati, Permintaan Hati. Btw, kalo kalian masih bisa nyebutin judul sinetronnya apa aja, kalian berhak lulus wkwk
4. Nineball - Hingga Akhir Waktu
Yang ini juga soundtrack sinetron wakakak lupa sinetron apa tp pokoknya di RCTI haha
5. Drive - Bersama Bintang
Lagu sinteron di RCTI juga ini wkwk
6. Seventeen - Jaga Selalu Hatimu
Lagu Seventeen lainnya: Menemukanmu, Selalu Mengalah, Jalan Terbaik. Kemanakah Band ini sekarang? ya silakan bisa diliat channel label productionnya.
Jaman peralihan ke SMP ini mulai banyak lagu-lagu beraroma melayu. I dont really like it, tapi thx to society udh bikin gue hafal diluar kepala lagu-lagu dibawah ini:
1. Domino - Siapa yang Pantas
Intronya mirip bgt sm Muse - Starlight tp jangan terkecoh okay. Ternyata band ini berubah nama menjadi Govinda. Ya ampun, ternyata Ade Govinda yang selama ini berseliweran di Line Today ternyata band ini baru tau aq:(
2. Tiket- Hanya Kamu yang Bisa
3. Matta - Ketahuan
hhhhh ni lagu sampe dijadiin ringtone sm Ayahku just so you know
4. Hijau Daun - Suara
Terlegendaris, kapan lagi denger Luna Maya nyanyi???
5. Vagetoz - Betapa Aku Mencintaimu
hhhh melayu bgt y
Bonus track, bukan 2000an tp enak:’)
Club Eighties - Dari Hati 
Gigi - Andai
Element - Rahasia Hati
Ada Band - Setengah Hati
Kuburan Band - Lupa Lupa Ingat
Gimana, tau lagu-lagu diatas gak? Kalo enggak, cabut gelar sarjana kalian!!
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Video
youtube
Idk why I constantly repeating this vid like crazy. Not because of the story that rhymes my world no not at all, but the song is really feels like my old Maliq is back:’)
Btw, I choose this over the melancholy Version 2, lagu yg ini bener2 kerasa backsound McD bgt hahah
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Text
Balada Tujuh Semester
balada/ba·la·da/ n Sas sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog
 Ini adalah sebuah cerita seorang rakyat yang mengharukan, tak perlu dinyanyikan, isinya sudah terlalu banyak dialog hingga terlalu berisik untuk diceritakan sehinga tertulis disini.
Gak nyangka bisa berhasil melewati ketujuh semester preklinik. Tujuh semester kuliah kedokteran. Tujuh semester penuh beban. Tujuh semester menyenangkan. Tujuh semester penuh pengalaman.
Walaupun kadang masih berpikir, kok bisa ya, gue udah sampe disini. Kayaknya kemaren masih lulus-lulusan SMA kok sekarang udah sarjana aja. Bahkan kayaknya isi otak gue gak mencerminkan dokter muda, dan kayaknya tingkah gue pun gak mencerminkan sarjana. Ya, at least tidak seperti ekspektasi jaman gue kecil terhadap manusia bergelar sarjana wkwkwk. Tapi, sungguh, tiga setengah tahun ke belakang adalah luar biasa.
Semester 1, sibuk menjadi maba sang budak proker. Sungguh, yang gue inget dari semester 1 adalah tiap sabtu-minggu adaaaa aja acara dari kakak-kakak, sampe bahkan ga inget gue pernah belajar (Toh, biomed basa-basi kan???). Ya walaupun menjadi budak proker, gue jadi paham how to organize an event like seriously in some point kalo gue gak betah jd dokter mau buka usaha EO aja. Kebanyakan acara cyin ya ampun
Semester 2, sibuk mengkhatamkan anatomi yang alkisah dapat menjegal banyak umat. Sumpah deh, ini semester terajin gue, begadang sampe malem, pagi bangun-bangun langsung megang buku lagi, semua demi anatomi:’) sama histologi juga sih ya ampun aing kagak bisa banget bedain mikroskopis2 gituL tp bener2 deh, grgr anatomi gue jd paham banget kalo usaha tidak pernah menghianati hasil.
