Tumgik
budaktuanraja-blog · 12 years
Quote
When I am with you, everything is prayer.
Rumi  (via inmyonedesiretoknowyou)
7 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
Hatiku telah menjadi sebatang pena di antara jemari kekasih;
Malam ini Dia mungkin menulis Z, esok mungkin menulis B.
Dia memotong dan menajamkan pena-Nya untuk menulis riq’a dan naskh;
Sang pena berkata, “Aku patuh, karena Engkaulah yang paling mengetahui segala hal.”
Divan-i Syams 3530: Mawlana Jalaluddin Rumi
14 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
20 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
648 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
103K notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
Dzikir Qolbi Mengantar Kepada Allah
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi Dalam kitab Tanwirul Qulub, Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi, pengarangnya, memberikan sejumlah petunjuk tentang cara melakukan dzikr qalbi. Perkembangan tasawuf meng-alami pasang surut hing-ga sekarang. Pada akhir abad ke-19, ketika tasawuf mengalami masa surut, di dunia sufi masih muncul seorang tokoh sufi yang cemerlang. Yaitu Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi An-Naqsyabandi dari Irbil, Irak. Pencantuman Al-Naqsyabandi pada namanya merupakan pertanda bahwa ia pengikut Tarekat Naqsyabandiyah, sekaligus keturunan pendiri langsung terekat Syalh An-Naqsyabandi Baha’uddin Muhammad bin Muhammad Al- Uwaisy Al-Bukhari. Syaikh Muhammad Amin menyebut-nyebut bahwa jalur spiritualnya adalah seorang alim dari India, yaitu Ahmad Al-Faruqi As-Sirhindi, yang mendapat gelar Mujadiddul Fathani, dan putranya, yaitu Muhammad Ma’shum, hingga ke atas ke-pada Syaikh Naqsyabandi, Salman Al-Farisi (sahabat Nabi SAW), Abu Bakar, sampai kepada Nabi, Jibrii, dan terakhir Allah SWT. Para pengikut dan orang zaman sekarang mengenal dirinya dari karyanya yang berjudul Tanwirul Qulub, yang di-sunting, dengan disertai biografi, oieh penggantinya, Syaikh Salama Al-Azzami dari Al-Azhar (edisi keenam, Kairo, 1348 H/1929 M). Dalam buku itu, sang penulis biografi menuturkan berbagai kisah karamah dari sang guru. Seperti, saat sang guru, Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi, makan bersa-mamurid-muridnya, meski dengan sedikit roti, anehnya makanan itu memadai bagi mereka semua. Bahkan roti itu masih tersisa. Dalam kisah lain diceritakan, seorang pesaing Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi, yang diangkat sebagai imam masjid tertentu, jatuh terkulai pada malam pengangkatan, dan tidak pernah sembuh. Sementara Syaikh dikenal sebagai orang yang mampu menyembuh penyakit-penyakit yang divonis dokter tidak bisa disembuhkan. Pernah, kala Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi berada di Kairo, Mesir, para pengikutnya di Makkah melihat sosok (ruh)-nya. la sering meramalkan dengan tepat kejadian-kejadian yang akan datang. Selama hari-hari terakhir dalam hi-dupnya, ia tak pernah terlihat tanpa selubung hangat cahaya gemerlapan yang menyilaukan bagi yang memandangnya. Tanwirul Qulub diawali dengan se-buah tinjauan tentang asas-asas theologi dan yurisprudensi Islam. Sebuah buku tasawuf klasik yang memang harus ada, untuk menangkis tuduhan pada uraian tasawuf yang menyimpang dari risalah syariat. Bagian ketiga, halaman 404-565, tentang tasawuf, agak global dan banyak mengutip para pendahulunya. Salah satu bagian kitab Tanwirul Qulub yang dipandang unik oleh peneliti sufi dari Inggris, A.J. Arberry, dalam buku Pasang-Surut Aliran Tasawuf, adalah bahwa di dalamnya pengarang memberikan sejumlah petunjuk tentang cara melakukan dzikr qalbi (zikir hati). Dzikir ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, dzikir dengan nama Allah; ke-dua, dengan LA ILAHA ILLALLAH puncaknya ILLALLAH. Keseluruhan ini merupakan bagian pertama pengakuan keimanan seorang muslim, syahadat: La ilaha Wallah (Tidak ada Tuhan selain Allah). Sebelas Persiapan Dzikir Qolbi Ini terdiri dari sebelas praktek persiap¬an (adab). Yakni, satu, berwudhu. Dua shalat dua rakaat. Tiga, menghadap kiblat (Makkah) di tempat sunyi. Empat, duduk dengan kaki