Semester 3, mencoba mengatasi trauma sama kimia. Walaupun ditambahin bio- di depannya pun, masih aja engga sanggup:( yha sebenernya sih antara semangat gue udh terkuras di anatomi atau emg guenya aja yg gabisa. H3h3 apa kabar nih biokimia paket 2 gue yg masih dibawah rata2 hft jelek2in transkrip bgt y
Semester 4, menjaga keseimbangan pikiran antara menghafal mikro-parasit, mengurus proposal penelitian, dan acara besar angkatan lainnya. Untung saja aku tidak kolaps di semester ini hehehe terima kasih mikro:) dari Mikro aku pun belajar bahwa keberuntungan adalah salah satu faktor tak terhindari yg membawa kesuksesan. Tapiii, ketidakberuntungan pun juga sama. Kzl bgt kalo diinget2 pas milih topik buat penelitian. Udh se-gercep mungkin untuk memilih bidang yg gue sukai eh tbtb form gue gak masuk di data dr. Pudji, alhasil harus memilih lagi diantara sisa-sisa topik yang ada. Ketidakberuntungan ini pun membawa gue menjadi dibimbing oleh dosen dari mata pelajaran yg tdk gue sukai hehe entah apa maksud semesta yang membawa gue begini. Bahkan, sampe deadline sidang sudah diketuk pun gue masih mengutuk peristiwa ini sampe susaah banget ngumpulin niat untuk ngerjain. Tp yaudalahya lulus juga tuh hwhwhwhw
Semester 5, menjadi gila karena PA dan Farmako. Ketemu mikroskop lagi. Gak kuat lagi. Harus juga menghafalkan jutaan jenis obat. Alhamdulillah hidupq gabut jd cm mikirin kuliah tok gapake kegiatan lain wakaka
Semester 6, leha-leha pdhl tau pelajarannya susah-susah:’) semua ini dikarenakan kuliah cuma 4 jam sehari. Padahal ya kalo tau gitu bukannya memanfaatkan waktu buat ngurusin penelitian tp malah pulang kuliah tidur siang. Baru ngurusinnya kalo udh mepet deadline hmm emg nih y manusia. Tp yaudahlah ya penyesalan selalu ada di akhir, kalo di awal namanya preambule ye gak
Semester 7, semester puncak. Puncak dari segala biang stress. Udah gak peduli lagi sama pelajaran, yang dipeduliin cuma demi lulus doang. Semua umat meribetkan hal yang sama demi lulus, penelitian yang harus sampe ada bukti submit jurnal sampe melobi pak ketua Bapin demi deadline yang astagfirullahaladzim, harus lulus TOEFL sampe berkali2 menghantui nomor telpon pusba serta perjuangan temen2 lainnya yang harus tes berkali2, dan tetep juga harus menjaga nilai jgn sampe ada nilai mati hft pdhl ada IKM yg soalnya beda beda mulu. Tapi bener deh, resilience and how to manage yourself bener2 dibutuhin di semester ini. Deadline-nya itu loh sis ya ampun, suka banget diinfoinnya mendadak2. Diantara deadline yang dadakan itu pun harus bisa lagi mengatur diri biar terkejar. Oiya satu lagi yang bener2 dibutuhin: keep calm dan jangan gupuh. Dan jangan juga gupuhi orang (cc ke siapa ni wakaka)
Tapi alhamdulillah, Jumat kemarin (5/1/18) sebanyak 197 mahasiswa berhasil lulus tahap preklinik dan sudah sah menjadi Dokter Muda karena telah mengucap Janji Dokter Muda. Jumat khidmat, di ruang aula yang sakral. Semua perjuangan yang udah dilalui terasa kecil, karena kita udah di atas puncak. Kedepannya, masih banyak puncak-puncak yang harus didaki.
Saking terasa kecilnya perjuangan yang telah lalu, gue mau cerita tentang tangis yang tertahan, semangat yang susah terkumpul, sakit hati yang tertahan tiap mendengar kata-kata revisi dr dosbing, serta jatuh bangun lainnya selama membuat skripsi pun terasa hambar. Sekarang pikiran gue terfokus buat ntar DM, ya ampun gue bisa apa ntar di RS ya Allah:(
Sungguh keberhasilan gue sampe sini tuh 80% karena bantuan orang lain. Kalo gak karena doa orang tua, bantuan fisik & moral dari teman-teman terdekat, motivasi serta kata semangat basa basi dari orang-orang yang kutemui, tak lupa juga bantuan luar biasa dari Mas Oky duta, Mas fotocopy BM (mbaknya ga disebutin krn jutek), dosen2, karyawan, dan lainnya. Btw, ini kalo dijabarin bisa ngelebihin ucapan terima kasih di skripsi. 
Ya pokoknya I feel blessed:’) 
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Photo
Tumblr media
young the giant jacket
2K notes · View notes
bukanwacana · 7 years ago
Text
Mari beralih ke Indie!
Akhir-akhir ini lagi sangat ngetrend musik indie di kalangan anak muda zaman now. Anak muda tsb akan merasa dirinya spesial jika tiap hari mantengin channel YouTube Indielokal, dan merasa “lagu ini gue bangettt gila” sama lagu2nya Payung Teduh, Barasuara, Fourtwnty, Danilla, WSDCC, ERK, dlldll. Musik mainstream pun akhirnya ditinggalkan, toh tanpa perlu dicari, lagunya Raisa, Isyana, Kerispatih, Ada Band, Ungu, Dewa, dll selalu hadir di telinga melalui radio atau TV. *maap y contohnya malah band2 jadul krn q gatau band jaman skrg syp aj:((((
Mungkin salah satu alasan kenapa kids zaman now lebih suka musik indie adalah krn salah satu sifat pengen keliatan beda, special snowflake gitu deh. Gatau ni sifat muncul drmn, tp yg gue liat, akhir2 ini orang2 jd lebih suka terlihat beda.
Atau mungkin, salah satu faktor lainnya yaitu musik mainstream sekarang udah agak susah menembus telinga para anak muda kekinian. Para label musik terlalu memaksakan kehendak agar artis2 jebolannya diterima di masyarakat tapi sayangnya yg dengerin udh mulai bosen dengan genre tersebut. (cth: maroon 5 yg kehilangan jati diri pada album barunya vs. album pertama nya)
Sebenernya sih gak ada beda, antara lagu2 artis jebolan label dan artis indie. Hanya beda bagaimana cara ia memasarkan musiknya. Tapi, karena gak terikat dengan label, artis2 indie jd lebih “jujur” dan “berani” dalam bermusik. Mereka berani mengutarakan keresahan mereka melalui lagu. Salah satu lagu yg mengesankan: ERK - Cinta Melulu. Bahkan gue pernah berhipotesis bahwa label2 musik sengaja merilis lagu2 berbau cinta2 agar supaya anak muda terlena dengan segala hal berbau cinta dan akhirnya melupakan hal yg lebih esensial drpd cinta dalam hidupnya. Iyagt deh, konspirasi label musik.
Konspirasi ini menurut gue udh dimana2, gak cuma lagu Despacito yg katanya ada konspirasi iluminatinya (iya, katanya iluminati udh mulai merambah ke lagu2 dgn bahasa non Inggris, lihatlah Katy Perry yg mulai ngeluarin lagu bhs prancis) (ya mungkin juga lagu Sayang dan Jaran Goyang adalah kaki tangan iluminati). Konspirasi terbesar yang menurut gue paling menyedihkan adalah melalui media. Iya, Line Today yang kalian baca tiap hari itu.
Tumblr media
Salah satu judul provokatif yg gue temui pagi ini. Kalo menurut opini mahasiswa di Line sih, mereka gak salah, tapi kata sumber berita ini mereka “otak kericuhan”.