terlipat, seperti kala shalat. Lima, meminta pengampunan bagi segala dosa sambil menggambarkan semua perbuatan keji seakan-akan semua itu ber-ada di hadapan kita, dan dilihat oleh Allah Enam, membaca surah Al-Fatihah se-kali dan Al-lkhlash tiga kali, dan dihadiahkan kepada ruh Muhammad dan ruh-ruh semua guru Naqsyabandi. Tujuh, memejamkan kedua mata Mulut tertutup rapat, lidah ditekan ke la-ngit-langit mulut, untuk menyempurna-kan sikap tawadhu’, dan mengusir semua gangguan yang datang. Delapan, melakukan “praktek kubur” yaitu berkhayal seolah-olah telah mati’ telah dimandikan, terbungkus kain kafan, dan dibaringkan di dasar liang lahat, dan para pengantar telah beranjak, sedang ia sendirian menghadapi “pengadilan”, yaitu prosesi “pertanyaan dan siksa kubur”. Sembilan, melakukan “praktek tuntunan” (tawasul). Bila hati si taubat (taib) menghadap hati gurunya, dengan mem-bayangkannya walau dia telah tiada, dan mengharapkan berkat sang guru, se-olah-olah hati ini luruh (fana) ke dalam dirinya. Sepuluh, memusatkan segenap indra jasmani, membuang dorongan hati yang cenderung melawan, dan mengarahkan segenap persepsi kepada Allah. “Ya Allah, Engkaulah Tamuku, dan keridhaan-Mu-lah yang kudambakan.” Lalu mencamkan nama Allah dalam hati, dengan memba-yangkan bahwa Allah hadir dan meng-awasi kita (gejala pertama batiniah). Sebelas, memejamkan mata, me-nunggu “kunjungan” (warid, yakni gejala kedua batiniah) dzikir, yang berlangsung sejenak sebelum membuka mata. Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi menyertakan sebuah gambaran ringkas tentang simbol-simbol di dalam tubuh. Qalb bentuknya mirip pohon cemara. Berada di bawah kaki (yaitu, kendali agama”) Adam, berwarna kuning. Ruh (ruh, jiwa), berada di bawah kaki Nuh dan Ibrahim, wamanya merah. Sirr (kata hati, nurani), berada di bawah telapak kaki Musa, dan berwarna putih. Khafi (lubuk tersembunyi), berada di oawah telapak kaki Isa, dan berwarna hitam. Akhfah (lubuk paling dalam), berada ? Tengah-tengah dada, di bawah telapak kaki Muhammad, dan berwarna hijau. Setelah menerangkan hal ini, Syaikh Muhammad Amin memberi petunjuk pentang cara menafakuri dzikr LAA ILAAHA ILLALLAH Teserap Tarikan Hakikat Ilahi Usahakan agar lidah menekan kuat-kuat langit-langit mulut. Setelah menatik nafas yang dalam tahanlah, mulailah dengan kata LA, seakan akan kita memasuki dari bawah pusar. Biarkan ia merasuk kesepanjang organ-organ yang telah disebutkan diatas, dan terakhir angkatlah ia menuju “jiwa rasional” 9an-nafsul an natiqah) yang ebrada dibelahan pertama otak . Ikutilah hal ini dengan membentuk huruf Hamzah dari Ilaha (dalam khayalan) dari otak, lalu biarkanlah turun hingga berakhir pada tulang belikat kanan, allu tarik ke bawah menuju ruh. Lantas bayangkanlah bahwa kita seolah-olah sedang emngambil huruf hamzah dari kata ILLALLAH dari tulang belikat. Biarkanlah ia meliuncur kebawah sepanjang tepi dari tengah dada dan berakhir di latifah qolb. Yang terbayang di Qolb adalah Denyutan kalimat keagungan, dengan segenap tekanan nafas pada ulu hati hingga panas terasa disekujur tubuh. Panas ini akan membakar butiran-butiran yang baik akan tersinari oleh cahaya keagungan. Proses ini harus diulang-ulang sebanyak dua puluh satu kali secara sadar dengan emmperhatikan dan merenungkan kalimat yang ditafakuri. Dipenghujung penyerahannya akan mengalami rahasia dari zikir qolbi. Disini dia akan kehilangan kesadarannya sebagai seorang manusia dan sebagai ciptaan dan akan terserap oleh tarikan hakikat ilahi. Demikian sekilas Dzikkir qolb yang dituliskan oleh syeikh Muhammad Amin Kurdi didalam kitab Tanwirul Qulub. Sumber: Al Kisah
1 note · View note
budaktuanraja-blog · 12 years
Quote
Ibn Masruq berkata, “Aku hadir ketika Samnun Al-Majnun sedang berbicara tentang cinta, dan semua lampu di masjid lalu berguguran.” Ibrahim bin Fatik menuturkan, “Suatu ketika aku sedang mendengarkan Samnun Al-Majnun berbicara tentang cinta ketika seekor burung kecil datang dan bergerak ke arahnya. Ia terus mendekat hingga akhirnya duduk di tangannya. Kemudian ia mematuk-matukkan paruhnya ke lantai sampai darah mengalir dari mulutnya dan ia mati.”