Emang udh rahasia umum kalo media2 besar skrg di back up oleh kepentingan2 tertentu. Berita di TV pun gabisa netral, hrs liat2 dulu si empunya channel itu siapa dan maunya apa. Berita2 berat sebelah itupun juga berlaku di koran dan website berita lainnya. Ya karena kyk gini keadaanya, anak muda lebih suka mantengin Youtube,Youtube, Youtube lebih dari TV, Boom!, dan mereka juga lebih menuhankan baca twit tokoh panutan / opini orang2 yg nulis2 di Line. Ygtd kebenaran yg haqiqi udh mulai tergeser. Yha, walaupun, sampai kapan pun, dan dimana pun kebenaran absolut itu tdk pernah ada tp y setidaknya ada kek gt sumber informasi yang bener2 terpercaya.
Menurut gue, dgn langkanya kepercayaan terhadap berita yang tdk menggiring opini / tdk berat sebelah, yang netral, dan tidak hoax, kedepannya akan muncul sumber2 berita Indie, alias sumber2 berita yang gak terikat dengan sesuatu hal.
Ah masa sih dil.
Ya mungkin aja. Walaupun emg tdk dipungkiri, mengolah berita tanpa dana tuh kyk ya ampun cyin mau makan dari mana. Tp yakin aq deh kedepannya ada yg kyk gitu. Gak jenuh, ta, kalian baca berita isinya berat sebelah terus? Aku sih capek ya, tp mau gmn lagi, di kampus adanya cm koran jawa p** dengan artikel ttg kebagusan FK swasta 1 halaman full sdgkn berita ttg univ ku malah berita kemalingan:(
Yaudahlahya marilah kita beralih ke segala sesuatu yg Indie. Agar supaya hidup ini tentram okeoke?
Yuk mari baca artikel anak Lingua aja ya, kenetralannya dijamin!
(yha kita mah mau ngeberitain apa apa jg ngeliat jurnal dulu bener apa kagak:( kan bukan artikel politik wakakakak)
1 note · View note
bukanwacana · 7 years ago
Text
Life ≠ Experiment
Terlalu banyak variable untuk di kontrol.
 “Duh kok ini dosenku kyk gini ya:( penelitian ku pakabar nih jadinya:(”
a.      Karma sih u ga pernah belajar biokim
b.      Karma sih u ngentengin penelitian
c.      Karma sih u doanya cuma pengen lulus doang bukan dapet ilmu
d.      Karma sih u ga pernah minta restu ke ortu
e.      Karma sih u solat bolong2
f.       Karma sih u ngga pernah bantuin penelitian temen
g.       Yha namanya juga hidup, mungkin ini ujian dari tuhan
h.      Mungkin aku hrs lbh bersyukur, alhamdulillah dosennya msh gampang ditemuin
There’s so many ways to find a reason over something and how to react bout it.
But this is life, not an experiment. You may have many hypotheses, but the goal of it is not finding the answer, just go walk through whatever will happen and take any lesson you get. If life is an experiment, you will find the answer of every why-s you have in the Scopus Index Journal easily and every people will live happily. Tapi, kenyataannya enggak, kan?
- efek dikejar deadline sidang tp hati masih ingin hura hura
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Audio
(via https://open.spotify.com/track/1k8wWtaL30ncdF7Mrginys)
Coba itu yg suka Akad, suka ini juga gak?
Ini adem banget ga boong
(((adem)))
dikata ubin masjid adem
1 note · View note
bukanwacana · 7 years ago
Text
Menjadi Bermanfaat
Lagi ngerasa gabut banget akhir2 ini. Mau belajar tp ujiannya masih lama, mau ngerjain penelitian tp kok urgensinya masih blm kerasa, kerjaan keorganisasian juga lg minim. Aneh emg manusia, pas lg sibuk2nya tidur aja nyuri waktu, giliran gabut gini minta kerjaan dibanyakin biar gak tidur terus hft.
Yang lagi gue pikirin kalo lagi gabut gini adalah betapa gak bergunanya hidup gue. Seakan-akan kehadiran gue di dunia ini gak ada manfaatnya, gak ada gue jg gak berpengaruh apa apa. Gue ngilang jg siapa sih yg mau nyariin:)
Entah kenpa gue ngerasa doktrin “menjadi manusia yang bermanfaat” itu agak bahaya. Seakan-akan, tiap detik yang manusia harus lakukan itu gak boleh ada yg sia-sia, semuanya harus berbuah manis, semuanya harus ada efek positif ke kehidupan yang fana ini. Terlalu utopis. 
Hah? Utopis? Masa sesusah itu utk bermanfaat? pesimis bgt idup u
hhhh maap y lg ngerasa gt nih:(
Entah kenapa gue lg ngerasa apapun yang gue lakukan itu ga berefek apa apa utk orang banyak. Jangankan untuk orang banyak, buat diri sendiri aja masih tanda tanya. 
Penelitian, tertulis di bab satu bahwa penelitian ini akan membawa manfaat akademis maupun sosial, tapi apa, udh tercium hawa-hawa bahwa penelitiannya gak sesuai hipotesis dan cenderung gagal gini. Terwujudkah manfaatnya? Kasian mencit2 gue, jd hewan percobaan tanpa hasil yg luar biasa:(
Jangankan ngerjain penelitian, bahkan gue ngerasa apa yg gue lakukan dgn “jabatan” di organisasi aja gak berpengaruh apa-apa. Salah aing jg sih emg, sok-sokan ada di 2 tempat, akhirnya gak fokus di keduanya dan akhirnya minim kontribusi. Ygt de, gak bold dikedua tempat. 
 Gak bold.
Kata tsb yg menghantui gue entah sejak kpn ya Lord help:( 
Kalo denger kata Jokowi, lgsg keinget apa? Bagi-bagi sepeda Kalo denger kata Setnov, lgsg keinget apa? Shitty “wakil rakyat” Kalo denger kata Raisa, lgsg keinget apa? Cantik, suaranya bagus
Mau ngasih contoh orang yg ga terkenal tp kok ntar ga ada yg kenal wqwq ygtdeh intinya, kadang dengan denger nama doang udh kebayang orang tsb seperti apa. Bukan fisiknya aja, tp nilai di diri orang itu yg bikin beda. 
“Kamu kenal si B gak?” “Si B? yg kurus itu ta?” “Hhh u juga kurus keles, itu lohh yg jago main badminton, yg kalo nge-smash raketnya sampe jebol” “Oooh yaa I c I c, doi sempet ngutang ke gue tuh pas beli akua di kantin”
Contohnya gitu. Si B punya sesuatu hal khusus yang bisa mendeskripsikan dia shg bisa dikenal orang.
Hhhh kl aq apa y:( grgr creative week nih, q jd mempertanyakan hidup q:(
Secara appearance saja ku tida menarik dan tida bold unless my tan skin and pimples everywhere, apalagi things I could do that can describe myself. akademis tidak menonjol, social life jg b aja. Personality ku saja tidak bold, bahkan utk sekedar describe what kind of human I am aja gatau kyk apa:( hhh apalagi hobi, hobiku menatap langit senja sambil berkeluh kesah tentang hidupq yg tida jelas ini
Trus gmn mau menjadi bermanfaat coba kalo hidup sehari-hari aja ga jelas. Bahkan untuk sekedar bermanfaat aja, rasanya gue harus menunggu diri gue menyandang gelar dokter dulu, ketika udh berilmu banyak baru bisa bermanfaat. Krn ya apa ya, kalo skrg2 ini hidup gue b aja dan ga punya pengaruh apa2 utk kehidupan.