Ar-Risalah Imam Qusyairi (via majnun77)
15 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
2K notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Quote
Jangan pernah bernapas tanpa mengingat Tuhan, karena mengingat-Nya memberi kekuatan, sayap dan bulu-bulu burung ruh.
Maulana Jalaluddin Rumi qs: Fihi Ma Fihi 175 (via majnun77)
6 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Quote
Keindahan dan keagungan Allah adalah milik-Nya, keindahan dan kemegahan dunia ciptaan yang dipinjamkan-Nya.
Maulana Jalaluddin Rumi qs (via majnun77)
22 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
32 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
RUH SHALAT
Shalat tidak terkandung dalam bentuk semata. Shalat formal memilki awal dan akhir, sebagaimana semua bentuk dan tubuh dan semua yang melibatkan wicara dan suara, tetapi jiwa tak bersyarat dan tanpa batas: ia tidak pernah berawal dan berakhir… Shalat adalah penenggelaman dan ketidaksadaran jiwa, sehingga semua bentuk ini tetap utuh. Pada saat itu tidak ada ruang bagi Jibril, yang adalah ruh suci. Seorang yang melakukan shalat dengan cara ini menjadi bebas dari segala kewajiban agama, karena dia terlepas dari akalnya. Peleburan diri ke dalam kesatuan Ilahi adalah ruh sejati shalat.
( Maulana Jalaluddin Rumi qs: Fihi Ma Fihi 15)
7 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
AIR MATA UNTUK TUHAN
Ketika Tuhan berharap untuk menolong
                Dia membiarkan kita bersimbah air mata:
Namun air mata untuk-Nya membawa kebahagiaan,
dan menghasilkan tawa.
Siapa yang mengharapkannya adalah hamba Tuhan.
Kemanapun air mengalir,
kehidupan menghijau:
Kemana air mata jatuh,
keagungan Ilahi dipersaksikan.
( Maulana Jalaluddin Rumi qs: Matsnawi I: 817-20 )
90 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
ANAK KECIL INGIN KE MAKAM RASULULLAH SAW
Pada zaman Al Imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie ( pengarang maulid Dibai), dikala waktu sang imam ingin ziarah ke Makam Rasulullah SAW dari kota Yaman ke kota Madinah bersama para sahabatnya dan jammaahnya. Ada seorang anak kecil yang ingin sekali melihat Makam Rasulullah SAW, Al Imam menanyakan kepada salah satu sahabatnya. ”Ini anak siapa? Apa yang ingin ia lakukan?”
 Dan salah satu sahabatnya mengatakan
 ”Ia ingin ikut perjalanan kita, Ya Imam.”
 Lalu Al Imam itu menjawab,
 “Tidak boleh karena perjalanan ini sangat jauh dari kota Yaman sampai Madinah menepuh jarak 4 sampai 1 minggu perjalanan itu pun naik kuda.”
Lalu anak itu pergi karena tidak di izinkan oleh Al Imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad Al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al- Syafie. Tapi waktu dalam perjalanan menuju kota Madinah anak itu diam- diam ikut dan mengumpat di bawah kereta kuda Sang Imam tersebut,ia hanya bergelantungan di antara roda-roda kereta kuda tersebut. Dalam perjalanan ia tidak makan dan minum selama 1 minggu perjalanan karena sangat ingin sekali melihat Magam Rasulullah SAW dan sangat mencintai Rasulullah SAW.
Dan setelah satu minggu rombongan tersebut sampai di kota Madinah. Tiba-tiba ada seorang sahabat yang berteriak
 “ Ya Allah, ini anak kecil yang kemarin dilarang olehku untuk ikut bersama kita tetapi ia pun ikut bersama kita anak tidak melihat anak kecil ini selama perjalanan. Kemudian anak kecil itupun langsung berlari dan mengambil debu, meyirami debu kewajahnya sampai tidak bisa bernapas dan meninggal di kota Madinah ia pun belum sempat berziarah Makam Sayyidina Muhammad SAW karena sangat bergembira sudah sampai kota Sang Nabi, lalu Al Imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menangis melihat anak kecil ini yang sangat mencintai Rasulullah SAW. Lalu di sepakati oleh rombongan dan Imam untuk menguburkan anak itu di kota madinah, lalu berbeberapa hari Al Iimam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie di kota Madinah dan sempat menziarahi makam anak kecil tersebut ia melihat makam tersebut bergeser mendekati Makam Sayyidina Muhammad SAW . SAMPAI SEKARANG MAKAM TERSEBUT MASIH ADA DAN MAKAM TERSEBUT ADA DI SEBERANG MASJID NABAWI.
 Al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menagis di dalam rumahnya “Aku ini adalah seorang imam tapi aku malu melihat kecintaan seorang anak yang sangat mencintai Rasulullah SAW. Dan sang Imam pun menulis riwayat perjalanan anak kecil tersebut di Maulidnya.
25 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
Love
14 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
271 notes · View notes
budaktuanraja-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
44 notes · View notes