Tapi
Tapi nih ya
Sebenernya
Pemikiran tsb sangat salah hehe:)
Sebenernya, gausah nunggu utk menjadi hebat untuk bermanfaat. Seperti lagu CJR – Terhebat. (y ku sungguh diam diam suka dengan lagu ini)
Tak perlu tunggu hebat Untuk berani memulai apa yang kau impikan Hanya perlu memulai Untuk menjadi hebat raih yang kau impikan
Kadang kita lupa, bahwa sekedar beli makan pagi di ibu yang biasa jualan di depan kelas aja kita udh bermanfaat bagi ibunya dengan memberikan sedikit untung untuk si ibu
Kadang kita lupa, bahwa dengan sekedar nyapa pak satpam yg mukanya mencureng bete krn abis dimarahin istrinya tadi pagi aja kita udh bermanfaat bagi beliau 
Kadang kita lupa, bahwa dengan sekedar melakukan penelitian dgn mencit di Lab Biokim, even tho mengganggu kehidupan mencit, tapi si mencit mendapat pahala krn dia rela menjadi hewan coba demi bikin gue lulus. Dan dgn begitu pun, bapak2 di lab Biokim bisa hidup krn punya kerjaan untuk diurus
Kadang kita lupa, bahwa hanya dengan sekedar buang buang waktu main werewolf sama temen2 KKN yang udh lama ga ketemu berarti kita udh berusaha menjalin silaturahmi. Bisa aja kan, kita masuk surga karna ini?
Gak perlu nunggu jadi dokter hebat dengan ilmu tinggi untuk jadi bermanfaat.
Mungkin dengan nulis gini, terlihat sepele dan gak penting, tp bisa aja ada orang lain yg baca trus jd tertampar oleh ini. Gak jarang loh, gue tertampar hanya krn komenan orang entah in real life atau di internet. Ygt deh kadang opini tak berdasar kita tuh bisa membukakan isi kepala orang lain yg blm terpikirkan oleh dia.
Hh idup ini lucu.
Sungguh, gak ada yg sia-sia di hidup ini.
Ya, semoga aja gue bisa memegang teguh prinsip tersebut. yha unless when im desperate and depress whenever PMS attack occur
3 notes · View notes
bukanwacana · 7 years ago
Video
youtube
Bang Sameer, bisa gak kalo nyanyi, suaranya selo aja?
Seri In The Open terbaik sumpah deh 
0 notes
bukanwacana · 7 years ago
Text
Salah satu kebahagianku
Setelah berjuta kali menjadi panitia dalam berbagai hal, sampai bingung sbnrnya gue mahasiswa jurusan kedokteran atau event organizer, akhirnya kmrn bgt ini menjadi seorang delegasi. Gak tanggung2, milihnya yg sekalian jauh, ke Bali. H3h3 sengaja demi ketemu pantai. Sumpah deh, niat awal gue cuma pengen jalan2, secara, Pulau Dewata gitu loh. Nirfaedah emg ya niatnya wq.
Yha, I’m not gonna commenting about gimana jalannya acara tsb, gue yakin kalo Unair yg ngadain bakal lebih wow drpd kmrn itu wkwk. *sungguh ini bukan ajakan agar Unair mengambil tender taun depan*
Yg ingin gue komentari adalah… betapa akhirnya gue sadari kalo pepatah “Air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak” adalah benar dan nyata. Tiap suatu perkumpulan itu emang punya kesamaan tersendiri, dan gue merasakan kalo anak2 di PJN kmrn adalah setipe dengan gue, setipe dengan anak2 kejurnalistikan. Mungkin secara kasat mata gak keliatan, tp gue menyadari kalo mereka itu tipe2 introvert yang diam2 punya skill yang mumpuni. Tp tolong ngertiin dulu arti introvert dengan benar, introvert bukan berarti anak yang diam, pemalu, jarang bergaul dll. Hm, bisalah ya dibaca sendiri di website2 terpercaya diluar sana. 
Tau dari mana dil, anak2 kmrn PJN introvert semua? ya ga semua wk lebay y
Ya gt deh, gue observasi. Sbnrnya sih contoh simple dan keliatan bgt: di bis mereka semua anteng:( beda bgt sama kakak panitia di blkg yg heboh sendiri wqwq. 
Dan akhirnya, karena gue merasa gue berkumpul dengan orang-orang yang setipe, gue pun merasa nyaman disekitar mereka dan cenderung bisa mengupas lapisan terluar gue, yaitu kejaiman wkwk. Dengan terbukanya lapisan ini pula, gue pun merasa pede untuk bisa mengembangkan diri gue di dalam sini. Maksudnya apa sih.
Setelah mengikuti Rakornas dan berbincang2 dgn kak Shidqi selaku Dirut BPN (+ Nugi selaku Diruter), gue pun jadi paham ttg gimana BPN itu, at least dari pandangan dia (Nugi nya gak diitung krn dia ngilang main werewolf). Gue dari awal diceritain Firanti pun gemes mau ngobrak-ngabrik BPN, tp apa daya, baru tau BPN pas tahun terakhir, dikala udh digempur oleh tuntutan sidang. Telat banget deh.
Dan gue juga berasa telat banget merasakan bahwa lapisan kenyamanan gue berada diantara hal-hal sejenis lingua. And this is all because of anatomy wkwk gadeng.
Gue baru skrg menyadari kalo gue membuang masa semester 2 gue sia sia. Hehe gak sia2 juga sih, nilai sih oke tp organisasi gak jalan samsek demi anatomi. Inget bgt, gue sangat-sangat apatis jaman semester 2, gue hanya mengerjakan apa yang diminta, kalo ada tawaran gak akan gue ambil. Bahkan, Acne jaman mbak Dafina adalah Acne terbanyak dan gue gak pernah ngambil. Alhasil, gue gak begitu deket dgn anak2 lingua, except few. Baru pas jaman2 mbak Salma dan sekarang ini gue mencoba melibatkan diri dengan lebih.
Mungkin, kalo dari awal gue tau kalo gue akan merasa nyaman dengan hal-hal seperti ini, gue akan aktif dari awal. Sbnrnya sih, emg gue jg tau kalo gue suka hal kyk begini dari dulu, tp gegara sok sokan ingin mencoba hal-hal baru, gue pun jg tetap di BEM dan bahkan sok sok an daftar KPLA pas jaman maba.
Yha namanya juga maba.
Jadi keinget pertanyaan maba pas kmrn School of Mawapres. Gegara zaufy, sang mawapres yang unggul di akademik dan non akademik, memaparkan bahwa harus tau tujuan hidup mau kemana dan fokusin dari awal semester 1, para maba yg merasa hidupnya belum “bulat” pun galau. Sungguh, dek, gue diawal juga merasa kayak gitu. Masih bingung bgt, sebenernya gue sukanya apa sih, sebenernya gue bisanya apa sih, sebenernya passion gue kemana sih (yak, kata2 tricky passion itu menghantui gue dari SMA). Bahkan, gue jg selalu bertanya ke diri gue, sebenernya gue mau jadi dokter apa enggak sih.
Dan, dek, sungguh ya, gue baru menemui jawaban atas segala kegalauan gue ttg passion, cita-cita, minat dan bakat, dsb, dkk, dll, itu baru akhir2 ini di semester 7. Telat? Gak ah, gak ada kata telat utk belajar wkwk.
Gue tau, my true calling itu ada di menulis, tp waktu itu gue jg tertarik untuk mencintai alam ala ala Mapala plus benefit diajarin skill kedokteran lebih dulu (skrg sih ogah y, jgnkan naik gunung, lari tiap minggu ke koni aja mager bgt). Gue tau, my true calling itu ada di menulis, tp waktu itu posisi BEM bisa membuat gue melebarkan pertemanan dan tetek bengek organisasi. Gue tau, my true calling itu di menulis, tp menurut gue gak ada salahnya “menghabiskan” waktu belajar gue dengan menjadi panitia ini itu yang gak wajib karna kan bisa melebarkan pertemanan dan gue jd tau how to organize an event.
Gak ada salahnya kalo di awal terlihat seperti Jack of all trades, Master of None, kan? Ya walaupun terlihat spt orang yang gak fokus, seenggaknya dengan mencoba hal2 tsb, gue jd bisa memilah, mana yg cocok buat gue mana yang bukan.
Bahkan, dengan 7 semester yang udh gue lalui ini, setelah tau seluk beluk dokter dan isi2nya, keinginan gue untuk mjd dokter yang gak megang pasien malah semakin bulat.
Loh loh loh.
Dari awal semester, tiap denger kalo jadi dokter itu harus memikirkan ini itu biar pasiennya sembuh tanpa menuntut sang dokter, gue selalu bergidik ngeri. Bener ta, gue bisa kayak gitu? Apalagi kalo udh ngomongin treatment atas suatu penyakit, dari yang harus diginiin dulu digituin kemudian, gue pun bertanya dalam hati: Harus ta, gue ngelakuin segitunya nanti? Kadang pun untuk sekedar empati terhadap orang lain aja gue ragu, melihat hidup gue yg terlalu gak peka ini. Ditambah lagi slogan yg selalu digadang2kan: Long Life Learning. Yha Lord, aing aja bljr tiap h-sekian ujian gimana kalo seumur hidup?1!?
Bahkan, kadang tiap ditanya orang mau jadi spesialis apa kedepannya, gue hanya menjawab bbrp departemen yang lumayan gue seneng dgn materinya, kalo gak kulit, neuroscience, psikiatri. Itu pun kadang gue ngerasa such a hypocrite krn I don’t really want to involve in sick-human life. Bahkan kadang, pemikiran gue yang terlalu radikal melontarkan pernyataan bahwa: lo yg salah (mksdnya bnyk pnykt kan ada sangkut pautnya dgn lifestyle atau environment, selain krn takdir tuhan) tp malah gue yang harus ngobatin?!!? Yak terlalu ekstrim emg
Walaupun gue ga ada pengalaman dan gak begitu paham tentang advokasi ala ala anak aktivis kelas kakap, at least kerja di IDI atau KKI atau Depkes merancang kurikulum kedokteran dan menata sistem BPJS terdengar lebih menarik daripada tiap hari harus ketemu orang sakit. Selama ada kemauan, disitu ada jalan, gitu kan pepatahnya?
Ya, inti dari tulisan ini adalah: Listen to your true calling. Mungkin sekarang2 lo masih bingung hobi lo apa, apa yang lo bisa, minat dan bakat lo apa. Tenang aja. Mungkin juga skrg lo gak ngerasa bener2 yakin tentang apa yang lo lakukan. Gapapa, sungguh deh. Asal lo tau apa yang ada di diri lo dan stick to it, lo bakal nemu arti dari “minat dan bakat” lo sesungguhnya. 
Dicoba dulu aja dengan menilai diri lo melalui test personality yang ada di internet2 itu, 16 Personaliy, atau OCEAN. Mungkin kadang hasilnya terasa gak valid, berasa hasilnya beda2 tiap test, gapapa. Dengan sekedar baca soalnya aja bikin lo mempertanyakan diri lo itu sbnrnya gimana, dan endingnya lo bakal aware tentang diri lo, tentang gimana lo menghadapi sesuatu, tentang gimana lo berinteraksi dengan orang. Ntar juga ujung2nya lo jadi tau apa yang jadi kelemahan lo, dan apa yang jadi kekuatan lo. 
Kalo udah tau apa kelemahan dan kekuatan lo, seenggaknya lo jadi tau mau mengarahkan diri lo kemana. Kyk kalo lo tau bhw lo itu gak bisa kalo gak teriak2 kalo ngomong ya jangan milih utk kerja jd Pustakawan, dan kalo lo tau lo itu orgnya agak susah berhubungan dgn orang lain ya jangan jadi Humas. 
Yagitu ya. Sumpah deh, kalo lo udh ngumpul dengan sesama lo, rasa nyaman akan muncul dan ngembangin diri gak akan kerasa susah. Apalagi bagi orang2 kyk gue yg ga gampang utk approaching human h3h3,
hehe aku syenanggg
0 notes